BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola asuh orang tua terhadap anak ternyata berbeda-beda sesuai latar belakang wilayah, status sosial, etnis dan agama. Menurut Singgih D. Gunarso (200:55), pola asuh orang tua merupakan perilaku orang tua dalam interaksi yang meliputi orang tua menunjukan kekuasaan dan orang tua memperhatikan keinginan anak. Kekuasaan dan cara yang digunkan cenderung mengarah kepada pola asuh yang diterapkan. Pola asuh orang tua di wilayah perkotaan lebih mengarahkan anak untuk berpikir secara rasional dan berorientasi pada tindakan atau perbuatan, membimbing rasa ingin tahu anak dan membiasakan berpikir kreatif (divergen). Mereka berpikir bahwa ada suatu masa perkembangan anak yang disebut masa keemasan, dimana pada masa tersebut anak dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki apabila diberi stimulus yang baik. Pola pikir seperti itulah yang menuntut beberapa orang tua di wilayah perkotaan lebih selektif memilih lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk anaknya. Adanya lembaga PAUD di wilayah perkotaan yang menawarkan bermacam metode pendidikan anak usia dini, memudahkan peran orang tua dalam mendidik anak untuk menunjang perkembangan secara holistik. Perkembangan anak secara holistik (utuh) meliputi dimensi sosial, emosional, bahasa dan kognitif, fisik, dan kreativitas (Rasdi, dkk, 8). Salah satu metode pendidikan anak usia dini yang ditawarkan pada lembaga PAUD yaitu melalui pendidikan seni rupa. Anak akan merasakan kepuasan dan percaya diri akan karya yang diciptakan atas dirinya sendiri. Anak juga akan terlatih untuk mengekspresikan diri, mengembangkan kreativitas, kemampuan berbahasa dan citra diri. Dengan begitu anak akan mampu menceritakan serta mengungkapkan pengalamannya secara visual. 1
Melalui pendidikan seni rupa tersebut akan menghasilkan karya berupa gambar anak yang secara umum dapat memiliki sifat ekspresif dan dinamis (Camaril, dkk. 1999). Apa yang digambarkan anak mencerminkan pribadinya, mengungkapkan apa yang diketahuinya dan tidak menggambar sesuai dengan kenyataan. Disinilah peran lembaga PAUD untuk memacu imajinasi anak agar dapat mengeluarkan ide-ide kreatifnya secara visual. Membaca fenomena pentingnya pendidikan anak usia dini di wilayah perkotaan, peneliti berasumsi bahwa peran lembaga PAUD sangat berkaitan untuk mencapai keberhasilan seorang anak dalam berkarya seni, terutama seni rupa. Anak yang distimulus secara baik oleh lembaga PAUD akan lebih berekspresi dan terbuka dalam berkarya. Oleh karena itu, peneliti berencana bekerjasama dengan lembaga PAUD untuk menstimulus daya kreasi anak dalam menghasilkan karyakarya seni rupa. Dalam upaya tersebut, anak di beri kebebasan berekspresi menceritakan pengalaman atau ungkapan dalam bentuk gambar terhadap tema yang telah diberikan terlebih dahulu. Gambar-gambar anak yang dihasilkan akan diolah kembali oleh peneliti menjadi sebuah produk kriya yang bernilai guna. Salah satu produk kriya yang berpotensi bagi perwujudan karya tersebut adalah batik. Batik pada produk kriya ini dapat dipahami sebagai proses penulisan gambar atau ragam hias pada media apapun dengan menggunakan lilin batik (wax) sebagai alat perintang warna. Merujuk pada definisi batik tersebut, batik dengan motif olahan gambar anak termasuk sebagai batik sempalan. Istilah batik sempalan diambil dari analogi pewayangan yang berarti telah jauh dari pakem cerita klasik. Oleh karena itu batik sempalan dapat diartikan sebagai batik modifikasi bebas hasil kreatifitas desainer/pembatiknya, yang sudah tidak memakai pakem dari segi motif dan pewarnaan seperti batik klasik. Sehingga dapat dikatakan pada batik sempalan hanya tersisa proses batiknya saja. Batik sempalan dipilih peneliti sebagai jenis batik untuk mewujudkan karya karena dalam pembuatannya tetap menggunakan keterampilan olah tangan manusia. Dengan begitu akan memberikan nilai autentik 2
dan keterbatasan serta menjunjung nilai budaya. Sedangkan melalui gambar anak akan memberikan nilai artistik dan emosioanal, seta narasi yang indah dan bermakna dalam sebuah produk. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, diidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Gambar anak sebagai salah satu hasil pendidikan seni rupa anak usia dini yang mengandung informasi visual tentang cerita, imajinasi, ekspresi, kreatifitas, serta citra diri anak. 2. Batik sebagai produk warisan budaya indonesia yang berpotensi dan dapat dikembangkan. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana cara menganalisa gambar anak sebagai objek bagi produk kriya? 2. Bagaimana cara mengolah potensi yang dimiliki batik dengan menggunakan karya seni rupa anak sebagai motif? 3
1.4 Batasan Masalah Untuk memfokuskan penelitian agar tidak menyimpang dari pokok perumusan masalah, maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut : 1. Material dan teknik yang digunakan Dalam karya ini penggunaan material dibatasi pada dua jenis material yaitu kain katun dan sutra. Sedangkan teknik yang digunakan adalah teknik batik cap dengan kombinasi tulis menggunakan pewarna sintetis. 2. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini dilakukan pada lembaga PAUD pilihan peneliti diwilayah kota Bandung. Gambar anak yang digunakan dibatasi dari usia 4 hingga 6 tahun yang sedang melakukan pendidikan di lembaga PAUD terkait. 3. Konsep Konsep yang diusung pada karya ini adalah menciptakan sebuah produk yang memiliki nilai guna pakai seperti produk kriya dengan mengusung konsep pola pikir kreatif menurut Daniel L. Pink melalui observasi terhadap peran lembaga PAUD. Konsep pola pikir kreatif menurut Daniel L. Pink yaitu, menciptakan produk yang memiliki nilai artistik dan emosioanal, memiliki narasi yang indah dan bermakna. 1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini diperuntukan bagi masyarakat luas yaitu untuk dapat memberikan inovasi pada motif batik dengan menggunakan gambar anak sebagai salah satu bentuk melestarikan warisan budaya indonesia dan apresiasi pada pentingnya pendidikan seni rupa pada anak usia dini. 4
1.5.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini diperuntukan bagi peneliti sendiri yaitu: 1. Mengetahui cerita atau makna yang terkandung dalam gambar anak sebagai nilai dalam produk kriya. 2. Menciptakan sebuah karya dengan objek gambar anak dalam bentuk produk kriya yang memiliki nilai artistik dan emosional. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Memberikan sumbangan ide dan gagasan pada keilmuan desain khususnya kriya tekstil dan mode 2. Memberikan pengetahuan baru tentang gambar anak. 3. Memberikan inovasi baru pada batik 4. Memberikan sarana apresiasi baru bagi lembaga PAUD dan orang tua dalam mendukung anak agar terus berkarya seni rupa. 5. Melestarikan dan mengembangkan warisan budaya indonesia, khususnya batik beserta tekniknya. 1.7 Metodologi Penelitian 1.7.1 Data Primer a. Observasi Metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti beserta lembaga yang terkait. Dalam penelitian 5
ini dilakukan metode observasi terkendali. Pada observasi terkendali sasaran atau pelaku yang akan diamati dipilih oleh peneliti, serta kondisikondisi yanga ada dalam ruang dan tempat kegiatan dikendalikan oleh peneliti. Observasi dilakukan peneliti pada dua TK terpilih di wilayah kota Bandung yaitu Sekolah Lare Alit dan Mutiara Bunda Playschool. Kedua TK tersebut dianggap dapat mewakili pendidikan anak usia dini di Bandung dengan perbedaan tingkat kelas sosial yaitu, middle dan up. b. Wawancara Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung terhadap narasumber yang berkaitan dengan fenomena penelitian. 1.7.2 Data Sekunder a. Studi literatur Metode pengumpulan data dengan mempelajari sumber-sumber yang berkaitan untuk dijadikan sebagai acuan penelitian. Sumber data literatur dapat berupa media cetak maupun online seperti website dan blog. 6
1.8 Kerangka Penelitian Bagan 1.1 Kerangka penelitian 7
1.9 Sistematika Penulisan Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, sistematika penulisan terbagi menjadi empat bab. Secara garis besar adalah sebagai berikut : Bab 1. Pendahuluan Isi dari bab ini terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, metodologi, kerangka penelitian dan sistematika penulisan laporan. Bab 2. Studi Literatur dan Lapangan Bab ini berisikan tentang dasar pemikiran dari teori-teori yang relevan dan hasil observasi lapangan untuk digunakan sebagai pijakan dalam proses penelitian dan pengolahan gambar anak menajdi motif batik. Bab 3. Proses Perancangan Bab ini berisikan tentang penjelasan mengenai konsep perancangan yang meliputi tema dan judul perancangan, costumer profile serta proses hingga hasil perancangan. Dalam bab ini juga akan disertakan hasil eksplorasi pengolahan gambar anak hingga menjadi sebuah motif. Selain itu dalam bab ini juga akan dipaparkan proses kerja seperti langkah-langkah teknik batik, material yang digunakan hingga hasil akhir. Bab 4. Kesimpulan dan Saran Bab ini berisikan tentang rumusan kesimpulan penelitian beserta saran dan rekomendasi oleh peneliti meyangkut proses penelitian. 8