DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT RAPAT PANJA PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI RUU TENTANG PENYIARAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

NO. HARI/TANGGAL/ WAKTU 1. Selasa, 16 Agustus 2016 JENIS RAPAT WIB-selesai Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT RAPAT PANJA PEMBAHASAN PROLEGNAS RUU PRIORITAS TAHUN 2016 BERSAMA PEMERINTAH DAN DPD RI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT RAPAT PANJA PEMBAHASAN PROLEGNAS RUU PRIORITAS TAHUN 2016 BERSAMA PEMERINTAH DAN DPD RI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Udara yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal;

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT RAPAT PANJA PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI RUU TENTANG PENYIARAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Bab IV huruf A angka 2 huruf a dan b

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

C. WAKTU DAN TEMPAT Kunjungan kerja ini telah dilaksanakan pada tanggal Oktober 2016 di Medan, Provinsi Sumatera Utara.

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 45 TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN KEPEMILIKAN MODAL BADAN USAHA DI BIDANG TRANSPORTASI

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

BAB V KESIMPULAN & SARAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT PANJA PENGAWASAN TENAGA HONORER KOMISI II DPR RI

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : SKEP / 195 / IX / 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERSETUJUAN TERBANG (FLIGHT APPROVAL)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

NO. HARI/TANGGAL/ WAKTU 1. Kamis, 18 Mei WIB selesai 2. Senin, 22 Mei WIB. JENIS RAPAT Rapat Paripurna

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No c. bahwa untuk mempercepat penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang di laut, darat, dan udara diperlukan progr

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2000 TANGGAL 21 DESEMBER 2000 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NO

(tiga) tim Kunjungan Kerja yaitu ke Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kepulauan Riau, dan Provinsi Nusa Tenggara Timur.

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT. 1. Ketua Rapat membuka rapat pada pukul WIB setelah kuorum terpenuhi, dan rapat dinyatakan terbuka untuk umum.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT RAPAT PANJA BADAN LEGISLASI DPR RI DENGAN PEMERINTAHAN

BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 049 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 104 TAHUN 2016 TENTANG

2016, No udara niaga tidak berjadwal luar negeri dengan pesawat udara sipil asing ke dan dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia perlu

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia serta perubahan zaman dengan dilihat dari arus globalisasi di

Tanggung Jawab Pengangkut di Beberapa Moda Transportasi

Transkripsi:

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM BADAN LEGISLASI DPR RI DENGAN ASOSIASI PEMILIK PELAYARAN NASIONAL INDONESIA (INSA), ASOSIASI MASKAPAI PENERBANGAN NASIONAL INDONESIA (INACA), DAN ASOSIASI PERUSAHAAN JASA PENGIRIMAN EKSPRES, POS, DAN LOGISTIK INDONESIA (ASPERINDO) TERKAIT DENGAN PEMBAHASAN RUU TENTANG KEKARANTINAAN KESEHATAN Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat ke Jenis rapat Hari/tanggal P u k u l T e m p a t A c a r a Ketua Rapat Sekretaris Hadir TANGGAL 31 AGUSTUS 2016 ---------------------------------------------------- 2015 2016 I 5 (lima). Rapat Dengar Pendapat Umum Rabu, 31 Agustus 2016. 10.45 WIB s/d 13.10 WIB. R. Rapat Badan Legislasi, Gd. Nusantara I Lt. 1. Mendengarkan Masukan/Pandangan dari INSA, INACA, dan ASPERINDO terkait dengan RUU tentang Kekarantinaan Kesehatan. H. Totok Daryanto, SE. Widiharto, SH., M.H. - 35 orang, izin 9 orang dari 73 orang Anggota. - Ketua Umum INSA dan jajarannya; - Ketua Umum INACA dan jajarannya; - Ketua Umum ASPERINDO dan jajarannya. I. PENDAHULUAN 1. Rapat Dengar Pendapat Umum Badan Legislasi dalam rangka mendengarkan masukan/pandangan dari INSA, INACA, dan ASPERINDO terkait dengan pembahasan RUU tentang Kekarantinaan Kesehatan dipimpin oleh Wakil Ketua Badan Legislasi H. Totok Daryanto, SE. 2. Rapat dibuka oleh Ketua Rapat pada pukul 10.45 WIB, selanjutnya Ketua Rapat menyampaikan pengantar rapat dan mempersilahkan kepada INSA, INACA, dan ASPERINDO untuk menyampaikan masukan/pandangannya. 1

II. POKOK PEMBAHASAN A. Masukan/pandangan dari Asosiasi Pemilik Pelayaran Nasional Indonesia (INSA) terkait dengan RUU tentang Kekarantinaan Kesehatan, sebagai berikut 1. Asosiasi Pemilik Pelayaran Nasional Indonesia (INSA), adalah organisasi pengusaha perusahaan pelayaran angkutan niaga yang didirikan pada tanggal 9 Agustus 1967 dan diakui Pemerintah sebagai satu-satunya organisasi perusahaan pelayaran niaga. 2. tujuan INSA adalah untuk membantu mewujudkan kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kedaulatan ekonomi bangsa melalui pemberdayaan kegiatan usaha pelayaran niaga nasional Indonesia serta meningkatkan usaha para anggotanya 3. Terhadap draft RUU tentang Kekarantinaan Kesehatan, terdapat 16 (enam belas) Pasal yang kiranya perlu mendapat penjelasan/ masukan, diantaranya yaitu - Pasal 20 Ayat (1) huruf d, yang terkait dengan adanya refugee atau pencari suaka; - Pasal 22, kiranya dapat diperjelas maksud dan tindakannya dan disarankan untuk dapat diatur melalui PP atau Kepmen. - Penyempurnaan pada Pasal 26 ayat (2) serta penghapusan ayat (3). - Penyempurnaan atau perbaikan pada Pasal 63 terkait dengan dokumen karantina kesehatan, diusulkan hanya mencantumkan huruf a dan c dan ditambah dengan satu huruf mengenai sandar/bongkar. 4. Diusulkan juga agar ketentuan Pasal 63 draft RUU tentang Kekarantinaan Kesehatan yang mengatur mengenai sertifikasi dapat dimasukan menjadi PNBP, hal ini agar terdapat keseragaman biaya dalam pembuatan sertifikasi sanitasi (Pasal 63 huruf c). 5. Meminta kepada Pemerintah kiranya dapat diinformasikan terkait dengan perlakuan terhadap refugee yang ditemui pada saat berlayar, hal ini dikarenakan sampai dengan hari ini Anggota INSA lebih memilih tidak membantu/membiarkan para refugee tersebut demi keamanan. B. Masukan/pandangan dari Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) terkait dengan RUU tentang Kekarantinaan Kesehatan, sebagai berikut 1. Asosiasi Maskapai Penerbangan Indonesia (INACA) merupakan sebuah asosiasi perusahaan penerbangan Nasional yang didirikan oleh para pengusaha penerbangan pada tahun 1970. 2

2. INACA berfungsi sebagai wadah persatuan antara perusahaan angkutan udara, dengan anggota terdiri dari 17 perusahaan angkutan udara niaga berjadwal serta 22 perusahaan angkutan udara niaga tidak berjadwal. 3. Kekarantinaan dan kesehatan khusus penerbangan di bandara udara diatur berdasarkan peraturan internasional The Chicago Convention yang dikenal dengan Annexes 1 s.d. 19, dan pada Annex 9 mengatur mengenai fasilitas di bandara udara. 4. Annex 9 Facilitation menyebutkan bahwa Integrates functions of agencies related to border controls travel documents, immigration, customs, quarantine, law enforcement, transport operater, etc. 5. Kegiatan kekarantinaan juga telah diatur dalam UU No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, yaitu pada Pasal 226. 6. Saat ini, bandara internasional yang terdapat di Indonesia telah sesuai dengan peraturan yang ada, namun kiranya sumber daya manusia dan perlengkapan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas/pelaksanaan karantina yang efektif dapat lebih ditingkatkan. 7. RUU tentang Kekarantinaan Kesehatan diharapkan dapat melengkapi peraturan yang telah ada, serta harus dapat memberikan perlindungan holistic kesehatan penduduk Indonesia dari ancaman penyakit yang bersifat epidemic karena gerakan/perpindahan manusia, barang, tanaman, hewan sangat cepat melalui transportasi udara. C. Masukan/pandangan dari Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, Dan Logistik Indonesia (ASPERINDO) terkait dengan RUU tentang Kekarantinaan Kesehatan, sebagai berikut 1. Asperindo adalah wadah/asosiasi yang berdiri pada tanggal 26 Maret 1986 dan anggota-anggotanya adalah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang jasa pengiriman ekspres di Indonesia. 2. Saat ini jumlah anggota Asperindo sebanyak 400 perusahaan tingkat cabang, agen, dan gerai di seluruh Indonesia. 3. Potensi/dampak pelaksanaan RUU tentang Kekarantinaan Kesehatan terhadap Industri penyelenggaraan pos sebagai berikut - Pasal 10, terkait dengan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk dan wilayah, kiranya dapat memasukkan kiriman pos dalam batang tubuh draft RUU dan sekaligus adanya pengaturan mengenai tata cara pemeriksaan kiriman pos - Pasal 32, terkait dengan waktu pelaksanaan tindakan karantina atas alat angkut, diusulkan agar pelaksanaan tindakan kekarantinaan terhadap alat angkut dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan perhitungan 3

keberangkatan pesawat sesuai dengan jadwal pemberangkatan yang telah ditentukan. - Ketentuan Umum, terkait dengan percepatan pemeriksaan dan tindakan karantina, diharapkan adanya fasilitas satu pintu di setiap pintu masuk/pintu keluar sehingga proses atau tindakan karantina dapat terintegrasi. - Terhadap pemeriksaan jenazah dan barang kiriman lainnya dapat dilakukan oleh Badan Karantina dengan dukungan peralatan canggih yang mampu mendeteksi potensi kiriman yang memerlukan tindakan karantina. 4. Dengan banyaknya instansi yang berperan dalam proses pemeriksaan kiriman barang masuk dana atau barang keluar sesuai dengan payung hukum masing-masing, diharapkan adanya koordinasi antar lintas fungsi instansi terkait sehingga dalam pelaksanaannya tidak menghambat proses logistik yang bisa berdampak pada lamanya waktu pemeriksaan dan tingginya biaya logistic di Indonesia. D. Tanggapan/pandangan Anggota terhadap pandangan dari INSA, INACA, dan ASPERINDO terkait dengan RUU tentang Kekarantinaan Kesehatan, sebagai berikut 1. Tujuan dari RUU tentang Kekarantinaan Kesehatan adalah untuk melindungi dan menjaga seluruh warga negara Indonesia, oleh karena itu kiranya RUU tersebut tidak akan menambah prosedur birokrasi di bandar udara atau pun pelabuhan yang dapat menghambat atau mengganggu perekonomian. 2. Mengharapkan agar INSA, INACA, dan ASPERINDO dapat memberikan masukan/pandangan yang lebih lengkap dan mendetail agar dapat menyempurnakan draft RUU tersebut. 3. Terkait dengan adanya 2 (dua) draft RUU dengan substansi yang bersinggungan, yaitu RUU tentang Kekarantinaan Kesehatan dan RUU tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan yang saat ini sedang dibahas oleh DPR dan Pemerintah, maka diusulkan agar terdapat satu badan nasional karantina yang dapat memberikan pelayanan karantina yang cepat dan terpadu. 4. Mengusulkan agar terdapat pengaturan terkait dengan instalasi karantina yang diperlukan pada setiap bandara udara dan pelabuhan serta wilayah perbatasan darat agar terdapat keseragaman. 5. Terkait dengan adanya informasi dari ASPERINDO mengenai peringkat Pelayanan di Pelabuhan Indonesia yang menurun dikarenakan birokrasi, kiranya hal ini dapat menjadi perhatian dalam pelaksanaan karantina yang tidak menambah daftar birokrasi tersebut. 4

III. KESIMPULAN/KEPUTUSAN Semua masukan/pandangan dari INSA, INACA, dan ASPERINDO terkait dengan Pembahasan RUU tentang Kekarantinaan Kesehatan akan menjadi perhatian dan bahan masukan/pertimbangan Anggota dalam pembahasan RUU tersebut dengan Pemerintah. Rapat ditutup pukul 13.10 WIB. Jakarta, 31 Agustus 2016 AN. KETUA RAPAT / SEKRETARIS TTD WIDIHARTO, S.H., M.H NIP.19670127 199803 1 001 5