Pressure (bar) Gambar 4.2 grafik Perbandingan suhu udara panas pada nosel dengan 2 alur.

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Diploma III Politeknik Negeri Bandung

STUDI PERFORMA TABUNG VORTEKS SKRIPSI

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI. 2.2 Komponen-Komponen Tabung Vortex dan Fungsinya. Inlet Udara. Chamber. Orifice (diafragma) Valve (Katup)

Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER

Experimental Study on Vortex Tubeas Coolingof Machine Panel

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sejarah Tabung Vortex

STUDI EKSPERIMENTAL UNJUK KERJA RADIATOR PADA SUMBER ENERGI PANAS PADA RANCANG BANGUN SIMULASI ALAT PENGERING

Re-design dan Modifikasi Generator Cooler Heat Exchanger PLTP Kamojang Untuk Meningkatkan Performasi.

SIMULASI PERPINDAHAN PANAS GEOMETRI FIN DATAR PADA HEAT EXCHANGER DENGAN ANSYS FLUENT

EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN GROOVE. Putu Wijaya Sunu*, Daud Simon Anakottapary dan Wayan G.

Studi Eksperimental Efektifitas Penukar Kalor Pipa Ganda Helical Pada Sistem Refrigerasi Joule-Thomson

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI PITCH COILED TUBE TERHADAP NILAI HEAT TRANSFER DAN PRESSURE DROP PADA HELICAL HEAT EXCHANGER ALIRAN SATU FASA

Pengujian Performa Sistem Pendingin Absorpsi dengan Energi Panas Matahari di Universitas Indonesia Depok

Karakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

KAJIAN EXPERIMENTAL KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI DENGAN NANOFLUIDA Al2SO4 PADA HEAT EXCHANGER TIPE COUNTER FLOW

Studi Numerik Pengaruh Variasi Jumlah Saluran Masuk Pressure Swirl Atomizer Terhadap Karakteristik Spray

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-169

BAB III DESAIN SISTEM REFRIGERASI ADSORPSI

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkan oleh proses reaksi dalam pabrik asam sulfat tersebut digunakan Heat Exchanger

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Kinerja Alat Destilasi Penghasil Air Tawar dengan Sistem Evaporasi Uap Tenaga Surya. Oleh: Dewi Jumineti

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE

KAJIAN EKSPERIMEN DAN NUMERIK PADA SPOT COLLING MENGGUNAKAN VORTEX TUBE (PENGARUH TEKANAN TERHADAP TEMPERATUR OUTLET)

PENGURANGAN KELEMBABAN UDARA MENGGUNAKAN LARUTAN CALSIUM CHLORIDE (CACL2) PADA WAKTU SIANG HARI DENGAN VARIASI SPRAYING NOZZLE

Pengaruh Pemilihan Jenis Material Terhadap Nilai Koefisien Perpindahan Panas pada Perancangan Heat Exchanger Shell-Tube dengan Solidworks

ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PERPINDAHAN PANAS DAN TAHANAN TERMAL TERHADAP RANCANGAN TERMAL ALAT PENUKAR KALOR SHELL & TUBE

Kaji Numerik Pengkondisian Udara di Workshop Teknik Mesin Universitas Majalengka Menggunakan Autodesk Simulation CFD 2015

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SIMULASI PENGARUH VARIASI KECEPATAN INLET TERHADAP PERSENTASE PEMISAHAN PARTIKEL PADA CYCLONE SEPARATOR DENGAN MENGGUNAKAN CFD ABSTRAK

PENGARUH SUDUT PUNTIR SUDU PADA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SEMICIRCULAR BLADE APLIKASI ALIRAN DALAM PIPA

ANALISIS PENGARUH RASIO OVERLAP SUDU TERHAD AP UNJUK KERJA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE

Evaluasi Performa Lube Oil Cooler pada Turbin Gas dengan Variasi Surface Designation dan Reynolds Number

ANALISIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

Karakteristik Perpindahan Panas pada Double Pipe Heat Exchanger, perbandingan aliran parallel dan counter flow

BAB I. PENDAHULUAN...

Analisis Koesien Perpindahan Panas Konveksi dan Distribusi Temperatur Aliran Fluida pada Heat Exchanger Counterow Menggunakan Solidworks

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

Simulasi Numerik Pemisahan Aliran Dingin-Panas di dalam Tabung Vorteks

Program Studi Teknik Mesin, FakultasTeknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Abstract

Studi Numerik Pengaruh Gap Ratio terhadap Karakteristik Aliran dan Perpindahan Panas pada Susunan Setengah Tube Heat Exchanger dalam Enclosure

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91

PENGARUH PANJANG STACK SELUBUNG KABEL TERHADAP PERUBAHAN SUHU PADA SISTEM PENDINGIN TERMOAKUSTIK

Sujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48

KARAKTERISTIKA PERPINDAHAN PANAS TABUNG COOLER PADA FASILITAS SIMULASI SISTEM PASIF MENGGUNAKAN ANSYS

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN GEOMETRI EJECTOR PADA PERFORMA SISTEM REFRIGERASI STEAM EJECTOR

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK TERMODINAMIKA DARI PEMANASAN REFRIGERANT 12 TERHADAP PENGARUH PENDINGINAN

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sebagaian besar bekerja sebagai petani, Oleh karena itu, banyak usaha kecil menengah yang bergerak

BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN

KAJIAN KELAYAKAN APLIKASI REFRIGERASI SIKLUS GAS PADA KENDARAAN DENGAN STUDI KASUS PADA GRAND LIVINA 2007

INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN TEORITIK PEMILIHAN HEAT PUMP DAN PERHITUNGAN SISTEM SALURAN PADA KANDANG PETERNAKAN AYAM BROILER SISTEM TERTUTUP

Analisa Unjuk Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Menggunakan Pendekatan Porous Media di PLTGU Jawa Timur

ANALISA ALIRAN FLUIDA UDARA MASUK TERHADAP KEBUTUHAN UDARA PEMBAKARAN DIESEL ENGINE

PENGARUH BYPASS RATIO OVERALL PRESSURE RATIO, DAN TURBINE INLET TEMPERATURE TERHADAP SFC PADA GAS-TURBINE ENGINE

Lampiran A: Gambar Bagian- bagian dari Alat Penukar Kalor Berdasarkan Standar TEMA

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR GRAFIK...xiii. DAFTAR TABEL... xv. NOMENCLATURE...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (K. Chunnanond S. Aphornratana, 2003)

KAJIAN EKSPERIMENTAL NILAI KONDUKTIVITAS THERMAL DAN PANAS SPESIFIK BEBERAPA JENIS IKAN

Simulasi Kincir Angin Savonius dengan Variasi Pengarah

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh twist ratio terhadap bilangan Reynolds

PENGUJIAN DIRECT EVAPORATIVE COOLING POSISI VERTIKAL DENGAN ALIRAN BERLAWANAN ARAH

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

SIDANG HASIL TUGAS AKHIR

ANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TABUNG SEPUSAT ALIRAN BERLAWANAN DENGAN VARIASI PADA FLUIDA PANAS (AIR) DAN FLUIDA DINGIN (METANOL)

DINAMIKA PROSES PERAMBATAN PANAS [DPP]

PERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN

PENGARUH VARIASI TINGGI BEBAN TERHADAP EFISIENSI KOMPOR MINYAK TANAH BERSUMBU

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS BAB II

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

DINAMIKA PROSES PERAMBATAN PANAS [DPP]

ANALISA DESAIN DAN PERFORMA KONDENSOR PADA SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL PERIKANAN

STUDI PERENCANAAN JACKETED STORAGE SYSTEM MEMANFAATKAN CO 2 CAIR SEBAGAI REFRIGERAN

Komparasi Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Temperatur dan Tekanan Mesin Pendingin

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3

BAB I PENDAHULUAN. This document was created with the trial version of Print2PDF! Once Print2PDF is registered, this message will disappear!

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No. 02, Juli Tahun 2016

PENGARUH VARIASI DIAMETER PIPA KAPILER PADA SIKLUS TEMPERATUR RENDAH TERHADAP PERFORMANSI TRAINER UNIT SISTEM REFRIGERASI CASCADE

STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN OBSTACLE BENTUK PERSEGI PADA PIPA TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS.

Kajian Awal Sistem Kontrol Cold Storage Multi-Fungsi Menggunakan Perangkat Lunak Zeliosoft

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH JARAK SALURAN KELUAR AIR DAN UDARA TERHADAP KARAKTERISTIK SPRAY PADA TWIN FLUID ATOMIZER

VERIFIKASI ULANG ALAT PENUKAR KALOR KAPASITAS 1 kw DENGAN PROGRAM SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER DESIGN

STUDI PEMODELAN PERFORMA PENDINGINAN EVAPORASI PADA GEDUNG AUDITORIUM UMS DENGAN COMPUTATIONAL FLUIDS DYNAMICS (CFD)

Bagian tabung vortex dapat digambarkan sebagai berikut, Gambar 7.1 : Bagian tabung vortex

Pengaruh Kecepatan Dan Arah Aliran Udara Terhadap Kondisi Udara Dalam Ruangan Pada Sistem Ventilasi Alamiah

PEMANFAATAN PANAS DI PIPA TEKANAN TINGGI PADA MESIN PENDINGIN (AC)

BAB 4 HASIL & ANALISIS

OPTIMASI DESAIN FAN PENDINGIN TERHADAP PENDINGINAN RADIATOR

LAPORAN KERJA PRAKTEK 1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

BAB III TUGAS KHUSUS

HEAT EXCHANGER ALOGARITAMA PERANCANGAN [ PENUKAR PANAS ]

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Hasil percobaan pada nosel dengan 2 alur, dengan valve terbuka penuh ditampilakn pada grafik berikut : 15 10 5 0-5 -10 Gambar 4.1 grafik Perbandingan suhu udara dingin pada nosel dengan 2 alur. Grafik 4.1 menunjukkan perbandingan suhu udara dingin hasil dari percobaan pada vorteks tube dengan nosel 2 alur, dengan tekanan 1, 2 dan 3 bar. Pada percobaan ini temperatur terah adalah -9 C yang didapat pada tekanan 3 bar dan control valve 90. 40 35 30 25 Gambar 4.2 grafik Perbandingan suhu udara panas pada nosel dengan 2 alur. Grafik 4.2 menunjukkan perbandingan suhu udara panas hasil dari percobaan pada vorteks tube dengan nosel 2 alur, dengan tekanan 1,2 dan 3 bar. Pada percobaan ini temperatur tertinggi adalah 34 C yang didapat pada tekanan 1 bar dan control valve 60. 30

40 30 10 0-10 Gambar 4.3 grafik perbandingan suhu udara panas dan dingin hasil percobaan pada vorteks tube denga nosel 2 alur. Grafik 4.3 dapat kita bandingkan perbedaan suhu udara yang diperoleh dengan perbedaan tekanan dan sudut control valve sedangkan nosel menggunakan jumlah alur yang sama. Kemampuan refrigasi terbaik di peroleh dengan menggunakan control valve 90, dan tekanan 3 bar, dengan suhu terah -9 C. Sedangkan suhu tertinggi dapat diperoleh dengan menggunakan control valve 60 dengan tekanan 1 bar dengan suhu tertinggi diperoleh 34 C. 31

4.1.2 Hasil percobaan pada nosel 2 alur, dengan posisi valve terbuka setengah. 15 10 5 0-5 -10 pressure (bar) Gambar 4.4 grafik perbandingan suhu udara dingin pada nosel dengan 2 alur. Grafik 4.4 menunjukkan perbandingan suhu udara hasil dari percobaan pada vorteks tube dengan nosel 2 alur, dengan tekanan 1,2 dan 3 bar, dengan posisi inlet terbuka setengah. Pada percobaan ini temperatur terah adalah -6 C yang didapat pada tekanan 3 bar dan control valve 30. 50 45 40 35 30 25 Gambar 4.5 grafik perbandingan suhu udara panas pada nosel dengan 2 alur dan valve terbuka setengah. Gambar 4.5 Menunjukkan perbandingan suhu udara panas hasil dari percobaan pada vorteks tube dengan nosel 2 alur, dengan tekanan 1,2 dan 3 bar dan hot output valve terbuka setengah. Pada percobaan ini temperatur tertinggi adalah 44 C yang didapat pada tekanan 3 bar dan control valve 30 dan 60. 32

50 40 30 10 0-10 Gambar 4.6 grafik perbandingan suhu udara panas dan dingin hasil percobaan pada vorteks tube denga nosel 2 alur dan valve terbuka setengah. Dari gambar 4.6 dapat kita bandingkan perbedaan suhu udara yang diperoleh dengan perbedaan tekanan dan sudut control valve sedangkan nosel menggunakan jumlah alur yang sama. Kemampuan refrigasi terbaik di peroleh dengan menggunakan control valve 30, dan tekanan 3 bar, dengan suhu terah -6 C. Sedangkan suhu tertinggi dapat diperoleh dengan menggunakan control valve 30 dan 60 dengan tekanan 3 bar, dengan suhu tertinggi diperoleh 44 C. 33

4.1.3 Hasil percobaan pada nosel 4 alur, dengan posisi valve terbuka penuh.. 25 15 10 5 0-5 -10 Gambar 4.7 grafik perbandingan suhu udara dingin pada nosel dengan 4 alur. Gambar 4.7 menunjukkan perbandingan suhu udara hasil dari percobaan pada vorteks tube dengan nosel 4 alur, dengan tekanan 1,2 dan 3 bar, dengan posisi hot output valve terbuka setengah. Pada percobaan ini temperatur terah adalah -6 C yang didapat pada tekanan 3 bar dan control valve 30. 40 35 30 25 Gambar 4.8 grafik perbandingan suhu udara panas pada nosel dengan 4 alur. Gambar 4.8 menunjukkan perbandingan suhu udara panas hasil dari percobaan pada vorteks tube dengan nosel 4 alur, dengan tekanan 1,2 dan 3 bar. Pada percobaan ini temperatur tertinggi adalah 33 C yang didapat pada tekanan 2 bar dan control valve 90. 34

40 30 10 0-10 Gambar 4.9 grafik perbandingan suhu udara panas dan dingin hasil percobaan pada vorteks tube denga nosel 4 alur. Gambar 4.9 dapat kita bandingkan perbedaan suhu udara yang diperoleh dengan perbedaan tekanan dan sudut control valve sedangkan nosel menggunakan jumlah alur yang sama. Kemampuan refrigasi terbaik di peroleh dengan menggunakan control valve 90, dan tekanan 3Bar, dengan suhu terah -6 C. Sedangkan suhu tertinggi dapat diperoleh dengan menggunakan control valve 90 dengan tekanan 2 bar, dengan suhu tertinggi diperoleh 33 C. 35

4.1.4 Hasil percobaan pada 4 alur, dengan posisi valve terbuka setengah. 15 10 5 0-5 Gambar 4.10 grafik perbandingan suhu udara dingin pada nosel dengan 2 alur, dan valve terbuka setengah. Gambar 4.10 menunjukkan grafik perbandingan suhu udara hasil dari percobaan pada vorteks tube dengan nosel 4 alur, dengan tekanan 1,2 dan 3 bar. Pada percobaan ini temperatur terah adalah -1 C yang didapat pada tekanan 3 bar dan control valve 30. 40 35 30 25 4 Gambar 4.11 grafik Perbandingan suhu udara panas pada nosel dengan 4 alur dan valve terbuka setengah. Gambar 4.11 menunjukkan grafik perbandingan suhu udara panas hasil dari percobaan pada vorteks tube dengan nosel 4 alur, dengan tekanan 1,2 dan 3 bar. Pada percobaan ini temperatur tertinggi adalah 37 C yang didapat pada tekanan 3 bar dan control valve 90. 36

40 30 10 0 Gambar 4.12 grafik perbandingan suhu udara panas dan dingin hasil percobaan pada vorteks tube denga nosel 4 alur. Dari gambar 4.12 dapat kita bandingkan perbedaan suhu udara yang diperoleh dengan perbedaan tekanan dan sudut control valve sedangkan nosel menggunakan jumlah alur yang sama. Kemampuan refrigasi terbaik diperoleh dengan menggunakan control valve 30, dan tekanan 3 bar, dengan suhu terah -1 C. Sedangkan suhu tertinggi diperoleh dengan menggunakan control valve 90 dengan tekanan 3 bar., dengan suhu tertinggi diperoleh 37 C. -10 37

4.1.5. Hasil percobaan pada nosel 6 alur, dengan valve terbuka penuh. 15 10 5 0-5 -10 Gambar 4.13 grafik perbandingan suhu udara dingin pada nosel dengan 6 alur. Gambar 4.13 menunjukkan grafik perbandingan suhu udara dingin hasil dari percobaan pada vorteks tube dengan nosel 6 alur, dengan tekanan 1,2 dan 3 bar. Pada percobaan ini temperatur terah adalah -6 C yang didapat pada tekanan 3 bar dan control valve 90. 40 35 30 25 Gambar 4.14 grafik perbandingan suhu udara panas pada nosel dengan 6 alur. Gambar 4.14 menunjukkan perbandingan suhu udara panas hasil dari percobaan pada vorteks tube dengan nosel 6 alur, dengan tekanan 1,2 dan 3 bar. Pada percobaan ini temperatur tertinggi adalah 32 C yang didapat pada tekanan 1, 2 dan 3 bar dan control valve 30. 38

35 30 25 15 10 5 0-5 -10 Gambar 4.15 grafik perbandingan suhu udara panas dan dingin hasil percobaan pada vorteks tube denga nosel 6 alur. Dari Gambar 4.15 dapat kita bandingkan perbedaan suhu udara yang diperoleh dengan perbedaan tekanan dan sudut control valve sedangkan nosel menggunakan jumlah alur yang sama. Kemampuan refrigasi terbaik di peroleh dengan menggunakan control valve 90, dan tekanan 3Bar, dengan suhu terah -6 C. Sedangkan suhu tertinggi dapat diperoleh dengan menggunakan control valve 30 dan 60 dengan tekanan 1, 2 dan 3 bar., dengan suhu tertinggi diperoleh 32 C. 39

4.1.6 Hasil percobaan pada nosel 6 alur, dengan posisi valve terbuka setengah. 15 10 5 0 Gambar 4.16 grafik perbandingan suhu udara dingin pada nosel dengan 6 alur, dan valve terbuka setengah. Gambar 4.16 Menunjukkan grafik perbandingan suhu udara hasil dari percobaan pada vorteks tube dengan nosel 6 alur, dengan valve terbuka setengah dan tekanan 1,2 dan 3 bar. Pada percobaan ini temperatur terah adalah 6 C yang didapat pada tekanan 3 bar dan control valve 30 dan 60. 40 35 30 25 Gambar 4.17 grafik perbandingan suhu udara panas pada nosel dengan 6 alur dan valve terbuka setengah. Gambar 4.17 menunjukkan perbandingan suhu udara panas hasil dari percobaan pada vorteks tube dengan nosel 6 alur, dengan tekanan 1,2 dan 3 bar. Pada percobaan ini temperatur tertinggi adalah 35 C yang didapat pada tekanan 3 bar dan control valve 30. 40

40 35 30 25 15 10 5 0 Gambar 4.18 grafik perbandingan suhu udara panas dan dingin hasil percobaan pada vorteks tube denga nosel 6 alur. Dari gambar 4.18 dapat kita bandingkan perbedaan suhu udara yang diperoleh dengan perbedaan tekanan dan sudut control valve sedangkan nosel menggunakan jumlah alur yang sama. Kemampuan refrigasi terbaik di peroleh dengan menggunakan control valve 30 dan 60, dan tekanan 3Bar, dengan suhu terah 6 C. Sedangkan suhu tertinggi dapat diperoleh dengan menggunakan control valve 30 dengan tekanan 1 bar, dengan suhu tertinggi diperoleh 35 C. 41

4.2 Pembahasan. 4.2.1 Percobaan dengan nosel 2 alur. Dari percobaan dengan menggunakan nosel 2 alur dan valve terbuka penuh, performa terbaik untuk cold diperoleh pada penggunaan kontrol valve 90 dengan tekanan udara 3 bar, diperoleh suhu udara dingin terah yaitu -9 C dan performa terbaik untuk hot diperoleh pada penggunaan control valve 60 dan tekanan 1 bar yang menghasilkan suhu udara 34 C. Sedangkan dari percobaan nosel 2 alur dan valve terbuka setengah, performa terbaik untuk cold diperoleh pada penggunaan kontrol valve 30 dengan tekanan udara 3 bar, diperoleh suhu udara dingin terah yaitu -6 C dan performa terbaik untuk hot diperoleh pada penggunaan control valve 30 dan 60, dengan tekanan 3 bar yang menghasilkan suhu udara 44 C. 4.2.2 Percobaan dengan nosel 4 alur. Dari percobaan dengan menggunakan nosel 4 alur dan valve terbuka penuh, performa terbaik untuk cold diperoleh pada penggunaan kontrol valve 90 dengan tekanan udara 3 bar, diperoleh suhu udara dingin terah yaitu -6 C dan performa terbaik untuk hot diperoleh pada penggunaan control valve 90 dan tekanan 2 bar yang menghasilkan suhu udara 33 C. Sedangkan dari percobaan nosel 4 alur dan valve terbuka setengah, performa terbaik untuk cold diperoleh pada penggunaan kontrol valve 30 dengan tekanan udara 3 bar, diperoleh suhu udara dingin terah yaitu -1 C dan performa terbaik untuk hot diperoleh pada penggunaan control valve 90, dengan tekanan 3 bar yang menghasilkan suhu udara 37 C. 4.2.3 Percobaan dengan nosel 6 alur. Dari percobaan dengan menggunakan nosel 6 alur dan valve terbuka penuh, performa terbaik untuk cold diperoleh pada penggunaan kontrol valve 90 dengan tekanan udara 3 bar, diperoleh suhu udara dingin terah yaitu -6 C dan performa terbaik untuk hot diperoleh pada penggunaan control valve 30 dengan tekanan 1, 2, 3 bar dan control valve 60 dengan tekanan 3 bar yang menghasilkan suhu udara 32 C. Sedangkan dari percobaan nosel 6 alur dan valve terbuka setengah, performa terbaik untuk cold diperoleh pada penggunaan kontrol valve 30 dan 60 dengan tekanan udara 3 bar, diperoleh suhu udara dingin terah yaitu 6 C dan performa terbaik untuk hot 42

diperoleh pada penggunaan control valve 30, dengan tekanan 3 bar yang menghasilkan suhu udara 35 C. Dari keseluruhan percobaan dapat dilihat beberapa karakteristik yang memiliki kedekatan dengan performa yang diperoleh. Berdasarkan percobaan dengan nosel 2,4,dan 6 alur dengan kondisi valve terbuka penuh. Hasil untuk udara dingin terbaik diperoleh pada tekanan 3 bar dan control valve 90, sementara apabila valve terbuka setengah rata-rata control valve yang baik digunakan adalah dengan ukuran 30 dengan tekanan 3 bar. Hal ini menunjukan bahwa tekanan dan jumlah aliran balik pada inti vorteks berpengaruh sangat besar terhadap hasil yang diperoleh. Semakin tinggi tekanan yang diberikan maka temperatur dingin akan semakin rah dan temperatur panas akan meningkat. Sedangkan jika di lihat dari jumlah nosel, nosel dengan alur 2 memberikan performa terbaik untuk tabung vorteks dengan dimensi yang kami gunakan. 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan : 1. Berdasarkan hasil penelitian diketahui faktor yang mempengaruhi performa tabung vortex adalah tekanan udara inlet, jumlah alur pada nossle serta sudut kontrol valve. 2. Peningkatan tekanan udara pada inlet dapat meningkatkan suhu udara pada hot dan menurunkan suhu cool. 3. Alur nossle dan sudut control valve dapat digunakan untuk mengontrol aliran udara pada hot dan cool. 4. Pada kondisi valve terbuka penuh dengan nossle 2 alur dan tekanan 3 bar, dengan control valve 90 diperoleh suhu terah -9 C sedangkan penggunaan nossle yang sama, tekanan 3bar dan control valve 30 dan 60 diperoleh temperatur udara tertinggi yaitu 44 C. 5.2 Saran a) Perlu dilakukan penelitian dengan tabung penyimpanan berkapasitas lebih besar dari 3 Bar untuk menjaga tekanan agar tetap stabil selama proses percobaan. b) Perlu dilakukan penelitian dengan tabung vortex yang diberi isolasi panas untuk mencegah terjadinya perpindahan panas dari pipa ke lingkungan. c) Penelitian sebaiknya dilanjutkan dengan pengamatan terhadap pengaruh dari diameter pipa vortex, panjang pipa, tekanan udara atau pengaruh terhadap frekwensi suara. 44

Daftar Pustaka (*) http://www.asc.nasa.gov/media_room/photo1.html (**) EXAIR USA (***) De Vera, G., 10, The Ranque-Hilsch Vortex Tube, Mechanical Engineering Journal. may, hal 2-4 Ahlbon, B.J. Camire dan Keller, 1996. Low-pressure vortex tube, hal.. 1469-1472 Aljuwayhel, N.F., Nellis, G.F. dan Klein, S.A., 05. Parametric and internal study of the Vortex Tube using a CFD model, International Journal of Refrigeration, May, hal. 442-450 Aydin, O. dan Baki, M., 06. An experimental study on the design parameters Counter flow Vortex tube ENERGY, November. of a Behera, U., Paul, P.J., Kasthurirengan, S., Karunanithi, S.N. Ram, K. Dinesh dan S. Jacob, 05. CFD analysis an experimental investigations towards optimizing the Parameters of Ranque-Hilsch Vortex tube. International Journal of Heat dan Mass Transfer, May. Frohlingsdorf, W. dan Unger, H. 1999. Numerical Investigations of the Compressible Flow and the energy separation in the Ranque-Hilsch vortex tube. Internatonal Journal Heat Mass Transfer hal. 415-422 Gao, C.M., Bosschaart, K.J., Zeegers, J.C.H. dan A.T.A.M. de Waele, 05. Experimental study on a Simple Reaque-Hilsch vortex tube, Cryogenics. January, hal. 173-183 Promvonge, P. dan Eiamsa-ard, S. 05 Investigation on the vortex Thermal Separation in. a Vortex tube Refrigerator. Science Asia Journal. vol 31, hal.. 215-153 Sadi, M.H. dan Allaf Yazdi, M.R. 1999, Energy model of vortex tube system with Experimental results, July, Vol.24 hal. 625-653 Singh, P.K., Tathgir,D. Gangacharyulu dan G.S. Grewal, 04. An Experimental Performance Evaluation of Vortex tube, Journal of Mechanical Engineering, The Institute of Engineers India, January. Vol. 84 hal. 149-156 Skye, M.H., Nellis, G.F. dan Klein, S.A. 06 Comparison of CFD analysis to empirical data in a commercial vortex International Journal of Refrigeration. Vol 29 Hal. 71-80 45

46

Tabel 1 hasil percobaan dengan menggunakan nozzele 2 alur, dengan posisi valve terbuka penuh. Tekanan inlet ( Bar ) Panjang tabung vortex (Cm) Alur nozzele Sudut control valve Temperatur (T) C Velocity (V) m/s Debit aliran (Q) m 3 /s lingkungan inlet Cold Hot Cold Hot Cold Hot 1 10 2 30 31 27 17 32 1.7 9.6 3.33 10-5 7.54 10-4 2 10 2 30 31 27 4 33 4 16.2 7.84 10-5 1.27 10-3 3 10 2 30 31 27-6 32 9.8 21.2 1.92 10-5 1.66 10-3 1 10 2 60 31 27 17 34 2.1 9.8 4.12 10-5 7.69 10-4 2 10 2 60 31 27 2 31 3.9 16.5 7.64 10-5 1.29 10-3 3 10 2 60 31 27-6 33 9.2 21.4 1.80 10-4 1.68 10-3 1 10 2 90 31 27 15 32 2 10.1 3.92 10-5 7.93 10-4 2 10 2 90 31 27 3 32 5 16.1 9.88 10-5 1.26 10-3 3 10 2 90 31 27-9 31 9.2.6 1.8 10-4 1.62 10-3 1

Tabel 2 hasil percobaan dengan menggunakan nozzele 2 alur dengan valve terbuka setengah. Tekana n inlet (Bar) Panjang tabung (Cm) Alur nozzle Control valve 1 10 2 30 Posisi inlet Valve Terbuka setengah lingkun gan Temperatur (T) C inlet cold hot cold Velocity (V) m/s hot cold Debit aliran (Q) m 3 /s hot 31 27 10 32 7.1 1.5 1.39 10-4 1.17 10-4 2 10 2 30 31 27-1 39 11.5 3.8 2.25 10-4 2.98 10-4 3 10 2 30 31 27-6 44 14.7 4.9 2.88 10-4 3.85 10-4 1 10 2 60 Terbuka setengah 31 27 12 39 7.2 2.5 1.41 10-4 1.96 10-4 2 10 2 60 31 27 1 39 11.8 3.5 2.31 10-4 2.75 10-4 3 10 2 60 31 27 0 44 15.3 5.9 2.99 10-4 4.63 10-4 1 10 2 90 Terbuka setengah 31 27 7 33 8.9 2.3 1.74 10-4 1.81 10-4 2 10 2 90 31 27-1 38 14.1 4.0 2.76 10-4 3.14 10-4 3 10 2 90 31 27-2 39 18.5 7.7 3.63 10-4 6.05 10-4 2

Tabel 3 hasil percobaan dengan menggunakan nozzele 4 alur dengan posisi valve terbuka penuh Tekanan inlet ( Bar ) Panjang tabung (Cm) Alur nozzle Control valve Posisi inlet valve lingk unga n Temperatur (T) C inlet cold hot cold velocity (V) m/s hot cold Debit aliran (Q) m 3 /s hot 1 10 4 30 31 27 17 32 4.5 11.3 8.82 10-4 8.87 10-4 2 10 4 30 Terbuka penuh 31 27 1 31 8.7 16 1.71 10-4 1.25 10-3 3 10 4 30 31 27-4 28 14.5 22.1 2.84 10-4 1.73 10-3 1 10 4 60 31 27 17 31 4 10.8 7.84 10-4 8.48 10-4 2 10 4 60 Terbuka penuh 31 27 1 31 8.5 16 1.67 10-4 1.25 10-3 3 10 4 60 31 27-3 29 13.4 21.5 2.63 10-4 1.68 10-3 1 10 4 90 31 27 32 3.8 10.7 7.45 10-4 0.40 10-4 2 10 4 90 Terbuka penuh 31 27 3 33 7.4 16 1.45 10-4 1.25 10-3 3 10 4 90 31 27-6 32 13.8 21.1 2.70 10-4 1.65 10-3 3

Tabel 4 hasil percobaan dengan menggunakan nozzele 4 alur dengan posisi valve terbuka setengah. Tekana n inlet ( Bar ) Panjang tabung (Cm) Alur nozzle Control valve 1 10 4 30 Posisi control valve Terbuka setengah ling kung an Temperatur (T) C inlet cold hot cold Velociti (V) m/s hot cold Debit aliran (Q) m 3 /s hot 31 27 10 32 9.6 2.6 1.88 10-4 2.04 10-4 2 10 4 30 31 27 3 35 14.9 4.6 2.92 10-4 3.61 10-4 3 10 4 30 31 27-1 35 23.2 5.7 4.55 10-4 4.47 10-4 1 10 4 60 Terbuka setengah 31 27 11 32 10.8 2.7 2.12 10-4 2.12 10-4 2 10 4 60 31 27 5 35 16.4 4.2 3.21 10-4 3.30 10-4 3 10 4 60 31 27 8 35 23 6 4.51 10-4 4.71 10-4 1 10 4 90 Terbuka setengah 31 27 13 34 10.4 2.6 2.04 x 10-4 2.04 x 10-4 2 10 4 90 31 27 10 36 16.4 4.4 3.21 10-4 3.45 10-4 3 10 4 90 31 27 5 37 24.5 5.8 4.81 10-4 4.55 10-4 4

Tabel 5 hasil percobaan dengan menggunakan nozzele 6 alur dengan posisi valve terbuka penuh Tekana n inlet ( Bar ) Panjang tabung (Cm) Alur nozzle Ukiran control valve 1 10 6 30 Posisi control valve Terbuka penuh ling kung an Temperatur (T) C inlet cold hot cold Velociti (V) m/s hot cold Debit aliran (Q) m 3 /s hot 31 27 17 32 5.1 10.3 9.99 10-5 8.09 10-4 2 10 6 30 31 27 1 32 9.5 15.5 1.86 10-4 1.21 10-3 3 10 6 30 31 27-3 32 16.1 21.3 3.16 10-4 1.67 10-3 1 10 6 60 Terbuka penuh 31 27 18 31 5.3 9.6 1.04 10-4 7.54 10-4 2 10 6 60 31 27 1 30 10.6 15 2.08 10-4 1.18 10-3 3 10 6 60 31 27-4 32 15.4 2.94 10-4 1.16 10-3 1 10 6 90 Terbuka penuh 31 27 17 30 5.3 10.2 1.04 10-4 8.01 10-4 2 10 6 90 31 27 5 30 10.6 16 3.14 10-4 1.26 10-3 3 10 6 90 31 27-6 30 15.6.6 3.06 10-4 1.62 10-3 5

Tabel 6 hasil percobaan dengan menggunakan nozzele 6 alur dengan posisi valve terbuka setengah Tekana n inlet ( Bar ) Panjang tabung (Cm) Alur nozzle Control valve 1 10 6 30 Posisi inlet valve Terbuka setengah ling kung an Temperatur (T) C inlet cold hot cold Velocity (V) m/s hot cold Debit (Q) m 3 /s hot 31 27 14 32 10.8 1.9 2.12 10-4 1.49 10-4 2 10 6 30 31 27 8 34.2 3.6 3.96 10-4 2.83 10-4 3 10 6 30 31 27 6 35 28.1 5 5.51 10-4 3.93 10-4 1 10 6 60 Terbuka setengah 31 27 11 32 11 2 2.16 10-4 1.57 10-4 2 10 6 60 31 27 7 32 18.9 3.6 3.70 10-4 2.83 10-4 3 10 6 60 31 27 6 34 26.8 4.9 5.25 10-4 3.06 10-4 1 10 6 90 Terbuka setengah 31 27 13 32 9.9 2.4 1.94 10-4 1.88 10-4 2 10 6 90 31 27 8 33 15.8 4.6 3.10 10-4 3.61 10-4 3 10 6 90 31 27 10 33 24.4 6 4.78 10-4 4.71 10-4 6

DRAWING TITLE : Vortex Tube LOCATION : Total Page: 1/6 Size: A4 Drawn.by: GATRA P. Date: 26/11/10 ENGINEERING DEPARTMENT Project: Scale: 1:1 Engineer.by: Date: DRAWING CODE: Checked.by: KONLAWAT S. Date: REVISION: DATE ISSUE: 26/11/10 Appoved.by: KONLAWAT S. Date: FILE No: STATUS: NEW 7

DRAWING TITLE : Vortex Tube LOCATION : Total Page: 2/6 Size: A4 Drawn.by: GATRA P. Date: 26/11/10 ENGINEERING DEPARTMENT Project: Scale: 1:1 Engineer.by: Date: DRAWING CODE: Checked.by: KONLAWAT S. Date: REVISION: DATE ISSUE: 26/11/10 Appoved.by: KONLAWAT S. Date: FILE No: STATUS: NEW 8

DRAWING TITLE : Vortex Tube LOCATION : Total Page: 3/6 Size: A4 Drawn.by: GATRA P. Date: 26/11/10 ENGINEERING DEPARTMENT Project: Engineer.by: Date: DRAWING CODE: Scale: 1:1 Checked.by: KONLAWAT S. Date: REVISION: DATE ISSUE: 26/11/10 Appoved.by: KONLAWAT S. Date: FILE No: STATUS: NEW 9

DRAWING TITLE : Vortex Tube LOCATION : Total Page: 4/6 Size: A4 Drawn.by: GATRA P. Date: 26/11/10 ENGINEERING DEPARTMENT Project: Scale: 1:1 Engineer.by: Date: DRAWING CODE: Checked.by: KONLAWAT S. Date: REVISION: DATE ISSUE: 26/11/10 Appoved.by: KONLAWAT S. Date: FILE No: STATUS: NEW 10

DRAWING TITLE : Vortex Tube LOCATION : Total Page: 5/6 Size: A4 Drawn.by: GATRA P. Date: 26/11/10 ENGINEERING DEPARTMENT Project: Scale: 1:1 Engineer.by: Date: DRAWING CODE: Checked.by: KONLAWAT S. Date: REVISION: DATE ISSUE: 26/11/10 Appoved.by: KONLAWAT S. Date: FILE No: STATUS: NEW 11

DRAWING TITLE : Vortex Tube LOCATION : Total Page: 6/6 Size: A4 Drawn.by: GATRA P. Date: 26/11/10 ENGINEERING DEPARTMENT Project: Scale: 1:1 Engineer.by: Date: DRAWING CODE: Checked.by: KONLAWAT S. Date: REVISION: DATE ISSUE: 26/11/10 Appoved.by: KONLAWAT S. Date: FILE No: STATUS: NEW 12