BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang keuangan dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. imbalan dan penetapan beban yang dikenal dengan bunga. Selain itu,

BAB IV. Analisis Hasil Penelitian. A. Perhitungan Bagi Hasil Simpanan Mudharabah di KJKS BMT Nurussa adah

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. yang didapat oleh peneliti terdahulu yang bersangkutan dengan penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. penentuan return yang akan diperoleh para depositornya. Bank syariah tidak hanya

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINAJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Lembaga Keuangan

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usaha tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat. yang setia dan menguntungkan pihak bank. Dengan demikian, pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk penyimpanan dana, pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Khairunisa, 2001)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Telah menjadi pengetahuan umum bahwa perkembangan ekonomi Islam

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

pengiriman uang. Piter dan Suseno (2003) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

Bank Syariah PIEw14 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap deposito mudharabah. Penelitian-penelitian tersebut adalah sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dan ketiga adalah ijarah dan jasa. Bagi hasil terdiri dari mudharabah dan

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah pada dasamya merupakan suatu industri keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Antonio, 2001). Khairunisa, 2001 ). (Karim, 2005).

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. antara pihak investor atau penabung, istilahnya shahibul maal dengan pihak pengelola

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan dana yang dimiliki suatu lembaga harus benar-benar efektif. agar pendapatan yang diperoleh meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

DASAR HUKUM. a. Kegiatan usaha dan produk-produk bank berdasarkan prinsip syariah. b. Pembentukan dan tugas Dewan Pengawas Syariah

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2002, hlm.91. 2

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non-bank seperti koperasi simpan

BAB I PENDAHULUAN. saja. Lihatlah, seperti Bank Mandiri Syariah, Unit BNI syariah, dan Unit Bank BRI

1. Pengertian bank konvensional & bank syariah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat, dana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB I PENDAHULUAN. umat agama lain. Islam adalah rahmatan lil alamin rahmat bagi alam semesta.

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkannya. Bank juga dikenal sebagai lembaga keuangan. yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghimpun maupun menyalurkan dana, hal ini terjadi karena adanya

PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KOMPARATIF PERHITUNGAN BONUS ANTARA PRODUK TABUNGAN (SUKU BUNGA) DAN TABUNGAN MUDHARABAH SERTA TABUNGAN WADIAH

BAB I PENDAHULUAN. kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul maal wat tamwil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan lembaga perantara (intermediary) yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Masing-masing dijelaskan sebagi berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lembaga perbankan syariah didorong oleh adanya desakan kuat oleh

BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah

ditetapkan dalam jumlah yang pasti. 2

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah merupakan Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak dibidang keuangan dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan dana (Kasmir,2008: 11). Menurut Wijaya, (2000). Lembaga keuangan merupakan bagian dari sistem keuangan dalam ekonomi modern yang melayani masyarakat pemakai jasa-jasa keuangan. Lembaga keuangan Syariah adalah setiap perusahaaan keuangan yanga bergerak sesuai aturan Syariat Islam. LKS didirikan dengan tujuan mempromosikan dan mengembangkan prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis yang terkait, adapun yang dimaksud dengan prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan lembaga keuangan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah. Prinsip syariah yang dianut oleh lembaga keuangan syariah dilandasi nilai-nilai keadilan, kemanfaatan, keseimbangan, dan keuniversalan (rahmatan lil alamin) (Soemitra, 2009:35-36). Koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) merupakan salah satu bentuk dari lembaga keuangan syariah mikro yang merupakan lembaga 1

2 keuangan non bank, yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah. KJKS adalah Koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. KJKS sebenarnya sama saja dalam konteks pelaksanaannya dengan Baitul Maal wat Tanwil (BMT). Perbedannya terletak pada lembaganya pada KJKS hanya terdiri dari satu lembaga saja, yaitu koperasi yang berjalan dengan system syariah. Sedangkan pada BMT terdapat 2 lembaga yaitu diambil dari namanya Baitul Maal wat Tanwil yang artinya lembaga zakat dan lembaga keuangan Syariah. Hal ini berarti bahwa KJKS yang dijalankan dengan 2 lembaga disebut BMT dan yang hanya menjalankan KJKS disebut Koperasi Syariah. Produk yang ditawarkan oleh KJKS menjadi beberapa bagian, yaitu: produk penghimpunan dana (funding) dengan konsep bagi hasil meliputi tabungan, deposito dan giro. Produk penyaluran dana (financing) dengan konsep bagi hasil meliputi mudharabah dan musyarakah, dan masih banyak lagi produk dengan konsep margin. terdapat dua fungsi utama KJKS dll, pertama adalah penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Kedua adalah menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana.

3 Bagi seorang muslim/muslimah tentu saja keberadaan bank syariah atau KJKS merupakan suatu kabar yang menggembirakan. Karena selama ini para nasabah yang beragama Islam akan merasa khawatir dengan sistem bunga yang diberikan oleh bank konvensional. Akan tetapi dalam prakteknya, masyarakat atau bahkan nasabah bank syariah belum mengenal serta memahami makna syariah dan mudharabah yang telah diterapkan. Yang mereka pahami hanyalah bahwa bank syariah merupakan bank yang menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam melaksanakan kegiatannya. Islam mengharamkan bunga dan menghalalkan bagi hasil. Keduanya memberikan keuntungan, tetapi memiliki perbedaan mendasar sebagai akibat adanya perbedaan antara investasi dan pembuangan uang (musjtari dan fitriyanti, 2010:84). Dalam investasi, usaha yang dilakukan mengandung resiko, dan karenanya mengandung unsur ketidakpastian. Sebaliknya, pembuangan uang adalah aktivitas yang tidak memiliki resiko, karena adanya persentase suku bunga tertentu yang ditetapkan berdasarkan besarnya modal. Dalam menghadapi persaingan yang mengglobal terutama dengan bank konvensional yang menawarkan imbalan berupa bunga, maka bank syariah perlu memperhatikan manajemennya agar bisa bertahan di industri perbankan. Salah satunya adalah kondisi tingkat bagi hasil, dalam persaingan merebut dana pihak ketiga Bank syariah sulit mengimbangi daya saing perbankan konvensional untuk menentukan Bunga dalam menarik minat nasabah atau anggota untuk menarik dana dari masyarakat

4 termasuk dalam kondisi tren BI Rate yang menigkat (Otoritas Jasa Keuangan, Tinjauan Perkembangan Industri Keuangan Syariah di Indonesia, 2013:6). Walaupun demikian, dengan naiknya tingkat suku bunga maka akan diikuti naiknya suku bungan simpanan dan suku bunga pinjaman pada bank konvensional. Sehingga orang akan cenderung untuk menyimpan dananya di bank konvensional daripada di bank syariah atau BMT KJKS, karena bungan simpanan di bank konvensional naik yang pada akhirnya tingkat pengembalian yang diperoleh oleh nasabah penyimpan dana akan mengalami peningkatan. Dalam penelitian Anisah (2013) menyatakan bahwa tingkat suku bunga akan mempunyai hubungan negatif terhadap dana deposito bank syariah. Hal ini lah yang menjadi dilema dalam dunia perbankan syariah saat ini, karena di khawatirkan akan ada perpindahan dana dari bank syariah ke bank konvensional. (Otoritas Jasa Keuangan, Tinjauan Perkembangan Industri Keuangan Syariah di Indonesia, 2013:7). Kecenderungan masyarakat menggunakan sistem bunga (interest ataupun usury) lebih bertujuan untuk mengoptimlakan pemenuhan kepentingan pribadi, sehingga kurang mempertimbangkan dampak sosial yang ditimbulkan (PBI No. 7/47/PB/2005). Berbeda dengan sistem bagi hasil (Profit sharing) sistem berorentasi pemenuhan kemaslahatan hidup umat manusia (Sudarsono, 2012:21).

5 Perbedaan antara bunga dan bagi hasil : Tabel 1.1 Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil Bunga Penentuan Keuntungan Pada waktu perjanjian dengan asumsi haru selalu untung Bagi Hasil Pada waktu akad dengan pedoman untung atau rugi Besarnya Prosentase Berdasarkan jumlah uang (modal) yang dipinjamkan Berdasarkan keuntungan yang diperoleh Pembayaran Jumlah Pembayaran Seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan untung atau rugi Tetap tidak meningkat walau keuntungan berlipat Bergantung pada keutungan proyek bila rugi di tanggung bersama Sesuai dengan peningkatan jum lah pendapatn Eksistensi Diragukan oleh semua agama Tidak ada yang meragukan keabsahannya Sumber : Wirdyaningsih, 2005, hlm. 49. Bagi hasil merupakan ciri khas utama pada lembaga keuangan syariah. Dinamakan lembaga keuangan bagi hasil dikarenakan lembaga ini memperoleh keuntungan dari apa yang di hasilkan dalam upayanya mengelola dana pihak ketiga (DPK). Nisbah bagi hasil merupakan faktor penting dalam menentukan bagi hasil di bank syariah. Sebab aspek nisbah merupakan aspek yang disepakati bersama antara kedua belah pihak yang melakukan transaksi (Muhammad, 2004:123). Bagi hasil menurut istilah adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dan pengelola dana

6 (Rofiq, 2004:153). Menurut terminologi asing (inggris) bagi hasil dikenal dengan profit sharing. Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan: pembagian laba. Secara definitif profit sharing diartikan: Distribusi beberapa bagian dari laba (profit) pada para pegawai dari suatu perusahaan. Lebih lanjut dikatakan, bahwa hal itu dapat berbentuk suatu bonus uang tunai tahunan yang didasarkan pada laba yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya, atau dapat berbentuk pembayaran mingguan atau bulanan (Pass, 1997:537). Pada dasarnya pola perhitungan bagi hasil dalam Islam ada dua macam, yaitu bagi hasil untung (profit sharing) dan bagi pendapatan (revenue sharing), Perhitungan bagi hasil hanya dapat dilakukan setelah proyek selesai, atau setelah berakhirnya suatu periode perhitungan pendapatan tertentu, misalnya setiap akhir bulan, akhir tahun, ataupun lainnya sesuai kesepakatan. Pada awal perjanjian ditentukan adalah penetapan nisbah (ratio) bagi hasil. Nilai nominal hasil tergantung dari besarnya keuntungan proyek yang belum diketahui (Arifin, 2009:22). Menurut Iska (2012) secara umum bentuk yang diterapkan di Indonesia ialah pola bagi pendapatan (revenue sharing), jika bank sebagai pemodal dan nasabah sebagai pengguna dana, dan menggunakan sistem bagi untung bersih (profit sharing) jika bank sebagai pengelola dana dan nasabah sebagai penabung. Apabila bank menggunakan sistem bagi untung bersih, dimana bagi hasil diperhitungkan dari pendapatan bersih

7 setelah dikeluarkan biaya bank, kemungkinan yang akan terjadi bagi hasil bagi penabung akan semakin kecil, jika kadar bunga di pasaran lebih tinggi, akan mempengaruhi penurunan jumlah dana pihak ketiga suatu lembaga keuangan syariah secara keseluruhan. Karena yang variabel yang akan di jadikan bahan penelitian terdapat pada produk penghimpunan dana yang menggunakan konsep bagi hasil, yaitu deposito atau simpanan berjangka maka akan dijelaskan sedikit tentang pengertiannya. BI Rate atau tingkat suku bunga yang di tetapkan oleh Bank Indonesia merupakan acuan bagi lembaga perbankan dalam menentukan bunga bank umum. Di dalam teori Perbankan Syariah dalam menentukan bagi hasil tidak mengacu pada BI Rate, karena BI Rate atau acuan tingkat suku bunga Bank Umum tidak sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Namun masih banyak nasabah atau anggota, ketika ingin mendepositokan dananya harus melihat suku bunga bank umum yang mengacu pada Bi rate untuk di bandingkan dengan tingkat bagi hasil yang di berikan, dan jika suku bunga bank umum lebih besar maka anggota akan memilih mendepositokan dananya ke bank umum dan begitu juga sebaliknya, bisa disimpulkan nasabah atau anggota seperti ini adalah anggota atau nasabah yang tidak loyal terhadap suatu lembaga keuangan syariah maupun konvensional.

8 Tabungan menurut pandangan ekonomi klasik, merupakan fungsi dari tingkat bunga. Tingkat Bunga yang tinggi akan semakin mendorong seseorang untuk menabung dan mengorbankan konsumsi sekarang untuk dimanfaatkan dimasa yang akan datang. Tingginya minat nasabah untuk menabung dipengaruhi oleh tingkat bunga, hal ini menunjukan bahwa pada saat tingkat bunga tinggi masyarakat lebih tertarik untuk mengorbankan konsumsi sekarang guna menambah tabungannya. Konsep ini berbeda dengan sistem perbankan syariah yang menggunakan sistem bagi hasil atas penggunaan dana oleh pihek peminjam (baik pihak nasabah atau bank) (Ghofur,2007:69-70). Deposito dalam fatwa Dewan Syariah Nasional No. 03/DSN- MUI/IV/2000 terdiri atas dua jenis: pertama, deposito yang tidak dibenarkan secara prinsip syariah yaitu deposito yang berdasarkan pehitunga bunga. Kedua, deposito yang dibenarkan secara syariah yaitu deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah. Dimana suatu lembaga keuangan syariah bertindak sebagai mudharib (pengelola dana) sedangkan nasabah bertindak sebagai shahibul maal (pemilik dana). Menurut Nur rianto (2012: 35) Pengertian deposito adalah bentuk simpanan yang memiliki jumlah minimal tertentu, jangka waktu tertentu dan bagi hasilnya lebih tinggi dari pada tabungan. Jangka waktu tersebut adalah 1, 3, 6, dan 12 bulan. Tingkat bagi hasil deposito pada bank syariah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk

9 menabung. Ketika tingkat bagi hasil deposito tinggi, masyarakat akan lebih cenderung mendepositokan uangnya daripada dikonsumsi keseluruhan. Hal itu dikarenakan tidak semua nasabah merupakan nasabah loyalis yang memilih menggunakan jasa perbankan disebabkan faktor keyakinan. Peneliti mengambil data penelitian pada Lembaga Keuangan Syariah Mikro, Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Prima Artha Sleman, yang dinyatakan CUKUP SEHAT oleh Kementrian Koperasi dan UKM (Sumber KJKS Prima Artha), aspek - aspek dalam penilaian kesehatan meliputi: permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiesi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, jatidiri koperasi, Khusus bagi KJKS ditambahka aspek kepatuhan prinsip Syariah (http://www.dinkop-umkm.jatengprov.go.id). Sedangkan yang akan jadi objek penelitian adalah Simpanan berjangka (Deposito) produk tersebut merupakan Produk yang terdapat pada Lembaga Keuangan Syariah Mikro, Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Prima Artha Sleman. Lembaga Keuangan Syariah Mikro Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Prima Artha Sleman adalah lembaga keuangan mikro yang berlandaskan syariah Islam, kantor pusat dan kantor cabang Sleman yang beralamatkan di Jl. Dr. Radjimin No. 40 C, Paten, Tridadi, Sleman. Dan Kantor KJKS Prima Artha cabang Seyegan yang terletak di sebelah Timur Pasar Ngino, Margoagung, Seyegan, Sleman.

10 Tabel 1.2 Jumlah Rekening Simpanan Anggota KJKS Tahun 2014 & 2015 Jenis Kacab. Tingkat Kacab. Tingkat Simpanan Sleman Pertumbuhan Seyegan Pertumbuhan 2014-2015 Jumlah Rek 2014-2015 Jumlah Rek S.Prima 2.209 2.316 4,84% 5.967 6.162 3,27% S.Hari 158 163 3,16% 139 143 2,88% Istimewa S.Arista 1.008 1.613 60,02% 807 1.281 58,74% Prima S.Pokok 953 1.116 17,10% 1.323 1.711 29,33% Sumber: KJKS Prima Artha Tabel 1.3 Produk-produk yang ada di KJKS Prima Artha Sleman No Produk Simpanan Produk Pembiayaan 1 Simpanan Prima Jual Beli dan Leasing 2 Simpanan Hari Istimewa Modal Kerja 3 Simpanan Berjangka Gadai 4 Modal Penyertaan Multi Guna 5 Simpanan Arista Prima Sumber : KJKS Prima Artha Data-data dari kedua tabel tersebut adalah data jumlah rekening yang terdapat di Lembaga Keuangan Syariah KJKS Prima Artha Sleman, dari tahun 2014 sampai 2015 yang menunjukan peningkatan yang baik

11 dari segi produk dengan keuntungan bagi hasil maupun produk dengan keuntungan fee atau bonus. Serta data tentang produk-produk penghimpun dana dan produk-produk penyaluran dana. Dikarenakan data yang disajikan atau yang diberikan kepada peneliti adalah data jumlah dana deposito, maka yang akan di teliti oleh peneliti adalah jumlah dana depositonya. Dan bahwasanya deposito adalah produk penghimpunan dana yang paling tinggi tawaran bagi hasilnya, jika bagi hasil tinggi maka seharusnya masyarakat cenderung mendepositokan uangnya dari pada dikonsumsi saja, secara otomatis hal ini mempengaruhi jumlah dana deposito pada suatu lembaga keuangan syariah di Indonesia. Tingkat bagi hasil deposito pada bank syariah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menabung. Ketika tingkat bagi hasil deposito tinggi, masyarakat akan lebih cenderung mendepositokan uangnya daripada dikonsumsi keseluruhan. Berdasarkan hasil penelitian Adiwarman Karim dan Adi Zakaria Afif dari Karim Business Consulting, segmentasi nasabah perbankan syariah di Indonesia terbagi menjadi 3 segmen, yaitu syariah loyalist market, floating market, dan conventional loyalist market. Segmen loyalis syariah dan loyalis konvensional merupakan kelompok nasabah yang memilih menggunakan jasa atau perbankan lebih disebabkan faktor keyakinan. Sedangkan segmen floating market merupakan kelompok nasabah yang memilih menggunakan jasa atau perbankan lebih disebabkan faktor kualitas layanan dan keuntungan

12 yang ditawarkan (service and return), tanpa memperhatikan sistem bagi hasil maupun bunga. Fokus penelitian ini adalah meneliti tentang pengaruh tingkat bagi hasil deposito dan BI rate terhadap jumlah dana simpanan mudharabah dimana produk simpanan mudharabah yang di teliti adalah Simpanan Berjangka (Deposito Mudharabah) yang ada pada KJKS Prima Artha Sleman. Alasan memilih simpanan mudharabah jenis deposito lebih disebabkan karena karakteristik produk deposito pada umumnya. Kelebihan simpanan deposito dibandingkan jenis simpanan lainnya seperti tabungan dan giro adalah pemberian tingkat keuntungan (bagi hasil) yang lebih tinggi. Bagi hasil pada lembaga keuangan syariah sering disebut sebagai pengganti bunga pada Bank Konvensional, perbedaanya dalam bagi hasil keuntungannya bersifat fluktuaktif yaitu tergantung pada usaha yang dijalankan. Dengan begitu suatu LKS harus menjalankan usahanya semaksimal dan sebaik mungkin agar bagi hasil yang didapatkan akan meningkat tanpa melanggar prinsip-prinsip syariah, dan hal ini akan menarik nasabah untuk mendepositokan dananya ke lembaga keuangan syariah khususnya KJKS Prima Artha. Dari latar belakang yang dipaparkan, maka peneliti tertarik untuk mengajukan penelitian mengenai: PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO DAN SUKU BUNGA (BI RATE) TERHADAP JUMLAH DANA SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS PRIMA ARTHA DI SLEMAN

13 B. Rumusan masalah 1. Apakah tingkat bagi hasil deposito berpengaruh terhadap jumlah dana simpanan berjangka (deposito) pada KJKS Prima Artha, Sleman (deposito jangka waktu 3, 6 dan 12 bulan)? 2. Apakah suku bunga (BI rate) berpengaruh terhadap jumlah dana simpanan berjangka (deposito) pada KJKS Prima Artha, Sleman (deposito jangka waktu 3, 6 dan 12 bulan)? 3. Apakah tingkat bagi hasil deposito dan suku bunga (BI rate) berpengaruh secara bersama-sama terhadap jumlah dana simpanan berjangka (deposito) pada KJKS Prima Artha, Sleman (deposito jangka waktu 3, 6 dan 12 bulan)? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat bagi hasil deposito terhadap jumlah dana simpanan berjangka (deposito) pada KJKS Prima Artha, Sleman (deposito jangka waktu 3, 6 dan 12 bulan). 2. Untuk mengetahui pengaruh suku bunga (BI rate) terhadap jumlah dana simpanan berjangka (deposito) pada KJKS Prima Artha, Sleman (deposito jangka waktu 3, 6 dan 12 bulan). 3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat bagi hasil dan suku bunga (BI rate) secara bersama sama terhadap jumlah dana simpanan berjangka (deposito) pada KJKS Prima Artha, Sleman (deposito jangka waktu 3, 6 dan 12 bulan).

14 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini secara langsung maupun tidak langsung diharapkan dapat berguna untuk semua pihak. 1. Bagi Penulis Dapat berguna untuk menambah wawasan pengetahuan, pengalaman dan penerapaan teori dalam kehidupan sehari-hari terutama pada ilmu Lembaga Keuangan dan Ekonomi Syariah, yang sesuai dengan jurusan perkuliahan yang peneliti tempuh. 2. Bagi Akademisi Dapat memberikan tambahan pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai refrensi dan juga diharapkan dapat memberikan motivasi untuk penelitian yang akan di lakukan selanjutnya. 3. Bagi Praktisi Hasil penelitian ini dapat membantu sebagai bahan pertimbangan oleh pihak KJKS Prima Artha Sleman dalam menentukan kebijakan pengambilan keputusan dalam meningkatkan pertumbuhan jumlah anggota simpanan berjangka.