STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR BATA RINGAN CELLULAR LIGHTWEIGHT CONCRETE

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN PERSENTASE PENAMBAHAN FLYASH TERHADAP KUAT TEKAN BATA RINGAN JENIS CLC

PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT HALUS DENGAN KERTAS KORAN BEKAS PADA CAMPURAN BATAKO SEMEN PORTLAND TERHADAP KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN TANAH PUTIH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS (PASIR) TERHADAP KUALITAS BETON

Jurnal Teknik Sipil, Vol. V, No. 2, September 2016

ANALISIS KUAT TEKAN DAN DAYA SERAP AIR PADA BATU BATA RINGAN YANG TERBUAT DARI FLY ASH DAN ABU PENGERGAJIAN BATU ANDESIT

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. & error) untuk membuat duplikasi proses tersebut. Menurut (Abdullah Yudith, 2008 dalam lesli 2012) berdasarkan beratnya,

BAB I PENDAHULUAN. lama digunakan di seluruh dunia. Penggunaan batu bata di Indonesia sudah banyak

PEMBUATAN BATA RINGAN MENGGUNAKAN LIMBAH PENGGERGAJIAN BATU ANDESIT ABSTRAK

PENGGUNAAN PASIR BESI SEBAGAI AGREGAT HALUS BETON PEMBERAT PIPA MINYAK/GAS LEPAS PANTAI

KELAYAKAN PASIR KALI MAS SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN BETON DAN MORTAR

Pengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON

Pemanfaatan Pasir Telaga Sari dan Styrofoam untuk Pembuatan Batako Ringan

STUDI KASUS PERBANDINGAN BERBAGAI BATA RINGAN DARI SEGI MATERIAL, BIAYA, DAN PRODUKTIVITAS

PENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BAHAN TAMBAH PLASTIK DAN ABU SEKAM PADI DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERBAGAI KADAR VISCOCRETE PADA BERBAGAI UMUR KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI f c = 45 MPa

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN NON PASIR RAMAH LINGKUNGAN

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

KARAKTERISTIK TEKNIS BETON DAN MORTAR MENGGUNAKAN PASIR BONDO HITAM DAN BONDO MERAH

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beton masih merupakan pilihan utama sebagai bahan konstruksi pada saat ini

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

Beton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dengan Campuran Fly Ash dan Foam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifat mekanis beton busa. Penelitian dilakukan dengan mengontrol specific gravity

PEMANFAATAN LIMBAH SERBUK BATU MARMER DARI GUNUNG BATU NAITAPAN KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN PADA CAMPURAN PAVING BLOCK

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH DAN VOLUME FOAM TERHADAP KUAT TEKAN, DAYA SERAP AIR, DAN BERAT JENIS BETON RINGAN FOAM DENGAN PERBANDINGAN 1PC : 1PS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN DESAIN CAMPURAN BETON NORMAL MENGGUNAKAN SNI DAN SNI 7656:2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. agentspectafoam, HDM, dan polimer serta penambahan serat aluminium.

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

PEMANFAATAN LIMBAH ASBES UNTUK PEMBUATAN BATAKO (141M)

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

PENGARUH PENGGUNAAN BATU DOLOMIT SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Agregat Halus Sudibyo (2012), melakukan pengujian pengaruh variasi umur beton terhadap nilai kuat tekan beton dengan

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT TERHADAP KUAT LENTUR BETON DENGAN f c = 40 MPa PADA BENDA UJI BALOK 600 X 150 X 150 mm 3

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK TERHADAP BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN PADA BETON RINGAN RAMAH LINGKUNGAN

LAMPIRAN 1 ANALISA AYAKAN AGREGAT HALUS. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR TERHADAP KUAT TEKAN DAN SIFAT KEDAP AIR MORTAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

EVALUASI PERBANDINGAN BENDA UJI BERBENTUK HOLLOW- BRICK TERHADAP SILINDER

Kartika Purwitasari, Achfas Zacoeb, Siti Nurlina ABSTRAK Kata Kunci : 1. Pendahuluan

Pengaruh Penggunaan Bambu Sebagai Pengganti Agregat Split terhadap Kuat Tekan Beton Ringan

BAB I PENDAHULUAN. perancangan maupun inovasi material yang digunakan. konstruksi juga selalu dikembangkan. Beton ringan atau lightweight concrete

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

PENGARUH VARIASI PERAWATAN BETON TERHADAP SIFAT MEKANIK HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu jenis batu yang biasanya digunakan sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan bahan tambah yang bersifat mineral (additive) yang lebih banyak bersifat

PENGARUH VARIASI CAMPURAN SERBUK ALUMINIUM DALAM PEMBUATAN BATA BETON RINGAN DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK GIPSUM NASKAH PUBLIKASI

Leslie 1, Daniel Rumbi Teruna 2, Rahmi Karolina 3 ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

BAB I PENDAHULUAN. baja. Pilihan menggunakan beton sebagai bahan konstruksi ini dikarenakan beton

Berat Tertahan (gram)

Lampiran. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR DAN SABUT KELAPA TERHADAP BOBOT DAN DAYA SERAP AIR BATAKO

PEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO PADA PEMBUATAN BATA RINGAN NON STRUKTURAL DENGAN METODE CELLULAR LIGHTWEIGHT CONCRETE (CLC)

ANALISA FAKTOR UMUR PAVING BLOCK

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA

1 Universitas Indonesia

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan pembuatan benda uji batako sekam padi dilakakukan di

BAB I PENDAHULUAN. serta bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu. Campuran bahan-bahan

PENGARUH KADAR AIR AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON ABSTRACT

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN TEGANGAN-REGANGAN BATA BETON RINGAN DENGAN PENAMBAHAN MINERAL ALAMI ZEOLIT ALAM TERTAHAN SARINGAN NO.

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN CRUMB RUBBER LIGHTWEIGHT CONCRETE MAKING WITH RUBBER CRUMB

Transkripsi:

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR BATA RINGAN CELLULAR LIGHTWEIGHT CONCRETE DENGAN TANAH PUTIH SEBAGAI AGREGAT Elia Hunggurami (eliahunggurami@yahoo.com) Dosen pada Jurusan Teknik Sipil, FST Undana Wilhelmus Bunganaen (wilembunganaen@yahoo.co.id) Dosen pada Jurusan Teknik Sipil, FST Undana Richardo Yeskial Muskanan (richardomuskanan@ymail.com) Penamat dari Jurusan Teknik Sipil, FST Undana ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh substitusi tanah putih terhadap pasir pada nilai kuat tekan dan serapan air bata ringan cellular lightweight concrete (CLC). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni dengan membuat bata ringan CLC dengan substitusi tanah putih sebesar 0%, 50%, dan 100% dari berat pasir. Bata ringan yang telah di curing selama 7, 14 dan 28 hari kemudian diuji untuk mendapatkan nilai kuat tekan dan serapan air dari dari bata ringan. Hasil penelitian menunjukan nilai kuat tekan bata ringan CLC normal pada umur 7 hari adalah sebesar 0,861 MPa. Kuat tekan bata ringan lebih besar 29,04% yaitu 1,111 MPa pada substitusi 50 % tanah putih,dan lebih besar 77,47 % yaitu 1,528 MPa pada substitusi 100% tanah putih. Pada umur 14 hari, nilai kuat tekan bata ringan normal 0,889 MPa. Nilai kuat tekan lebih besar 49,94% yaitu 1,333 MPa, dan lebih besar 87,51% yaitu 1,667 MPa pada substitusi 50% dan 100% tanah putih. Pada umur 28 hari nilai kuat tekan bata ringan CLC normal sama dengan bata ringan CLC dengan substitusi 100% tanah putih yaitu 1,472 MPa. Nilai kuat tekan lebih kecil 7,54% menjadi 1,361 MPa pada substitusi 50% tanah putih. Nilai serapan air bata ringan CLC berturut turut sebesar 17,678% untuk bata ringan CLC normal, 16,645% untuk bata ringan dengan substitusi 50% tanah putih, dan 20,267% pada substitusi 100% tanah putih. Nilai serapan air ini bata ringan CLC ini masih dibawah nilai serapan air bata beton pejal tipe 1 yaitu sebesar 25%. Kata Kunci : Bata ringan cellular lightweight concrete (CLC), kuat tekan, serapan air, tanah putih ABSTRACT The research is do to know the substitution influence of lime stone to the sand forward the compressive strength and water absorption in the CLC light brick. The method of the research is by making light brick CLC with substitution lime stone as big as 0%, 50%, and 100% of the weight of the sand. Lightweight brick that has been curing for 7, 14, and 28 days later were tested to obtain the compressive strength and water absorption of the light brick.the result of research show that the compressive strength of normal CLC light brick at the age of 7 days is equal to 0,861 MPa. The compressive strength of light brick increased 29,04% become 1,111 MPa, and 77,47% become 1,528 MPa, at substitution of 50% and 100% lime stone. At the age of 14 days, the compressive strength of normal light brick is 0,889 MPa. The compressive strength increased 49,94% become 1,333 MPa, and 85,51% become 1,667 MPa at substitution 50%, and 100% lime stone. At the age of 28 days, the compressive strength of normal light brick same with CLC light brick in substitution 100% lime stone is 1,472 MPa. The compressive strength decreased 7,54% become 1,361 MPa in substitution 50% lime stone. The value of water absorption in CLC light brick is equal to 17,678% for normal CLC light brick, 16,645% for light brick with substitution 50% lime stone, and 20,167% at 100% substitution lime stone. The value of water absorption in CLC light brick still below the values of water absorption in solid brick concrete type 1 is 25%. 125

Keywords: Cellular lightweight concrete (CLC), compressive strength, water absorption, lime stone PENDAHULUAN Dalam konstruksi bangunan, dinding merupakan elemen penting. Dinding merupakan pembentuk utama suatu bangunan, dan berfungsi sebagai pemberi penampilan artistik dari bangunan. Dalam perkembangannya, dinding yang terbuat dari bata merupakan salah satu dinding yang paling disukai. Hal ini dapat terlihat pada sebagian besar gedung yang menggunakan bata sebagai dinding. Kebutuhan akan bata ini mendorong munculnya inovasi baru dalam pembuatan bata, salah satunya adalah bata ringan (Goritman, B dan Robby Irwangsa). Salah satu jenis bata ringan yang beredar di pasaran adalah bata ringan Celullar Lightweight Concrete (CLC). Bata ringan CLC adalah beton selular (berpori) yang mengalami proses curing secara alamiah. Komposisi bata ringan CLC antara lain : pasir, semen, air, dan foaming agent (penghasil busa). Dalam prosesnya bata ringan CLC menggunakan busa organik yang dihasilkan dari bahan tambahan Foam Agent. Busa ini berfungsi sebagai media pembungkus udara, sehingga menghasilkan pori dan membuat bata lebih ringan. Selain lebih ringan kuat tekan Celular Lightweight Concrete beragam, berkisar antara 1,5 sampai lebih dari 3,0 MPa tergantung densitasnya (http://bataringan.co.id). Di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Kota Kupang, tanah putih digunakan sebagai agregat pembuatan batako. Hal ini dikarenakan kondisi geologi NTT yang sebagian besar terbentuk dari batuan kapur, sehingga berpotensi sebagai daerah penghasil tanah putih. Akan tetapi terdapat beberapa kelemahan pada batako ini antara lain ; memikili berat volume yang cukup besar sehingga menambah beban struktur. MATERI Bata Ringan Cellular Lightweight Concrete (CLC) Menurut Ngabdurrochman, 2009, bata ringan adalah bata berpori yang memiliki berat jenis ( density ) lebih ringan dari pada bata pada umumnya. Berat jenisnya antara 600-1600 kg/m 3 dengan kekuatannya tergantung pada komposisi campuran (mix design) (http://repository.usu.ac.id). Bata ringan pertama kali dikembangkan di Swedia pada tahun 1923 sebagai alternatif material bangunan. Pada tahun 1943 bata ringan dikembangkan lagi oleh Joseph Hebel di Jerman. Di Indonesia bata ringan dikenal pada tahun 1995 saat didirikan PT Hebel Indonesia di Karawang Timur, Jawa Barat (Wijayanti, W., 2012 : 55). Bata ringan celullar lightweight concrete (CLC) adalah beton selular (berpori) yang mengalami proses curing secara alamiah. Dalam prosesnya menggunakan busa organik yang sangat stabil, dan tidak ada reaksi kimia ketika proses pencampuran adonan. Busa organik ini berfungsi sebagai media untuk membungkus udara. Komposisi bata ringan CLC terdiri dari pasir, semen, air, dan busa yang dihasilkan dari campuran antara air dan foam agent dengan komposisi tertentu (http://bataringan.co.id). Persyaratan Fisik Bata Beton Kelayakan bata beton sebagai pasangan dinding dapat dilihat dari terpenuhinya karakteristik kuat tekan dan nilai serapan air bata beton sesuai SNI 03 0349 1989 tentang bata beton untuk pasangan dinding. Adapun syarat fisis yang harus dipenuhi dapat dilihat pada Tabel 1. 126

Tabel 1. Persyaratan Fisik Bata Beton Menurut SNI 03-0349-1989 Syarat Fisis Satuan Tingkat mutu bata beton pejal I II III IV Kuat tekan bruto rata rata minimum Kg/cm 2 100 70 40 25 Kuat tekan bruto masing masing benda uji Kg/cm 2 90 65 35 21 Penyerapan air rata rata maksimum % 25 35 - - Sumber : SNI 03-0349-1998 Tanah Putih (Batu Kapur) Batu kapur (Gamping) dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organik, secara mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar batu kapur yang terdapat di alam terjadi secara organik. Jenis ini berasal dari pengendapan cangkang/rumah kerang dan siput, foraminifera atau ganggang, atau berasal dari kerangka binatang koral/kerang. Batu kapur dapat berwarna putih susu, abu muda, abu tua, coklat bahkan hitam, tergantung keberadaan mineral pengotornya. Mineral karbonat yang umum ditemukan berasosiasi dengan batu kapur adalah aragonit, yang merupakan mineral metastable karena pada kurun waktu tertentu dapat berubah menjadi kalsit. Mineral lainnya yang umum ditemukan berasosiasi dengan batu kapur atau dolomit tetapi dalam jumlah kecil adalah Siderit (FeCO3), ankarerit (Ca2MgFe(CO3)4), dan magnesit (MgCO3) (http://www.tekmira.esdm.go.id) Karakteristik Bata Ringan Berat Volume Berat volume adalah pengukuran berat setiap satuan volume benda. Semakin tinggi berat volume suatu benda maka semakin berat pula berat setiap volumenya. Semakin besar berat volume suatu benda, maka semakin rendah porositasnya (Maria, 2009 dalam Menezes A., 2011).Untuk menghitung besarnya berat volume dipergunakan persamaan matematis berikut : Berat Volume (Bv) = Di mana : Bv = berat volume benda uji ( Gram /cm 3 ) w = Berat benda uji ( gram ) V = Volume benda uji (cm 3 ) Kuat Tekan (Compressive Strength) Untuk mengetahui kekuatan tekan bata ringan dilakukan pemeriksaan kuat tekan. Pada mesin uji tekan benda yang akan diuji diletakkan dan diberikan beban sampai benda runtuh, yaitu pada saat beban maksimum bekerja. Untuk menghitung besarnya kuat tekan digunakan persamaan matematis berikut : (1) = (2) Di mana : = Kuat tekan (N/mm 2 ) P = Gaya tekan maksimum (N) A = Luas penampang benda uji (mm 2 ) Serapan Air (Absorpsi) 127

Penyerapan air adalah perbandingan berat air yang dapat diserap pori terhadap berat kering bata, dan dinyatakan dalam persen. Presentase penyerapan air dirumuskan sebagai berikut : Serapan air = x 100% (3) Di mana : W = berat kering sampel setelah dioven 24 jam (gram) W = berat sampel setelah direndam 24 jam (gram) METODE PENELITIAN Bahan Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : pasir dari quarry Takari, tanah putih dari Desa Tilong, air dari Laboratorium Jurusan Teknik Sipil Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana Kupang, semen PCC merk Tiga Roda dan foaming agent merk U FOAM. Jumlah Benda UJi Jumlah benda uji pada penelitian ini sebanyak 36 benda uji dengan uraian seperti pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Jumlah Benda Uji Karakteristik uji Kuat tekan Penyerapan Air Persentase tanah putih (%) 7 hari 3 3 3 - - - 14 hari 3 3 3 - - - 28 hari 3 3 3 3 3 3 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Berat Volume Bata Ringan CLC Hasil perhitungan berat volume bata ringan CLC normal, dan bata ringan CLC dengan substitusi tanah putih menggunakan Persamaan 1. seperti ditampilkan dalam Tabel 3 sampai Tabel 5 dan Gambar 1 sampai Gambar `3 berikut. Tabel 3. Hasil Pengujian Berat Volume Bata Ringan CLC Umur 7 Hari Konsentrasi Dimensi Berat Berat Berat Volume Umur No Tanah Putih p t h Volume benda uji Volume Rata - Rata dalam campuran (hari) (mm) (mm) (mm) (cm³) (gram) (gram/cm³) (gram/cm³) 7 600 100 200 12000 13915 1.160 1 0% 7 600 100 200 12000 14453 1.204 1.205 7 600 100 200 12000 15015 1.251 7 600 100 200 12000 13828 1.152 2 50% 7 600 100 200 12000 15950 1.329 1.225 7 600 100 200 12000 14316 1.193 7 600 100 200 12000 17209 1.434 3 100% 7 600 100 200 12000 16403 1.367 1.368 7 600 100 200 12000 15624 1.302 128

1.600 1.400 Berat volume (gram/cm³) 1.200 1.000 0.800 0.600 0.400 1.205 1.225 1.368 0.200 Konsentrasi tanah putih (%) Gambar 1. Grafik Hubungan Antara Berat Volume Terhadap Konsentrasi Substitusi Tanah Putih Dalam Campuran Bata Ringan CLC pada Umur 7 Hari. Berdasarkan hasil pengujian seperti yang ditampilkan dalam Tabel 3 dan Gambar 1 di atas dapat dilihat bahwa berat volume rata rata bata ringan CLC normal pada umur 7 hari adalah sebesar 1,205 gram/cm 3. Dengan adanya penambahan tanah putih ke dalam campuran bata ringan CLC, berat volume bata ringan lebih besar 1,66 % yaitu 1,225 gram/cm 3 pada konsentrasi tanah putih sebesar 50% dari volume pasir. Pada substitusi tanah putih dengan konsentrasi sebesar 100% dari berat pasir berat volume lebih besar 13,53% yaitu 1,368 gram/cm 3. Tabel 4 Hasil Pengujian Berat Volume Bata Ringan CLC Umur 14 Hari Konsentrasi Dimensi Berat Berat Berat Volume Umur No Tanah Putih p t h Volume benda uji Volume Rata - Rata dalam campuran (hari) (mm) (mm) (mm) (cm³) (gram) (gram/cm³) (gram/cm³) 14 600 100 200 12000 13065 1.089 1 0% 14 600 100 200 12000 13930 1.161 1.134 14 600 100 200 12000 13820 1.152 14 600 100 200 12000 16178 1.348 2 50% 14 600 100 200 12000 12668 1.056 1.219 14 600 100 200 12000 15055 1.255 14 600 100 200 12000 17005 1.417 3 100% 14 600 100 200 12000 15775 1.315 1.327 14 600 100 200 12000 14995 1.250 129

1.400 Berat volume (gram/cm³) 1.200 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 1.134 1.219 1.327 Konsentrasi tanah putih (%) Gambar 2. Grafik Hubungan Antara Berat Volume Terhadap Konsentrasi Substitusi Tanah Putih Dalam Campuran Bata Ringan CLC pada Umur 14 Hari. Berdasarkan hasil pengujian seperti yang ditampilkan dalam Tabel 4 dan Gambar 2 di atas dapat dilihat bahwa berat volume rata rata bata ringan CLC normal pada umur 14 hari, sebesar 1,134 gram/cm 3. Sehubungan dengan substitusi tanah putih pada bata ringan CLC, berat volume berturut turut lebih besar 7,50% yaitu 1,219 gram/cm 3 dan lebih besar 17,02% yaitu 1,327 gram/cm 3 pada bata ringan dengan substitusi 50% dan 100% tanah putih. Tabel 5 Hasil Pengujian Berat Volume Bata Ringan CLC Umur 28 Hari Konsentrasi Dimensi Berat Berat Berat Volume Umur No Tanah Putih p t h Volume benda uji Volume Rata - Rata dalam campuran (hari) (mm) (mm) (mm) (cm³) (gram) (gram/cm³) (gram/cm³) 28 600 100 200 12000 17948 1.496 1 0% 28 600 100 200 12000 15819 1.318 1.384 28 600 100 200 12000 16069 1.339 28 600 100 200 12000 15336 1.278 2 50% 28 600 100 200 12000 13605 1.134 1.243 28 600 100 200 12000 15823 1.319 28 600 100 200 12000 17466 1.456 3 100% 28 600 100 200 12000 15065 1.255 1.311 28 600 100 200 12000 14682 1.224 130

1.600 Berat volume (gram/cm³) 1.400 1.200 1.000 0.800 0.600 0.400 1.384 1.243 1.311 0.200 Konsentrasi tanah putih (%) Gambar 3 Grafik Hubungan Antara Berat Volume Terhadap Konsentrasi Substitusi Tanah Putih Dalam Campuran Bata Ringan CLC pada Umur 28 Hari Berdasarkan hasil pengujian seperti ditampilkan pada Tabel 5 dan Gambar 3 di atas, pada umur 28 hari, berat volume bata ringan normal sebesar 1,384 gram/cm 3. Berat volume berturut - turut lebih kecil 10,19% yaitu 1,243 gram/cm 3 dan lebih kecil 5,28% menjadi 1,311 gram/cm 3 pada bata ringan dengan substitusi 50% dan 100% tanah putih. Secara umum, substitusi tanah putih sebagai pengganti pasir pada bata ringan CLC mengakibatkan peningkatan berat volume. Berdasarkan nilai berat volume di atas, bata ringan ini masih dapat dikategorikan sebagai bata ringan, karena nilai berat volumenya berada pada range berat volume bata ringan yaitu antara 0,600 1,600 gram /cm 3. Hasil Pengujian Kuat Tekan Bata Ringan CLC Pengujian untuk mengetahui kuat tekan bata ringan CLC masing masing dilakukan pada umur benda uji 7, 14 dan 28 hari. Hasil pengujian kuat tekan bata ringan pada umur 7, 14 dan 28 hari dengan menggunakan Persamaan 2 seperti ditampilkan pada Tabel 6 sampai Tabel 8 dan Gambar 4 sampai Gambar 6 berikut. Tabel 6 Hasil Pengujian Kuat Tekan Bata Ringan CLC pada Umur 7 Hari Konsentrasi Dimensi Gaya Kuat No tanah putih FAS Umur p t h luas tekan tekan dalam campuran (hari) (mm) (mm) (mm) (mm²) (N) (MPa) 0.9 7 600 100 200 60000 45000 0.750 1 0% 0.9 7 600 100 200 60000 50000 0.833 0.9 7 600 100 200 60000 60000 1.000 0.9 7 600 100 200 60000 50000 0.833 2 50% 0.9 7 600 100 200 60000 85000 1.417 0.9 7 600 100 200 60000 65000 1.083 0.9 7 600 100 200 60000 110000 1.833 3 100% 0.9 7 600 100 200 60000 85000 1.417 0.9 7 600 100 200 60000 80000 1.333 Kuat tekan Rata - rata (MPa) 0.861 1.111 1.528 131

Kuat tekan (MPa) 1.800 1.600 1.400 1.200 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 1.528 1.111 0.861 Konsentrasi tanah putih (%) Gambar 4 Grafik Hubungan Antara Kuat Tekan Bata Ringan CLC Terhadap Konsentrasi Substitusi Tanah Putih Dalam Campuran Bata Ringan CLC pada Umur 7 Hari. Berdasarkan hasil pengujian seperti yang ditampilkan dalam Tabel 6 dan Gambar 4 di atas dapat dilihat bahwa kuat tekan rata rata bata ringan CLC normal pada umur 7 hari adalah sebesar 0,861 MPa. Berhubungan dengan substitusi tanah putih pada campuran bata ringan CLC, kuat tekan bata ringan lebih besar 29,04% yaitu 1,111 MPa pada konsentrasi tanah putih sebesar 50% dari volume pasir. Kuat tekan bata ringan terus meningkat pada konsentrsai tanah putih sebesar 100% yaitu sebesar 77,47 % menjadi 1,528 MPa. Tabel 7 Hasil Pengujian Kuat Tekan Bata Ringan CLC pada Umur 14 Hari. Konsentrasi Dimensi Gaya Kuat Kuat tekan No tanah putih FAS Umur p t h luas tekan tekan Rata - rata dalam campuran (hari) (mm) (mm) (mm) (mm²) (N) (MPa) (MPa) 0.9 14 600 100 200 60000 50000 0.833 1 0% 0.9 14 600 100 200 60000 50000 0.833 0.889 0.9 14 600 100 200 60000 60000 1.000 0.9 14 600 100 200 60000 90000 1.500 2 50% 0.9 14 600 100 200 60000 60000 1.000 1.333 0.9 14 600 100 200 60000 90000 1.500 0.9 14 600 100 200 60000 110000 1.833 3 100% 0.9 14 600 100 200 60000 100000 1.667 1.667 0.9 14 600 100 200 60000 90000 1.500 132

Kuat tekan (MPa) 1.800 1.600 1.400 1.200 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 1.667 1.333 0.889 Konsentrasi tanah putih (%) Gambar 5 Grafik Hubungan Antara Kuat Tekan Bata Ringan CLC Terhadap Konsentrasi Substitusi Tanah Putih Dalam Campuran Bata Ringan CLC pada Umur 14 Hari. Berdasarkan hasil pengujian seperti ditampilkan pada Tabel 7 dan Gambar 5 di atas, pada umur 14 hari, kuat tekan bata ringan CLC normal sebesar 0,889 MPa. Pada bata ringan dengan substitusi tanah putih, kuat tekan bata ringan berturut turut meningkat sebesar 49.94% menjadi 1,333 MPa pada komposisi tanah putih 50%, dan sebesar 87,51 % menjadi 1,667 MPa pada komposisi tanah putih 100% dari berat pasir. Tabel 8 Hasil Pengujian Kuat Tekan Bata Ringan CLC pada Umur 28 Hari. Konsentrasi Dimensi Gaya Kuat Kuat tekan No tanah putih FAS Umur p t h luas tekan tekan Rata - rata dalam campuran (hari) (mm) (mm) (mm) (mm²) (N) (MPa) (MPa) 0.9 14 600 100 200 60000 95000 1.583 1 0% 0.9 14 600 100 200 60000 85000 1.417 1.472 0.9 14 600 100 200 60000 85000 1.417 0.9 14 600 100 200 60000 85000 1.417 2 50% 0.9 14 600 100 200 60000 65000 1.083 1.361 0.9 14 600 100 200 60000 95000 1.583 0.9 14 600 100 200 60000 80000 1.333 3 100% 0.9 14 600 100 200 60000 95000 1.583 1.472 0.9 14 600 100 200 60000 90000 1.500 133

1.600 Berat volume (gram/cm³) 1.400 1.200 1.000 0.800 0.600 0.400 1.472 1.361 1.472 0.200 Konsentrasi tanah putih (%) Gambar 6 Grafik Hubungan Antara Kuat Tekan Bata Ringan CLC Terhadap Konsentrasi Substitusi Tanah Putih Dalam Campuran Bata Ringan CLC pada Umur 28 Hari. Berdasarkan hasil pengujian seperti ditampilkan pada Tabel 8 dan Gambar 6 di atas, pada umur 28 hari, kuat tekan bata ringan CLC normal sebesar 1,472 MPa. Pada bata ringan CLC dengan substitusi 50% tanah putih kuat tekan menurun sebesar 7,54% menjadi 1,361 MPa. Pada bata ringan dengan substitusi 100% tanah putih, kuat tekan bata ringan sama dengan kuat tekan bata ringan normal yaitu sebesar 1,472 MPa. Namun ditinjau dari segi berat volume, bata ringan dengan substitusi 100% tanah putih lebih unggul. Di mana bata ringan dengan substitusi 100% tanah putih memiliki berat volume lebih kecil dari bata ringan CLC normal namun nilai kuat tekannya sama. Hal ini menunjukan bahwa substitusi tanah putih sebagai agregat pada bata ringan CLC berpengaruh positif terhadap kuat tekan bata ringan CLC yaitu meningkatkan kuat tekan bata ringan CLC. Hasil Pengujian Penyerapan Air Bata Ringan CLC pada Umur 28 Hari Pengujian untuk mengetahui serapan air bata ringan CLC dilakukan pada umur 28 hari. Hasil pengujian serapan air bata ringan dengan menggunakan persamaan 3 seperti ditampilkan pada Tabel 9 dan Gambar 7 berikut. 134

Tabel 9 Hasil Perhitungan Serapan Air Bata Ringan CLC Pada Umur 28 Hari No. Konsentrasi Berat setelah Berat setelah Penyerapan Penyerapan Tanah putih Umur direndam dioven ±24 air air dalam ±24 jam(w 2 ) Jam (W 1 ) rata - rata campuran hari Gram gram % % 1 28 15833 13127 20,641 2 0% 28 17270 15048 14,766 17,678 3 28 15854 13475 17,655 4 28 15184 13027 16,558 5 50% 28 14950 12988 15,106 16,645 6 28 12895 10903 18.270 7 28 16050 13477 19,092 8 100% 28 13152 10866 21,083 20,267 9 28 16701 13840 20,672 25.000 2 20.267 Penyerapan Air (%) 15.000 1 17.678 16.645 5.000 Konsentrasi Tanah Putih (%) Gambar 7 Grafik Hubungan Antara Serapan Air Bata Ringan CLC Terhadap Konsentrasi Substitusi Tanah Putih Dalam Campuran Bata Ringan CLC pada Umur 28 Hari. Berdasarkan hasil perhitungan seperti dalam Tabel 9 dan Gambar 7 di atas, dilihat bahwa nilai serapan air rata - rata bata ringan CLC normal pada umur 28 hari sebesar 17,678 %. Dengan adanya substitusi tanah putih, nilai serapan air menurun sebesar 5,79% pada substitusi 50% tanah putih menjadi 16,645 %. Hal ini disebabkan karena bata ringan dengan substitusi 50% tanah putih terdiri dari material pasir dan tanah putih, sehingga dimungkinkan kedua agregat saling mengisi dan menyebabkan pori yang terbentuk kecil. Namun pada bata ringan dengan 100% tanah putih serapan air meningkat sebesar 14,65% menjadi 20,267%. Peningkatan ini terjadi karena ukuran agregat yang homogen sehingga terbentuk pori dan sifat tanah putih yang cukup besar dalam menyerap air. Nilai serapan air pada bata ringan CLC dengan substitusi 135

tanah putih masih diijinkan, dan berdasarkan Tabel 2.1 nilai serapan air ini masih dapat dikategorikan pada bata beton pejal type I, karena nilai serapan airnya di bawah 25%. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Penggunaan tanah putih sebagai pengganti agregat halus (pasir) dalam campuran bata ringan cellular lightweight concrete (CLC) mengakibatkan peningkatan kuat tekan yaitu : a. Pada umur 7 hari, nilai kuat tekan bata ringan normal adalah 0,861 MPa. Kuat tekan bata ringan dengan substitusi 50% tanah putih lebih besar 29,04% yaitu 1,111MPa dan kuat tekan bata ringan CLC dengan substitusi 100% tanah putih lebih besar 77,47% yaitu 1,528 MPa. b. Pada umur 14 hari, nilai kuat tekan bata ringan normal adalah 0,889 MPa. Kuat tekan bata ringan dengan substitusi 50% tanah putih lebih besar 49,94% yaitu 1,333MPa dan kuat tekan bata ringan CLC dengan substitusi 100% tanah putih lebih besar 87,51% yaitu 1,528 MPa. c. Pada umur 28 hari kuat tekan bata ringan CLC normal sama dengan bata ringan CLC dengan substitusi 100% tanah putih yaitu 1,472 MPa. Nilai kuat tekan bata ringan CLC dengan substitusi 50% tanah putih lebih kecil 7,54% yaitu 1,361 MPa. 2. Penggunaan tanah putih sebagai pengganti agregat halus (pasir) dalam campuran bata ringan cellular lightweight concrete (CLC) mengakibatkan penurunan nilai serapan air sebesar 5,79% menjadi 16,645% pada substitusi 50% tanah putih. Peningkatan nilai serapan air sebesar 14,65% menjadi 20,267% terjadi pada bata ringan dengan substitusi 100% tanah putih dari nilai serapan air bata ringan CLC normal sebesar 17,678%. Nilai serapan air ini masih dibawah nilai serapan air bata beton pejal tipe 1 yaitu sebesar 25%. Saran Terkait dengan penelitian ini, disarankan perlunya dilakukan penelitian lanjutan dengan melakukan trial error terhadap komposisi bahan penyusun bata ringan cellular lightweight concrete (CLC) untuk mengetahui komposisi yang tepat dengan nilai kuat tekan optimum pada bata ringan cellular lightweight concrete (CLC) dengan tanah putih sebagai agregat. Daftar Pustaka Anonim, Perbedaan bata ringan ACC dan CLC, http://bataringan.co.id/, Diakses tanggal 25 Oktober 2013. Anonim, Bata Ringan, http://repository.usu.ac.id/, Diakses tanggal 25 Oktober 2013 Anonim, Batu Kapur, http://www.tekmira.esdm.go.id/, diakses tanggal 10 November 2013 Goritman, B dan Robby Irwangsa. Studi Kasus Perbandingan Berbagai Bata Ringan dari Segi Material, Biaya, dan Produktivitas. Jurnal Skripsi, Fakultas Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya : Surabaya Menezes, Amorin S. 2011. Pengaruh Penggantian Sebagian Agregat Halus Dengan Kertas Koran Bekas Pada Campuran Batako Semen Portland Terhadap Kuat Tekan dan Serapan air. Skripsi, Program Studi Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana Kupang : Kupang SNI 03 0349 1989 tentang Bata Beton Untuk Pasangan Dinding. Wijayanti, W. 2012. Membuat Genteng dengan Batu Bata. Tanggerang : Tirtamedia. 136