PEDOMAN PENGHUNIAN RUMAH NEGARA PUSPIPTEK

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR: 03/M/PER/III/2007 TENTANG

No.1145, 2014 BATAN. Rumah Negara. Penghunian. Pencabutan.

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR : 04/M/PER/VI/2006 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.7/Menhut-II/2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 24 TAHUN 2005 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.45/Menhut-II/2010

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGHUNIAN RUMAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 22/PRT/M/2008 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : KEP- 914 /K/SU/2006

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PERMENTAN/PL.020/3/2017 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH NEGARA LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN

2017, No Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan da

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 11/I3/LK/2009 Tentang PENGELOLAAN FASILITAS HUNIAN DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG HARGA SATUAN STANDAR BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

RUMAH NEGARA. Sie Infokum Ditama Binbangkum 1

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 20 /PER/M.KOMINFO/10/2005 TENTANG

FORMULIR DAFTAR INVENTARIS, KARTU LEGGER DAN GAMBAR LEGGER

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

7. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501);

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1994 TENTANG RUMAH NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Rumah Negara. Pembinaan. Tata Cara. Pencabutan

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGHUNIAN RUMAH DINAS MILIK PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGHUNIAN RUMAH DINAS DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2009

PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR TAHUN TENTANG (spasi) PENGELOLAAN RUMAH NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 6 TGL. 21 DESEMBER 1994 SERI B NO. 2

PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR 03/M/PER/XII/2005 TENTANG

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 22/PER/M.KOMINFO/10/2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 33/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 15 /PER/M.KOMINFO/9/2005 TENTANG

PENYELENGGARAAN IZIN LOKASI

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : KEP /K/I998

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 024 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Hutan Produksi. Pelepasan.

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG PENGHUNIAN RUMAH NEGARA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN GUBERNUR BANTEN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN TRAYEK

Presiden Republik Indonesia

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PEMANFAATAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

M E M U T U S K A N : : PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PERGUDANGAN. BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG RUMAH DINAS DAERAH MILIK PEMERINTAH KABUPATEN MUARA ENIM

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 063 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA : P.

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 300/Kpts-II/2003 TENTANG PENDAFTARAN ULANG IZIN USAHA INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 58/Menhut-II/2009. Tentang

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 18/Menhut-II/2010 TENTANG SURAT IZIN BERBURU DAN TATA CARA PERMOHONAN IZIN BERBURU

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.382/Menhut-II/2004 TENTANG IZIN PEMANFAATAN KAYU (IPK) MENTERI KEHUTANAN,

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG TIM KOORDINASI PERCEPATAN PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN DI KAWASAN PERKOTAAN

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82/KMK.04/2000 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 061 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENGURANGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL GURU

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.40/Menhut-II/2014

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2012

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR TETAP PEMAKAIAN FASILITAS TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 / HUK / 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2005 T E N T A N G PERIZINAN USAHA OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM DI KABUPATEN BANTUL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemba

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 6885/Kpts-II/2002 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN PERPANJANGAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2016 T E N T A N G PENGELOLAAN PASAR INDUK KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 16/M-DAG/PER/3/2006 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PERGUDANGAN

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA ================================================================

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 33/Kpts-II/2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA TUNTUTAN GANTI KERUGIAN DAERAH

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2007 NOMOR 17 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGHUNIAN RUMAH DINAS DAERAH KABUPATEN SINJAI

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.12/Menhut-II/2004 TENTANG

Transkripsi:

PEDOMAN PENGHUNIAN RUMAH NEGARA PUSPIPTEK KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA 2007

DAFTAR PENGHUNI NAMA :... NIP :... INSTANSI :... ALAMAT RUMAH :......... NO.SIP :... MULAI MENEMPATI RUMAH :... FOTO 3 x 4 Tanda Tangan (...)

KATA PENGANTAR Dengan diterbitkanya Surat Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia No. 101/M/Kp/2006, tentang Penetapan Status Rumah Negara Golongan I di Kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) dan Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia No.03/M/PER/III/2007, tentang Tata Tertib Penunjukan Penghuni dan Penghunian Rumah Negara di Kawasan Puspiptek, serta dengan adanya Surat Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah No.373/KPTS/M/2001, tentang Sewa Rumah Negara, dengan demikian kita telah mempunyai dasar hukum bagi upaya untuk menerbitkan Buku Pedoman Penghunian Rumah Negara di Kawasan PUSPIPTEK-Serpong, Tangerang. Buku Pedoman ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh para penghuni Rumah Negara, khusus di Kawasan PUSPIPTEK. Oleh sebab itu semua pihak yang terkait dengan kegiatan penunjukan penghuni rumah negara termasuk para pengambil kebijakan, pelaksana maupun penghuni dan masyarakat lainnya hendaknya dapt memahami peraturan-peraturan yang ada di dalam buku pedoman ini. Demikian buku pedoman ini dibuat untuk diketahui oleh para penghuni, agar suasana yang kondusif dan nyaman dapat terwujud di Kawasan PUSPIPTEK Serpong Tangerang. Jakarta, April 2007 Sekretaris Menteri Negara Riset dan Teknologi ttd Benyamin Lakitan i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Keputusan Menteri Negara Ristek... 1 No.101/M/KP/VI/2006 Tentang Penetapan Status Rumah Negara di Kawasan Puspiptek Peraturan Menteri Negara Ristek... 4 No.03/M/PER/III/2007 Tentang Tata Tertib Penunjukan Penghuni dan Penghunian Rumah Negara di Kawasan Puspiptek Keputusan Menteri Pemukiman dan Sarana Wilayah No.373/KEP/M/2001 Tentang Sewa Rumah Negara... 11 Tata Sewa Rumah Negara... 15 Contoh Form Surat Ijin Penghunian Rumah Negara... 18 Informasi Telepon Penting Dalam Kawasan Puspiptek... 20 ii

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDENESIA NOMOR : 101/M/Kp/VI/2006 TENTANG PENETAPAN STATUS RUMAH NEGARA DI KAWASAN PUSAT PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI (PUSPIPTEK) SERPONG MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. Bahwa Rumah Negara di Kawasan PUSPIPTEK Serpong adalah salah satu fasilitas yang tidak dapat dipisahkan dari seluruh sarana dan prasarana PUSPIPTEK yang mempunyai fungsi secara langsung melayani dan terletak dalam lingkungan laboraturium/balai penelitian di Kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) Serpong; b. Bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a dan sesuai dengan ketentuan Pasal 12 ayat (3a) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 31 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Peraturan 1

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1994 Tentang Rumah Negara, Menteri Negara Riset dan Teknologi perlu menetapkan status Rumah Negara yang ada di Kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) Serpong. Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 72 Tahun 1957 tentang Penetapan Undang- Undang Darurat Nomor : 19 Tahun 1955 tentang Penjualan Rumah Negari kepada Pegawai Negeri ; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara ; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang Rumah Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2005; 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang kedudukan, Tugas Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Menteri Negara Riset dan Teknologi sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005; 5. Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor 02/M/PER/III/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Riset dan Teknologi MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENETAPAN STATUS RUMAH NEGARA DI KAWASAN PUSAT PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI (PUSPIPTEK) SERPONG PERTAMA : Status 698 unit ( enam ratus sembilan puluh delapan) unit Rumah Negara di Kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) Serpong, dengan rincian sebagai berikut: 1. 188 (seratus delapan puluh delapan) unit Rumah Negara dibangun di atas lahan Hak Pakai Nomor. 10.04.05.05.4.00003 Tahun 1990, seluas 1.991 165 (sa tu juta sembilan ratus sembilan puluh satu ribu seratus enam puluh lima) m2 atas nama Sekretariat Negara cq Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) berlokasi di Desa/Kelurahan Setu Kecamatan Serpong Kabupaten/Kotamadya Tangerang Propinsi Jawa Barat, 2

2. 510 (lima ratus sepuluh) unit Rumah Negara, dibangun di atas lahan Hak Pakai Nomor. 28.04.25.08.4.00005 Tahun 2002 seluas 1.425.685 (satu juta empat ratus dua puluh lima ribu enam ratus delapan puluh lima) m2 atas nama Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) yang berlokasi di Desa Setu, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Sebagai Rumah Negara Golongan I (satu) KEDUA : Dengan ditetapkannya Rumah Negara sebagaimana yang dimaksud dalam diktum pertama sebagai Rumah Negara Golongan I maka seluruh penghuni harus tunduk dan mematuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku tentang Rumah Negara Golongan I KETIGA : Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia ini berlaku sejak tanggal Salinan yang syah sesuai aslinya Kepala Biro Hukum dan Humas Ditetapkan di Jakarta pada tanggal : 15 Juni 2006 MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA TTD DR. KUSMAYANTO KADIMAN Drs. Y. Subagyo, MA. SALINAN Disampaikan Kepada Yth : 1. Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia 2. Menteri Keuangan Republik Indonesia 3. Gubernur Kepala Daerah Propinsi Banten. 3

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 03/M/PER/III/2007 TENTANG TATA TERTIB PENUNJUKAN PENGHUNI DAN PENGHUNIAN RUMAH NEGARA DI KAWASAN PUSAT PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI (PUSPIPTEK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. Bahwa Tata Tertib Penunjukan Penghuni dan Penghunian Rumah Negara di lingkungan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) telah ditetapkan dengan Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor 04/M/PER/VI/2006; b. Bahwa setelah diadakan peninjauan kembali, maka perlu diadakan penyempurnaan terhadap Peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf a; c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b maka perlu ditetapkan kembali Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi tentang Tata Tertib Penunjukan Penghuni dan Penghunian Rumah Negara di lingkungan Pusat Penelitian Ikmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) 4

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1994 tentang Rumah Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2005 (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4515); 2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Menteri Negara Riset dan Teknologi, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005; 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu 2004 2009 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 5/M Tahun 2005; 4. Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 373/KPTS/M/2001, tentang sewa Rumah Negara; 5. Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 02/M/PER/III/2006, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Riset dan Teknologi; 6. Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 101/M/Kp/VI/2006 tentang Penetapan Status Rumah Negara di Kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) Serpong; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA TENTANG TATA TERTIB PENUNJUKAN PENGHUNI DAN PENGHUNIAN RUMAH NEGARA DI KAWASAN PUSAT PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI (PUSPIPTEK). 5

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Rumah Negara adalah Rumah Negara Golongan I yang berlokasi di Kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. 2. Kawasan PUSPIPTEK, adalah kawasan yang mencakup kesatuan lahan dan fasilitas, yang tidak dapat dipisahkan dari lima bidang sarana yang merupakan rencana dasar pembangunan PUSPIPTEK, terdiri dari Sarana Riset dan Pengembangan, Sarana Perkantoran, Sarana Pelayanan Umum, Sarana Pemukiman dan Sarana Keperluan Umum. 3. Penghuni adalah penghuni Rumah Negara Golongan I di Kawasan PUSPIPTEK. 4. Menteri adalah Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia. 5. Instansi adalah Kementerian, Lembaga atau Badan yang secara resmi berada dan menjalankan fungsinya baik adminstrasi maupun teknis di Kawasan PUSPIPTEK. 6. Unit Kerja adalah Pusat, Balai, Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan Laborato rium yang berada dibawah Instansi. 7. Rusak berat adalah kerusakan yang menyebabkan Rumah Negara tidak dapat dipergunakan sesuai peruntukannya. BAB II PERSYARATAN PENGHUNI Pasal 2 Persyaratan Penghuni adalah : (1) Yang dapat menjadi penghuni Rumah Negara adalah : a. Pegawai Negeri pemegang jabatan tertentu di Kementerian Negara Riset dan Teknologi atau di Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah Koordinasi Kementerian Negara Riset dan Teknologi ( LPND-RISTEK) yang karena sifat jabatannya atau tugasnya harus bertempat tinggal di Rumah Negara; atau 6

b. Pegawai Negeri pada Kementerian Negara Lingkungan Hidup yang melaksanakan tugas dan fungsinya di Kawasan PUSPIPTEK (2) Para penghuni sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini harus memiliki Surat Izin Penghunian Rumah (SIP). BAB III HAK DAN KEWAJIBAN PENGHUNI Pasal 3 (1) Penghuni memiliki hak menggunakan dan/atau memanfaatkan Rumah Negara sesuai izin yang diperoleh (2) Kewajiban Penghuni : a. Memelihara, merawat dan memanfaatkan Rumah Negara sesuai dengan fungsinya. b. Membayar semua biaya, pajak dan/atau tagihan lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, termasuk pajak bumi dan bangunan, rekening listrik, rekning air, rekning telepon dan lain sebagainya. c. Turut menciptakan dan menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan dan keasrian lingkungan Rumah Negara. (3) Larangan Penghuni : a. Mengubah dan/atau menambah bangunan Rumah Negara tanpa izin Menteri b. Menggunakan Rumah Negara sebagai tempat usaha atau tidak sesuai dengan peruntukannya. (4) Perbaikan atas kerusakan kecil pada Rumah Negara menjadi tanggung jawab penghuni, perbaikan atas kerusakan besar menjadi tanggung jawab Menteri; (5) Dalam hal terjadi kerusakan besar, penghuni dapat memilih untuk menunggu turunnya anggaran bagi perbaikan tersebut atau memperbaikinya sendiri. Jika penghuni memilih untuk melakukan perbaikan dengan biaya sendiri, penghuni melepaskan haknya untuk menuntut penggantian atas biaya yang telah dikeluarkannya sehubungan dengan perbaikan termaksud. BAB IV IZIN PENGHUNIAN Pasal 4 (1) Para penghuni diwajibkan memiliki Surat Izin Penghunian Rumah (SIP) dari Menteri. (2) Permohonan izin penghunian rumah diajukan oleh pimpinan Unit Kerja atas persetujuan Sekretaris Menteri bagi pegawai di lingkungan Kementerian Negara Riset dan Teknologi atau Sekretariat Utama bagi pegawai di Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah Koordinasi Kementerian Negara Riset dan Teknologi (LPND-RISTEK) atau Sekretaris Menteri Negara Lingkungan Hidup bagi pegawai di lingkungan Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 7

(3) Surat izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh Sekre taris Menteri atau pejabat yang diberi wewenang atas nama Menteri (4) Pimpinan Unit Kerja mempunyai kewajiban melaporkan penghuni yang tidak memenuhi lagi ketentuan Pasal (2) kepada Menteri melalui pejabat yang diberi wewenang oleh Menteri. BAB V BERAKHIRNYA HAK PENGHUNIAN Pasal 5 (1) Hak penghunian berakhir apabila penghuni tidak memenuhi lagi ketentuan sebagaimana disebutkan pada Pasal 2, Pasal 3 atau Pasal 7 atas rekomondasi Pimpinan Instansi. (2) Berakhirnya hak penghunian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinya takan dengan pencabutan SIP oleh Menteri atau Pejabat yang diberi wewenang oleh Menteri. Pasal 6 (1) Pencabutan SIP sebagaiman dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) disampaikan kepada Penghuni oleh Menteri melalui Pejabat diberi wewenang oleh Menteri; (2) Penghuni sebagaimana dimaksud dalam Pasal (1) harus segera mengosongkan Rumah Negara yang dihuninya untuk dikembalikan kepada Kementerian Negara Riset dan Teknologi dalam keadaan baik dan tanpa tuntutan apapun paling lambat 6 (enam) bulan sejak hak penghunian dinyatakan berakhir berdasarkan peraturan ini. BAB VI SEWA RUMAH NEGARA Pasal 7 (1) Penghuni wajib membayar biaya sewa Rumah Negara yang disetorkan ke Kas Negara (2) Pembayaran biaya sewa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. BAB VII S A N K S I Pasal 8 (1) Pelanggaran atas ketentuan dalam Peraturan Menteri ini atau pelanggaran terhadap ketentuan yang berhubungan dengan penghunian rumah pada umumnya atau penghunian Rumah Negara pada khususnya dikenakan sanksi berupa : 8

a. Peringatan tertulis oleh Menteri atau Pejabat yang diberi wewenang oleh Menteri; atau b. Pecabutan Surat Izin Penghunian dan perintah pengosongan oleh Menteri atau Pejabat yang diberi wewenang oleh Menteri (2) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat diberikan kepada penghuni paling banyak 3 (tiga) kali, dalam tenggang waktu paling sedikit 7 (tujuh) hari, dengan tembusan disampaikan kepada Pimpinan Instansi tempat penghuni bekerja. (3) Bila dalam jangka waktu 6 (enam) bulan Rumah Negara belum di kosongkan, sebagaiman dimaksud dalam Pasal 6 Ayat (2). Kementerian Negara Riset dan Teknologi dibantu aparat berwenang, melakukan pengosongan secara paksa dan biaya yang diperlukan untuk pengosongan ini menjadi tanggung jawab penghuni. BAB VIII ATURAN PERALIHAN Pasal 9 (1) Surat izin penghunian yang ada masih tetap berlaku selama surat izin penghunian yang baru belum diterbitkan menurut Peraturan ini. (2) Bagi penghuni yang berstatus pensiun atau janda/duda pensiunan yang belum memiliki rumah sendiri, atau pegawai yang melaksanakan tugas tertentu, yang telah menghuni Rumah Negara sebelum peraturan ini ditetapkan, dapat diberikan surat izin khusus penghunian oleh Menteri berdasarkan usulan pimpinan instansi. (3) Terhadap perbaikan, perombakan atau penambahan bangunan yang pernah atau sudah dilakukan oleh penghuni atas Rumah Negara, penghuni tidak akan mengajukan tuntutan dalam bentuk apapun kepada Negara/Pemerintah Republik Indonesia. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 10 Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor 04/PER/VI/2006, Tentang Tata Tertib Penunjukan dan Penghunian Rumah Negara di Kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 11 Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. 9

Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal : 14 Maret 2007 MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA TTD Disalin sesuai aslinya Kepala Biro Hukum dan Humas Kementerian Negara Riset dan Teknologi DR.KUSMAYANTO KADIMAN Drs.Y. Subagyo, MA 10

MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR : 373//KPTS/M/2001 TENTANG SEWA RUMAH NEGARA MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 1994 tentang Rumah Negara perlu menetapkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah tentang Sewa Rumah Negara; b. bahwa dalam rangka mengintensifkan dan meningkatkan penerimaan negara bukan pajak terhadap sewa Rumah Negara, maka Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 417/KPTS/1985 tentang Sewa untuk Rumah Negara dipandang perlu untuk ditinjau kembali, karena ketentuan besarnya sewa Rumah Negara tersebut sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b perlu menetapkan Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah tentang Sewa Rumah Negara. Mengingat : 1 Peraturan Pemerintah Nomor : 3 Tahun 1990 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1974 tentang penjualan 11

Rumah Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1982; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang Rumah Negara; 3. Peraruran Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonomi; 4. Keputusan Presiden RI Nomor 165 Tahun 2000 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata kerja Departemen; 5. Keputusan Presiden RI.. Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 6. Keputusan Presiden RI Nomor 234/M Taahun 2000 tentang Kabinet Persatuan Periode Tahun 1999-2004; 7. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 01/KPT/M/2000 tentang Organisasi dan Tata kerja Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah; Memperhatikan : 1. Surat Direktur Jenderal Anggaran Departemen Keuangan atas nama Menteri Keuangan Nomor : S-2582/A/2000 tanggal 26 Juni 2000 perihal Kenaikan Pembayaran Sewa Rumah Negara; 2. Surat Direktur Jendral Anggaran Departemen Keuangan atas nama Menteri Keuangan Nomor : S-1807/A/2001 tanggal 10 Maret 2001 Perihal Persetujuan Konsep Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah tentang Sewa Rumah Negara; MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH TENTANG SEWA RUMAH NEGARA; 12

Pasal 1 Rumah Negara yang dimaksud dalam keputusan ini adalah Rumah Negara Golongan I, Rumah Negara Golongan II dan Rumah Negara Golongan III baik yang berdiri sendiri maupun yang berbentuk flat/rumah susun. Pasal 2 Besarnya sewa Rumah Negara dihitung berdasarkan pada ketentuan sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini. Pasal 3 (1) Perhitungan sewa Rumah Negara Golongan I dan Rumah Negara Golongan II dilakukan oleh Bendaharawan Gaji pada Kantor/Satuan Kerja penghuni Rumah Negara yang bersangkutan (2) Perhitungan sewa Rumah Negara Golongan III dilakukan oleh : a. Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman, atau pejabat yang ditunjuk olehnya untuk Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Wilayah yang berbatasan Kabupaten Bogor, Tangerang dan Bekasi b. Kepala Dinas yang membidangi urusan Rumah Negara Propinsi/Dinas yang membidangi urusan Rumah Negara Kabupaten/Kota untuk daerah lainnya. Pasal 4 (1) Pelaksanaan pemungutan sewa Rumah Negara Golongan I dan Golongan II dilakukan oleh kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara dengan memotong langsung dari daftar gaji setelah diusulkan oleh Bendaharawan Gaji pada Kantor/Satuan Kerja Penghuni Rumah Negara yang bersangkutan (2) Pelaksanaan Pembayaran Sewa Rumah negara Golongana III dilakukan secara langsung oleh penghuni ke Kantor Perbendaharaan dan Kas negara/bank pemerintah. Pasal 5 (1) Pengawasan pelaksanaan pemungutan sewa Rumah Negara Golongan I dan Rumah Negara Golongan II dilakukan oleh pembina Barang Inventaris Instansi yang bersangkutan, bersama Direktur Jenderal Anggaran atau Pejabat yang ditunjukknya. (2) Pengawasan pelaksanaan pemungutan sewa Rumah Negara Golongan III dilakukan oleh Direktur Jenderal Anggaran atau pejabat yang ditunjuk olehnya bersama : 13

a. Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman atau Pejabat yang ditunjuk untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta, wilayah yang berbatasan Kabupaten Bogor, Tangerang dan Bekasi. b. Kepala Dinas yang membidangi urusan Rumah Negara Provinsi/Dinas yang membidangi urusan Rumah Negara Kabupaten/Kota untuk daerah lainnya, dengan melaporkan hasil pengawasannya Kepada Direktur jenderal Anggaran dan Direktur Perumahan dan Permukiman Pasal 6 Dengan persetujuan Menteri Keuangan besarnya sewa rumah negara akan dilakukan penyesuain secara priodik oleh Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah. Pasal 7 Dengan berlakunya Keputusan ini maka Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 417/KPTS/1985 tanggal 10 September 1985 dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 8 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal :16 Juli 2001 MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH Ir. ERNA WITOELAR,MSi. 14

PENGHUNIAN DAN PERSEWAAN RUMAH NEGARA I. DASAR HUKUM 1.Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1994 2.Keputusan Presiden No. 42 Tahun 2002 3.Keputusan Menteri Kimpraswil No. 373/KPTS/M/2001 tanggal 16 Juli 2001 II. PENGHUNI RUMAH NEGARA 1.Pengunian Rumah Negara hanya dapat diberikan kepada Pejabat atau Pegawai Negeri 2.Untuk dapat menghuni Rumah Negara harus memeliki Surat Izin Penghuni (SIP). 3.Surat Izin Penghuni a. Rumah Negara Golongan I dan Rumah Negara Golongan II penunjukan penghunian dilakukan oleh pejabat yang berwewenang pada Instansi yang bersangkutan b. Rumah Negara golongan III penunjukan penghuniannya dilakukan oleh Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah 4. Pemilik Surat Ijin Penghunian wajib menempati Rumah Negara selambat-lambatnya dalam waktu 60 (enam puluh) hari sejak surat ijin penghunian diterima 5. Suami dan Istri yang masing-masing berstatus Pegawai Negeri, hanya dapat menghuni satu Rumah Negara. 6.Pengecualian terhadap ketentuan butir 5 hanya dapat diberikan apabila suami dan istri tersebut bertugas dan bertempat di daerah yang berlainan 7.Kewajiban dan larangan penghunian Rumah Negara.: a. Penghuni Rumah Negara wajib : 1) Membayar sewa rumah. 2) Memelihara, memanfatkan rumah sesuai dengan fungsinya. b. Penghuni Rumah Negara dilarang : 1) Menyerahkan sebagian/seluruh rumah kepada pihak lain 2) Mengubah sebagian atau seluruh bentuk rumah. 3) Menggunakan rumah tidak sesuai fungsinya. 15

III. WEWENANG PENUNJUKAN PENGHUNIAN RUMAH NEGARA 1. Penghunian Rumah Negara Golongan I dan II diterbitkan oleh Pejabat yang berwenang pada instansi yang bersangkutan. 2. Penghunian Rumah Negara Golongan III diterbitkan oleh Departemen Kimpraswil cq. a. Direktorat Bina Teknik untuk rumah yang terletak di Wilayah DKI Jakarta. b. Dinas Teknis yang bertanggung jawab dalam bidang Pembinaan bangunan gedung dan rumah Propinsi untuk rumah yang terletak di Wilayahnya. IV. TATA CARA PENUNJUKAN PENGHUNIAN RUMAH NEGARA 1 Penghunian Rumah Negara Golongan I (rumah jabatan) dinyatakan dengan Surat Ijin Penghunian (SIP) yang ditetapkan oleh Pimpinan Instansi. 2 Kelengkapan permohonan penghunian Rumah Negara Golongan I adalah: a. Salinan/ Foto Copy SK, Kepegawaian status terakhir. b. Pas Foto pemohon 3 x 4 (5 lembar) c. Foto Copy Kartu Tanda Penduduk d. Foto Copy Kartu Keluarga (KK) 3 Penghunian Rumah Negara Golongan II dinyatakan dengan Surat Ijin Penghunian (SIP) yang ditetapkan oleh Pejabat Eselon I atau pejabat yang ditunjuk 4 Kelengkapan permohonan penghunian Rumah Negara Golongan II adalah : a Salinan/ foto copy SK kepegawaian status terakhir b. Surat pernyataan pemohon bahwa tidak sedang menghuni Rumah Negara lainnya baik atas nama suami/istri dalam Kabupaten/Kota yang sama c Pas Foto pemohon 3 x 4 (5 lembar) d Foto copy Kartu Tanda Penduduk e Foto copy Kartu Keluarga 5 Penghuni Rumah Negara Golongan III dinyatakan dengan Surat Ijin Penghunian (SIP) yang diterbitkan oleh Departemen Permukiman dan Pelaksana Wilayah. 6 Kelengkapan pengajuan Surat Ijin Penghunian Rumah Negara Golongan III adalah : a Formulir permohonan. b Salinan/Foto Copy SK Golongan III c Salinan/Foto Copy SIP Golongan II 16

d e f g h Salnan/Foto Copy SK Kepegawaian status terakhir (foto copy SK, pensiun, bagi yang telah pension, janda/duda pensiun, Keterangan waris dan Kuasa waris bagi ahli waris). Gambar legger rumah dan Situasi Salinan / Foto copy SPT PBB tahun terakhir. Foto copy Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga Pas Foto pemohon 3 x 4 (5 lembar) 7 Penghuni bersedia membeli rumah dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah rumah ditetapkan menjadi golongan III dan siap melaksanakan pembayaran ke KPKN, kelalaian pelaksanaan kewajiban dikenakan sangsi membayar sewa 2 (dua) kali menurut ketentuan sewa yang berlaku sesuai Keppres No.3 Tahun 1974 Jo. No. 81 Tahun 1982. V. TATA CARA PERHITUNGAN DAN PEMBAYARAN SEWA 1 Berdasarkan SK menteri Kimpraswil NO. 373/KPTS/M.2001 Tgl 16 Juni 2001 sewa rumah negara dihitung mengikuti rumus sbb : Sb =2,75% x [(Lb x Hs x Ns) x Fkb] x Fk Sb : Sewa bangunan per bulan 2.75% : Perseratus sewa terhadap nilai bangunan Lb : Luas Bangunan (M2) Hs : Harga satuan bangunan per meter persegi Fkb : Faktor Klasifikasi tanah / kelas bumi (%) Fk : Faktor keringanan sewa untuk PNS (5%) Ns : Nilai sisa bangunan/layak huni (60%) 2 Pembayaran sewa dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : a Pembayaran dengan pemotongan langsung dari gaji untuk rumah negara golongan I dan II. b. Pembayaran dengan menyetor langsung ke KPKN melalui Bank Pemerintah untuk rumah negara golongan III. 3 Untuk mengetahui pembayaran sewa, tiap KPKN secara berkala menyampaikan data penerimaan sewa kepada instansi yang menerbitkan Surat Penunjukan Penghunian. 17

KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI SURAT IJIN PENGHUNIAN RUMAH NEGARA GOLONGAN I DI KAWASAN PUSPIPTEK Nomor :... Tanggal :... Dasar : 1 Surat Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor : 03/M/PER/III/2007, tentang Tata Tertib Penunjukan Penghuni dan Penghunian Rumah Negara Golongan I di Kawasan PUSPIPTEK. 2 Surat Instansi :... No :... Tanggal... Perihal : Penunjukan Penghunian Dengan ini diberikan SURAT IJIN PENGHUNIAN RUMAH NEGARA GOL. I DI KAWASAN PUSPIPTEK (SIP) Sebagai berikut : Nomor Rumah :...Tipe Rumah : Terhitung mulai tanggal : Atas Nama : NIP :. Tempat tgl lahir : Agama :.. Pangkat/Golongan :.. No. KTP :. Jab.Struktural/Eselon :. Kota KTP :. Jab. Fungsional : Instansi : No. Gedung : Daftar Penghuni : No. Nama L/P Tempat/Tgl/Lahir Agama Pekerjaan Hubungan Keluarga 1 2 3 4 5 6 7 18

Dengan ini Penghuni bersedia mematuhi Peraturan Menteri No.03/M/PER/III/2007 tentang Tata Tertib Kewajiban Penghuni dan Penghunian Rumah Negara di Kawasan PUSPIPTEK dan Peraturan lainnya. Tangerang,...2007 Penghuni: Mengetahui/Menyetujui Kementerian Negara Riset dan Pimpinan Instansi Teknologi - Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) Pas Foto 2x3 Tanda tangan Pemegang SIP...... Ir. Ilham Hatta,MT. APU NIP : 680001725 19

INFORMASI TELEPON PENTING DALAM KAWASAN PUSPIPTEK SATUAN PENGAMANAN TELEKOMUNIKASI Telepon Langsung 7560566 Telepon Perkantoran 7560562 Ka.Satpam 4401 Telepon Perumahan 7560212 Pos Komando Utama 4400 Teknisi 7560541 Pos Pintu Gerbang Utama 4404 Operator Kantor 0 Pos Pintu Gerbang Perumahan 4406 Operator Perumahan 9 Central PABX 4601 KESELAMATAN KERJA (PEMADAM KEBAKARAN) BALAI KESEHATAN Telepon Langsung 7560150 Telepon Langsung 7560569 Piket Posko 4451 Ruang Pendaftaran 4480 Pemadam Kebakaran 4455 Emegency 4466 Ambulance 08180810859 PELAYAN GANGGUAN WISMA TAMU Teknisi Listrik 4010 Telepon Langsung 7560102 Teknisi Air Bersih 4618, 4630, 4631 Registrasi 4501, 4502 Teknisi Telepon 4600, 4602, 4604 Gangguan Gedung 4009 FASILITAS LINGKUNGAN Sekolah TK Bhakti 4706 Sekolah TK Bahrul Ulum 4700 SD Negeri Puspiptek 4717 SMP Negeri Puspiptek 4709 Masjid Bahrul Ulum 4701 20