BUPATI SLEMAN. b. bahwa untuk kelancaran penyelenggaraan pemakaman perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Fasilitasi

dokumen-dokumen yang mirip
- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

G U B E R N U R L A M P U N G

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PER-002/A/JA/02/2013 TENTANG PEDOMAN PENGURUSAN JENAZAH DI LINGKUNGAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

PROSEDUR MUTU No. PM

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2014

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG,

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PATI PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

Menimbang. Mengingat. 9. Undang

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG DOKTER KEPRESIDENAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI POLEWALI MANDAR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG DOKTER KEPRESIDENAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Komisi

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BANTUL NOMOR : 11 TAHUN 1994 T E N T A N G

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KUALIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL UMUM

WALIKOTA SALATIGA PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENDELEGASIAN SEBAGIAN WEWENANG PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 9 TAHUN 1995 SERI A NO. 1

PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 34 TAHUN 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 34 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG DOKTER KEPRESIDENAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 27 TAHUN 2011 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

2017, No Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3432); 3. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 37 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI BANDUNG BARAT

QLEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 7 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESISIR SELATAN

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 8 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI JENEPONTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 01 TAHUN 2005

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

Nomor : 159 Tahun 2004 Seri : D PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA)

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 04 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan. Geofisika Nomor 17 Tahun 2014 tentang Organisasi dan

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA ================================================================

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2011 NOMOR : 28 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2013

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 51 TAHUN 2005 SERI : A PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 53 TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.05/2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 08 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

BUPATI HULU SUNGAI UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5035); 2. Undang-Undang No

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR?7 TAHUN 2f11 TENTANG FASILITASI PENI'ELENGGARAAN PEMAKAMAN BAGI JENAZAH PE.'ABAT, MANTAN PF^IABAT, ISTRIISUAMI DAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang: a. bahwa dalam rangka memberikan penghormatan terakhir bagr pejabat, mantan pejabat, istri/suami atau janda dudanya, dan pegawai negeri sipil yang meninggal dunia, Pemerintah Kabupaten Sleman perlu memfasilitasi penyelenggaraan pemakamannya; b. bahwa untuk kelancaran penyelenggaraan pemakaman perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Fasilitasi Penyelenggaraan Pemakaman bagl Jenazao'. Pejabat, Mantan Pejabat, Istri/Suami dan Pegawai Negeri Sipil; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yoryakarta jo. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 195O; 2. Undang-Undang Nomor I Tahun t974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999;

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2AA4 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2OO8 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tentang Pemerintahan Daerah; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG FASILITASI PEI{YELENGGARAAN PEMAKAMAN BAGI JENAZAH P&IABAT, MANTAN PAJABAT, ISTRI/SUAMI, DAN PEGAWAI NEGERI SIPIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Daerah adatah Pemerintah Kabupaten sleman. 2. Bupati adalah Bupati Sleman. 3. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Sleman. 4. Pejabat adalah Bupati, wakil Bupati, dan Pejabat Eselon II. 5. Mantan Pejabat adalah mantan Bupati, mantan Wakil Bupati. 6. Pejabat Eselon II adalah pejabat yang menduduki jabatan struktural eselon II di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman. 7. Istri/suami adalah pasangan hidup yang sah dari pejabat dan mantan pejabat yang mendampingi selama melaksanakan tugas dalam jabatan. B. pegawai Negeri Sipil yang selanjutrrya disingkat PNS, adalah Pegawai Negeri Sipil Daerah KabuPaten Sleman. g. Penyelenggaraan Pemakaman adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam proses pemakaman. 10. Pemakaman adalah proses pengebumian jenazah pejabat, mantan pejabat, istri/ suami atau janda/ dudanya, PNS. 11. Tempat pemakaman adalah tempat pemakaman yang dimiliki Pemerintah Daerah.

BAB II FASILITAS PEMAKAMAN Pasal 2 (1) Pemerintah daerah menyediakan fasilitas pemakaman bag pejabat, mantan pejabat, istri/suami dan PNS sesuai kemampuan daerah. (21 Apabila terdapat lebih dari seorang istri/suarni yang sah dari pejabat atau mantan pejabat, maka yang mendapat f,asilitas pemakaman adalah istri/suami yang paling lama mendampingr dalam jabatan. Pasal 3 Fasilitas pemakaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), meliputi: a. upacara dan perlengkapan pemberangkatan jenazah di rumah duka antara lain tenda, kursi, snack dan sound system; b. upacara dan perlengkapan pemakaman jenaz,ah antara lain; tenda, kursi dan sound sgstem. c. tempat pemakaman dan/atau biaya pemakaman; d. karangan bunga dan bunga tabur; e. pett jenazah dan papan nama; f. naskah upacara; g. upacara dan perlengkapan persemayamarl di Pendopo Pemerintah Daerah; h. Bendera Merah Putih; dan i. mobil jenazah dan mobil pengawal. Pasal 4 (1) Fasilitas pemakaman bagi Bupati dan wakil Bupati aktif: a. upacara dan perlengkapan pemberangkatan jenaza}e di rumah duka; b. upacara dan perlengkapan pemakaman jetazah; c. tempat pemakaman dan/atau biaya pemakaman; d. karangan bunga dan bunga tabur; e. peti jenazah dan papan nama; f. naskah Lrpacara; g. upacara dan perlengkapan persemay rman di Pendopo Pemerintah Daerah; h. Bendera Merah Futih; dan i. mobil jenazah dan mobil pengawal.

(21 Fasilitas pemakaman bagi suami atau istri Bupati dan Wakil Bupati aktif: a. upacara dan perlengkapan pemberangkat4n jenazah di rumah duka; b. upacara dan perlengkapan pemakaman jenazah; c. tempat pemakaman dan/atau biaya pemakaman; d. karangan bunga dan bunga tabur; e. peti jenazah dan papan nama; f. naskah upacara; dan g. mobil jenazah dan mobil pengawal. (3) Fasilitas pemakaman bagi mantan Bupati dan Mantan Wakil Bupati: a. upacara dan perlengkapan pemberangkatan jenazah di rumah duka; b. tempat pemakaman dan/atau biaya pemakaman; c. karangan bunga dan bunga tabur; d. peti jenazah dan papan rrama; e. naskah upacara; dan f. mobil jenazah dan mobil pengawal. (4) Fasilitas pemakaman bagi suami atanr Istri mantan Bupati dan Mantan Wakil Bupati: a. upacara dan perlengkapan pemberangkatan jenazah di rumah duka; b. tempat pemakaman dan/atau biaya pemakaman; c. karangan bunga dan bunga tabur; d. peti jenazah dan papan nama; dan e. mobil jenaaah dan mobil pengawal- (5) Fasilitas pemakaman bagi Pejabat eselon II aktif: a. upacara dan perlengkapan pemberangkatan jetazah di rumah duka; b. upacara dan perlengkapan pemakaman jenazah; c. tempat pemakaman dan/atau biaya pemakaman; d. karangan bunga dan bunga tabur; e. peti jenazah dan papan nzlma; f. naskah upacara; dan g. mobil jenazah dan mobil pengawal. (6) Fasilitas pemakaman bagi PNS aktif: a. upacara dan perlengkapan pemberangkatan jenazah. di rumah duka; b. naskah upacara; dan c. karangan bunga dan bunga tabur.

BAB III PEI,AKSANAAN PEMAKAMAN Pasal 5 Pelaksanaan pemakaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dikoordinasikan oleh: a. Bagran Umum Sekretariat Daerah untuk pemakaman bagt pejabat, mantan pejabat, istri/ suami. b. Sekretariat Korpri untuk pemakaman bagr PNS. Pasal 6 Tata upacara pemakaman bagi jenazal. pejabat, mantan pejabat, istri/suami, dan PNS, sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Pasal 7 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Sleman Nomor 4b Tahun 2OO8 tentang Penyelenggaraan Pemakaman Bagr Jenazah Pejabat, Mantan Pejabat, Istri/Suami atau Janda/Dudanya, Pegawai Negeri Sipil, dan Pensiunan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. BAB TV KETENTUAN PENUTUP Pasal 8 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sleman. Ditetapkan di Sleman pada tanggal ]C llm+ro*rhmr?011 SRI PURNOMO

Diundangkan di Sleman Pada tanggal 3C $rneerrb,yr pe11 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SLEMAN, BERITA DAERAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN za11 NOMOR 2d SERI E

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR T7 TAHUN 2011 TENTANG PROSEDUR PENYELENGGARAAN PEMAKAMAN BAGI JENAZAH PF^IABAT, MANTAN PE.TABAT, ISTRIISUAMI, DAN PEGAWAI NEGERI SIPIL. PROSEDUR PEMAKAMAN BAGI JENAZAH PF^TABAT MANTAN PE"IABAT, ISTRI/SUAMI, DAN PNS A. Tahap persiapan pernakaman: 1. jenazah Bupati, dan Wakil Bupati aktif: a. penyediaan dan penyiapan lokasi pemakaman; b. penyediaan karangan bunga; c. penyediaan peti jenazah; d. penyiapan naskah dan dokumen pendukung yang diperlukan, antara lain ucapan bela sungkawa, daftar riwayat hidup, dan naskah pidato; e. penyiapan tempat persemayaman di Pendopo Parasamya Pemerintah Daerah; f. penyediaan Bendera Merah Putih; g. penyediaan mobil jenazah. 2. istri/suami Bupati/Wakil Bupati aktif: a. penyediaan dan penyiapan lokasi pemakaman; b. penyediaan karangan bunga; c. penyediaan peti jenazah; d. penyiapan naskah dan dokumen pendukung yang diperlukan, antara lain ucapan bela sungkawa, daftar riwayat hidup, dan naskah pidato; e. penyediaan mobil jenazah. 3. jenazah mantan Bupati dan mantan Wakil Bupati, pejabat eselon II: a. penyediaan dan atau penyiapan lokasi pemakaman; b. penyediaan karangan bunga; c. penyediaan peti jenazalr;

d. penyiapan naskah dan dokumen pendukung yang diperlukan, antara lain ucapan bela sungkawa, daftar riwayat hidup, dan naskah pidato; e. penyediaan mobil jenaz'ah. 4. jenaz,ah PNS: a. penyediaan karangan bunga; b. penyiapan naskah dan dokumen pendukung yang diperlukan, antara lain ucapan belangsungkawa, daftar riwayat hidup. B. tahap pelaksanaan pemakaman: 1. unsur pelaksana: a. pemakaman jenazah Bupati/Wakil Bupati aktif: 1) pembina upacara: Gubernur/Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yoryakarta atau Bupati/Wakil Bupati atau pejabat yang ditunjuk. 2l pemimpin upacara: Sekretaris Daerah atau pejabat yang ditunjuk. 3) pembaca dafta.r riwayat hidup pejabat yang ditunjuk. 4l petugas/barisan penguslrng kehormatan ienaz'ahb. pemakaman jenazah Suami/Istri Bupad/llfakil Bupati aktit U pembina upacara: Bupati/Wakil Bupati aktif yang tidak berduka atau pejabat yang ditunjuk. 2l pemimpin upacara: Sekretaris Daerah atau pejabat yang ditunjuk. 3) pembaca daftar riwayat hidup pejabat yang ditunjuk' c. petugas/barisan pengusung jenaz;a}:, mantan Bupati/mantan Wakil Bupati: U pembina upacara: Bupati/Wakil Bupati atau pejabat yang ditunjuk. 2l pemirnpin r-tpacara: Sekretaris Daerah atau pejabat yang ditunjuk. 3) pembaca daftar riwayat hidup pejabat yang ditunjuk' 4l petugas/barisan pengusung kehormatan jenazah. d, pernakaman ienaz'ah pejabat eselon II: 1) Pembina upacara: a) bupati/wakil bupati atau pejabat yang ditunjuk, apabila yang meninggal dunia Sekretaris Daerah;

b) Sekretaris Daerah atau pejabat yang ditunjuk, apabila yang meninggal dunia pejabat eselon II; 2l pernirnpin upacara: a) Kepala Satuan Polisi Parnong Praja apabila yang meninggal dunia Sekretaris Daerah. b) Camat setempat atau pejabat yang ditunjuk, apabila yang meninggal dunia pejabat eselon II selain Sekretaris Daerah. 3) pembaca daftar riwayat hidup: pejabat yang ditunjuk. 4l petugaslbarisan pengusung kehorrnatan jenazah. 2. 3. e. pemakaman jenazah PNS 1) pembina upacara: a) Sekre meninggal dunia PNS kepala SKPD dengan jabatan setingkat eselon III. b) Kepala Organisasi Perangkat Daerah atau pejabat yang ditunjuk apabila yang meninggal dunia PNS dengan jabatan serendah-rendahnya eselon IV. 2 pemimpin upacara: Kepala seksi/kepala sub bagran pada SKPD/ taris Daerah atau pejabat yang ditunjuk apabila yang setempat atau pejabat yang ditunjuk apabila yang meninggal dunia PNS dengan jabatan sekurang-kurangnya eselon IV. 3) pembaca daftar riwayat hidup oleh petugas yang ditunjuk- 4l petugas/barisan pengusungjenazah. petugas upacara dan barisan pengusung terdiri dari: a. perwira 1 (satu) orang; b. pemimpin 1 {satu) orang; c. protokol 1 (satu) orang; d. pengusung 6 {enam} orang; e. pembawa foto 1 (satu) orang; f. pembawa karangan bunga 1 (satu) orang; dan g. regu kehormatan 1 {satu} regu. tata upacara pernberangkat an ienazah: a, persiapan upacara: 1) peserta upacara dan tamu undangan siap di tempat upacara; 2l pemimpin pasukan menyiapkan pasukan;

3) pemimpin upacara memasuki tempat upacara, pasukan disiapkan. b. acara pendahuluan: U laporan perwira upacara kepada pembina upacara; 2l pembina upacara memasuki tempat upacara, pasukan disiapkan. c. acarapokok: 1) penyerahan jenazah dari pihak keluarga kepada Pemerintahan Kabupaten Sleman untuk dilaksanakan upacara secara kedinasan: 2l pemimpin upacara memasuki tempat upacara, langsung mengambil alih pasukan; 3) pembina upacara menempatkan diri 4l penghormatan pasukan; 5) laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara; 6) pembacaan daftar riwayat hidup almarhum/almarhumah; 7l penghormatan kepada jenazah dipimpin oleh pemimpin upacara; 8) amanat/apel persemayam oleh Pembina Upacara 9) laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara, ienazah siap diberangkatkan; 10) pembina upacara berkenan meninggalkan tempat upacara; 11) penghormatan pemberangkatan jenazalrl dipimpin oleh pemimpin upacara; l2l pemberangkatan jenazah. d. acara penutupan U upacara selesai, pembina upacara berkenan meninggalkan tempat upacara; 2l laporan perwira upacara kepada pembina upacara; 3) pasukan dibubarkan. 4. tata upacara pemakaman jenaz'ah: a. persiapan upacara: U peserta upacara dan tamu undangan siap di tempat upacara; 2l pemimpin pasukan menyiapkan pasukan; 3) pemimpin upacara memasuki ternpat upacara, pasukan disiapkan.

5. b. acara pendahuluan: 1) laporan perwira upacara kepada pembina upacara; 2) pembina upacara memasuki tempat upacara, pasukan disiapkan. c. acara pokok: 1) penghormatan pasukan kepada pembina upacara; 2l laporan pemimpin upacara; 3) persiapan penurunan jenazah ke liang lahat, anggota keluarga/petugas yang ditunjuk dipersilakan untuk menuruni liang lahat; 4l penghormatan kepada jenaz'ah dipimpin pemimpin upacara, jenazah dimasukkan ke liang lahat; 5) penimbunan secara simbolis oleh: a) pembina upacara; b) keluarga yang ditunjuk. 6) penimbunan selanjutnya dilaksanakan oleh keluarga dan petugas pemakaman. 7) tabur bunga simbolis a) pembina upacara; b) keluarga yang ditunjuk. 8) pembacaan do'a; 9) laporan pemimpin upacara; 10) penghormatan pasukan kepada pembina upacara. d. acara penutupan 1) upacara selesai, pembina upacara berkenan meninggalkan tempat upacara; 2) laporan perwira upacara kepada pembina upacara; 3) pasukan dibubarkan. Ketentuan ini bersifat umum dan dapat dilakukan penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi. SRI PURNOMO