LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR NO. : 11, 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 216 ayat (1) Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 menjadi Undang-Undang serta ketentuan pasal 66 dan pasal 88 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Perencanaan Pembangunan Desa; b. bahwa perencanaan pembangunan desa merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan daerah maka perlu adanya keterpaduan pelaksanaan pembangunan daerah dengan pembangnan perdesaan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Perencanaan Pembangunan Desa. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerahdaerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649); 2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerahdaerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan PerUndang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); ); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4539); 10. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 17); 11. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2005 tentang Rencana Strategis Pembangunan (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 18). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN ALOR dan BUPATI ALOR MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG DESA. PERENCANAAN PEMBANGUNAN
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Alor. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Alor. 3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD Kabupaten Alor. 4. Bupati adalah Bupati Alor. 5. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten Alor. 6. Desa adalah desa yang berada di wilayah Kabupaten Alor yang merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sisitem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 9. Kepala Desa adalah keseluruhan Kepala Desa yang berada di Kabupaten Alor. 10. Badan Permusyawaratan Desa, selanjutnya disebut BPD adalah unsur penyelenggara pemerintahan desa dalam bidang legislasi, penyusunan peraturan desa, anggaran pendapatan dan belanja desa, dan keputusan desa, serta penampung dan penyalur aspirasi mesyarakat. 11. Dusun adalah bagian wilayah kerja Kepala Desa dan merupakan lembaga yang dibnentuk melalui musyawarah masyarakat di wilayah kerjanya dan ditetapkan oleh Pemerintah Desa. 12. Rukun Warga, selanjutnya disebut RW adalah lembaga yang dibentuk melalui musyawarah pengurus RT diwilayah kerjanya yang ditetapkan oleh Pemerintah Desa. 13. Rukun Tetangga, selanjutnya disebut RT adalah lembaga yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintah dan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Pemerintah Desa. 14. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa yang selanjutnya disebut LPMD/K adalah lembaga atau wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat Desa sebagai mitra pemerintah Desa dalam menampung dan mewujudkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat dibidang pembangunan dan ditetapkan oleh Pemerintah Desa atau Pemerintah Kelurahan. 15. Lembaga Kemasyarakatan adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat. 16. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa/Kelurahan yang selanjutnya disingkat Musrenbang Desa adalah forum musyawarah tahunan stakeholders Desa yang bertujuan untuk membahas seluruh usulan kegiatan yang merupakan hasil dari proses penggalian gagasan ditingkat Dusun, Rukun Tetangga atau kelompok-kelompok masyarakat untuk disepakati sebagai rencana kegiatan tahunan berikutnya.
17. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kecamatan adalah yang selanjutnya disingkat Musrembang Kecamatan adalah forum musyawarah stakeholders kecamatan untuk mendapatkan masukan prioritas kegiatan dari Desa serta menyepakati kegiatan lintas desa/kelurahan di kecamatan tersebut sebagai dasar penyusunan rencana kerja satuan kerja perangkat daerah kabupaten pada tahun berikutnya. 18. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disebut APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. 19. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APB Desa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah desa dan BPD dan ditetapkan dengan Peraturan Desa. 20. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disebut RPJMD adalah dokumen yang memuat rencana pembangunan Desa dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sebagai landasan penyusunan rencana kerja tahunan Pemerintah Desa. 21. Rencana Kerja Pembangunan Desa, selanjutnya disebut RKP Desa/Kelurahan adalah dokumen yang memuat rencana pembangunan desa dalam kurun waktu 1 (satu) tahun yang dihasilkan melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa sebagai landasan penyusunann Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 22. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah Unit Kerja Pemerintah Kabupaten yang mempunyai tugas untuk mengelola anggran dan barang daerah. 23. Peserta musrenbang adalah pihak-pihak yang memiliki hak pengambilan keputusan dalam musrenbang melalui pembahasan yang disepakati bersama. 24. Narasumber adalah pihak pemberi informasi yang perlu diketahui peserta musrenbang untuk proses pengambilan keputusan hasil musrembang. 25. Peraturan Desa adalah peraturan yang dibentuk oleh BPD dengan persetujuan bersama Kepala Desa; 26. Pembinaan adalah pemberian pedoman, standar pelaksanaan, perencanaan, penelitian, pengembangan, bimbingan, pendidikan dan pelatihan, konsultasi supervisi dan monitoring, pengawasan umum dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan desa. BAB II ASAS DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Pembangunan Desa diselenggarakan secara demokratis dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan serta mengedepankan keswadayaan. (2) Perencanaan pembangunan Desa disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap perubahaan. Pasal 3 Perencanaan pembangunan Desa bertujuan: a. mendukung koordinasi antar berbagai pelaku pembangunan di Desa; b. menjamin terciptanya keterpaduan, keselarasan dan keterkaitan program antara Desa dan Kabupaten; c. menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan di Desa;
d. mengoptimalkan partisipasi masyarakat; e. menjamin terciptanya penggunaan sumber daya secara berdaya guna, berhasil guna, berkeadilan, dan berkelanjutan. BAB III RUANG LINGKUP PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA Pasal 4 (1) Perencanaan pembangunan Desa mencakup semua bidang kehidupan Desa secara terpadu dalam wilayah Desa. (2) Perencanaan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menghasilkan: a. rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) untuk jangka waktu lima (5) tahun; dan b. rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa) untuk jangka waktu satu (1) tahun. (3) RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf a mencakup paling kurang beberapa bidang antara lain: a. pemerintahan desa; b. perekonomian masyarakat dan Desa; c. sosial kemasyarakatan desa; d. pendanaan Desa. (4) RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan penjabaran RPJM Desa, yang memuat antara lain: a. program ekonomi desa; b. prioritas pembangunan di Desa; c. rencana kerja, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah desa maupun yang ditempu dengan mendorong partisipasi masyarakat; d. rencana pendanaan baik yang bersumber dari pemerintah desa dan warga desa, maupun yang bersumber dari pemerintah Kabupaten Alor, Pemerintah Propinsi NTT, Pemerintah dan Pihak Ketiga. Pasal 5 RPJM Desa berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Alor. BAB IV TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA Bagian Kesatu Pasal 6 Tahapan perencanaan pembangunan Desa meliputi: a. penyusunan rencana pembangunan Desa; b. penetapan rencana pembangunan Desa; c. pengendalian rencana pembangunan Desa; dan d. evaluasi rencana pembangunan Desa.
Bagian Kedua Penyusunan Rencana Pembangunan Desa Pasal 7 (1) Penyusunan RPJM Desa dilakukan dengan urutan kegiatan sebagai berikut : a. penyiapan rancangan awal rencana pembangunan Desa; b. musyawarah perencanaan pembangunan Desa; c. penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan desa. (2) Kepala Desa selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah pelantikannya atau akhir tahun anggaran sudah menyaipkan rancangan awal RJPM Desa. (3) Penyiapan rancangan awal RJPM Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) melibatkan seluruh Perangkat Desa, pengurus Lembaga Kemasyarakatan, dan Kelompok profesi yang ada di Desa. Pasal 8 (1) Pemerintah Desa selambat-lambatnya satu (1) bulan setelah rancangan awal RPJM Desa disiapkan, menyelenggarakan Musrenbangdes. (2) Musrenbangdes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihadiri oleh Lembaga Kemasyarakatan Desa, Kelompok Majelis Taklim, Kelompok Wanita, Kelompok Tani, Kelompok Muda Keagamaan, Kelompok Kesenian/Olahraga, Lembaga Ekonomi Desa, Tokoh Adat, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Kelompok Profesi dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang bekerja di Desa. (3) Musrenbangdes sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dihadiri pula oleh Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Kabupaten, yang dalam kegiatan ini bertindak sebagai fasilitator. Pasal 9 (1) Penyusunan RKP Desa dilakukan melalui urutan kegiatan sebagai berikut: a. penyiapan rancangan awal RKP Desa. b. musyawarah perencanaan pembangunan Desa tahunan; dan c. penyusunan rancangan akhir RKP Desa. (2) Kepala Desa selambat-lambatnya empat (4) bulan sebelum tahun anggaran berakhir harus sudah menyiapkan rancangan awal RKP Desa. (3) Penyiapan rancangan awal RKP Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) melibatkan seluruh Perangkat Desa, Pengurus Lembaga Kemasyarakatan, dan Kelompok Profesi yang ada di Desa. Pasal 10 (1) Pemerintan Desa selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah rancangan awal RKP Desa disiapkan menyenggarakan Musrenbangdes tahunan. (2) Musrenbangdes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihadiri oleh Lembaga Kemasyarakatan Desa, Kelompok Majelis Taklim, Kelompok Wanita, Kelompok Tani, Kelompok Muda Keagamaan, Kelompok Kesenian/Olahraga, Lembaga Ekonomi Desa, Tokoh Adat, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Kelompok Profesi dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang bekerja di Desa. (3) Musrenbangdes tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dimonitor oleh Pemerintah Kecamatan.
Pasal 11 Pemerintah Desa selambat-lambatnya 1 (satu) bulan merumuskan rancangan akhir RPJM Desa dan selambat-lambatnya 2 (dua) minggu untuk merumuskan rancangan akhir RKP Desa. Bagian Ketiga Penetapan Rencana Pembangunan Desa Pasal 12 (1) Kepala Desa selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah Musrembang Desa menetapkan mengesahkan RPJM Desa bersama BPD. (2) Penetapan dan pengesahan RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dalam bentuk Peraturan Desa. Pasal 13 (1) Kepala desa selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah Musrembang Desa tahunan menetapkan dan mengesahkan RKP Desa setelah mendapat persetujuan BPD. (2) Penetapan dan pengesahan RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di buat dalam bentuk Keputusan Kepala Desa. Pasal 14 (1) RPJM Desa menjadi pedoman penyusunan RKP Desa. (2) RKP Desa menjadi pedoman penyusunan RAPBDes untuk setiap tahun anggaran. Bagian Keempat Pengendalian Rencana Pengembangunan Desa Pasal 15 (1) RPJM Desa dan RKP Desa selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah ditetapkan disampaikan kepada Bupati untuk dievaluasi. (2) Bupati dan mengoreksi dan menolak RPJM Desa dan RKP Desa apabila dinilai tidak sesuai dengan kebijakan pembangunan Derah. (3) Koreksi dan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada pemerintah Desa dilengkapi dengan catatan-catatan perbaikan selambat-lambatnya 1 (satu) blan terhitung sejak diterimanya RPJM Desa dan RKP Desa. (4) Pemerintah Desa dapat memberi penjelasan atas koreksi tersebut dan dapat menyampaikan keberatan atas penolakan RPJM Desa dan RKP Desa. Bagian Kelima Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Desa Pasal 16 (1) Kepala Desa melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan perencanaan pembangunan di desa. (2) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi bahan bagi penyusunan rencana pembangunan Desa untuk periode berikutnya.
BAB V DATA DAN INFORMASI Pasal 17 (1) Perencanaan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (3) harus didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. (2) Data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup: a. penyelenggaraan pemerintahan Desa; b. organisasi dan tata laksana pemerintahan desa; c. keuangan desa; d. profil desa; e. informasi lainnya yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa. BAB VI KELEMBAGAAN Pasal 18 (1) Kepala Desa menyelenggarakan dan bertanggungjawab atas perencanaan pembangunan di Desa. (2) Dalam menyelenggarakan perencanaan pembangunan desa, Kepala Desa dibantu oleh Perangkat Desa. (3) Kepala Urusan menyusun perencanaan pembangunan Desa sesuai tugas dan kewenangannya. (4) Camat menyelenggarakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan sinergi perencanaan pembangunan antar Desa. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 19 (1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut oleh Bupati. (2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, segala peraturan atau ketentuan lain yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 20 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Aor. Ditetapkan di Kalabahi pada tanggal, 23 Desember 2006 Diundangkan di Kalabahi pada tanggal, 27 Desember 2006 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TAHUN 2006 NOMOR 11 SERI D
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA I. UMUM Bahwa perencanaan pembangunan desa merupakan salah satu faktor penentu bagi keberhasilan dan keberlanjutan pembangunan desa yang secara filosofis dimaksudkan untuk melibat seberapa jauh perencanaan pembangunan Desa searah dengan perencanaan pembangunan daerah kabupaten. Untuk itu Pemerintah Desa harus dapat membuat perencanaan pembangunan, baik jangka pendek, janngka menengah maupun jangka panjang. Bahwa dengan memiliki perencanaan pembangunan, maka pemerintah Desa akan dapat memanfaatkan secara optimal berbagai potensi sumber daya yang dimilki demi kesejahteraan masyarakat setempat. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 : cukup jelas. Pasal 2 : cukup jelas. Pasal 3 : cukup jelas. Pasal 4 : cukup jelas. Pasal 5 : cukup jelas. Pasal 6 : cukup jelas. Pasal 7 : cukup jelas. Pasal 8 : cukup jelas. Pasal 9 : cukup jelas. Pasal 10 : cukup jelas. Pasal 11 : cukup jelas. Pasal 12 : cukup jelas. Pasal 13 : cukup jelas. Pasal 14 : cukup jelas. Pasal 15 : cukup jelas. Pasal 16 : cukup jelas. Pasal 17 : cukup jelas. Pasal 18 : cukup jelas. Pasal 19 : cukup jelas. Pasal 20 : cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TAHUN 2006 NOMOR 422