LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 10 SERI E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2007 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 25 TAHUN 2006 T E N T A N G PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NUNUKAN,

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN,

PERATURAN DESA GIRIPANGGUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG. RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKPDes)TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DESA PANDA KABUPATEN BIMA PERATURAN DESA PANDA NOMOR 1 TAHUN Tentang

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

11 LEMBARAN DAERAH Januari KABUPATEN LAMONGAN 1/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 01 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB I KETENTUAN UMUM

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2005

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

PERATURAN DESA LEREP NOMOR : 4 TAHUN 2015

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

KEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 5 TAHUN 2006 SERI : E.4

TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 3 TAHUN : 2006

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN. (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

KEPALA DESA MIAU MERAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DESA MIAU MERAH NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 3 LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

KEPALA DESA KARANGPAPAK KECAMATAN CISOLOK KABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA KARANGPAPAK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 11 Tahun 2007 Seri E Nomor 11 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 11 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN REMBANG TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DESA KERTAK EMPAT KECAMATAN PENGARON KABUPATEN BANJAR NOMOR 01 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR : 8 T AHUN 2008 T E N T A N G TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BULELENG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN ALOR TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N K E N D A L NOMOR 20 TAHUN 2000 SERI D NOMOR 19

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 3 SERI E

B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) Kode Pos Mamuju

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TENGAH KECAMATAN MAMBORO DESA WENDEWA UTARA PERATURAN DESA NOMOR 01 TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR NO. : 11, 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 216 ayat (1) Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 menjadi Undang-Undang serta ketentuan pasal 66 dan pasal 88 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Perencanaan Pembangunan Desa; b. bahwa perencanaan pembangunan desa merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan daerah maka perlu adanya keterpaduan pelaksanaan pembangunan daerah dengan pembangnan perdesaan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Perencanaan Pembangunan Desa. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerahdaerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649); 2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerahdaerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan PerUndang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); ); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4539); 10. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 17); 11. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2005 tentang Rencana Strategis Pembangunan (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 18). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN ALOR dan BUPATI ALOR MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG DESA. PERENCANAAN PEMBANGUNAN

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Alor. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Alor. 3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD Kabupaten Alor. 4. Bupati adalah Bupati Alor. 5. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten Alor. 6. Desa adalah desa yang berada di wilayah Kabupaten Alor yang merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sisitem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 9. Kepala Desa adalah keseluruhan Kepala Desa yang berada di Kabupaten Alor. 10. Badan Permusyawaratan Desa, selanjutnya disebut BPD adalah unsur penyelenggara pemerintahan desa dalam bidang legislasi, penyusunan peraturan desa, anggaran pendapatan dan belanja desa, dan keputusan desa, serta penampung dan penyalur aspirasi mesyarakat. 11. Dusun adalah bagian wilayah kerja Kepala Desa dan merupakan lembaga yang dibnentuk melalui musyawarah masyarakat di wilayah kerjanya dan ditetapkan oleh Pemerintah Desa. 12. Rukun Warga, selanjutnya disebut RW adalah lembaga yang dibentuk melalui musyawarah pengurus RT diwilayah kerjanya yang ditetapkan oleh Pemerintah Desa. 13. Rukun Tetangga, selanjutnya disebut RT adalah lembaga yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintah dan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Pemerintah Desa. 14. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa yang selanjutnya disebut LPMD/K adalah lembaga atau wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat Desa sebagai mitra pemerintah Desa dalam menampung dan mewujudkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat dibidang pembangunan dan ditetapkan oleh Pemerintah Desa atau Pemerintah Kelurahan. 15. Lembaga Kemasyarakatan adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat. 16. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa/Kelurahan yang selanjutnya disingkat Musrenbang Desa adalah forum musyawarah tahunan stakeholders Desa yang bertujuan untuk membahas seluruh usulan kegiatan yang merupakan hasil dari proses penggalian gagasan ditingkat Dusun, Rukun Tetangga atau kelompok-kelompok masyarakat untuk disepakati sebagai rencana kegiatan tahunan berikutnya.

17. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kecamatan adalah yang selanjutnya disingkat Musrembang Kecamatan adalah forum musyawarah stakeholders kecamatan untuk mendapatkan masukan prioritas kegiatan dari Desa serta menyepakati kegiatan lintas desa/kelurahan di kecamatan tersebut sebagai dasar penyusunan rencana kerja satuan kerja perangkat daerah kabupaten pada tahun berikutnya. 18. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disebut APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. 19. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APB Desa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah desa dan BPD dan ditetapkan dengan Peraturan Desa. 20. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disebut RPJMD adalah dokumen yang memuat rencana pembangunan Desa dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sebagai landasan penyusunan rencana kerja tahunan Pemerintah Desa. 21. Rencana Kerja Pembangunan Desa, selanjutnya disebut RKP Desa/Kelurahan adalah dokumen yang memuat rencana pembangunan desa dalam kurun waktu 1 (satu) tahun yang dihasilkan melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa sebagai landasan penyusunann Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 22. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah Unit Kerja Pemerintah Kabupaten yang mempunyai tugas untuk mengelola anggran dan barang daerah. 23. Peserta musrenbang adalah pihak-pihak yang memiliki hak pengambilan keputusan dalam musrenbang melalui pembahasan yang disepakati bersama. 24. Narasumber adalah pihak pemberi informasi yang perlu diketahui peserta musrenbang untuk proses pengambilan keputusan hasil musrembang. 25. Peraturan Desa adalah peraturan yang dibentuk oleh BPD dengan persetujuan bersama Kepala Desa; 26. Pembinaan adalah pemberian pedoman, standar pelaksanaan, perencanaan, penelitian, pengembangan, bimbingan, pendidikan dan pelatihan, konsultasi supervisi dan monitoring, pengawasan umum dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan desa. BAB II ASAS DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Pembangunan Desa diselenggarakan secara demokratis dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan serta mengedepankan keswadayaan. (2) Perencanaan pembangunan Desa disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap perubahaan. Pasal 3 Perencanaan pembangunan Desa bertujuan: a. mendukung koordinasi antar berbagai pelaku pembangunan di Desa; b. menjamin terciptanya keterpaduan, keselarasan dan keterkaitan program antara Desa dan Kabupaten; c. menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan di Desa;

d. mengoptimalkan partisipasi masyarakat; e. menjamin terciptanya penggunaan sumber daya secara berdaya guna, berhasil guna, berkeadilan, dan berkelanjutan. BAB III RUANG LINGKUP PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA Pasal 4 (1) Perencanaan pembangunan Desa mencakup semua bidang kehidupan Desa secara terpadu dalam wilayah Desa. (2) Perencanaan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menghasilkan: a. rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) untuk jangka waktu lima (5) tahun; dan b. rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa) untuk jangka waktu satu (1) tahun. (3) RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf a mencakup paling kurang beberapa bidang antara lain: a. pemerintahan desa; b. perekonomian masyarakat dan Desa; c. sosial kemasyarakatan desa; d. pendanaan Desa. (4) RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan penjabaran RPJM Desa, yang memuat antara lain: a. program ekonomi desa; b. prioritas pembangunan di Desa; c. rencana kerja, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah desa maupun yang ditempu dengan mendorong partisipasi masyarakat; d. rencana pendanaan baik yang bersumber dari pemerintah desa dan warga desa, maupun yang bersumber dari pemerintah Kabupaten Alor, Pemerintah Propinsi NTT, Pemerintah dan Pihak Ketiga. Pasal 5 RPJM Desa berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Alor. BAB IV TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA Bagian Kesatu Pasal 6 Tahapan perencanaan pembangunan Desa meliputi: a. penyusunan rencana pembangunan Desa; b. penetapan rencana pembangunan Desa; c. pengendalian rencana pembangunan Desa; dan d. evaluasi rencana pembangunan Desa.

Bagian Kedua Penyusunan Rencana Pembangunan Desa Pasal 7 (1) Penyusunan RPJM Desa dilakukan dengan urutan kegiatan sebagai berikut : a. penyiapan rancangan awal rencana pembangunan Desa; b. musyawarah perencanaan pembangunan Desa; c. penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan desa. (2) Kepala Desa selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah pelantikannya atau akhir tahun anggaran sudah menyaipkan rancangan awal RJPM Desa. (3) Penyiapan rancangan awal RJPM Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) melibatkan seluruh Perangkat Desa, pengurus Lembaga Kemasyarakatan, dan Kelompok profesi yang ada di Desa. Pasal 8 (1) Pemerintah Desa selambat-lambatnya satu (1) bulan setelah rancangan awal RPJM Desa disiapkan, menyelenggarakan Musrenbangdes. (2) Musrenbangdes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihadiri oleh Lembaga Kemasyarakatan Desa, Kelompok Majelis Taklim, Kelompok Wanita, Kelompok Tani, Kelompok Muda Keagamaan, Kelompok Kesenian/Olahraga, Lembaga Ekonomi Desa, Tokoh Adat, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Kelompok Profesi dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang bekerja di Desa. (3) Musrenbangdes sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dihadiri pula oleh Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Kabupaten, yang dalam kegiatan ini bertindak sebagai fasilitator. Pasal 9 (1) Penyusunan RKP Desa dilakukan melalui urutan kegiatan sebagai berikut: a. penyiapan rancangan awal RKP Desa. b. musyawarah perencanaan pembangunan Desa tahunan; dan c. penyusunan rancangan akhir RKP Desa. (2) Kepala Desa selambat-lambatnya empat (4) bulan sebelum tahun anggaran berakhir harus sudah menyiapkan rancangan awal RKP Desa. (3) Penyiapan rancangan awal RKP Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) melibatkan seluruh Perangkat Desa, Pengurus Lembaga Kemasyarakatan, dan Kelompok Profesi yang ada di Desa. Pasal 10 (1) Pemerintan Desa selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah rancangan awal RKP Desa disiapkan menyenggarakan Musrenbangdes tahunan. (2) Musrenbangdes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihadiri oleh Lembaga Kemasyarakatan Desa, Kelompok Majelis Taklim, Kelompok Wanita, Kelompok Tani, Kelompok Muda Keagamaan, Kelompok Kesenian/Olahraga, Lembaga Ekonomi Desa, Tokoh Adat, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Kelompok Profesi dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang bekerja di Desa. (3) Musrenbangdes tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dimonitor oleh Pemerintah Kecamatan.

Pasal 11 Pemerintah Desa selambat-lambatnya 1 (satu) bulan merumuskan rancangan akhir RPJM Desa dan selambat-lambatnya 2 (dua) minggu untuk merumuskan rancangan akhir RKP Desa. Bagian Ketiga Penetapan Rencana Pembangunan Desa Pasal 12 (1) Kepala Desa selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah Musrembang Desa menetapkan mengesahkan RPJM Desa bersama BPD. (2) Penetapan dan pengesahan RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dalam bentuk Peraturan Desa. Pasal 13 (1) Kepala desa selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah Musrembang Desa tahunan menetapkan dan mengesahkan RKP Desa setelah mendapat persetujuan BPD. (2) Penetapan dan pengesahan RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di buat dalam bentuk Keputusan Kepala Desa. Pasal 14 (1) RPJM Desa menjadi pedoman penyusunan RKP Desa. (2) RKP Desa menjadi pedoman penyusunan RAPBDes untuk setiap tahun anggaran. Bagian Keempat Pengendalian Rencana Pengembangunan Desa Pasal 15 (1) RPJM Desa dan RKP Desa selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah ditetapkan disampaikan kepada Bupati untuk dievaluasi. (2) Bupati dan mengoreksi dan menolak RPJM Desa dan RKP Desa apabila dinilai tidak sesuai dengan kebijakan pembangunan Derah. (3) Koreksi dan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada pemerintah Desa dilengkapi dengan catatan-catatan perbaikan selambat-lambatnya 1 (satu) blan terhitung sejak diterimanya RPJM Desa dan RKP Desa. (4) Pemerintah Desa dapat memberi penjelasan atas koreksi tersebut dan dapat menyampaikan keberatan atas penolakan RPJM Desa dan RKP Desa. Bagian Kelima Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Desa Pasal 16 (1) Kepala Desa melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan perencanaan pembangunan di desa. (2) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi bahan bagi penyusunan rencana pembangunan Desa untuk periode berikutnya.

BAB V DATA DAN INFORMASI Pasal 17 (1) Perencanaan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (3) harus didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. (2) Data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup: a. penyelenggaraan pemerintahan Desa; b. organisasi dan tata laksana pemerintahan desa; c. keuangan desa; d. profil desa; e. informasi lainnya yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa. BAB VI KELEMBAGAAN Pasal 18 (1) Kepala Desa menyelenggarakan dan bertanggungjawab atas perencanaan pembangunan di Desa. (2) Dalam menyelenggarakan perencanaan pembangunan desa, Kepala Desa dibantu oleh Perangkat Desa. (3) Kepala Urusan menyusun perencanaan pembangunan Desa sesuai tugas dan kewenangannya. (4) Camat menyelenggarakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan sinergi perencanaan pembangunan antar Desa. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 19 (1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut oleh Bupati. (2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, segala peraturan atau ketentuan lain yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 20 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Aor. Ditetapkan di Kalabahi pada tanggal, 23 Desember 2006 Diundangkan di Kalabahi pada tanggal, 27 Desember 2006 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TAHUN 2006 NOMOR 11 SERI D

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA I. UMUM Bahwa perencanaan pembangunan desa merupakan salah satu faktor penentu bagi keberhasilan dan keberlanjutan pembangunan desa yang secara filosofis dimaksudkan untuk melibat seberapa jauh perencanaan pembangunan Desa searah dengan perencanaan pembangunan daerah kabupaten. Untuk itu Pemerintah Desa harus dapat membuat perencanaan pembangunan, baik jangka pendek, janngka menengah maupun jangka panjang. Bahwa dengan memiliki perencanaan pembangunan, maka pemerintah Desa akan dapat memanfaatkan secara optimal berbagai potensi sumber daya yang dimilki demi kesejahteraan masyarakat setempat. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 : cukup jelas. Pasal 2 : cukup jelas. Pasal 3 : cukup jelas. Pasal 4 : cukup jelas. Pasal 5 : cukup jelas. Pasal 6 : cukup jelas. Pasal 7 : cukup jelas. Pasal 8 : cukup jelas. Pasal 9 : cukup jelas. Pasal 10 : cukup jelas. Pasal 11 : cukup jelas. Pasal 12 : cukup jelas. Pasal 13 : cukup jelas. Pasal 14 : cukup jelas. Pasal 15 : cukup jelas. Pasal 16 : cukup jelas. Pasal 17 : cukup jelas. Pasal 18 : cukup jelas. Pasal 19 : cukup jelas. Pasal 20 : cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TAHUN 2006 NOMOR 422