SURAT EDARAN BUPATI KEBUMEN. Kebumen, Oktober 2010

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI KEBUMEN SURAT EDARAN NOMOR... TENTANG PETUNJUK TEKNIS MUSRENBANG DESA/KELURAHAN TAHUN 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DESA/ KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG SEKRETARIAT DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) Kode Pos Mamuju

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERATURAN DESA KRASAK NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG. RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA ( RKP Desa ) TAHUN 2015

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH

KABUPATEN CIANJUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAANN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA OLEH : BAPPEDA KABUPATEN BANYUWANGI

BERITA ACARA MUSYAWARAH DESA

TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BAB I KETENTUAN UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA KALIPAIT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KEPALA DESA WONGSOREJO KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA WONGSOREJO KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DESA SINDANGLAYA KECAMATAN CIPANAS KABUPATEN CIANJUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA (RKP DESA) TAHUN 2015

KEPALA DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DESA ROWOSARI NOMOR 6 TAHUN 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

-1- BUPATI SINJAI PROPINSI SULAWESI SELATAN

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAROS KECAMATAN MARUSU KEPALA DESA TEMMAPADDUAE PERATURAN DESA TEMMAPADDUAE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN MAROS NOMOR 01 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT

KEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

TATA CARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) RKPD KOTA BANDUNG DI KELURAHAN BERDASARKAN PERMENDAGRI NO.54 TAHUN 2010

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 3

PERATURAN DESA GIRIPANGGUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG. RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKPDes)TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

KEPALA DESA SEMPU KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA SEMPU NOMOR : 4 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2016

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG

JUKNIS PENYUSUNAN RKPDESA KABUPATEN REMBANG

RANCA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2010 NGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

PROSES DAN JADWAL MUSRENBANG TAHUN 2017 UNTUK PERENCANAAN TAHUN 2018

KEPALA DESA BADAMITA KABUPATEN BANJARNEGARA PERATURAN DESA BADAMITA NOMOR : 03 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2017

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,

BUPATI MALUKU TENGGARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR : 8 T AHUN 2008 T E N T A N G TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

WALIKOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

NASKAH RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA ( RKP DESA ) TAHUN ANGGARAN 2016

KEPALA DESA LICIN KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA LICIN NOMOR 7 TAHUN 2015 T E N T A N G

PERBEKEL TEGAK KABUPATEN KLUNGKUNG PERATURAN DESA TEGAK NOMOR :... TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN

PERATURAN DESA KARANGSARI NOMOR 1 TAHUN 2015

PERATURAN DESA KERTAK EMPAT KECAMATAN PENGARON KABUPATEN BANJAR NOMOR 01 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DESA BABULU LAUT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM Desa) TAHUN

RANCANGAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

Transkripsi:

BUPATI KEBUMEN Kebumen, Oktober 2010 Nomor : 500 /01019 Kepada : Sifat : Yth. Camat sekabupaten Kebumen; Lampiran : 1 Bendel Perihal : Petunjuk Teknis Musrenbang Desa Penyusunan RKP Desa di Tahun 2011 T e m p a t SURAT EDARAN Dalam rangka memberikan pedoman pelaksanaan Musrenbang RKP Desa sebagaimana diamanatkan pada BAB VI Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dan Permendagri No 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa, Pemerintah Desa wajib menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) dan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa) sebagai dokumen perencanaan pembangunan tahunan desa secara partisipatif dengan melibatkan para pemangku kepentingan sebagai wujud meningkatkan kualitas sistem perencanaan desa yang merupakan bagian integral dari sistem perencanaan pembangunan daerah dan nasional. Perencanaan Pembangunan Desa Partisipatif dimaksud sebagai dokumen perencanaan strategis desa dalam upaya peningkatan kualitas perencanaan pembangunan desa yang mengutamakan prinsipprinsip perencanaan partisipatif, berpihak pada masyarakat secara efektif dan efisien mampu mengatasi permasalahan riil masyarakat terutama dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang terintegrasi melalui perencanaan dan penganggaran program/kegiatan yang berorientasi pada pemenuhan hakhak dasar masyarakat. I. DASAR HUKUM PELAKSANAAN : 1. UndangUndang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah jo. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950; 2. UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. UndangUndang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan PerundangUndangan; 4. UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 5. UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentag Perubahan Kedua atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 1

6. UndangUndang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 7. UndangUndang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Dekonsentrasi; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 Tentang Perencanaan Pembangunan Desa; 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2007 tentang Pendataan Program Pembangunan Desa/Kelurahan; 17. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 53 Tahun 2004 tentang Partisipasi Masyarakat dalam Proses Kebijakan Publik; 18. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 3 Tahun 2007 tentang Sumber Pendapatan Desa; 19. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 14 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja dan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu; 20. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 13 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2010 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 10 Tahun 2010 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2010. II. PENGERTIAN 1. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batasbatas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat MUSRENBANG DESA adalah forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para pemangku kepentingan desa (pihak 2

berkepentingan untuk mengatasi permasalahan desa dan pihak yang akan terkena dampak hasil musyawarah) untuk menyepakati rencana kegiatan di desa 5 (lima) dan 1 (satu) tahunan. 3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disingkat (RPJM Desa) adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat arah kebijakan pembangunan Desa, arah kebijakan keuangan Desa, kebijakan umum dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program prioritas kewilayahan, disertai dengan rencana kerja. 4. Rencana Kerja Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat (RKP Desa) adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun merupakan penjabaran dari RPJM Desa yang memuat rancangan kerangka ekonomi desa, dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang dimutahirkan, program prioritas pembangunan desa, rencana kerja dan pendanaan serta prakiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah desa maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan RPJM Desa dan ditetapkan dengan Peraturan Kepala Desa; 5. Daftar Usulan Rencana Kegiatan Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat (DU RKP Desa) adalah daftar yang merupakan usulan kegiatan pembangunan desa yang menggunakan dana yang sudah jelas sumbernya baik dari APBN, APBD (Propinsi, Kabupaten/Kota), APBDesa, Swadaya dan Kerjasama dengan pihak ketiga. 6. Pembangunan Partisipatif adalah suatu sistem pengelolaan pembangunan di desa bersamasama secara musyawarah, mufakat, dan gotong royong yang merupakan cara hidup masyarakat yang telah lama berakar budaya di wilayah Indonesia; 7. Musrenbang RKP Desa dilaksanakan dengan memperhatikan RPJM Desa, Evaluasi Program dan Kegiatan Tahun Sebelumnya, Prioritas Kebijakan dan informasi program /kegiatan Pembangunan Kabupaten, Provinsi, Pemerintah, atau pihak lain serta Identifikasi Masalah Berdasarkan Analisa Keadaan Darurat; 8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disingkat APBDesa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa, yang ditetapkan dengan Peraturan Desa; 9. Kelompok Kerja (POKJA) atau Tim Penyusun RKP Desa adalah kelompok masyarakat dari berbagai unsur yang dipilih melalui musyawarah desa dan bertugas menyusun RKP Desa mulai tahap persiapan, pelaksanaan, sampai dengan sosialisasi dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa; 10. Narasumber adalah pihak pemberi informasi yang perlu diketahui peserta Musrenbang untuk proses pengambilan keputusan hasil Musrenbang Desa; 11. Peserta adalah pihak yang memiliki hak pengambilan keputusan dalam Musrenbang Desa melalui pembahasan yang disepakati bersama; 12. Delegasi Desa adalah beberapa unsur masyarakat yang dipilih dan ditetapkan melalui forum Musrenbang Desa yang bertugas melakukan pengawalan pada musrenbangcam III. TUJUAN 1. Merumuskan prioritas kegiatan desa untuk tahun 2011 yang akan dilaksanakan desa sendiri dan dibiayai oleh APB Desa yang bersumber dari Pendapatan Asli Desa (PA Des), Alokasi Dana Desa (ADD), swadaya masyarakat dan sumber lain yang tidak mengikat; 2. Merumuskan prioritas kegiatan desa yang akan diusulkan melalui Musrenbang Kecamatan tahun 2010 untuk penyusunan RKPD Tahun 2012 yang akan dibiayai dalam APBD kabupaten/kota, APBD Provinsi, APBN, PNPM (PNPM Mandiri Perdesaan dan P2SPP) dan atau pihak ketiga lainnya; 3

3. Merumuskan prioritas kegiatan desa yang akan diusulkan melalui Musrenbang Kecamatan tahun 2010 untuk Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan tahun 2011 dengan pola khusus optimalisasi; 4. Memilih dan menetapkan delegasi desa untuk mengikuti musrenbangcam Tahun 2010. IV. HAL YANG PERLU DISIAPKAN 1. Desa a. Identifikasi Daftar Nama Calon Peserta dan Nara Sumber b. Hasil evaluasi RKP Desa Tahun 2010 c. Hasil evaluasi RPJM Desa d. Hasil analisa keadaan darurat/kerawanan merupakan alat untuk mengkaji ulang dokumen RPJM Desa, khususnya mengenai prioritas masalah dan kegiatan yang akan disusun untuk RKP desa tahun berikutnya. Datadata pendukung kerawanan desa, di antaranya : 1) Berapa jumlah KK miskin sekarang; 2) Berapa warga yang menganggur sekarang; 3) Berapa anak yang putus sekolah dan yang rawan putus sekolah sekarang; 4) Berapa jumlah kematian ibu, bayi dan balita selama setahun terakhir; 5) Berapa orang (terutama ibu, bayi, balita) yang mengalami kurang gizi; 6) Berapa kasus wabah penyakit yang terjadi selama setahun terakhir; 7) Data lainnya yang dianggap isuisu darurat/rawan terkait kemiskinan, gangguan kesejahteraan atau gangguan pemenuhan 10 hak dasar. 2. Kecamatan dan atau Kabupaten a. Evaluasi terhadap perkembangan penggunaan APB Desa Tahun berjalan dan pendanaan lainnya dalam membiayai program pembangunan desa; b. Evaluasi RKPD 2011 dan KU APBD 2011; c. Informasi prioritas rencana program dan kegiatan dalam Renstra/Renja SKPD, Draft RPJMD pada tahun 2012; d. Informasi program PNPM (Mandiri Perdesaan, Mandiri Perkotaan, P2SPP) dan program lainnya; e. Informasi Pagu Indikatif ADD. V. KELUARAN (OUTPUTS) 1. Peraturan Kepala Desa tentang RKP Desa Tahun 2011 yang memuat : a. daftar prioritas kegiatan desa yang akan dilaksanakan desa sendiri dan dibiayai melalui APBDes; b. daftar prioritas kegiatan usulan melalui Musrenbangcam tahun 2010 untuk pelaksanaan kegiatan PNPM (Mandiri Perdesaan tahun 2011) yang mengakomodir usulan kaum perempuan ; c. daftar prioritas kegiatan usulan melalui Musrenbangcam tahun 2010 untuk penyusunan RKPD Tahun 2012, termasuk PNPM (Mandiri Perdesaan dan P2SPP) yang mengakomodir usulan aspirasi kaum perempuan dan program lainnya; 2. Keputusan Kepala Desa tentang daftar nama delegasi desa untuk mengikuti Musrenbangcam; 3. Berita Acara, Daftar Hadir Musrenbang Desa dan lampiran pendukung lainnya. VI. TAHAPAN DAN PROSES Pelaksanaan Musrenbang penyusunan RKPDesa dilakukan melalui tahapan dan proses sebagai berikut : 4

1. Tahap Pra Musrenbang RKP Desa merupakan tahapan yang harus dilakukan sebelum penyelenggaraan musrenbangdes, yang meliputi proses: a. Persiapan dilakukan dalam bentuk kegiatan: 1) Pembentukan Pokja (Tim) perencanaan yang ditetapkan melalui Keputusan Kepala Desa. Keanggotaan Pokja (Tim) sekurang kurangnya 7 orang (keanggotaan berjumlah ganjil) dengan susunan sebagai berikut : a) Kepala Desa sebagai Pengendali kegiatan; b) Sekretaris Desa sebagai Penanggungjawab kegiatan; c) 1 (satu) orang dari unsur LKMD sebagai ko ordinator pelaksana kegiatan; d) Sekurangkurangnya 4 orang dari unsur masyarakat sebagai anggota dan harus melibatkan unsur Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, Perempuan sekurangkurangnya 30% dari jumlah pokja/tim dan Masyarakat miskin. 2) Tugas Pokja (Tim ) adalah : a) menyiapkan kelengkapan musrenbangdes; b) menyusun jadwal kegiatan; c) menyusun tata tertib/ketentuan musrenbangdes; d) melakukan identifikasi calon peserta musrenbangdes; e) mengumumkan waktu dan tempat penyelenggaraan musrenbangdes; f) mengundang peserta dan nara sumber; g) memandu dan memfasilitasi pertemuan/musyawarah penyusunan RKP Desa; h) memandu dan memfaslitasi penyelenggaraan musrenbangdes i) merumuskan hasil musrenbangdes dalam bentuk Berita Acara dan kelengkapannya. b. Lokakarya desa adalah serangkaian kegiatan musyawarah untuk menyusun rancangan materi RKP desa dengan proses pembahasan sebagai berikut : 1) evaluasi terhadap RKPDesa tahun berjalan (2010); 2) melakukan review RPJMDesa rencana kegiatan tahun berkenaan; 3) evaluasi rencana program/kegiatan di desa tahun 2011 melalui analisa RKPD, Kebijakan Umum APBD (KU APBD); 4) analisa keadaan darurat/kerawanan; 5) penyusunan design kegiatan dan pagu anggaran dalam matrik rencana program dan kegiatan sebagaimana pada lampiran I; 6) menyusun rancangan Peraturan Kepala Desa tentang RKP Desa, dengan sistematika sebagaimana pada lampiran II. c. Peserta lokakarya adalah seluruh anggota Pokja (tim), delegasi dusun dan unsur masyarakat lain yang dianggap kompeten, serta dapat mengundang nara sumber sesuai kebutuhan. 2. Tahap Pelaksanaan Musrenbang Desa, merupakan forum musyawarah desa untuk membahas dan menetapkan rancangan RKPDesa menjadi Peraturan Kepala Desa. Adapun proses penyelenggaraan dan pembahasannya sebagai berikut : a. pendaftaran peserta; b. sambutan dan paparan Kepala Desa tentang prioritas permasalahan dan rencana kebijakan pembangunan sesuai visimisi desa; c. paparan camat tentang prioritas permasalahan dan kebijakan pembangunan tingkat kecamatan dan kabupaten serta hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan di desa (evaluasi pelaksanaan APBDesa); d. Paparan dari SKPD melalui UPTD/UPTB tentang informasi program SKPD 5

e. paparan Pokja (Tim) tentang matrik rencana program/ kegiatan dan rencana anggaran dan sumbernya sesuai hasil lokakarya oleh kordinator pelaksana; f. pembahasan dan penyepakatan Rancangan RKP Desa ditetapkan menjadi Peraturan Kepala Desa; g. pemilihan dan penetapan Delegasi Desa (6 orang dan harus melibatkan perempuan sekurangkurangnya 3 orang); dan h. penandatanganan Berita Acara oleh Kepala Desa, 1 orang unsur BPD, 1 orang unsur masyarakat (Perempuan) dari delegasi dusun serta Camat/Pejabat Kecamatan. 3. Tahap Pasca Musrenbang Desa, merupakan proses pengesahan dokumen RKP Desa dalam Peraturan Kepala Desa, sosialisasi dokumen kepada masyarakat dan pihak terkait serta melakukan pengawalan dalam musrenbangcam. Adapun proses kegiatannya sebagai berikut : a. Pengesahan Dokumen RKP Desa melalui penandatangan oleh Kepala Desa setelah dilakukan penyempurnaan berdasarkan masukan peserta musrenbangdes oleh Pokja (Tim) bersama Delegasi Desa; b. Mensosialisasikan kepada masyarakat dan atau pihak terkait lainnya melalui forumforum musyawarah, papan pengumuman dan atau bentuk lain sesuai kondisi desa; c. Melakukan pengawalan pada forum musrenbancam agar usulan desanya dapat masuk dalam Renja Kecamatan sampai RKPD baik yang anggarannya bersumber dari kuota kecamatan, kuota kabupaten, provinsi,pemerintah atau PNPM (Mandiri Perdesaan dan P2SPP) dan pihak ketiga yang tidak mengikat. VII. NARA SUMBER DAN PESERTA 1. Nara Sumber Nara Sumber adalah pihak pihak pemberi informasi yang dibutuhkan, antara lain : Kepala Desa atau Perangkat Desa, Ketua atau unsur Badan Perwakilan Desa, Camat atau Aparat Kecamatan, UPT Dinas/Badan, Kepala Sekolah, Fasilitator/Konsultan Program dan Lembaga lain yang bekerja di Desa atau Kecamatan yang bersangkutan. 2. Peserta Peserta Musrenbang Desa adalah perwakilan komponen masyarakat (individu atau kelompok) yang berada di Desa, meliputi: Delegasi Dusun, Wakil RT/RW, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat/Adat, unsur Perempuan (sekurangkurangnya 30%), unsur masyarakat miskin, Wakil Kelompok Anak, Remaja/Pemuda, Organisasi Kemasyarakatan, Pengusaha, Kelompok Tani / Nelayan, Buruh, Komite Sekolah, wakil Lembaga Kemasyarakatan Desa dan lainlain sesuai kondisi desa. 3. Delegasi Desa Berjumlah 6 orang dengan sekurang kurangnya 3 orang perempuan yang terdiri dari : a. Kepala Desa; b. Badan Perwakilan Desa; c. Kader Pembangunan Masyarakat Desa d. Lemabag Kemasyarakatan Desa (3 Orang) Delegasi Desa mempunyai tugas : a. bersama dengan Pokja (Tim) menyempurnakan Rancangan RKP Desa sebelum ditandatangani Kepala Desa; b. mengikuti musrenbangcam sesuai dengan pilihan bidangnya ( Bidang Ekonomi, Bidang Pemerintahan, Sosial dan Budaya serta Bidang Pengembangan Infrastruktur Wilayah); 6

c. menyampaikan hasil pengawalannya kepada pemerintahan desa dan masyarakat pada forumforum musyawarah desa. VIII.WAKTU PELAKSANAAN Musrenbangdes dilaksanakan selambatlambatnya pada minggu IV bulan November 2010 dengan jadwal telah disepakati antara kecamatan dengan Kepala Desa. IX. BIAYA Pelaksanaan Musrenbangdes mulai tahap pra musrenbangdes sampai dengan tahapan berikutnya dibebankan melalui APBDesa Tahun Anggaran 2010 X. PELAPORAN RKP Desa yang telah ditetapkan menjadi Peraturan Kepala Desa disampaikan kepada Camat paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan dan dikirim rangkap 5 (lima) beserta soft copynya sebagai bahan pelaksanaan Musrenbang Kecamatan XI. PENUTUP Demikian petunjuk teknis Musrenbangdes penyusunan RKP Desa Tahun 2011, untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan para Camat segera berkoordinasi dan mensosialisasikan kepada pemerintahan desa serta memfasilitasi pelaksanaannya. WAKIL BUPATI KEBUMEN,. TEMBUSAN : Disampaikan kepada Yth: 1. Ketua DPRD Kabupaten Kebumen; 2. Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesra Sekretaris Daerah Kabupaten Kebumen; 3. Kepala Bappeda Kabupaten Kebumen; 4. Inspektur Kabupaten Kebumen; 5. Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kebumen; 6. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Kebumen; 7. Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Setda Kabupaten Kebumen. DJUWARNI, A.Md.Pd. 7