BAB I PENDAHULUAN. Mendaki gunung adalah suatu kegiatan berpetualang di alam terbuka menuju

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mendaki gunung adalah suatu kegiatan berpetualang di alam terbuka

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang membutuhkan berbagai keterampilan antara lain kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. alam, atau aktifitas mendaki. Mendaki Gunung merupakan suatu olahraga ekstrem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Doli Nirwansyah, 2014

IMPLEMENTASI SISTEM PEMANDU PENDAKIAN GUNUNG

BAB I PENDAHULUAN. Siti Nur Kholifah, 2014

S, 2015 PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV

PERTEMUAN 3 MENGEMBANGKAN DIRI

Pertemuan 3 MENGEMBANGKAN DIRI

AKTIVITAS LUAR YUYUN ARI WIBOWO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HIKE SAFE AND FUN SAFETY AND FUN SKILL KNOWLED GE ATTITUDE

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DAERAH BENCANA

sama maka diadakan babak tambahan untuk menentukan pemenang.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OLEH Endah Sulistiawati, S.T., M.T. Irma Atika Sari, S.T., M.Eng.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan alam bebas mempunyai unsur-unsur olahraga melalui cabangcabang

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

Perlengkapan pribadi untuk pendakian antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. sekretaris yang profesional dia harus memenuhi syarat-syarat tertentu. pembantu dan tangan kanan pimpinan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bidang pendidikan dilakukan guna memperluas

PERTEMUAN 9 MUHAMMAD WADUD

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan kemahasiswaan tertua yang berada di lingkungan Universitas X di

SUCCESS SKILLS UGM: LIVING SKILLS

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

BAB I PENDAHULUAN. berani menjadi bukti bahwa seseorang telah lepas dari rasa takut terhadap sesuatu hal. Cara yang

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

Aktivitas luar kelas merupakan aktivitas belajar yang cukup menyenangkan apabila

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi sebahagian besar orang pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang

I. PENDAHULUAN. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kegiatan alam yang lainnya. Namun menurut Giri (2009), mengungkapkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan penghabisan dari setiap orang sukses adalah mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang secara normal terutama anak, namun itu semua tidak didapatkan

04PASCA. Entrepreneurship and Innovation Management

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan belajar sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. pada kesiapannya dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari siswa seringkali dihadapkan pada berbagai

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

*SELAMAT MENGERJAKAN DAN TERIMA KASIH*

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktekkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandu Fauzi Fahmi, 2014 Profil Kualitas Interaksi Sosial Atlet Cabang Olahraga Beladiri

BAB I PENDAHULUAN. diperjuangkan. Seorang pelajar harus memperjuangkan ilmu, seluruh waktu dan

BAB I PENDAHULUAN. istilah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PEDAHULUAN. Pendidikan juga mengarahkan pada penyempurnaan potensi-potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mempunyai rasa percaya diri yang memadai. Rasa percaya diri (Self

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini masyarakat disibukkan dengan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh masyarakat Indonesia khususnya para pemuda dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik secara berulang-ulang dalam waktu yang relatif lama tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Bimbingan sebagai bagian dari pendidikan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini aktivitas-aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. yang sering diartikan dengan proses atau kegiatan belajar mengajar, namun

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penunjang kegiatan sehari-hari, baik untuk bekerja, rekreasi maupun

HUBUNGAN SIKAP TENTANG PENGATURAN MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMU NEGERI 2 SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Apa Arti Kesuksesan Bagi Diri Anda Sendiri?

BAB I PENDAHULUAN. paling tajam dalam pelaksanaan pekerjaan, menyangkut kesiapan, jumlah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. murid-murid dengan baik dan hasilnya tidak mengecewakan. Diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga panjat dinding atau yang lebih dikenal dengan climbing

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kunci utama bagi kesejahteraan hidup. Definisi sehat

BAB I PENDAHULUAN. Bintang Dwi N.R dan Agustian (2010 :30). Dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengenali kemampuan diri dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Deni Diki Hardiansyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

Kumpulan Motto Hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang aman dan nyaman serta karyawan yang sehat dapat mendorong

I. PENDAHULUAN. Faktor utama dalam menempuh hidup yang lebih baik adalah dengan. melaksanakan pembangunan berdasarkan iman dan takwa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dan sedang giat dikembangkan karena sektor ini telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

PEMBANGUNAN KARAKTER MELALUI PERMAINAN TENIS

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

I. PENDAHULUAN. rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga

BAB I PENDAHULUAN. langsungnya adalah bagi pemerintah, pengelola, dan masyarakat yang secara

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meirani Silviani Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. POMNAS (Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional) merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal itu peningkatan kualitas. agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. belah pihak. Tujuan diciptakan fanpage sangat banyak. Perihal diterima baik oleh

2015 HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KOMPOSISI TUBUH (INDEKS MASSA TUBUH) SISWA KELAS XI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan industri di Indonesia tidak diikuti dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mendaki gunung adalah suatu kegiatan berpetualang di alam terbuka menuju ke tempat yang lebih tinggi ke puncak gunung. Sesuai dengan pendapat Sumitro dkk (1997:1), bahwa : Mendaki gunung adalah suatu kegiatan yang berorientasi pada alam terbuka dan mendaki ke tempat yang lebih tinggi merupakan tujuan utama aktivitas olahraga tersebut. Banyak remaja sering mengisi waktu liburan dengan naik gunung. Namun, karena ketidak-tahuan, sehingga segala persiapan fisik dan mental serta kebutuhan makanan yang sesuai dengan kegiatan pendakian gunung sering tidak diketahui dengan baik. Padahal, mendaki gunung ditentukan oleh faktor ekstern dan intern mutlak diperlukan untuk mendukung keberhasilan pendakian gunung. Pendaki gunung legendaris asal Inggris, Sir George Leigh Mallory dalam Wijaya (2005:1), kerap menjawab pendek pertanyaan mengapa ia begitu tergila-gila naik gunung. Because it is there. ujarnya. Jawaban itu menggambarkan betapa luas pengalamannya mendaki gunung dan berpetualang. Selain jawaban itu, masih banyak alasan mengapa seseorang mendaki gunung atau menggeluti kegiatan petualangan lainnya. Banyak orang yang mengartikan bahwa seseorang yang suka naik gunung merupakan orang hebat dan kuat, karena beranggapan orang tersebut dapat melewati 1

2 tantangan dari alam. Kadir (2003:1) menjelaskan: Penjelajah-penjelajah spektakuler yang menunjukan dan membuktikan betapa kuatnya anak manusia kalau ia mau. Dougscott, Sir. Edmun Hillary, Naomi Uemura, Asmujiono, David Thompson dan Misrin adalah beberapa contoh kecil dari beberapa anak manusia yang kuat dan berani. Mendaki Gunung adalah suatu olahraga keras penuh petualangan dan kegiatan ini membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan, dan daya juang yang tinggi. Bahaya dan tantangan seakan hendak mengungguli merupakan daya tarik dari kegiatan ini. Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan diri dan untuk bisa menyatu dengan alam. Keberhasilan suatu pendakian yang sukar berarti keunggulan terhadap terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri. Keberhasilan suatu kegiatan di alam terbuka juga di tentukan oleh perencanaan perjalanan, perlengkapan dan perbekalan yang tepat serta persiapan pribadi para pendaki itu sendiri. Dalam merencanakan perlengkapan perjalanan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu : mengenal jenis medan yang akan dihadapi (hutan, rawa, tebing, dll), menentukan tujuan perjalanan (penjelajahan, latihan, penelitian, SAR, dll), mengumpulkan data-data yang dibutuhkan sedetil dan selengkap mungkin, mengetahui lamanya perjalanan (misalnya 3 hari, seminggu, sebulan, dsb), mengetahui keterbatasan kemampuan fisik untuk membawa beban, memperhatikan hal-hal khusus (obat-obatan tertentu), kesehatan perjalanan yaitu menjaga kesehatan dan kebugaran tiap orang dan tim sebelum dan selama perjalanan agar kegiatan yang dilakukan sesuai dengan yang diharapkan, perbekalan yaitu

3 menentukan perbekalan apa yang cocok untuk daerah tujuan, misalnya apakah di daerah tersebut cukup tersedia air. Perlengkapan dapat dikelompokan berdasarkan jenis medan yang dihadapi. Setiap pendaki gunung dapat pula mengelompokkan perlengkapan yang dibawa sebagai berikut : 1. perlengkapan dasar, meliputi : perlengkapan untuk perjalanan, perlengkapan untuk memasak, makan, minum, perlengkapan untuk MCK, perlengkapan pribadi 2. perlengkapan khusus, yang disesuaikan dengan perjalanan, misalnya : perlengkapan penelitian, seperti kamera, buku, dan alat alat khusus lainnya, 3. perlengkapan tambahan, perlengkapan ini dapat dibawa atau tidak, misalnya semir, kelambu, gaiter, dll. Mengingat pentingnya penyusunan perlengkapan dalam suatu kegiatan perjalanan, maka sebelum memulai kegiatan sebaiknya disusun terlebih dahulu sebuah check list (daftar perlengkapan). Dalam check list, perlengkapan dikelompokan kemudian diteliti apa yang perlu dibawa dan apa yang tidak. Apabila perjalanan tersebut adalah perjalanan kelompok, maka dibuat check list untuk perlengkapan regu dan pribadi. Dalam perjalanan besar dan cukup lama, pendaki perlu menentukan apakah perlengkapan akan dibawa sendiri ataukah menggunakan pembawa beban (porter), kemudian apakah semua perlengkapan dan perbekalan akan dibawa sejak awal ataukah dapat diperoleh di perjalanan. Dalam merencanakan perjalanan, perencanaan perbekalan merupakan hal yang perlu mendapat perhatian khusus. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

4 perencanaan perbekalan yaitu, lamanya perjalanan, aktivitas apa saja yang akan dilakukan, keadaan medan yang akan dihadapi (terjal, sering hujan, dll). Dihubungkan dengan hal tersebut di atas, maka ada beberapa syarat yang harus diperhatikan : a. cukup mengandung kalori dan mempunyai komposisi yang memadai serta tidak asing di lidah, b. terlindung dari kerusakan, tahan lama dan mudah / sederhana dalam menanganinya, c. sebaiknya makanan yang siap pakai atau tidak perlu memasaknya terlalu lama, irit bahan bakar dan air, d. ringan dan mudah di bawa. Untuk menjadi seorang pendaki yang baik diperlukan beberapa persyaratan yaitu, sifat mental, kondisi fisik yang memadai, pengetahuan dan keterampilan, serta etika. Sifat mental seorang pendaki gunung harus tabah dalam berbagai kesulitan dan tantangan di alam terbuka. Tidak mudah putus asa dan berani. Berani dalam arti sanggup menghadapi tantangan dan mengatasinya secara bijaksana dan juga berani mengakui keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Kondisi fisik yang sangat menunjang khususnya daya tahan harus terus dilatih karena mendaki gunung termasuk olahraga yang berat. Berhasil dan tidaknya suatu pendakian bergantung pada kekuatan fisik, untuk itu agar kondisi fisik tetap baik dan siap haruslah selalu berlatih. Pengetahuan dan keterampilan ini meliputi pengetahuan tentang medan, cuaca, teknik-teknik pendakian, pengetahuan tentang alat pendakian dan sebagainya. Faktor yang terakhir yaitu etika, yang harus disadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan

5 hukum-hukum yang berlaku harus dipegang teguh. Mendaki gunung tanpa memikirkan keselamatan diri bukanlah sikap yang terpuji sebagaimana juga bila tidak menghargai sikap dan pendapat masyarakat disekitar. Banyak kejadian buruk yang bisa terjadi pada saat pendakian gunung apabila seorang pendaki gunung mengabaikan hal-hal yang disebutkan diatas contohnya tersesat, jatuh ke jurang, kehabisan perbekalan (dalam keadaan survive), hilang di gunung, dan sebagainya. Seperti yang terjadi pada bulan desember 2010 di gunung Cikuray, ada dua mahasiswa dari Jakarta yang hilang pada saat pendakian gunung Cikuray. Untuk mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan, maka setiap faktor yang mendukung pendakian ini harus benar-benar diperhatikan. Akan tetapi sebagian pendaki gunung tidak tahu prioritas utama yang harus diperhatiakannya dari faktor-faktor pendukung tersebut. Faktor apa saja yang jadi prioritas utama, maka dengan adanya hal tersebut diharapkan penelitian ini bisa membantu para pendaki gunung dalam mengurangi resiko yang terjadi di lapangan. Oleh karena itu, penelitian ini diberi judul Analisis Kebutuhan Yang Mendukung Keberhasilan Pendaki Gunung. B. Rumusan Masalah Mendaki gunung merupakan olahraga yang mempunyai resiko tinggi sehingga dalam pelaksanaannya akan dibutuhkan faktor-faktor atau kebutuhan keberhasilan mendaki gunung. Adapun permasalahan yang terjadi adalah: 1. Apa saja faktor-faktor kebutuhan yang diperlukan untuk mendukung keberhasilan pendakian gunung?

6 2. Bagaimanakah urutan dari faktor-faktor kebutuhan tersebut berdasarkan tingkat kepentingannya dalam mendukung keberhasilan pendakian gunung? C. Tujuan Penelitian Penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awal untuk kegiatan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Sugiyono (2009:282) yaitu sebagai berikut: tujuan penelitian berkenaan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang ditulis. Mengacu pada rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk dapat mengetahui faktor-faktor kebutuhan yang mendukung dalam keberhasilan pendakian gunung. 2. Untuk dapat mengetahui urutan yang tertinggi dari faktor-faktor kebutuhan berdasarkan tingkat kepentingannya dalam mendukung keberhasilan pendakian gunung. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Secara teoritis Mamfaat secara teoritis, dapat dijadikan sumbangan keilmuan sebagai bahan pertimbangan bagi organisasi pecinta alam atau penggiat alam terbuka yang berkompeten dengan pendakian gunung.

7 2. Secara praktis a. Bagi pribadi, dapat dijadikan referensi dan acuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mendukung kegiatan pendakian gunung. b. Bagi PAMOR, dapat dijadikan bahan referensi bagi anggota PAMOR dalam menunjang keberhasilan pendakian gunung. c. Bagi umum, dapat dijadikan bahan pertimbangan pedoman bagi para pendaki gunung dalam meningkatkan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mendukung kegiatan pendakian guna menunjang keberhasilan pendakian gunung. E. Batasan penelitian Pembatasan penelitian sangat diperlukan dalam setiap penelitian agar masalah yang diteliti lebih terarah. Mengenai pembatasan penelitian dijelaskan oleh Surakhmad (1990:36) sebagai berikut: Pembatasan ini diperlukan bukan saja untuk memudahkan atau menyederhanakan masalah bagi penyelidikan tetapi juga untuk dapat menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk pemecahannya. Tenaga, kecekatan, waktu, biaya dan lain sebagainya yang timbul dari rencana tersebut. Dalam penelitian ini dibatasi langkah masalah apa saja fakor-faktor atau kebutuhan yang mendukung dalam pendakian gunung. Selain itu akan ditelaah segisegi lain yang ada kaitannya dengan keterampilan mendaki gunung, seperti keadaan medan gunung dan sistem pendakian gunungnya.

8 Berdasarkan pada penjelasan diatas, maka penelitian dibatasi pada hal-hal sebagai berikut: 1. Masalah yang diteliti tentang faktor-faktor atau kebutuhan yang mendukung dalam keberhasilan pendakian gunung. 2. Pendakian gunung yang dilakukan menggunakan sistem alpine. 3. Sampel penelitian merupakan anggota PAMOR yang masih aktif kuliah. F. Definisi Operasional 1. Analisis Menurut Kerlinger adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja unlouis Rathstuk mengetahui sesuatu atas sebuah fenomena. Sedangkan menurut Adam Smith analisis fundamental adalah sebuah usaha yang menangkut kajian terhadap sesuatu sampai keakar akarnya (mendasar). 2. Kebutuhan menurut Louis Raths, kebutuhan yang tertinggi yang harus dicapai ialah self- realization, yakni menemukan identitasnya, siapa dia, apa yang diinginkannya, akan menjadi apa ia. Agar ini tercapai ia harus dibantu untuk mengetahui apa yang dapat dilakukannyadan diberi kesempatan untuk agar ia berhasil melakukannya dengan baik. 3. Keberhasilan menurut Budi Wibowo adalah lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu penting bagi pertumbuhan dan kehidupan, dan merupakan cara penting untuk mengukur kemajuan anda, tetapi sasaran bukanlah keberhasilan melainkan hanya sebagai batu loncatan dalam proses untuk menuju suatu tujuan tetapi bukan tujuan itu sendiri.

9 4. Pendakian gunung menurut Sumitro dkk (1997:1), adalah suatu kegiatan yang berorientasi pada alam terbuka dan mendaki ke tempat yamg lebih tinggi merupakan tujuan utama aktivitas olahraga tersebut.