: LOLLI ADRIANI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dinanti-nantikan informasinya adalah laporan laba rugi, suatu laporan yang

BAB I PENDAHULUAN. Informasi laba secara tegas disebutkan dalam Statement of Financial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang berkualitas akan bermanfaat bagi pemakai sebagai

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOEFISIEN RESPON LABA

BAB l PENDAHULUAN. Saat ini, semakin banyak masyarakat yang berminat pada investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan (Soemarso, 2004 : 34). Salah satu unsur dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang masih digunakan sampai sekarang adalah laba yang

BAB I PENDAHULUAN. Statement Of Financial Accounting Concept (SFCA) No.1 yang menyatakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. jangka panjang, memprediksi laba, dan menaksir risiko dalam investasi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan kontrak atau mengambil keputusan investasi menjadi informasi

BAB I. Pendahuluan. Informasi laba dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dalam pengambilan

BABI PENDAHULUAN. F okus utama pelaporan keuangan adalah informasi tentang Jaba dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mendukung dalam pengambilan keputusan untuk memaksimalkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang sudah terdaftar di pasar saham selalu menyajikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan informasi informasi akuntansi dan non-akuntansi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham. Laporan keuangan yang menjadi sumber informasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terus semakin memicu perusahaan yang listing untuk tetap menjaga kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Salah satu indikator

Judul : Pengaruh Leverage dan Ukuran Perusahaan pada Earnings Response Coefficient Nama : A.A. Puteri Kusuma Dewi NIM :

BAB I PENDAHULUAN. perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan (IAI,2009). Manajer

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

Judul : Pengaruh Konservatisme Akuntansi dan Leverage pada Earnings Response Coefficient Nama : Desriyana Natalia NIM :

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Segala bentuk kegiatan dan keputusan investasi di pasar modal akan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Maisil Delvira (Alumni Prodi Akuntansi FE UNP) Nelvirita (Program Studi Akuntansi FE UNP,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pentingnya informasi laba membuat setiap perusahaan berlombalomba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan adalah suatu laporan formal yang menggambarkan kondisi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Pentingnya informasi laba secara tegas disebutkan dalam Statement of

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. mengambil keputusan investasi. Keuntungan dan kerugian yang dihasilkan oleh

Prosiding Akuntansi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi keuangan perusahaan mengenai laba (earnings) yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang berasal dari perusahaan go public atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Eropa, harus segera direspons pemerintah. Penurunan nilai tukar rupiah terhadap

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori menjelaskan mengenai teori-teori dan argumen-argumen

BAB I PENDAHULUAN. investor yaitu laba dan rugi. Setiap investor selalu berupaya mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sumber pembiayaan usaha. Pasar modal merupakan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara formal pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument

BAB I PENDAHULUAN. informasi penting yang diberikan oleh perusahaan kepada publik, khususnya bagi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Prastowo (2002), Seorang investor membeli dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Earning Response Coefficient merupakan ukuran atas tingkat abnormal

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh variabel

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pasar modal di Indonesia sudah mengalami kemajuan. Pasar

Skripsi PENGARUH RASIO PEMBAYARAN DEVIDEN DAN PENGELUARAN MODAL TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, setiap orang memiliki tuntutan hidup yang

KULIAH 6 THE INFORMATION PERSPECTIVE ON DECISION USEFULNESS

BAB I PENDAHULUAN. Earnings response coefficients merupakan ukuran atas tingkat abnormal return

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... xi ABSTRAKSI...

Skripsi. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, TOTAL ARUS KAS DAN NILAI BUKU EKUITAS TERHADAP ABNORMAL RETURN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

KEMAMPUAN ARUS KAS DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan bagi pengguna laporan keuangan baik pihak internal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang wajib dipublikasikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen suatu perusahaan memunyai informasi yang lebih banyak dan akurat

BAB I PENDAHULUAN. manajemen atas pengelolaan sumberdaya perusahaan kepada pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan standar akuntansi yang berlaku secara internasional sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan melonjaknya jumlah saham yang ditransaksikan dan semakin UKDW

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. para peneliti dapat mentindaklanjuti pada penelitian berikutnya.

BAB I PENDAHULUAN. laporan yang memberikan informasi mengenai laba (earnings) yang dicapai

BAB I PENDAHULUAN. saham dan volume perdagangan. Untuk kepentingan informasi tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi keuangan dan kinerja suatu perusahaan. suatu laporan yang memberi informasi mengenai laba (earning) yang dicapai oleh

ANALISIS PENGARUH UKURAN, PERTUMBUHAN, DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA

BAB I PENDAHULUAN. nilai perusahaan dengan menetapkan keputusan struktur modalnya.

harus dapat diungkap secara transparan dan sesuai dengan kondisi perusahaan Informasi yang mempunyai relevansimerupakan informasi yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibandingkan total bebannya. Disebut juga pendapatan bersih atau net earnings

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi (PSAK, 2012). Informasi dalam laporan keuangan harus disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. debt to equity ratio, rasio profitabilitas yaitu return on equity, earning per

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. investasi. Informasi yang diperlukan tersebut diantaranya berupa laporan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perusahaan (Puspitaningtyas, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu pihak yang berkepentingan untuk mengetahui seberapa baik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB 1 PENDAHULUAN. Penghasilan Komprehensif Lain (PSAK 1 Revisi 2013, p. 80A). Pentingnya

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pemerintahan. Salah satu sebab pesatnya perkembangan pengetahuan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Dari sisi pengeluaran modal, temuan Riset menunjukkan bahwa pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat terlihat melalui sensitivitas berubahnya harga saham (Nofianti, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. sangat krusial demi berlangsungnya kestabilan dalam sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti ini

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil dari kegiatan operasional yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. Bursa Efek Indonesia periode , maka dapat ditarik beberapa kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perusahaan membutuhkan informasi mengenai laba untuk

PENGARUH STRUKTUR MODAL, RESIKO SISTEMATIS, KESEMPATAN BERTUMBUH DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (ERC)

BAB I PENDAHULUAN. wajib di publikasikan oleh setiap perusahaan. Laporan keuangan yang di

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi laba sangat penting karena mendorong tiap perusahaan untuk. menginvestasikan dananya pada perusahaan mereka.

Transkripsi:

SKRIPSI Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal terhadap Earnings Response Coefficient (Studi pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di BEI) Mahasiswa Program Strata Satu (S-1) Jurusan Akuntansi Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Oleh : LOLLI ADRIANI 0810532049 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2012

DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI...i PERNYATAAN ii ABSTRAK.iii KATA PENGANTAR..v DAFTAR ISI.ix DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR...xiii DAFTAR LAMPIRAN...xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 B. Perumusan Masalah...9 C. Tujuan Penelitian. 10 D. Manfaat Penelitian... 10 E. Sistematika Penulisan..11 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulu.12 B. Earnings Response Coefficient 15 1. Pengertian Earnings Response Coefficient 15 2. Dasar Pemikiran Earnings Response Coefficient.. 16 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Earnings Response

Coefficient.18 C. Ukuran Perusahaan...23 D. Struktur Modal.25 E. Hipotesis......30 F. Kerangka Berpikir....30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian.33 B. Populasi dan Sampel...33 1. Populasi..33 2. Sampel...33 C. Jenis Data...35 D. Sumber Data...35 E. Variabel Penelitian...36 1. Variabel Endogen...36 2. Variabel Eksogen...36 3. Variabel Intervening..36 4. Pengukuran Variabel..36 F. Metode Pengumpulan Data.40 G. Uji Asumsi Klasik 40 H. Teknik Analisis Data...42 I. Definisi Operasional 46 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Sejarah Umum Bursa Efek Indonesia....48 B. Deskriptif Data...52 C. Uji Asumsi Klasik....61 D. Pengujian Model..65

E. Pengujian Hipotesis..69 F. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung dalam Penelitian 71 G. Pembahasan..73 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan..77 B. Keterbatasan Penelitian 77 C. Saran 78 DAFTAR PUSTAKA.. xv LAMPIRAN. 80

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya informasi laba secara tegas telah disebutkan dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1 yang menyatakan bahwa selain untuk menilai kinerja manajemen, laba juga membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif, serta untuk menaksir risiko dalam investasi atau kredit (FASB, 1985). Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi keuangan yang diberikan oleh perusahaan kepada publik terutama para investor dan kreditur. Salah satu unsur dalam laporan keuangan yang paling banyak diperhatikan dan dinantikan informasinya adalah laporan laba rugi, yaitu suatu laporan yang memberikan informasi mengenai laba (earnings) yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode. Laba yang berhasil dicapai oleh suatu perusahaan merupakan salah satu ukuran kinerja dan menjadi pertimbangan oleh para investor atau kreditur dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi atau untuk memberikan tambahan kredit. Perusahaan yang melaporkan laba yang tinggi tentu akan menggembirakan investor yang menanamkan asetnya karena ia akan mendapatkan dividen atas tiap kepemilikan saham yang dimilikinya. Demikian pula halnya dengan kreditur, ia akan merasa yakin bahwa ia akan

menerima pendapatan bunga dan pengembalian pokok pinjaman yang telah diberikan kepada perusahaan. Untuk mengetahui kualitas laba yang baik, dapat diukur dengan menggunakan earnings response coefficient, yang merupakan bentuk pengukuran kandungan informasi dalam laba. Earnings response coefficient adalah ukuran besaran abnormal return suatu sekuritas sebagai respon terhadap komponen laba kejutan (unexpected earnings) yang dilaporkan oleh perusahaan yang mengeluarkan sekuritas tersebut (Scott, 2009). Sedangkan Cho dan Jung (1991) mendefinisikan koefisien respon laba sebagai efek setiap dolar unexpected earnings terhadap return saham, dan biasanya diukur dengan slope koefisien dalam regresi abnormal returns saham dan unexpected earning. Menurut Soewardjono (2005), suatu pesan atau kejadian (misalnya pengumuman laba) dikatakan mengandung informasi kalau pesan tersebut menyebabkan perubahan keyakinan penerima (pasar modal) dan memicu tindakan tertentu (misalnya terefleksi dalam perubahan harga atau volume saham di pasar modal). Apabila tindakan tersebut dapat diyakini sebagai akibat dari informasi dalam pesan tersebut, maka dapat dikatakan informasi tersebut bermanfaat. Dalam hal ini, perubahan harga atau volume saham yang diamati memberi bukti adanya kebermanfaatan informasi. Penelitian yang dilakukan oleh Beaver et al (1979) menunjukkan bahwa laba memiliki kandungan informasi yang tercermin dalam harga saham. Sedangkan Lev dan Zarowin (1999) menggunakan ERC sebagai alternatif

untuk mengukur value relevance informasi laba. ERC yang rendah menunjukkan bahwa laba kurang informatif bagi investor untuk membuat keputusan ekonomi, dimana jika suatu pengumuman mengandung informasi, dimaksudkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi tersebut ditunjukkan dengan perubahan harga sekuritas yang bersangkutan. Jika suatu pengumuman mengandung informasi, maka akan tercermin dengan adanya abnormal return yang diterima oleh investor. Hasil studi Ball dan Brown (1968) mengungkapkan tentang isi informasi dengan analisis apabila perubahan unexpected earning positif, maka memiliki abnormal rate of return rata-rata positif dan jika memiliki isi informasi yaitu negatif, maka memiliki abnormal rate of return rata-rata negatif. ERC dari tiap sekuritas berbeda-beda besarannya karena terdapat banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor - faktor yang dapat menyebabkan adanya perbedaan earnings response coefficient suatu perusahaan yaitu risiko (beta) saham, struktur modal, persistensi laba, kemungkinan tumbuh perusahaan dan keinformatifan harga (Scott, 2009). Persistensi laba adalah revisi laba yang diharapkan di masa mendatang (expected future earnings) yang diimplikasikan oleh inovasi laba tahun berjalan sehingga persistensi laba dilihat dari inovasi laba tahun berjalan yang dihubungkan dengan perubahan harga saham. Semakin tinggi persistensi laba maka semakin tinggi earnings response coefficient. Persistensi laba

mencerminkan kualitas laba perusahaan dan menunjukkan bahwa perusahaan dapat mempertahankan laba dari waktu ke waktu (Scott, 2009). Beta mencerminkan risiko sistematis. Investor akan menilai laba sekarang untuk memprediksi laba dan return di masa yang akan datang. Jika future return tersebut semakin berisiko, maka reaksi investor terhadap unexpected earnings perusahaan juga semakin rendah. Dengan kata lain, jika beta semakin tinggi, maka earnings response coefficient akan semakin rendah. Struktur modal sebagaimana yang diukur dengan leverage keuangan berpengaruh secara signifikan terhadap earnings response coefficient. Dalam studinya Dhaliwal et al (1991) menyimpulkan bahwa earnings response coefficient berpengaruh dan berhubungan negatif dengan tingkat leverage. Perusahaan yang tingkat leverage-nya tinggi berarti memiliki kewajiban yang lebih besar dibandingkan modal. Dengan demikian jika terjadi peningkatan laba maka yang diuntungkan adalah debtholders, karena debitur mempunyai keyakinan bahwa perusahaan akan mampu melakukan pembayaran atas kewajiban. Namun hal ini akan direspon negatif oleh investor karena investor akan beranggapan bahwa perusahaan akan lebih mengutamakan pembayaran kewajiban daripada pembayaran dividen. Hal ini juga sependapat dengan Scott (2009) yang mengatakan bahwa peningkatan laba (sebelum bunga) bagi perusahaan yang high levered berarti bahwa perusahaan semakin baik bagi pemberi pinjaman dibandingkan bagi pemegang saham. Oleh karena itu, perusahaan yang high levered memiliki

earnings response coefficient yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang low levered. Selain itu, perusahaan yang memiliki growth opportunities diharapkan akan memberikan profitabilitas yang tinggi di masa datang, dan diharapkan laba lebih persisten. Penilaian pasar (investor/pemegang saham) terhadap kemungkinan bertumbuh suatu perusahaan nampak dari harga saham yang terbentuk sebagai suatu nilai ekspektasi terhadap manfaat masa depan yang akan diperolehnya. Pemegang saham akan memberi respon yang lebih besar kepada perusahaan dengan kemungkinan bertumbuh yang tinggi. Hal ini terjadi karena perusahaan yang mempunyai kemungkinan bertumbuh yang tinggi akan memberikan manfaat yang tinggi di masa depan bagi investor (Scott, 2009). Faktor lain juga mempengaruhi respon pasar terhadap laba adalah keinformatifan harga saham sekuritas itu sendiri. Keinformatifan harga tersebut diproksi dengan ukuran perusahaan, karena semakin besar perusahaan semakin banyak informasi publik yang tersedia mengenai perusahaan tersebut dibandingkan perusahaan kecil. Semakin tinggi informativeness harga saham, maka kandungan informasi dari laba akuntansi semakin berkurang dan oleh karena itu, earnings response coefficient juga akan semakin rendah. Jadi semakin besar ukuran perusahaan maka earnings response coefiicient-nya akan semakin kecil (Scott, 2009). Dalam melakukan keputusan pendanaan (struktur modal), perusahaan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi sumber

sumber dana ekonomisnya guna membelanjai kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya. Oleh karena itu, dalam penetapan struktur modal perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai variabel yang mempengaruhinya. Brigham dan Weston (2001) mengemukakan beberapa variabel yang mempengaruhi struktur modal yaitu pertumbuhan penjualan, stabilitas penjualan, kondisi pasar, struktur aset, sikap manajemen dan sikap kreditur. Selain itu, Agus (2001) juga mengemukakan bahwa variabel - variabel yang mempengaruhi struktur modal adalah ukuran perusahaan, kelas industri, operating leverage, risiko bisnis, profitabilitas dan kebijaksanaan dividen. Perusahaan dengan struktur aset yang fleksibel cenderung menggunakan leverage yang lebih besar dari pada perusahaan yang struktur asetnya tidak fleksibel (Agus, 2001). Kemudian Weston dan Brigham (2001) mengemukakan apabila aset perusahaan cocok untuk dijadikan agunan kredit maka perusahaan tersebut akan cenderung menggunakan jumlah kewajiban yang lebih besar. Dengan ini dapat terlihat bahwa ukuran perusahaan (dilihat dari jumlah asetnya) selain mempengaruhi earnings response coefficient, nantinya juga akan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Brigham (2001) mengatakan bahwa penggunaan kewajiban pada tingkat tertentu akan dapat mengurangkan biaya modal perusahaan karena biaya atas kewajiban merupakan pengurangan atas pajak perusahaan dan meningkatkan harga saham. Artinya, dapat dikatakan bahwa penggunaan kewajiban pada tingkat tertentu dan dipergunakan secara efektif dan efisien

akan meningkatkan nilai perusahaan. Akan tetapi, jika digunakan secara berlebihan akan menyebabkan perusahaan tersebut memiliki resiko kebangkrutan yang tinggi. Pada penelitian ini, tingkat leverage yang berpengaruh negatif terhadap earnings response coefficient yang dimaksud adalah perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang sangat tinggi sehingga menyebabkan tingginya resiko kebangkrutan yang harus ditanggung oleh para pemilik modal. Faktanya kini sering terjadi permasalahan kredibilitas atas informasi laba sehingga menyebabkan turunnya kepercayaan investor terhadap kualitas laba yang terkandung dalam laporan keuangan yang perusahaan. Seperti halnya pada banyak kasus yang terjadi di Amerika Serikat yang melibatkan perusahaan perusahaan besar seperti Enron, WorldCom, Xerox, dan pada perusahaan Merck pada awal bulan Juli 2002. Meskipun perusahaan tersebut telah diaudit oleh kantor akuntan publik (KAP) yang berukuran besar dan mempunyai reputasi di bidang keuangan, hal itu ternyata tidak menjamin bahwa laporan keuangan perusahaan mencerminkan kualitas laba yang baik dan nilai perusahaan yang sesungguhnya. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia dengan adanya kasus Telkom dan Kimia Farma, yang mengharuskan penilaian kembali (restatement) laba yang dilaporkan perusahaan pada periode-periode yang lalu (www.tempointeraktif.com). Penelitian tentang earnings response coefficient telah banyak dilakukan, tetapi hasilnya masih belum konsisten. Diantaranya adalah hasil penelitian

Cho dan Jung (1991) serta Chaney dan Jeter (1991) yang mendukung adanya hubungan positif antara koefisien respon laba dan ukuran perusahaan. Hasil ini berbeda dengan Atiase (1985) serta Collins dan Kothari (1989) yang menyimpulkan hubungan negatif antara ukuran perusahaan dan koefisien respon laba. Adanya masalah terkait kualitas laba dan ketidakkonsistenan beberapa hasil penelitian tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian terkait earnings response coefficient. Penelitian tentang earnings response coefficient ini telah banyak dilakukan oleh peneliti terdahulu. Diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Sri dan Nur (2007). Hasil penelitiannya mengatakan bahwa faktor - faktor seperti persistensi laba, struktur modal, beta, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan dan kualitas auditor berpengaruh signifikan terhadap earnings respons coefficient. Etty (2008) juga meneliti tentang faktor - faktor yang mempengaruhi earnings response coefficient. Untuk pengujian secara langsung hasilnya adalah leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap ERC, leverage berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pengungkapan sukarela, pengungkapan sukarela berpengaruh positif terhadap ERC, ukuran perusahaan berpengaruh negatif baik terhadap ERC maupun terhadap pengungkapan sukarela, dan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan berpengaruh positif terhadap ERC. Untuk pengujian secara tidak langsung, hasilnya adalah leverage memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap ERC

melalui pengungkapan sukarela. Begitu juga dengan pengaruh leverage terhadap ERC melalui ketepatan waktu pelaporan keuangan yang hasilnya adalah tidak signifikan. Selain itu, penelitian lain yang dilakukan dalam mengukur pengaruh ukuran perusahaan dan struktur modal terhadap earnings response coefficient dilakukan oleh Nisa (2011). Penelitiannya menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan negatif terhadap ERC, struktur modal tidak berpengaruh terhadap ERC, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ERC melalui struktur modal. Penelitian yang penulis buat merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Nisa (2011). Penulis meneliti pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu pada jangka waktu penelitiannya, dimana penelitian terdahulu pada tahun 2005-2009, sedangkan peneliti melakukan penelitian pada tahun 2006-2010. Selain itu, jangka waktu pengamatan harga saham juga lebih panjang yaitu selama 5 hari sebelum tanggal publikasi laporan keuangan, pada saat tanggal publikasi, dan 5 hari sesudah tanggal publikasi laporan keuangan. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal terhadap Earnings Response Coefficient (Studi pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di BEI). B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan tersebut, dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan dibahas sebagai berikut: 1. Sejauhmana pengaruh ukuran perusahaan terhadap earnings response coefficient? 2. Sejauhmana pengaruh struktur modal terhadap earnings response coefficient? 3. Sejauhmana pengaruh ukuran perusahaan terhadap earnings response coefficient melalui struktur modal? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap earnings response coefficient. 2. Pengaruh struktur modal terhadap earnings response coefficient. 3. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap earnings response coefficient melalui struktur modal. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam hal ukuran perusahaan dan struktur modal dalam kaitannya dengan earnings response coefficient.

2. Bagi perusahaan, memberikan masukan kepada perusahaan tentang seberapa besar tingkat earnings response coefficientnya dipengaruhi oleh ukuran perusahaan dan struktur modalnya. 3. Bagi institusi perguruan tinggi, untuk dijadikan referensi bagi mahasiswa lainnya E. Sistematika Penulisan Bab satu adalah pendahuluan. Bab ini akan menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah,, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan. Bab dua adalah landasan teori. Bab ini akan menguraikan landasan teori yang digunakan sebagai acuan perbandingan untuk membahas masalah yang diangkat, meliputi: pengertian earnings response coefficient (ERC), dasar pemikiran earnings response coefficient (ERC), faktor-faktor yang mempengaruhi earnings response coefficient (ERC), ukuran perusahaan, struktur modal, tinjauan penelitian terdahulu, hipotesis, dan kerangka berpikir. Bab tiga adalah metodologi penelitian. Dalam bab ini akan dijelaskan tentang jenis penelitian, populasi dan pemilihan sampel, jenis dan sumber data, variabel penelitian, serta metode pengumpulan dan analisa data. Bab empat adalah pembahasan. Bab ini berisi tentang analisa data deskriptif, analisa data terhadap pengujian hipotesis maupun pengujian asumsi klasik, dan pembahasan secara teoritik baik secara kuantitatif dan statistik. Bab lima adalah kesimpulan dan saran. Bab ini difokuskan pada kesimpulan hasil penelitian serta mencoba untuk menarik beberapa implikasi hasil penelitian. Keterbatasan dari penelitian ini akan menjadi bagian dalam bab ini.