LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 01 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa ketentuan mengenai Retribusi Izin Gangguan telah diatur dengan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2000 ; b. bahwa Peraturan Daerah tersebut dalam perkembangannya belum menampung seluruh kebutuhan perkembangan hukum dalam masyarakat, maka Peraturan Daerah dimaksud huruf a perlu diubah ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b diatas, dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2000 tentang Retribusi Ijin Gangguan ; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Tambahan Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 187, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4020) ; 2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699) ; 3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4010) ; 4. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4425) 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) ; 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438) ; 7. Peraturan
- 2-7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952) ; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 133 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3943) ; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup ( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838) ; 10. Keputusan Presiden Nomor 20 Tahun 1990 tentang Limbah Cair ; 11. Keputusan Presiden Nomor 97 Tahun 1993 tentang Tata Cara Penanaman Modal ; 12. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Yang Melaksanakan Penyidikan Terhadap Pelangggaran Peraturan Daerah yang memuat ketentuan pidana. 13. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Retribusi Izin Gangguan. Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANGERANG Dan BUPATI TANGERANG MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Retribusi Izin Gangguan, diubah sebagai berikut : 1. Ketentuan Pasal 1 pada angka 7 diubah, diantara angka 7 dan angka 8 disisipkan angka 7a, sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 7. Izin Gangguan adalah Pemberian izin tempat usaha kepada orang pribadi atau badan dilokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan. 7a. Indeks Lokasi adalah Indeks klasifikasi jalan yang ditetapkan berdasarkan lokasi usaha atau letak jalan tempat udaha yang mengacu pelebaran jalan. 2. Ketentuan Pasal 2 ayat (2) dihapus. 3. Ketentuan..
- 3-3. Ketentuan Pasal 4 ayat (1) diubah, dan ditambah ayat (4), sehingga Pasal 4 berbunyi sebagai berikut : Pasal 4 (1) Pengenaan tarif Retribusi Izin Gangguan didasarkan pada perkalian antara luas ruang tempat usaha, indeks gangguan dan lokasi/jalan. (2) Luas ruang tempat usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah luas bangunan yang dihitung sebagai jumlah luas setiap lantai. (3) Indeksi Gangguan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai berikut : a. Gangguan Tinggi Indeks 5 ; b. Gangguan Menengah Indeks 3 ; c. Gangguan Rendah Indeks 2 ; (4) Lokasi/jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai berikut : a. Lokasi I (L.I) adalah dimana lokasi persil bangunan yang akan didirikan berada di dalam Kampung dengan fasilitas jalan setapak sampai dengan jalan atau gang dengan ROW lebih kecil dari 4 meter : 2 b. Lokasi II (L.II) adalah dimana lokasi persil bangunan yang akan didirikan dengan fasilitas jalan dengan ROW 4,1 meter sampai 7 meter : 3 c. Lokasi III (L.III) adalah dimana lokasi persil bangunan yang akan didirikan dengan fasilitas jalan dengan ROW 7,1 meter sampai 10 meter : 4 d. Lokasi IV (L.IV) adalah dimana lokasi persil bangunan yang akan didirikan dengan fasilitas jalan dengan ROW 10,1 meter sampai 13 meter : 4 e. Lokasi V (L.IV) adalah dimana lokasi persil bangunan yang akan didirikan dengan fasilitas jalan dengan ROW 13,1 meter sampai 16 meter : 5 f. Lokasi VI (L.VI) adalah dimana lokasi persil bangunan yang akan didirikan dengan fasilitas jalan dengan ROW lebih besar dari 16 meter : 5 4. Ketentuan Pasal 6 ayat (2) huruf a diubah, sehingga Pasal 6 berbunyi sebagai berikut : Pasal 6 (1) Struktur besarnya tarif retribusi yang merupakan tarif dasar retribusi ditetapkan sebagai berikut : - Luas < 1000 m2 Rp. 500 - Luas 1000 m2 s/d 2000 m2 Rp. 600 - Luas 2001 m2 s/d 4000 m2 Rp. 700 - Luas > 4000 m2 Rp. 750 (2) Perhitungan besarnya retribusi izin gangguan ditetapkan sebagai berikut : a. Luas Ruang Tempat Usaha (LRTU) x Indeks Gangguan (IG) x Indeks Jalan (IL) x Tarif Dasar Retribusi (TDR). b. Besarnya Tarif dasar untuk perubahan nama perusahaan/kepemilikan perusahaan ditentukan sebesar 30 % (tiga puluh persen) dari tarif dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). c. Besarnya..
- 4 - c. Besarnya tarif dasar untuk daftar ulang ditentukan sebesar 10 % (sepuluh persen) dari tarif dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). (3) Untuk Izin Tempat Usaha tidak dikenakan biaya retribusi. 5. Beberapa Ketentuan dalam Lampiran diubah, sebagai berikut : 1. Ketentuan Lampiran Huruf A, ditambah sehingga secara keseluruhan berbunyi sebagai berikut : A. PERUSAHAAN YANG MENIMBULKAN GANGGUAN I. Perusahaan Yang Menggunakan Mesin a. Intensitas Gangguan Tinggi. 1. Industri Perakitan Kenndaraan Bermotor. 2. Industri Tekstil (Pemintalan, pertenunan, Pengelantangan, pencelupan, Pencetakan, Penyempurnaan). 3. Industri Farmasi. 4. Industri Kimia. 5. Industri Semen. 6. Industri Penyamakan/Pengawetan kulit. 7. Industri Penggilingan Batu. 8. Industri Kertas/Pulp. 9. Industri Batu Batery Kering. 10. Industri Logam Elektro Plating/Pencelupan Logam. 11. Industri Saparator accu 12. Industri Karoseri. 13. Industri Marmer. 14. Industri Besi Baja. 15. Industri Minyak Goreng. 16. Industri Margarine. 17. Industri Pupuk. 18. Industri Plastik. 19. Industri Peralatan Rumaha Tangga. 20. Industri Tepung Beras. 21. Industri Tepung Tapioka. 22. Industri Tepung Ubi Jalar. 23. Industri Tepung Ikan. 24. Industri Kayu Lapis. 25. Industri Garmen dengan pencucian. 26. Industri Gula Pasir. 27. Industri Karet Buatan. 28. Industri Pemberantasan Hama. 29. Industri Cat, Pernis, Lak. 30. Industri Sabun, Tapal Gigi. 31. Industri Kosmetik. 32. Industri Perekat. 33. Industri Barangi Peledak. 34. Industri Korek Api. 35. Industri.
- 5-35. Industri Pembersihan/Penggilingan Minyak Bumi. 36. Industri Kaca Lembaran,. 37. Industri Kapur. 38. Pengecoran. 39. Industri Logam. 40. Industri Paku, Engsel dan sejenisnya. 41. Industri Suku Cadang. 42. Industri Mesin Tekstil, Mesin Percetakan, Mesih Jahit dan sejenisnya. 43. Industri Transformator dan sejenisnya 44. Industri Vulkanisir Ban. 45. Industri Panel Listrik. 46. Industri Kapal/Perahu 47. Industri Kendaraan Roda dua atau lebih. 48. Industri Komponen dan Perlengkapan Kendaraan Bermotor. 49. Industri Sepeda. 50. Industri Pembekuan/Pengalengan Ikan/Udang. 51. Industri Pencelupan. 52. Industri Batik Cap. 53. Industri Pengasapan, Karet, remiling dan crumb Rubber 54. Industri Peti Kemas. 55. Pabrik Teh. 56. Pabrik Tahu. 57. Pabrik Ban. 58. Pabrik Enternit. 59. Huller/Tempat Penyosohan Beras. 60. Bengkel Kendaraan Bermotor. 61. Bengkel Bubut. 62. Rumah Potong Hewan. 63. Pabrik Soun, Bihun. 64. Industri Mesin Kendaraan Bermotor. 65. Industri Tiner 66. Industri Pagar BRC dan Kawat. 67. Industri Velg Kendaraan. 68. Industri Kaleng dari Alumunium, Seng Gelombang. 69. Industri Minuman Beralkohol. 70. Industri Peleburan dan Pengecoran Besi. b. Intensitas Gangguan Menengah. 1. Pabrik Mie, Macroni, Spageti dan sejenisnya. 2. Pabrik Sepatu/Sandal. 3. Pabrik Minyak Jarak. 4. Pabrik Minyak Kayu Putih. 5. Percetakan. 6. Industri Bumbu Masak. 7. Industri Pengolahan dan Pengawaten Daging. 8. Industri Pengolahan buah-buahan dan sayur-sayuran. 9. Industri pengupasan dan pembersihan kopi/kacangkacangan/umbi-umbian. 10. Industri Roti. 11. Industri Gula Merah. 12. Industri..
- 6-12. Industri Bubuk Coklat. 13. Industri Rokok Putih. 14. Industri Pemintalan Benang. 15. Industri Pertenunan. 16. Industri Pengelantangan. 17. Industri Pencetakan dan Penyempurnaan Tekstil. 18. Industri Batik Printing. 19. Industri Karung goni dan karung plastik dan yang sejenisnya. 20. Industri Penggergajian Kayu. 21. Industri Makanan Ternak. 22. Industri Tinta. 23. Industri Posrselin. 24. Industri Barang Gelas. 25. Industri Keramik. 26. Industri Alat Pertanian, Pertukangan. 27. Industri Alat Komunikasi. 28. Industri Alat-alat Dapur dari Alumunium. 29. Industri Komponen Elektronika. 30. Industri Kabel Listrik dan Telepon. 31. Industri Lampu dan Perlengkapan. 32. Industri Alat Fotografi. 33. Industri Penggilingan Padi. 34. Industri Susu. 35. Industri Pengolahan Plastik. 36. Industri Karton Box. 37. Industri Pengolahan Kayu 38. Industri Aksesoris Sepatu. 39. Industri Makanan ringan kue dan sejenisnya. 40. Industri Pipa Palaron PVC. 41. Industri Sarung Tangan Karet c. Intensitas Gangguan Rendah. 1. Pabrik Bata Merah/Batako. 2. Pabrik Es Batu. 3. Pabrik Garam. 4. Pergudangan. 5. Tambak Udang. 6. Perusahaan Pencucian Kendaraan. 7. Perusahaan Strum Accu. 8. Konfeksi. 9. Industri Kerajinan Rumah Tangga. 10. Industri Perakitan Elektronik. 11. Industri Sirop. 12. Industri Perajutan. 13. Industri Permadani. 14. Industri Kapuk. 15. Industri Pencucian. 16. Industri Kecap, Tauco. 17. Industri Kerupuk. 18. Industri Petis, Terasi. 19. Industri Minuman. 20. Industri
- 7-20. Industri Pengeringan, Pengolahan Tembakau. 21. Industri Alat Musik. 22. Industri Mainan Anak-anak. 23. Industri Alat-alat Tulis/Gambar. 24. Industri Permata/Barang Perhiasan. 25. Industri Jamu. 26. Catering. 27. Bioskop. 28. Industri Radio, TV dan sejenisnya. 29. Industri Pembuatan Tas dan dan Tali Sepatu. 30. Industri Kemasan. 31. Industri Rotan. 32. Home Industri. 33. Pengolahan Limbah. 34. Ikan Hias. II. Perusahaan Yang Tidak Menggunakan Mesin a. Intensitas Gangguan Tinggi. 1. Hotel Bertarap Internasional. 2. Rumah Bertingkat/Kondomonium. 3. Restoran. 4. Bengkel Kendaraan Bermotor. 5. Pembibitan Ayam Ras. 6. Peternakan Babi. 7. Peternakan Kera. 8. Peternakan Ayam/Unggas. 9. Peternakan Sapi/Perah. 10. Rumah Potong Unggas. 11. Peternakan Buaya. 12. Permainan Ketangkasan. 13. SPBU. 14. Gudang Tempat Penyimpanan Bahan Kimia. 15. Rumah Sakit Bertarap Internasional. b. Intensitas Gangguan Menengah 1. Perusahaan Goreng Bawang. 2. Suparmarket/Swasta. 3. Pusat Pertokoan dan Perkantoran. 4. Show Room 5. Pool Kendaraan. 6. Los Kerja c. Intensitas Gangguan Rendah 1. Industri Kerajinan Rumah Tangga. 2. Hotel Bunga Melati/Losmen/Penginapan. 3. Tempat Rekreasi. 4. Rumah Bersalin. 5. Kolam Renang. 6. Perusahaan.
- 8-6. Perusahaan Meubelair. 7. Perusahaan Batik. 8. Perusahaan Pencucian Kendaraan. 9. Pabrik Tempe, Oncom 10. Bilyard. 11. Gedung-gedung yang dikomersilkan. 12. Rumah Burung Walet. 13. Lapangan Golf 14. Ruko. 15. Penampungan Tenaga Kerja. 16. Toko Onderdil. 17. Pertanian Tanam Hias 18. Biro Perjalanan. 2. Ketentuan Lampiran Huruf B, angka 7, 15 dan 24 Dihapus. Pasal II Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya dan memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang. Diundangkan di Tigaraksa pada tanggal 16-04-2007 SEKRETARIS DAERAH ttd H. NANANG KOMARA Ditetapkan di Tigaraksa LEMBARAN DAERAH TAHUN 2007 NOMOR 01 pada tanggal 01-02-2007 BUPATI TANGERANG ttd H. ISMET ISKANDAR
PENJELASAN ATAS RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN I. U M U M Peraturan mengenai Retribusi Izin Gangguan di wilayah Kabupaten Tangerang yang berlaku sekarang ini tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Retribusi Izin Gangguan. Peraturan Daerah tersebut direvisi kembali disesuaikan dengan kondisi yang ada sekarang ini, baik materi maupun pertimbangan hukum yang disesuaikan dengan perkembangan pembangunan di wilayah Kabupaten Tangerang, maka perlu diatur secara teknis dan profesional dalam Perubahan Peraturan. II. PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 1 Angka 2 Angka 3 Angka 7 dan angka 7 a Cukup Jelas Cukup Jelas Pasal 4 ayat (1), (2), (3) dan ayat (4) Angka 4 Cukup Jelas Pasal 6 ayat (1), (2) dan ayat (3) Cukup Jelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH NOMOR