BAB I PENDAHULUAN. 184). Faktor internal merupakan faktor-faktor yang terdapat dalam diri siswa,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya. Oleh karena itu keberhasilan anak didik sangat

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK DUA TINGGAL DUA TAMU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

pikir manusia. Astuti (2009:1) mengemukakan bahwa perkembangan pesat di bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional terdapat penjelasan mengenai standar nasional. dan afektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu pemahaman siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dibidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMP MELALUI PERTANYAAN-PERTANYAAN INOVATIF PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN (PTK

BAB I PENDAHULUAN. daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan

A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu serta memajukan daya pikir manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Wajib belajar 9 tahun menjadi kebutuhan mendasar bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Matematika sebagai salah satu ilmu dasar ini telah berkembang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan IPTEK sekarang ini telah memberikan dampak positif. kemampuan untuk mendapatkan, memilih, dan mengolah informasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu cara yang. ditempuh agar tujuan tersebut dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang dihadapi manusia, suatu cara yang menggunakan informasi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan. depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Guru memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

48. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pengembangan pendidikan. Dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun. sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sejak dahulu. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar mempunyai. maupun kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ketrampilan, pengembangan sikap dan nilai-nilai dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ine Riani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat berlangsungnya pembelajaran. Kesuksesan sebuah pendidikan dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memecahkan masalah yang muncul pada kehidupan sehari-hari (Winarni,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

5 25% BAB I PENDAHULUAN

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang

BAB I PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, sistem penilaian dan pengelolaan pendidikan. Pembenahan semua komponen pendidikan, pada tahun terakhir ini

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan cerdas, damai,

BAB I PENDAHULUAN. Media sebagai alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan kemajuan bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran tematik sangat menuntut kreatifitas guru dalam memilih dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara Etimologi atau asal-usul, kata pendidikan dalam bahasa inggris disebut dengan education, dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang mutlak bagi manusia agar dapat menjadi manusia yang seutuhnya. Proses pembelajaran merupakan proses dimana penyampaian materi/pelajaran pada peserta didik. Dalam menerima materi tersebut pasti ada peserta didik yang mudah menerima pembelajaran dengan lancar akan tetapi juga ada peserta didik yang mengalami hambatan atau kesulitan dalam menerima pelajaran. Hal ini bisa terjadi karena adanya 2 (dua) faktor yang menyertai, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal disebabkan dari dalam siswa itu sendiri, misalnya gangguan dalam diri siswa itu sendiri, motivasi anak dalam belajar kurang. Sedangkan faktor eksternal yang disebabkan diluar diri anak, misalnya dalam proses pembelajaran kurang adanya perhatian dari guru, metode yang disampaikan sulit dipahami siswa. Faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Syah (2003:182-184). Faktor internal merupakan faktor-faktor yang terdapat dalam diri siswa, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang terdapat di luar diri siswa. Faktor internal yang mempengaruhi kesulitan belajar antara lain minat belajar dan motivasi belajar, sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi kesulitan belajar antara lain dukungan orang tua dan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru, sarana dan prasarana sekolah. 1

Jika anak berkesulitan belajar berada dalam kelas dengan suasana belajar yang kompetitif maka dapat diramalkan bahwa mereka akan menjadi anak yang putus asa, yang tidak hanya berakibat buruk bagi pencapaian prestasi belajar yang optimal tetapi juga berakibat buruk bagi pembentukan kepribadiannya. Oleh karena itu, guru perlu memiliki pengetahuan teoritik yang dapat digunakan sebagai bekal dalam menciptakan strategi pembelajaran yang yang tidak hanya efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran tetapi juga efektif untuk membangun kepribadian yang sehat pada anak. Mulyono (2009:17). Teori tentang kesulitan belajar merupakan sekumpulan bangunan pengertian atau konsep, definisi, dan dalil yang saling terkait, yang memungkinkan terbentuknya suatu gambaran yang sistematis tentang fenomena kesulitan belajar dengan menjelasakan hubungan antarberbagai variabel, dengan tujuan menjelaskan dan mengendalikan fenomena. Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar merupakan bagian dari ilmu pendidikan luar biasa atau ortopedagogik. Pendidikan luar biasa bukan merupakan pendidikan yang secara keseluruhan berbeda dari pendidikan pada umumnya. Oleh karena itu, pendidikan luar biasa dapat diselenggarakan terintegrasi dengan pendidikan pada umumnya. Pemisahan anak luar biasa dari anak yang lain pada umumya hendaknya hanya untuk keperluan pembelajaran (instruction). Mulyono (2009:41). Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. 2

Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Siswa memiliki motivasi belajar yang baik hasil belajarnya akan lebih baik. Dalam proses belajar, motivasi seseorang tercermin melalui ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi juga ditunjukkan melalui intensitas unjuk kerja dalam melakukan suatu tugas. Elliott dkk (2000:332) motivation is defined as an internal state that arouses us to action, pushes us in particular directions, and keep us engaged in certain activities. Jadi, motivasi selain didefinisikan sebagai suatu keadaan internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita ke arah tertentu, dan membuat kita terlibat dalam kegiatan tertentu. Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi pula oleh dukungan orang tua. Berns (2004:15) mengemukakan the family is the setting that provides nurturance, affection, and a variety of opportunies. It is the primary socializer of children in that it has the most significant impact on their development. Mencermati pendapat Berns terlihat betapa pentingnya peran keluarga terhadap perkembangan anak. Keluarga merupakan media utama bagi anak untuk bersosialisasi sehingga anak berkembang dengan optimal. Tidak dapat dipungkiri 3

bahwa orang tua memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini mengingat intensitas hubungan orang tua dan anak cukup tinggi karena sebagian besar waktu anak ada di rumah. Selain itu, tingkat ketergantungan anak kepada orang tua masih sangat tinggi karena pemenuhan kebutuhan anak masih didominasi oleh anak. Dengan demikian, dukungan orang tua dalam belajar dapat berpengaruh terhadap keberhasilan anaknya. Guru memiliki tanggung jawab besar terhadap keberhasilan siswa didiknya. Profesionalisme guru harus bisa membuat solusi yang dapat memecahkan masalah kesulitan belajar pada siswa kelas V di SDN Gelang 01. Solusi yang diupayakan oleh guru kelas V ada berbagai cara, yaitu: Penggunaan metode mengajar yang sesuai dengan kenyamanan siswa dalam menerima pelajaran. Karena dengan adanya metode yang sesuai dengan apa yang diharapkan siswa, maka proses belajar mengajar akan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru. Guru mengadakan bimbingan belajar di luar jam sekolah yang bertujuan untuk membantu siswa mengulas setiap pembelajaran di sekolah. Melakukan revisi pada siswa yang nilainya masih dibawah KKM. Peneliti memilih sekolah yang mengalami kasus dalam kesulitan belajar karena peneliti mendapati kasus siswa yang mengalami kesulitan belajar pada mata pelajaran Matematika di SDN Gelang 01. Sebenarnya setiap sekolah tidak menutup kemungkinan menemukan siswa yang mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran. Banyak faktor yang mempengaruhi siswa dalam kesulitan belajar di setiap sekolah. Di SDN Gelang 01 ini merupakan sekolah desa yang sering terdapat siswa yang mengalami kesulitan belajar, maka peneliti ingin melihat faktor penyebab kesulitan belajar di SDN Gelang 01. Peneliti memilih 4

kelas V karena pada siswa kelas V dituntut untuk lebih meningkatkan tingkat belajar. Karena di kelas ini harus siap menghadapi kenaikan kelas VI, jika terjadi kesulitan belajar guru harus lebih kreatif dalam pemilihan metode belajar. Permasalahan dalam hal kesulitan belajar merupakan masalah yang sering timbul dalam suatu instasi pendidikan. Beberapa siswa yang mengalami kesulitan belajar memiliki faktor yang biasanya cukup sulit untuk dipahami karena tidak adanya fasilitas yang menunjang. Munculnya kesulitan belajar pada siswa ini diperlukan kerjasama antara guru, sekolah, dan orang tua agar penanganan siswa dapat teratasi. Banyak faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa kelas V terutama pada mata pelajaran Matematika. Penelitian memfokuskan masalah pada faktor eksternal mengenai metode pembelajaran yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar. Data awal yang didapatkan saat observasi, peneliti menyajikan data berupa nilai UTS dan UAS siswa yang berada dibawah KKM pada semester ganjil (I) tahun ajaran 2013/2014. Data awal yang didapat dari hasil observasi, nilai siswa yang dibawah KKM pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 terdapat 3 siswa dari total 15 siswa kelas V. Data ini menunjukkan adanya siswa berkesulitan belajar. Kesulitan belajar siswa banyak factor, akan tetapi penelitian ini berfokus pada metode pengajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Fakta yang menyebutkan bahwa hasil nilai siswa berhubungan dengan metode belajar siswa dibuktikan dari hasil observasi awal yang sudah dilakukan. Hasil observasi awal didapatkan bahwa metode pengajaran yang digunakan guru kelas V dalam proses belajar mengajar hanya terpaku pada RPP. Metode yang 5

digunakan guru antara lain metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan. Dapat dikuatkan salah satu alasan bahwa ternyata faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa lebih besar pada faktor metode pembelajaran yang digunakan guru. Hasil observasi yang membahas tentang metode yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar, peneliti juga mendapat data terhadap perilaku siswa saat proses belajar mengajar. Pada saat proses belajar mengajar, siswa lebih sering bermalas-malasan dan pasif, alasan itu semua dikarenakan metode dan media pembelajaran yang digunakan guru masih kurang menarik siswa untuk giat dan rajin dalam memperhatikan pelajaran. Motivasi siswa sangat rendah dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, guru kelas V harus lebih mendorong motivasi siswa melalui metode pengajaran agar menarik motivasi siswa untuk giat dalam proses belajar mengajar di kelas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana tingkat kesulitan belajar pada mata pelajaran Matematika siswa kelas V dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru? 2. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa? 3. Bagaimana solusi yang dilakukan guru untuk menangani siswa yang mengalami kesulitan belajar Matematika agar dapat meningkatkan hasil belajar? 6

C. Tujuan Penelitian Penelitian ini disesuaikan dengan rumusan masalah yang sudah tersusun dengan tujuan untuk: 1. Mendeskripsikan tingkat kesulitan belajar pada mata pelajaran Matematika siswa kelas V dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa. 3. Mendeskripsikan solusi yang dilakukan oleh para guru untuk menangani siswa kesulitan belajar Matematika agar dapat meningkatkan hasil belajar. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini ditujukan untuk beberapa pihak, antara lain: Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam mata pelajaran kajian ilmu Matematika pada pemilihan metode pengajaran, karena faktor metode pengajaran ada hubungan dengan kesulitan belajar siswa. Guru, sekolah, dan peneliti dapat mempelajari lebih luas tentang proses belajar mengajar, agar tidak hanya terpaku pada RPP. Pengguanaan metode pengajaran berperan penting jika dikembangkan lebih luas. Manfaat Praktis 1. Bagi Guru Berguna untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam menghadapi siswa yang mengalami kesulitan belajar. Sebagai seorang guru dapat memberikan solusi dalam menangani anak yang mengalami kesulitah 7

belajar. Pemilihan metode dalam pengajaran harus sesuai untuk mempermudah siswa dalam menerima pelajaran. 2. Bagi Sekolah Membantu guru dalam memfasilitasi pengetahuan dengan menyediakan seminar mengenai merode pembelajaran serta media pembelajaran yang masih sangat banyak dibutuhkan dalam penyampaian materi. Sebagai fasilitator, sekolah dapat memfasilitasi siswa secara lengkap agar siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat meningkatkan hasil belajar. Ikut serta dalam menangani siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. 3. Bagi Peneliti Sebagai acuan dalam melakukan penelitian yang sejenis dan sebagai sarana untuk menambah pengetahuan mengenai penanganan pada siswa berkesulitan belajar, serta sebagai motivasi untuk ikut memberikan solusi dalam mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar terutama dalam pemilihan metode pengajaran karena semua guru pasti menemukan siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar pada suatu sekolah. E. Batasan Istilah Ada beberapa istilah yang dijelaskan dalam peelitian ini, antara lain adalah: 1. Faktor Penyebab Faktor penyebab merupakan banyak hal (keadaan, peristiwa) yang ikut (mempengaruhi) terjadinya sesuatu. KBBI (2000:312) 8

2. Kesulitan Belajar Kesulitan belajar merupakan terjemahan istilah bahasa inggris learning disability. Terjemahan tersebut sesungguhnya kurang tepat karena learning artinya belajar dan disability artinya ketidakmampuan, sehingga terjemahan yang benar seharusnya adalah ketidakmampuan belajar. Mulyono (2009:6). 3. Matematika Matematika adalah bahasa simbolis untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan, yang memudahkan manusia berpikir dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Mulyono (2009: 279) 9