PENGARUH PEMBERIAN BAHAN ORGANIK LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT TERHADAP BEBERAPA SIFAT TANAH OXISOL DAN PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI

dokumen-dokumen yang mirip
PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH AKIBAT PEMBERIAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT DENGAN METODE LAND APPLICATION

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

PERBAIKAN SIFAT FISIKA TANAH PERKEBUNAN KARET (Havea brasiliensis) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BIOPORI

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS PUPUK AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L) DI TANAH ULTISOL

RESPON PENAMBAHAN ABU SEKAM DAN DOLOMIT TERHADAP PERTUMBUHAN KEDELAI DI TANAH ALFISOL Aditya Perdanatika 1, Suntoro 2, Pardjanto 2

n. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa sawit {Elaeis guineensis Jacq.) Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tumbuhan yang termasuk family

SIKAP PETANI TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK KANDANG PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) Oleh :Mukhlis Yahya *) dan Eka Afriani **) ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

TINJAUAN PUSTAKA. Limbah Pabrik Kelapa Sawit. Kandungan hara pada 1m3 limbah cair setara dengan 1,5 kg urea, 0,3 kg SP-36,

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kacang Tanah

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

BAB I. PENDAHULUAN A.

I. PENDAHULUAN. Tanah Ultisol atau dikenal dengan nama Podsolik Merah Kuning (PMK)

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai ( Glycine max L. Merril) merupakan komoditi pertanian. kacang-kacangan lainnya. Biji kedelai mengandung 30-50% protein

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L.) merupakan tanaman pangan yang penting sebagai

DISTRIBUSI PORI DAN PERMEABILITAS ULTISOL PADA BEBERAPA UMUR PERTANAMAN

Pengaruh Abu Akar Resam (Pteridium aquilinum Linn.) Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Sawi Hijau (Brassica sinensis, L.

I. PENDAHULUAN. jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

PENGARUH PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAYURAN. Oleh : Eka Dian Kiswati NPM

I. PENDAHULUAN. Tanah Ultisol mencakup 25% dari total daratan Indonesia. Penampang tanah

SIFAT FISIKA ULTISOL LIMAU MANIS TIGA TAHUN SETELAH PEMBERIAN BEBERAPA JENIS PUPUK HIJAU. Oleh: RICE AGMI NALDO

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah salah satu komoditas perkebunan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

Gambar 3. Lahan Hutan di Kawasan Hulu DAS Padang

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

RESPON TIGA VARIETAS KEDELAI TERHADAP APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR DI TANAH ULTISOL

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

I. PENDAHULUAN. ini. Beras mampu mencukupi 63% total kecukupan energi dan 37% protein.

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik

Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja

I. PENDAHULUAN. dan jagung. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein 30-50%, lemak

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

EFEK SISA PEMANFAATAN ABU SEKAM SEBAGAI SUMBER SILIKA (Si) UNTUK MEMPERBAIKI KESUBURAN TANAH SAWAH

TINJAUAN PUSTAKA. perkebunan. Karena Mucuna bracteata memiliki kelebihan dibandingkan dengan

Kajian Pemberian Lumpur Sawit dan BFA Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Mains Nursery

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG TERHADAP BEBERAPA SIFAT FISIKA TANAH DAN HASIL JAGUNG MANIS ( Zea Mays Saccharata Sturt ) PADA ENTISOL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Terhadap Produksi Rumput Gajah Taiwan (Pennisetum Purpureum Schumach)

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

PENGARUH KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica alboglabra, L.) PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS URINE SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) OLEH ADHE SURYA HARIADI

I. PENDAHULUAN. di lahan sawah terus berkurang seiring perkembangan dan pembangunan di

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Lahan Sawah. reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Sawah. tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau

PENAMBAHAN TEPUNG DARAH DALAM PEMBUATAN PUPUK ORGANIK PADAT LIMBAH BIOGAS DARI FESES SAPI DAN SAMPAH ORGANIK TERHADAP KANDUNGAN N, P DAN K SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae. L)

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

PENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2016 ISBN:

TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan tanah yang bertekstur relatif berat, berwarna merah

EFEK RESIDU PEMBERIAN KOMPOS PELEPAH KELAPA SAWIT DALAM MEMPERBAIKI KEMANTAPAN AGREGAT ULTISOL DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

INOVASI TEKNOLOGI KOMPOS PRODUK SAMPING KELAPA SAWIT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Besar jenis tanah suatu massa (unit massa) tanah yang seharusnya dinyatakan gr/cm 3. Volume

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

BAB I PENDAHULUAN. tanaman dan kelangsungan hidup mahluk hidup. Karakteristik unsur-unsur dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. yaitu sekitar 51 juta ha (lebih kurang 29% luas daratan Indonesia).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

PENGARUH OLAH TANAH DAN MULSA JERAMI PADI TERHADAP AGREGAT TANAH DAN PERTUMBUHAN SERTA HASIL JAGUNG

SIFAT KIMIA ULTISOLS BANTEN AKIBAT PENGOLAHAN TANAH DAN PEMBERIAN PUPUK KOMPOS. Oleh: 1) Dewi Firnia

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan penting sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil

JURNAL SAINS AGRO

PERANGKAT UJI PUPUK ORGANIK (PUPO) (ORGANICFERTILIZER TEST KIT )

TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh terhadap pencapaian hasil produksi dan masa selanjutnya.

TINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 KAJIAN PENGARUH APLIKASI BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-08

PENGARUH TAKARAN BAHAN ORGANIK DAN TINGKAT KELENGASAN TANAH TERHADAP SERAPAN FOSFOR OLEH KACANG TUNGGAK DI TANAH PASIR PANTAI

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (pada tahun 2000) dan produksi rata-rata 1,4 ton/ha untuk perkebunan rakyat dan

*Corresponding author : ABSTRACT ABSTRAK PENDAHULUAN

Latar Belakang. meluasnya deforestasi. Di samping itu, lahan juga dapat menjadi kritis karena

PEMBERIAN KOMPOS TKS, AMANDEMEN, DAN PUPUK STANDAR PADA TYPIC HAPLUDULT TERHADAP SERAPAN N, P, K, DAN PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI (Glicyne max L.

Transkripsi:

PENGARUH PEMBERIAN BAHAN ORGANIK LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT TERHADAP BEBERAPA SIFAT TANAH OXISOL DAN PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merril) OLEH REZA EKA PUTRI NO. BP 04113040 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011

PENGARUH PEMBERIAN BAHAN ORGANIK LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT TERHADAP BEBERAPA SIFAT TANAH OXISOL DAN PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merril) ABSTRAK Penelitian dengan judul Pengaruh Pemberian Bahan Organik Limbah Cair Kelapa Sawit terhadap beberapa Sifat Tanah Oxisol dan Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merril), telah dilaksanakan dari bulan Mei sampai Desember 2010 di Rumah Kaca Fakultas Pertanian, di Laboratorium Kimia dan Fisika Tanah Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Padang. Tujuannya untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh pemberian bahan organik limbah cair kelapa sawit terhadap beberapa sifat tanah Oxisol dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman kedelai (Glycine max (L) Merril). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil pengamatan di analisis secara statistik dengan uji F (Fisher s Test), dan sebagai uji lanjutan dipakai Duncant New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5 %. Perlakuan yang diberikan untuk L 0 tanpa penggunaan limbah cair kelapa sawit, untuk L 1 adalah 1,26 l/pot, L 2 adalah 2,52 l/pot, L 3 adalah 3,78 l/pot, L 4 adalah 5,04 l/pot limbah cair kelapa sawit. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa bahan organik limbah cair kelapa sawit 2,52 l/pot (perlakuan L2) mampu merubah sifat fisika dan kimia tanah Oxisol menjadi lebih baik. Ini dilihat dari meningkatnya kandungan bahan organik dari 2,63 % menjadi 6,08 %, total ruang pori tanah dari 57,88 % menjadi 68,39 %, permeabilitas dari 5,91 cm/jam menjadi 22,38 cm/jam, N- total dari 0,07 % menjadi 0,23 %, P-tersedia dari 2,87 ppm menjadi 4,57 ppm, dan K-dd dari 0,13 me/100 g menjadi 0,16 me/100g. Dan dapat juga meningkatkan tinggi tanaman dan berat kering tanaman Kedelai. Serta telah mengalami penurunan berat volume dari 1,09 g/cm 3 sampai 0,79 g/cm 3.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan media tempat tumbuh tanaman. Untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang baik serta memberikan produksi yang tinggi, maka dibutuhkan tanah-tanah yang mempunyai kesuburan fisika, kimia serta biologi tanah yang baik. Namun, untuk sekarang ini lahan di daerah tropis masih memiliki produktivitas yang rendah karena pengolahan yang intensif dan tanpa memperhatikan kaidah konservasi tanah-tanah yang mengalami degradasi fisika, kimia, dan biologi. Sementara kebutuhan akan pangan terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Untuk memperluas areal pertanaman agar produksi meningkat maka saat ini banyak dipergunakan lahan-lahan yang mempunyai kesuburan marginal. Salah satu diantaranya yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai lahan tanaman adalah tanah Oxisol. Maidhal (1993) menyatakan bahwa permeabilitas tanah Oxisol agak lambat berkisar 2 cm/jam, sedangkan total ruang pori tanah Oxisol rendah yaitu sebesar 56 % karena dipengaruhi oleh berat volume yang tinggi yaitu sebesar 1.33 gr/cm 3 dan kandungan bahan organik tanah Oxisol yang sangat rendah sebesar 1.82 %. Menurut Fiantis (2005), tanah ini mempunyai kesuburan alami yang rendah, karena mengandung mineral liat yang tinggi, tanpa mineral yang mudah lapuk, dan mempunyai kadar bahan organik yang rendah. Maka, untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan dengan cara pemberian bahan organik. Peranan bahan organik dalam tanah sangat penting. Bahan organik ini dapat mempengaruhi sifat-sifat fisika tanah seperti berat volume, total ruang pori, permeabilitas, dan tekstur tanah serta dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman (Munir, 1995). Dalam penelitian ini bahan organik yang digunakan adalah bahan organik limbah cair kelapa sawit. Pemanfaatan limbah cair ke lahan perkebunan kelapa sawit (land application) diharapkan dapat mengurangi kebutuhan pupuk untuk areal perkebunan kelapa sawit, disamping akan mengurangi biaya dan waktu pengolahan limbah. Hal ini sangat dimungkinkan atas dasar adanya kandungan hara dalam limbah tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Tobing (1997) bahwa manfaat pemakaian air limbah untuk perkebunan kelapa sawit adalah sebagai sumber zat hara seperti nitrogen (N), kalium (K), magnesium (Mg), dan kalsium (Ca), sehingga limbah cair pabrik kelapa sawit dapat dimanfaatkan kembali sebagai pupuk/bahan pembenah tanah dipertanaman kelapa sawit. Sementara ditinjau dari kandungan haranya, setiap 1 ton limbah Pabrik Kelapa Sawit mengandung hara setara dengan 1,56 kg Urea, 0,25 kg TSP, 2,50 kg MOP, dan 1,00 kg Kiserit.

Pada penelitian ini limbah cair kelapa sawitnya diambil di PT AMP Plantation Kabupaten Agam. PT AMP Plantation sebagai salah satu industri kelapa sawit di Indonesia telah mengupayakan peningkatan produksi dan pengolahan kelapa sawit. Dalam proses pengolahannya PT. AMP Plantation menghasilkan beberapa jenis limbah, seperti limbah padat, cair dan gas. Pada saat ini yang menjadi perhatian terbesar adalah limbah cair, karena jumlahnya terbanyak yaitu 70 persen dari Tandan Buah Segar (TBS). Disamping itu juga limbah cair yang dihasilkan mengeluarkan bau yang menyengat dan warna yang hitam sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, selain itu kandungan bahan organiknya juga tinggi (Irsyad, 2008). Selain limbah cair kelapa sawit ini dimanfaatkan kembali untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit di PT AMP Plantation tersebut, maka diharapkan juga limbah cair kelapa sawit ini dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman lain. Untuk melihat pengaruh pertumbuhan tanaman tersebut maka tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merril) yang digunakan sebagai indikator. Menurut Kanisius (1989), kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah asal drainase dan aerase tanah cukup baik, tanah subur, tidak tergenang air, serta toleransi ph yang baik sebagai syarat tumbuh berkisar antara 5,8 7. Tanaman kedelai dengan volume air yang terlau banyak tidak menguntungkan karena dapat mengakibatkan akar dan cabang tanaman menjadi busuk. Kedelai dapat tumbuh baik ditempat yang berhawa panas, ditempattempat terbuka. Oleh karena itu, kedelai kebanyakan ditanam didaerah yang terletak kurang dari 400 mdpl dan jarang sekali ditanam didaerah yang terletak 600 mdpl. Jadi, tanaman kedelai akan tumbuh baik jika ditanam didaerah beriklim kering. Dari uraian diatas, maka penulis telah melakukan penelitian mengenai pemanfaatan limbah pertanian yaitu Pengaruh Pemberian Bahan Organik Limbah Cair Kelapa Sawit Terhadap Beberapa Sifat Tanah Oxisol dan Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merril). 1.2 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh pemberian limbah cair kelapa sawit terhadap beberapa sifat tanah Oxisol dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merril).

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian pengaruh pemberian bahan organik limbah cair kelapa sawit terhadap beberapa sifat tanah Oxisol dan pertumbuhan tanaman kedelai (Glycine max (L) Merril) dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pemberian bahan organik limbah cair kelapa sawit sebanyak 2,52 l/pot (perlakuan L2) mampu meningkatkan bahan organik dari 2,63 % menjadi 6,08 %, total ruang pori tanah dari 57,88 % menjadi 68,39 %, permeabilitas dari 5,91 cm/jam menjadi 22,38 cm/jam, N-total dari 0,07 % menjadi 0,23 %, P-tersedia dari 2,87 ppm menjadi 4,57 ppm, dan K-dd dari 0,13 me/100 g menjadi 0,16 me/100g. Serta mengalami penurunan berat volume dari 1,09 g/cm 3 sampai 0,79 g/cm 3. 2. Pemberian perlakuan bahan organik limbah cair kelapa sawit meningkatkan tinggi tanaman dan berat kering tanaman. Perlakuan maksimum didapatkan pada pemberian bahan organik limbah cair kelapa sawit sebanyak 2,52 l/pot pada perlakuan L2. 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas dapat disarankan untuk memberikan limbah cair kelapa sawit sebagai sumber bahan organik sebesar 2,52 l/pot (pada perlakuan L2) dalam upaya meningkatkan pertumbuhan tanaman Kedelai pada tanah Oxisol dengan menggunakan varietas Kedelai yang lain, dimana varietas tersebut tidak rentan terhadap penyakit karat cendawan. Untuk melihat pengaruh yang lebih nyata dari setiap perlakuan, serta memperhitungkan faktor lingkungan seperti kelembaban dan suhu, maka perlu dilakukan penelitian di Lapangan.

DAFTAR PUSTAKA Ansori, T. 2009. Jurnal Mengenal Bahan Organik Lebih Jauh. [12 Juni 2009]. Arsyad, S. 1975. Dasar-dasar Sifat Fisik dan Proses. Proyek Peningkatan dan Pengembangan Perguruan Tinggi IPB. 430 hal. BAPEDAL. 1995. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51/Kep-Men- LH/10/1995. Jakarta. Lampiran Bab IV. Darmawijaya, M. 1990. Klasifikasi tanah. Gajah Mada. University Press. Yogyakarta. 90 hal. Fauzi, Y., Widyastuti, Y. E., Satyawibawa, I., dan Hartono, H. 2002. Kelapa Sawit : Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran. Jakarta. Penebar Swadaya. 168 hal. Fiantis, D. 2005. Morfologi, Genesis dan Klasifikasi. Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Padang. 213 hal. Foth, H. 1994. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Adisoemarto S, Alih bahasa. Jakarta. Erlangga. 374 hal. Hakim, N, M.J Nyakpa, A.M Lubis, S.G Nugroho, M.R Soul, G.B Hong, H Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 762 hal. Hardjowigeno.S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta. 286 hal. Hermansyah. 1993. Ketersediaan dan Serapan Hara Padi Gogo dengan Pemberian Silikat dan Fosfat pada Oxisol. Karya Ilmiah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pusat Pendidikan dan Universitas Andalas Padang. Padang. 40 hal. Hidayat, A., Hikamtullah dan Djoko. 2004. Potensi dan Pengelolaan Lahan Kering Dataran Rendah. Dalam Sumber Daya Lahan Indonesia dan Pengelolaannya. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor. Hillel, D. 1972. Introduction to soil Physics. Academic Press. INC. California. 364 hal. Irsyad, M. 2008. Penanganan Limbah Cair dan Limbah Padat Yang Dihasilkan Dalam Pembuatan CPO Pada PT. AMP Plantation Palembayan-Kab. Agam. Laporan Praktek Kerja Lapangan Jurusan Teknologi Pertanian Universitas Andalas Padang. Padang. 52 hal. Irwan.A.W.2006.http://74.125.153.132/search?q=cache:NHdswHTuQkYJ:pustaka.unpad.ac.i d/wpcontent/uploads/2009/03/budidaya_tanaman_kedelai.pdf+budidaya+tanaman+ke delai&cd=14&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a. Jamilah. 2009. Jurnal Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang dan Kelengasan Terhadap Perubahan Bahan Organik dan Nitrogen Total Entisol. Fakultas Pertanian. USU. [12 Juni 2009]. Kanisius, A. A. 1989. Kedelai. Yogyakarta. Kanisius. 82 Halaman.

KMIT-FAPERTA. 2009. Bahan Organik Dalam Peranannya Untuk Tanah. www.kmit.faperta.ugn.ac.id. [12 Juni 2009]. Loebis, B. dan Tobing P. L. 1989. Potensi Pemanfaatan Limbah Pabrik Kelapa Sawit. Buletin Perkebunan BPP Medan. Volume 19 No. 20 : 49-56. Luki, U. 2007. Dasar-Dasar Fisika Tanah Pertanian Terapan I (Matrik Tanah). Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Padang. 134 hal. Maidhal. 1993. Perbandingan Beberapa Sifat Fisika Tanah Lapisan Atas Oxisol di Dataran Tinggi dan Dataran Rendah. Skripsi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Padang. 58 hal. Munir, M. 1995. Tanah-tanah Utama Indonesia (karakteristik, kasifikasi, dan pemanfaatannya). Pustaka Jaya. 344 hal. Pamin, K., M. M. Siahaan, dan P. L. Tobing. 1996. Pemanfaatan Limbah Cair PKS Pada Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia. Lokakarya Nasional Pemanfaatan Limbah Cair Cara Land Application Pada 26-27 November 1996. Jakarta. Prabowo. A. Y. 2007. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya- kedelai.html. Prihatman, K. 2000. Sistim Informasi Manajemen Pembangunan Diperdesaan, Proyek PEMD, BAPPENAS. http://www.waristek.ristek.go.id/pertanian/kedelai.pdf Saidi, A. 2006. Fisika Tanah dan Lingkungan. Andalas University Press. Padang. 370 hal. Sarief, S. 1980. Fisika Tanah Dasar. Serial Publikasi Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Universitas Padjadjaran. Bandung. 145 hal. Sarief, S. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah. Pusataka Buana. Bandung. 182 hal. Sarief, S. 1989. Fisika Kimia Tanah Pertanian. Pusataka Buana. Bandung. 219 hal. Simanungkalit, R. D. M, Suriadikarta, D. A, Saraswati. R, Setyorini. D, dan Hartatik. W. 2006. Baku Mutu Pupuk Organik. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Organic Fertilizer and Biofertilizer. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 313 hal. Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 591 hal. Soegiman. 1982. Ilmu Tanah. Terjemahan dari H.O. Buckman dan N. C. Brady. The nature and properties of soil. Departemen ilmu-ilmu tanah Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. 591 hal. Soekarno, S. dan Rohmat, D. 2009. Efek Sisa Terhadap Permeabilitas dan Sunction Head Tanah (Kajian Empirik Untuk Meningkatkan Laju Infiltrasi). Institut Teknologi Bandung. Bandung.50 hal. Sunarko. 2006. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. Jakarta: Agromedia Pustaka. Supraptohardjo, M. 1978. Jenis-jenis Tanah di Indonesia. Lembaga Penelitian Tanah, Bogor.

Tobing P. L. 1997. Minimalisasi dan Pemanfaatan Limbah Cair-Padat Pabrik Kelapa Sawit Dengan Cara Daur Ulang. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Yulnafatmawita. 2004. Penuntun Praktikum Fisika Tanah. Fakultas Pertanian. Universitas Andalas. Padang. 63 hal.