PENELITIAN NILAI KALOR BIOMASSA : PERBANDINGAN ANTARA HASIL PENGUJIAN DENGAN HASIL PERHITUNGAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH PETERNAKAN PADA KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BATUBARA

UJI ULTIMAT DAN PROKSIMAT SAMPAH KOTA UNTUK SUMBER ENERGI ALTERNATIF PEMBANGKIT TENAGA

ANALISA NILAI KALOR BRIKET DARI CAMPURAN AMPAS TEBU DAN BIJI BUAH KEPUH

ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS

4.1.1 Nilai Kalor (Heating value)

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BIOBRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN SEKAM PADI TERHADAP LAJU PEMBAKARAN, TEMPERATUR PEMBAKARAN DAN LAJU PENGURANGAN MASA

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

PEMBUATAN BIOBRIKET DARI CAMPURAN BUNGKIL BIJI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN SEKAM SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku

PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI LIMBAH ABU KETEL, JARAK DAN GLISERIN. Samsudi Raharjo 1. Abstrak

ANALISA PROKSIMAT TERHADAP PEMANFAATAN LIMBAH KULIT DURIAN DAN KULIT PISANG SEBAGAI BRIKET BIOARANG

ANALISA NlLAI KALOR PENGUJIAN BAHAN BAKAR BIOMASSA TERHADAP KORELASI HHV( High Heating Value )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan pasokan energi dalam negeri. Menurut Pusat Data dan Informasi Energi dan

Karakteristik Pembakaran Briket Arang Tongkol Jagung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar, hal ini didasari oleh banyaknya industri kecil menengah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OLEH : SHOLEHUL HADI ( ) DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUDJUD DARSOPUSPITO, MT.

Analisa Karakteristik Pembakaran Briket Tongkol Jagung dengan Proses Karbonisasi dan Non- Karbonisasi

MEMPREDIKSI HIGHER HEATING VALUE KOMPONEN BIOGENIK SAMPAH DARI DATA ANALISIS ULTIMATNYA

PERBANDINGAN UNJUK KERJA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI DIAMETER BURNER

PENELITIAN NILAI KALOR BAHAN BAKAR BIOMASSA PADA LIMBAH KOTORAN HEWAN

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

METODOLOGI PENELITIAN

OPTIMASI BENTUK DAN UKURAN ARANG DARI KULIT BUAH KARET UNTUK MENGHASILKAN BIOBRIKET. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

6/23/2011 GASIFIKASI

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIO-COAL CAMPURAN BATUBARA DENGAN SERBUK GERGAJI DENGAN KOMPOSISI 100%, 70%, 50%, 30%

ANALISA PROKSIMAT DAN NILAI KALOR PADA BRIKET BIOARANG LIMBAH AMPAS TEBU DAN ARANG KAYU ABSTRAK ABSTRACT

Peningkatan Kualitas Pembakaran Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN BATUBARA, AMPAS TEBU DAN JERAMI

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIOMASSA JERAMI-BATUBARA DENGAN VARIASI KOMPOSISI

RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK BRIKET ARANG PADA PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG BIJI BUAH KARET

Analisis Variasi Suhu Tekan Pada Karakteristik Briket Arang Ampas Tebu sebagai Bahan Bakar Alternatif

SISTEM GASIFIKASI FLUIDIZED BED BERBAHAN BAKAR LIMBAH RUMAH POTONG HEWAN DENGAN INERT GAS CO2

SKRIPSI VARIASI KOMPOSISI CAMPURAN BAHAN BAKAR BATUBARA DAN JERAMI PADI PADA TEKNOLOGI CO-GASIFIKASI FLUIDIZED BED TERHADAP GAS HASIL GASIFIKASI

DAFTAR PUSTAKA. Februari [11] Puigjaner, Luis Syngas from Waste. London : Springer-Verlag London Limited.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET DARI CAMPURAN BATUBARA DAN LIMBAH PADAT PERTANIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN IPTEKS PEMANFAATAN BRIKET SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PENGGAANTI MINYAK TANAH. Oleh: Muhammad Kadri dan Rugaya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

Farel H. Napitupulu Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin FT USU. m& = konsumsi bahan bakar (kg/s) LHV = low heating value (nilai kalor bawah) (kj/kg)

UJICOBA PEMBAKARAN LIMBAH BATUBARA DENGAN PEMBAKAR SIKLON

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

PEMBUATAN BIOBRIKET DENGAN LIMBAH AMPAS DAN DAUN TEBU MENGGUNAKAN PEREKAT LIGNIN DENGAN PROSES PIROLISIS PENELITIAN. Oleh :

STUDI MUTU BRIKET ARANG DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH BIOMASSA

(Maryati Doloksaribu)

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN JERAMI

KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET

BAB III. METODE PENELITIAN

ANALISA PROKSIMAT BRIKET BIOARANG CAMPURAN LIMBAH AMPAS TEBU DAN ARANG KAYU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS MESIN PENGGERAK PEMBANGKIT LISTRIK DENGAN BAHAN BAKAR BIOGAS. Tulus Subagyo 1

Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non Karbonisasi

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan

PENGARUH VARIASI BAHAN PEREKAT TERHADAP LAJU PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN BATUBARA DAN SABUT KELAPA

Aditya Kurniawan ( ) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal

KELAYAKAN LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA SEBAGAI BRIKET BLOTONG BERPORI UNTUK BAHAN BAKAR ALTERNATIF. Rekyan Sesutyo Ediy **) dan Sri Widyastuti *)

Peningkatan Kadar Karbon Monoksida dalam Gas Mempan Bakar Hasil Gasifikasi Arang Sekam Padi

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan energi merupakan persoalan yang terus berkembang di

PENELITIAN NILAI KALOR BRIKET TONGKOL JAGUNG DENGAN BERBAGAI PERBANDINGAN SEKAM PADI

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di dalam menunjang kehidupan manusia. Aktivitas sehari-hari

ANALISIS PEGARUH KOMPOSISI TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET BIOBATUBARA CAMPURAN AMPAS TEBU DAN OLI BEKAS

BAB V PEMBAHASAN. Analisis dilakukan sejak batubara (raw coal) baru diterima dari supplier saat

PERBANDINGAN PEMBAKARAN PIROLISIS DAN KARBONISASI PADA BIOMASSA KULIT DURIAN TERHADAP NILAI KALORI

PENGARUH PENAMBAHAN SLUDGE LIMBAH PENGOLAHAN LINDI TERHADAP DATA ANALISIS PROKSIMAT DAN NILAI KALOR BRIKET ARANG LIMBAH BIOMASSA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Peningkatan Nilai Kalor Biomassa Kotoran Kuda dengan Metode Densifikasi dan Thermolisis

ANALISIS PROKSIMAT DAN NILAI KALOR PADA PELLET BIOSOLID YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN BIOMASSA LIMBAH BAMBU

Pemanfaatan Kulit Buah Kakao Menjadi Briket Arang Menggunakan Kanji Sebagai Perekat

Pengaruh Pengaturan ph dan Pengaturan Operasional Dalam Produksi Biogas dari Sampah

BAB I PENDAHULUAN. Produksi Konsumsi Ekspor Impor Gambar 1.1 Grafik konsumsi dan produksi minyak di Indonesia (Kementrian ESDM, 2011) 1

PENGARUH LAJU ALIRAN AGENT GAS PADA PROSES GASIFIKASI KOTORAN KUDA TERHADAP KARAKTERISTIK SYNGAS YANG DIHASILKAN

PEMANFAATAN KOTORAN AYAM DENGAN CAMPURAN CANGKANG KARET SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... v. DAFTAR TABEL... vii BAB I PENDAHULUAN...

PENGARUH KOMPOSISI BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DAUN CENGKEH SISA DESTILASI MINYAK ATSIRI

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram Kondisi Energi Nasional 2014 (Sumber: Badan Geologi Kementrian Energi Sumber Daya Mineral 2014)

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN BATUBARA DAN SABUT KELAPA

Lampiran 1. Perbandingan nilai kalor beberapa jenis bahan bakar

ANALISA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DENGAN MELAKUKAN PENGUJIAN NILAI KALOR TERHADAP PERFOMANSI KETEL UAP TIPE PIPA AIR DENGAN KAPASITAS UAP 60 TON/JAM

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU

PENGARUH HEATING RATE PADA PROSES SLOW PYROLISIS SAMPAH BAMBU DAN SAMPAH DAUN PISANG

ANALISA KUALITAS BRIKET ARANG KULIT DURIAN DENGAN CAMPURAN KULIT PISANG PADA BERBAGAI KOMPOSISI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

OPTIMASI KONDISI OPERASI PIROLISIS SEKAM PADI UNTUK MENGHASILKAN BAHAN BAKAR BRIKET BIOARANG SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Pembahasan pada sisi gasifikasi (pada kompor) dan energi kalor input dari gasifikasi biomassa tersebut.

Transkripsi:

PENELITIAN NILAI KALOR BIOMASSA : PERBANDINGAN ANTARA HASIL PENGUJIAN DENGAN HASIL PERHITUNGAN Wahyudi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jl. Lingkar Barat Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta 5513 Telp. 7-375 ABSTRAK Indonesia memiliki berbagai jenis bahan bakar biomassa yang banyak seperti limbah pertanian, limbah peternakan dan lainnya. Walaupun banyak digunakan oleh masyarakat pedesaan sebagai bahan bakar, namun pemanfaatannya belum optimal, bahan bakar limbah pertanian masih berkisar pada kayu dan sekam padi, sedangkan ampas tebu, daun kering dan limbah peternakan belum banyak digunakan. Banyakya jenis biomassa yang belum dimanfaatkan secara optimal, khususnya di Indonesia, mengharuskan adanya penelitian-penelitian yang ditujukan untuk pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar. Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian nilai kalor biomassa meliputi limbah pertanian dan limbah peternakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kalor biomassa yang diuji dan membandingkannya dengan hasil perhitungan menggunakan korelasi-korelasi yang ada. Penelitian diawali dengan melakukan analisa ultimat dan analisa proksimat masing-masing bahan untuk mengetahui komposisi dasar bahan. Data tersebut digunakan untuk memperkirakan nilai kalor bahan bakar berdasar korelasi-korelasi yang ada. Pengujian menggunakan kalorimeter bomb memberikan data kenaikan suhu yang digunakan untuk menghitung nilai kalor. Nilai kalor hasil pengujian dibandingkan dengan nilai kalor yang dihitung dari korelasi, sehingga dapat diketahui korelasi yang paling sesuai untuk biomassa yang diuji. Hasil pengujian menunjukkan nilai kalor biomassa yang diuji adalah, MJ/kg sampai dengan,7 MJ/kg. Korelasi yang memberikan nilai kalor mendekati nilai kalor hasil pengujian adalah Korelasi Tillman. Korelasi yang paling sesuai untuk biomassa yang diuji adalah HHV = 1.391.C-1.33.H+1..O+1.71.N-95.753.S+.51.A Kata kunci : biomassa, nilai kalor, korelasi. Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, Vol. 9, No., :

PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan taraf hidup masyarakat mengakibatkan bertambahnya jumlah energi yang dibutuhkan. Berbagai bentuk sumber energi telah digunakan manusia, antara lain minyak bumi, batubara, gas alam, panas bumi dan sebagainya. Penggunaan bahan bakar yang berasal dari hasil tambang saat ini masih lebih besar daripada bahan bakar lainnya seperti biomassa. Biomassa merupakan bahan-bahan organik yang berasal dari tumbuhtumbuhan yang meliputi, dedaunan, rerumputan, ranting, gulma, limbah pertanian, limbah peternakan, limbah kehutanan dan gambut ( Borman, 199). Indonesia memiliki bahan bakar biomassa yang melimpah seperti limbah pertanian, limbah peternakan dan sebagainya, walaupun banyak digunakan oleh masyarakat pedesaan sebagai bahan bakar, namun pemanfaatannya belum optimal. Bahan bakar limbah pertanian masih berkisar pada kayu dan sekam padi, sedangkan jerami, daun kering dan limbah peternakan belum banyak digunakan. Sebab rendahnya penggunaan biomassa dalam hal ini limbah pertanian dan limbah peternakan, sebagai bahan bakar adalah karena rendahnya informasi yang berkaitan dengan nilai kalor dan karakteristik pembakaran. Nilai kalor adalah suatu sifat bahan bakar yang menyatakan kandungan energi pada bahan bakar tersebut. Korelasi untuk perhitungan nilai kalor berdasar komposisi dasar telah diberikan oleh beberapa peneliti, diantaranya disajikan dengan dasar hubungan dan asumsi. Kebanyakan hubungan tersebut ditujukan untuk batubara (Channiwala, ). Studi yang berhubungan dengan perbandingan dan validitas dari korelasi-korelasi tersebut untuk batubara sebagaimana bahan bakar lain telah menarik perhatian para peneliti. Bahan bakar alternatif selain hasil tambang sangat perlu dikembangkan. Bahan bakar tersebut adalah biomassa antara lain limbah pertanian, limbah peternakan dan sampah. Salah satu sifat yang sangat penting dari suatu bahan bakar adalah nilai kalor. Penentuan nilai kalor suatu bahan bakar dapat dilakukan dengan pengujian maupun dengan perkiraan berdasar komposisi dasar bahan bakar tersebut. Walaupun beberapa korelasi untuk estimasi nilai kalor telah diberikan oleh para peneliti sebelumnya, kebanyakan korelasi tersebut diberikan untuk batubara. Perlu dilakukan pengujian untuk korelasi-korelasi yang sesuai diterapkan pada biomassa. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada pengujian nilai kalor biomassa dan pengujian korelasi-korelasi untuk estimasi nilai kalor yang telah diberikan para peneliti sebelumnya. Tujuan penelitian ini adalah : 1. Memperoleh data nilai kalor biomassa. (limbah pertanian dan limbah peternakan) 3. Membandingkan nilai kalor yang diperoleh dari hasil pengujian dengan estimasi berdasarkan komposisi dasar. Penelitian Nilai Kalor Bio Massa. (Wahyudi) 9

METODOLOGI PENELITIAN Bahan penelitian ini adalah biomassa yang berasal dari : a. limbah pertanian, yaitu : Sekam padi, Jerami dan Serbuk kayu b. limbah peternakan yaitu : Kotoran Sapi, Kotoran Kambing dan Kotoran Kelelawar Bahan-bahan tersebut sudah dikeringkan dan dihaluskan. Peralatan yang digunakan adalah : 1. Kalorimeter Bom ( Bomb Calorimeter). Kalorimeter Bom digunakan untuk mengukur nilai kalor bahan bakar (Gambar 1). 3. Stopwatch, digunakan untuk mencatat waktu pengujian bahan bakar.. Timbangan digital Alat ini digunakan untuk menimbang masing- masing bahan bakar yang akan diteliti. Gambar 1. Kalorimeter Bom PEMBAHASAN Langkah yang dilakukan untuk penelitian ini adalah : 1. Persiapan alat-alat penelitian.. Menyiapkan bahan-bahan penelitian. Kegiatan persiapan bahan antara lain menghaluskan dan mengeringkan bahan. 3. Melakukan analisa ultimat dan analisa proksimat bahan bakar. Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, Vol. 9, No., :

Analisa ultimat dan analisa proksimat dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara.. Menguji nilai kalor bahan bakar dengan kalorimeter bom. Data yang diperoleh dari pengujian ini adalah kenaikan suhu air pada tabung. 5. Menghitung nilai kalor berdasarkan hasil pengujian dengan kalorimeter bomb.. Menghitung nilai kalor berdasarkan korelasi komposisi dasar bahan bakar. 7. Membandingkan hasil pengujian dan hasil perhitungan berdasar beberapa korelasi yang ada. Penelitian dilakukan di laboratorium Fenomena Dasar Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, kecuali analisa ultimat dan analisa proksimat, Korelasi Yang Digunakan Dari beberapa literatur, diperoleh korelasi sebagai berikut : Tabel 1. Korelasi Nilai Kalor berdasar data analisa ultimat No Nama peneliti (tahun) Korelasi 1 Dulong (1 ) HHV* =,333C* + 1,3(H*-(O*/)) +,9S* Strache dan Lant (19) HHV* =,3C* + 1,3H* -,153O* +,7S* 3 HHV* =,3391 ( C* - ((3/)O*)) +,3 ((3/)O*) + Steuer (19) 1, ( H* - ((1/1)O*) +,7 S* HHV* = (,373, C*)C* + 1, ( H* - Vondrecek (197) (1/)O*) +,7 S* 5 HHV* =,3391 C* + 1,337 H* +,931 S* -,173 D Huart (193) O* HHV* = ( 1,3 + 1,. -3 O*)(C*/3 + H* - (O* - Schuster (1931) S*)/) 7 Grummel dan Davis (1933) HHV* = (,15H* +,975) (( C*/3) + H* - ((O* - S*)/)) Seyler (193) HHV* =,519 C* + 1,5 H* +,1 O* 17,7 9 HHV* =,33 C* + 1,3 H* +, N* +,199 Gumz (193) S* -,9 O* HHV* =,3391 ( C* -,75 (O*/)) + 1, ( H,15 Sumegi (1939) (O*/)) +,7 S* 11 Mott dan Spooner (19) HHV* =,331C* + 1,19H* - ( o,153,7 O*) O* +,9 S* 1 Boie (1953) HHV* =,3517 C* + 1,1 H* +,7 S* -,111O* 13 HHV* =,31C* + 1,5 H* - (N* + O* -1)/ ) + Dulong-Berthelot,93 S* 1 IGT (197 ) HHV =,31C + 1,33 H +,5,153A,119 ( O+N) 15 Tillman (197) HHV =,373 C,359 ( a) 1 Tillman (19) HHV =,373 C 1,71 (b) ( modified) Penelitian Nilai Kalor Bio Massa. (Wahyudi) 11

No Nama peneliti (tahun) Korelasi 17 Jenkins (195) HHV =,791 C +,7H +,59 O 1,77 S, 1 Jenkins ( 195) HHV = -,73 +,31 C +,55 H +, O 19 Grabosky dan Bain (191) HHV =,3 C + 1,3H,37 N +,99 S (1- A/)(,11H/C) +,3 Beckman ( 199) HHV =,35 C +,9 H + (,5( S O ) 1 HHV =.391C + 1.173 H -.3 O -.11 A + Channiwala ().5 S -.151 N Changdong (5) HHV = -1,375 +,3137 C +,79 H +,31 O Nilai Kalor yang diperoleh dari korelasi diatas dibandingkan dengan nilai kalor yang diperoleh dari pengujian. Tingkat kesalahan perkiraan nilai kalor dari tiap korelasi dihitung dengan persamaan sebagai berikut : HHVk HHV E x % (1) HHV dengan E = Tingkat kesalahan, % HHV k = Nilai Kalor yang diperoleh dari perhitungan korelasi HHV = Nilai Kalor yang diperoleh dari pengujian. Tingkat kesalahan rata-rata diperoleh dengan persamaan : E E rata () n dengan n = Jumlah sampel biomassa yang diteliti. Korelasi Berdasarkan Data Elemen Penyusun Sample Biomassa Yang Digunakan. Beberapa metode untuk memperkirakan korelasi yang sesuai dengan data dari analisa ultimat sample biomassa yang diteliti adalah : a. Menggunakan asumsi bahwa besarnya nilai kalor dipengaruhi secara proporsional oleh kadar elemen penyusunnya (Carbon, Hidrogen, Oksigen, Nitrogen dan Sulfur), seperti ditunjukkan pada persamaan 3. HHV x C x. H x. O x. N x. S (3) 1. 3 5 1 Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, Vol. 9, No., :

b. Menggunakan asumsi bahwa besarnya nilai kalor dipengaruhi secara proporsional oleh kadar elemen penyusunnya ( Carbon, Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Sulfur dan abu), seperti ditunjukkan pada persamaan. HHV x C x. H x. O x. N x. S x. A () 1. 3 5 c. Menggunakan asumsi bahwa besarnya nilai kalor dipengaruhi oleh kadar karbonnya (sesuai dengan korelasi Tillman), seperti ditunjukkan pada persamaan 5. HHV x. C x (5) 1 d. Modifikasi korelasi-korelasi lain yang sudah ada. Berdasarkan beberapa metode diatas, disusun korelasi yang sesuai untuk biomassa limbah pertanian dan limbah peternakan. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1. Nilai Kalor Berdasarkan Pengukuran Pengukuran Nilai Kalor Biomassa mengunakan Kalorimeter Bom memberikan data seperti tertera pada Tabel berikut : Tabel. Hasil pengujian Nilai Kalor No Jenis Biomassa HHV ( MJ/kg) 1 Sekam Padi 1.331 Jerami 1.37 3 Serbuk Kayu.5 Kotoran Sapi.97 5 Kotoran Kambing.3751 Kotoran Kelelawar 17.993. Nilai Kalor Berdasarkan Pendekatan Menggunakan Korelasi Hhv Analisa Proksimat dan Analisa Ultimat dilakukan di Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara Bandung dengan hasil seperti tertera pada Tabel 3 dan Tabel berikut : Penelitian Nilai Kalor Bio Massa. (Wahyudi) 13

Tabel 3. Hasil analisa proksimat bahan penelitian Bahan Air Lembab,% Abu Zat Terbang Karbon Padat adb,% adb,% adb,% adb Sekam Padi.3 7.5 55. 13.35 Jerami 3.37.9 5.59 13.75 Serbuk Kayu 3.7.39 7.33 15.1 Kotoran Sapi 3. 1.1 3.5 1. Kotoran Kambing.3 39.35 3.3 11. Kotoran Kelelawar. 1.9 57.3 17.5 Tabel. Hasil analisa ultimat bahan penelitian Bahan S C H N O,% adb,% adb,% adb,% adb,% adb Sekam Padi.1 33.5 5.11,7 33.9 Jerami.17 33. 5.15.7 3. Serbuk Kayu. 5. 5.11..3 Kotoran Sapi.37 9.35.3 1.5.7 Kotoran Kambing.5.3.17.37 7.1 Kotoran Kelelawar 1..39 5.51.9. Berdasarkan komposisi dasar bahan bakar yang diperoleh dengan analisa ultimat, dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai kalor digunakan korelasikorelasi perhitungan nilai kalor. Hasil-hasil perhitungan nilai kalor berdasar korelasi diatas dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti terlihat pada Gambar sampai dengan Gambar 9 sebagai berikut : HHV berdasar korelasi (MJ/kg) 1 1 1 1 1 1 1 1 Gambar. Grafik HHV berdasar korelasi Seyler terhadap hasil pengujian 1 Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, Vol. 9, No., :

HHV berdasar korelasi (MJ/kg) 1 1 1 1 1 1 1 1 Gambar 3. Grafik HHV berdasar korelasi Grabosky dan Bain terhadap hasil pengujian HHV berdasar korelasi (MJ/kg) 1 1 1 1 1 1 1 1 Gambar. Grafik HHV berdasar korelasi Tillman (a) terhadap hasil pengujian HHV berdasar korelasi (MJ/kg) 1 1 1 1 1 1 1 1 Gambar 5. Grafik HHV berdasar korelasi Tillman (b) terhadap hasil pengujian Penelitian Nilai Kalor Bio Massa. (Wahyudi) 15

HHV berdasar korelasi (MJ/kg) 1 1 1 1 1 1 1 1 Gambar. Grafik HHV berdasar korelasi Jenkins (a) terhadap hasil pengujian HHV berdasar korelasi (MJ/kg) 1 1 1 1 1 1 1 1 Gambar 7. Grafik HHV berdasar korelasi Jenkins (b) terhadap hasil pengujian HHV berdasar korelasi (MJ/kg) 1 1 1 1 1 1 1 Gambar. Grafik HHV berdasar korelasi Changdong terhadap hasil pengujian 1 Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, Vol. 9, No., :

HHV berdasar korelasi (MJ/kg) 1 1 1 1 1 1 1 1 Gambar 9. Grafik HHV berdasar korelasi Channiwala terhadap hasil pengujian Setelah dilakukan perhitungan diperoleh korelasi yang paling sesuai dengan hasil pengujian seperti ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5. Korelasi yang sesuai dengan hasil pengujian Jenis Biomassa Korelasi yang Tingkat kesalahan mendekati % Limbah Sapi Tilman (b) 5,39 Limbah Kambing Beckman, Limbah Kelelawar Dulong, Jerami Grabosky dan Bain,9 Sekam Padi Schuster 1, Serbuk Kayu Tilman ( a) 1,1 Pada keenam biomassa yang diteliti, secara rata-rata, korelasi yang memberikan tingkat kesalahan terkecil adalah korelasi Tillman (b) yaitu,%. 3. Penyusunan Korelasi Yang Sesuai Dengan Biomassa Yang Diuji Korelasi yang sesuai untuk biomassa yang diuji disusun berdasarkan beberapa asumsi : a. Besarnya nilai kalor dipengaruhi secara proporsional oleh kadar elemen penyusunnya (Carbon, Hidrogen, Oksigen, Nitrogen dan Sulfur) HHV x C x. H x. O x. N x. S 1. 3 5 Dengan bantuan program Matlab, dapat diperoleh nilai x 1, x, x 3, x x 5 sehingga dapat disusun korelasi (Korelasi A): HHV =.9.C-3.735.H+.79.O +.773.N-3.959.S MJ/kg Penelitian Nilai Kalor Bio Massa. (Wahyudi) 17

b. Menggunakan asumsi bahwa besarnya nilai kalor dipengaruhi secara proporsional oleh kadar elemen penyusunnya ( Carbon, Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Sulfur dan abu) HHV x C x. H x. O x. N x. S x. A 1. 3 5 Dengan bantuan program Matlab, dapat diperoleh nilai x 1, x, x 3, x x 5, x sehingga dapat disusun korelasi (Korelasi B): HHV = 1.391.C-1.33.H +1..O +1.71.N 95.753.S+.51.A c. Menggunakan asumsi bahwa besarnya nilai kalor dipengaruhi oleh kadar karbonnya ( sesuai dengan korelasi Tillman) HHV x. C x 1 Asumsi bahwa nilai kalor hanya dipengaruhi oleh kadar karbon memberikan korelasi sebagai berikut ( Korelasi C) : HHV =.773.C.93 d. Modifikasi korelasi-korelasi lain yang sudah ada. Modifikasi Korelasi Strache & Lant, dimana nitrogen tidak dimasukkan dalam korelasi memberikan korelasi sebagai berikut (Korelasi D): HHV =.7315.C-3.11.H+.5.O + 1.1.S MJ/kg Dari korelasi-korelasi yang disusun diatas, setelah diterapkan pada data biomassa yang diuji diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel. Nilai Kalor berdasar korelasi yang disusun (a) Korelasi A dan Korelasi B Korelasi Jenis Biomassa A B HHV (MJ/kg) E (%) HHV (MJ/kg) E (%) Limbah Sapi..7.9 Limbah Kambing.5.7.3.1 Limbah Kelelawar 17.1.37 17.1 Jerami 13.31.9 1.1 Sekam Padi 13.1.1 1.3 Serbuk Kayu.3.1.5 Rata-rata.5 1 Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, Vol. 9, No., :

(a) Korelasi C dan Korelasi D Korelasi Jenis Biomassa C D HHV (MJ/kg) E (%) HHV (MJ/kg) E (%) Limbah Sapi 11.5 1.3.9.7 Limbah Kambing.9 1.31.71 3.17 Limbah Kelelawar 19.3 1.5 17.1.51 Jerami 13.7 1.9 13.. Sekam Padi 13.9 1.57 13. 5. Serbuk Kayu.7.33.7. Rata-rata.. Dari Tabel diatas dapat ditentukan bahwa korelasi yang memberikan kesalahan paling kecil adalah Korelasi B HHV = 1.391.C-1.33.H+1..O +1.71.N-95.753.S+.51.A, dengan tingkat kesalahan % KESIMPULAN 1. Hasil HHV adalah sebagai berikut No Jenis Biomassa HHV (MJ/kg) 1 Sekam Padi 1.331 Jerami 1.37 3 Serbuk Kayu.5 Kotoran Sapi.97 5 Kotoran Kambing.3751 Kotoran Kelelawar 17.993. Perbandingan antara hasil pengujian dengan hasil perhitungan nilai kalor dengan menggunakan korelasi-korelasi yang sudah dipublikasikan sebelumnya menunjukkan bahwa secara rata-rata, korelasi yang memberikan kesalahan terkecil adalah korelasi Tillman, dengan tingkat kesalahan,%. 3. Korelasi baru yang disusun berdasarkan data yang diperoleh adalah HHV = 1.391.C-1.33.H+1..O +1.71.N-95.753.S+.51.A Korelasi tersebut memberika tingkat kesalahan % Penelitian Nilai Kalor Bio Massa. (Wahyudi) 19

DAFTAR PUSTAKA Borman, G.L., and Ragland, K.W., 199, Combustion Engineering, McGraw Hill Publishing Co, New York. pp 1.1-1. Changdong, S., Azevedo,J.L.T., 5, Estimating the higher heating value of biomass fuelsfrom basic analysisdata, Bioamass and Bioenergy vol, pp. 9-57 Channiwala, S.A., Parikh, P.P.,, A Unified correlation for estimating HHV of solid, liquid and gaseous fuels: Journal of Fuel, vol 1, pp. 51-3 Kanury, A.M., 1975, Introduction to Combustion Phenomena, Gordon and Breach Science Publishers, New York, pp 195-1 Patil, K.N., Ramana, P.V., Singh, R.N.,, Performance Evaluation of Natural Draft Based Agricultural Residues Charcoal System, Journal of Biomass and Bioenergy, 1, pp. 11-173. Turns, S.R., 199, An Introduction o Combustion, McGraw-Hill Inc. Singapore, pp. 3-37 Wagini,R., dkk,, Pembuatan dan Karakterisasi Briket Bioarang dari Limbah Padat Industri Peternakan Sapi Sebagai Sumber Energi Alternatif. Energi no,.pusat Studi Energi UGM, hal. 1-1 Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, Vol. 9, No., :