PEMBELAJARAN SULING SUNDA LUBANG ENAM PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 SUMEDANG

dokumen-dokumen yang mirip
SILABUS. Instrumen Pilihan Wajib II (TIUP) SM 414

SILABUS. Instrumen Pilihan Wajib IV (TIUP) SM 416

PENERAPAN TEKNIK ORNAMENTASI SULING SUNDA LUBANG ENAM PADA LAGU TEMBANG SUNDA CIANJURAN oleh Engkur Kurdita. Abstrak

Jurnal Seni dan Pembelajaran TEKNIK PENILAIAN OBSERVASI PADA RAGAM GERAK TARI BEDANA DI SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG

PEMBELAJARAN RITMIK MELALUI MEDIA ALAT MUSIK BERBASIS LINGKUNGAN UNTUK SISWA KELAS VI DI SD LABSCHOOL UPI

PENGGUNAAN INSTRUMEN TES UNJUK KERJA PADA PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMK NASIONAL 2x11 KAYUTANAM ARTIKEL DEWI FIOLINDA

PEMBELAJARAN KESENIAN REJUNG MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK PENANAMAN NILAI BUDAYA LOKAL DI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG. Fadhilah Hidayatullah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PENGEMBANGAN DIRI DI BIDANG TARI DI SMA NEGERI I LUBUK ALUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran seni musik sebagai bagian dari budaya dalam rangka menggali serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Soepandi Mengatakan bahwa: Alat musik tiup yang ada di Jawa Barat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bahan pembelajaran yang disajikan dalam sub pokok bahasan Wawasan

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MELODI MENGGUNAKAN ALAT MUSIK REKORDER SOPRAN PADA SISWA KELAS VIII

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pembelajaran piano jazz tingkat dasar dengan materi 12 bar blues untuk

Rosyidatul Nur Laily Universitas Muhammadiyah Jember, Jl. Karimata No

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS II SDN SIDOTOPO WETAN I SURABAYA

PROSES PEMBELAJARAN MUSIK BAGI KELOMPOK BAND JUST 4_U DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA

Rampak Kendang Learning at Extracurricular Activity in SMP Negeri 1 Sukaraja by Tasikmalaya Regency

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH LATAR BELAKANG GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, Metode Bermain Peran (Role Playing), Penelitian Tindakan Kelas.

Pendahuluan. Meliana et al., Penerapan Metode Permainan... 1

P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol.3, No.1, Mei 2016

PELATIHAN TRUMPET DI MARCHING BAND LOCOMOTIVE PT KAI BANDUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

2015 STUDI TENTANG PERILAKU BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH INSTRUMEN PILIHAN WAJIB SULING III DI DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI MUSIK FPSD UPI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DAN MIND MAPPING

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilihat dari keterlibatan generasi mudanya. Berpijak dari hal tersebut, maka

STUDI DESKRIPTIF PEMBELAJARAN BERNYANYI SISWA SMP N 29 PADANG

MANAJEMEN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 2 TUGU KABUPATEN TRENGGALEK)

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN PIANIKA MELALUI METODE TUTOR SEBAYA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA MELODI SEDERHANA DENGAN NOTASI BALOK MENGGUNAKAN MEDIA REKORDER SOPRAN

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perkembangan musik di Indonesia. Angklung adalah alat musik

JURNAL. Oleh. Naelal Ngiza NIM

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) BAGI SISWA SMK

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesenian merupakan bagian dari kebudayaan, sebagian wrisan nenek

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar.

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

Pendahuluan. Nurlaili et al., Penerapan teori belajar Bruner dan metode Discovery...

PENGGUNAAN MEDIA JARI TANGAN PADA PEMBELAJARAN NOTASI BALOK

PENINGKATAN KREATIVITAS BERMAIN MUSIK ANSAMBEL. Erlin Sofiyanti

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI SIFAT-SIFAT BANGUN MATA PELAJARAN MATEMATIKA

PENERAPAN POLA LATIHAN BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERMAIN SULING LUBANG ENAM

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian bertempat di SMP Negeri 1 Padalarang di Jl.U.Suryadi

PELAKSANAAN PENGAJARAN REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS II SD N 1 SEDAYU

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN REKORDER SOPRAN MENGGUNAKAN MEDIA MIDI DI SMP MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Sumedang. Dalam sebuah penelitian metode penelitian menjadi syarat

Enok M.. IMPLEMENTASI PENDEKATAN TUTOR SEBAYA PADA POKOK BAHASAN MENGEKSPRESIKAN DIRI MELALUI KARYA SENI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR K3LH MELALUI PEMBERIAN KUIS PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MARE KABUPATEN BONE

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CBSA PADA PESERTA DIDIK KELAS V.A SDN 18 LEMBAH MELINTANG Arjuni 1)

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pendidikan musik tidak lagi dipandang sebagai mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Kegiatan pembelajaran

PENINGKATAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE EKSPERIMEN IPA DI KELAS IV SDN 20 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 PEMANGKAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rachmayanti Gustiani, 2013

Linda Syarif 1, Zulfa Amrina 1, Syafni Gustina Sari 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Pendidikan mencakup

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA PEMBELAJARANIPS TERPADU KELAS VIII DI SMP JURNAL ILMIAH

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Di SD. OLEH ERMALINDA Abstrak

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

METODE PEMBELAJARAN HADRAH DI PONDOK PESANTREN SUNAN PANDANARAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

JSM 4 (2) (2015) JURNAL SENI MUSIK.

Penerapan Asesmen Kinerja Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ekonomi Sri Imawatin, Bambang Hari Purnomo Abstrak:

Rohmah Mujibatur., Penerapan Metode Role Playing dengan Media Gambar...

PELAKSANAAN ASSESSMENT PEMBELAJARAN IPS KELAS V OLEH GURU DI SD GUGUS BINTANG KECAMATAN TEMPURAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA GESEK

Peni Dwi Harsari Maryadi ABSTRAK

SILABUS PERKULIAHAN. Pendidikan Seni Musik. Oleh: Ai Sutini, M.PD. Uus Kusnadi, M.PD PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

2015 PEMBELAJARAN TARI TRANG-TRANG KOLENTRANG PADA KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SD GRIBA 5 ANTAPANI BANDUNG

PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 25 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal) Oleh NADIA APRINA

PEMBELAJARAN MUSIK ENSAMBEL REKORDER DENGAN METODE LATIHAN DI SMP NEGERI 05 KOTA PANGKALPINANG

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HUBUNGAN MAHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA TIGA DIMENSI PADA SISWA KELAS V SDN TLOGOADI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENI BUDAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

Transkripsi:

Pembelajaran Suling Sunda Lubang Enam PEMBELAJARAN SULING SUNDA LUBANG ENAM PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 SUMEDANG Mochamad Reza Alfaris 1 Suwardi Kusmawardi 2 Engkur Kurdita 2 Departemen Pendidikan Seni Musik Fakultas Pendidikan Seni dan Desain Universitas Pendidikan Indonesia rezalfaris28@yahoo.com suwardi@upi.edu engkurdita@gmail.com ABSTRAK Penelitian mengenai Pembelajaran Suling Sunda Lubang Enam Di SMP Negeri 2 Sumedang membahas tentang tahapan materi, metode, dan hasil pembelajaran suling Sunda lubang enam pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Sumedang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang digunakan untuk menggambarkan fenomena yang terjadi sesungguhnya pada proses pembelajaran suling Sunda lubang enam melalui pendekatan kualitatif. Data terkumpul dengan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi literatur. Pengolahan dan analisis data dilakukan melalui reduksi, display, analisis dan verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran suling Sunda lubang enam pada siswa kelas VIII memiliki hasil yang baik dilihat dari hasil tingkat perkembangan kegiatan pembelajaran. Namun ada beberapa batasan-batasan pada tahapan materi pembelajaran suling Sunda. ABSTRACT Research on "Learning Sundanese Flute Hole Six Students of Class VIII in SMP Negeri 2 Sumedang" discusses the phases of matter, methods and learning outcomes in the six hole flute Sunda eighth grade students at SMP Negeri 2 Sumedang. This research uses descriptive method that is used to describe the actual phenomena that occur in the process of learning the flute Sunda holes six through qualitative approach. Data collected by observation, interview, documentation, and literature studies. Processing and analysis of data is done through reduction, display, analysis and verification. Based on the results of the study, researchers concluded that learning the flute Sunda six holes in the eighth grade students have good results seen from the level of development of learning activities. However, there are some limitations on the stages of learning materials flute Sunda. 1

Mochamad Reza Alfaris Pembelajaran Suling Sunda Lubang Enam PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan salah satu kegiatan interaksi pendidik (guru) dan peserta didik (siswa) dalam suatu lingkungan belajar. Proses berlangsungnya pembelajaran bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, lingkungan sosial, atau bisa dilakukan dimana saja, kapan pun, dimana pun dan oleh siapa saja dengan tujuan untuk menghasilkan suatu perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam suatu proses pembelajaran di sekolah tentunya yang memegang peranan penting adalah guru. Guru merupakan faktor sentral yang dapat mewarnai seluruh situasi pendidikan pada umumnya serta dapat mempengaruhi seluruh situasi belajar, sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Pembelajaran dalam prosesnya meliputi berbagai bidang, seperti matematika, bahasa, sejarah, sosial, seni budaya ataupun yang lainnya. Dalam bidang seni budaya terdapat beberapa cabang seni, diantaranya seni rupa, seni tari, dan seni musik. Dalam pembelajaran seni musik, aspek-aspek teori pembelajaran yang harus dipelajari oleh siswa diantaranya yang mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat musik, dan apresiasi karya musik. Dari aspek-aspek tersebut, diterapkan pada siswa untuk meningkatkan keterampilan dan kreatifitas dalam pelajaran seni musik. Salah satu materi yang dipelajari dalam pelajaran seni musik adalah karawitan, khususnya suling. Suling merupakan salah satu alat musik yang terkenal di Indonesia khususnya di Jawa Barat. Hingga saat ini masih dilestarikan karena memiliki arti khusus dalam kesenian Sunda. Terdapat ciri khas yang melekat pada suling Sunda, terutama dari bentuk dan bunyi yang dihasilkan. Jenis suling yang dipergunakan di daerah Sunda adalah suling lubang enam dan suling lubang empat. Materi pembelajaran suling tidak hanya di lingkungan seniman Sunda saja, namun terdapat pula dalam kegiatan intrakurikuler dan ekstrakulikuler di sekolah dalam mata pelajaran Seni Budaya. Salah satu sekolah yang menerapkan pembelajaran suling dalam mata pelajaran Seni Budaya terdapat di Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2 Sumedang. SMP 2 Sumedang merupakan salah satu sekolah favorit yang berada di kota Sumedang, yang berlokasi di Jln.Parigi Lama Sumedang. Guru yang mengajarkan materi pembelajaran suling dalam mata pelajaran Seni Budaya adalah Ibu Komalawati. Dalam pembelajaran suling Sunda lubang enam tentunya siswa tidak mudah untuk mempraktekannya dari segi teknik tiupan, penjarian, dan teknik lainnya. Maka dari itu peran guru sangatlah penting. Guru harus mempunyai kemampuan yang khusus dalam mempelajari teknik-teknik bermain suling yang bertujuan untuk mengangkat minat siswa mempelajari suling Sunda lubang enam dengan memberikan pemahaman materi yang simple, padat dan menarik. Artinya dengan materi yang demikian diharapkan siswa terus tertarik terhadap materi dan bisa meluangkan waktu untuk berlatih. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menilai latar belakang masalah yang dikemukakan perlu untuk diteliti dan didasari oleh ketertarikan untuk mengetahui pembelajaran suling Sunda lubang enam yang berada di SMP Negeri 2 Sumedang, karena akan memiliki kontribusi positif bagi peneliti dan bagi pengembangan ilmu terutama dalam bidang pengajaran dan pembelajaran suling. Dengan demikian, adapun judul dari penelitian ini adalah PEMBELAJARAN SULING SUNDA LUBANG ENAM PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 SUMEDANG. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dipaparkan diatas, maka peneliti perlu membatasi

Pembelajaran Suling Sunda Lubang Enam permasalahan apa saja yang hendak diteliti dalam pembelajaran suling Sunda lubang enam pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Sumedang. Untuk itu peneliti merumuskan permasalahan kedalam pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana tahapan materi pembelajaran suling Sunda lubang enam pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Sumedang? 2. Bagaimana metode pembelajaran suling Sunda lubang enam pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Sumedang? 3. Bagaimana hasil pembelajaran suling Sunda lubang enam pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Sumedang? METODE Desain penelitian merupakan rumusan dari rancangan-rancangan yang dibuat sedemikian rupa agar penelitian jelas dan mencapai tujuan yang diharapkan. Di dalam desain penelitian tersebut seorang peneliti memaparkan segala macam bentuk susunan kerangka penelitian yang akan dibuat. Dalam pelaksanaan suatu penelitian harus ditentukan metode yang akan digunakan terlebih dahulu sehingga dengan penetapan metode penelitian akan memandu atau mengarahkan seseorang dalam melakukan penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan penelitian kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya. Penelitian deskriptif analisis adalah suatu jenis penelitian yang memiliki karakteristik menafsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi di dalam masyarakat, pertentangan dua keadaan atau lebih, hubungan antar 3 variabel, perbedaan antar fakta, pengaruh terhadap suatu kondisi. Biasanya kegiatan penelitian ini meliputi pengumpulan data, menganalisis data, menginterpretasi data dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang mengacu pada penganalisisan data tersebut. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemilihan metode ini digunakan untuk dapat mengungkapkan tentang bagaimana gambaran proses pembelajaran suling Sunda lubang enam pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Sumedang. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat dan mengkaji sebuah data-data faktual tentang gambaran proses pembelajaran yang terjadi di lapangan, kemudian mendeskripsikan hasil temuan di lapangan ke dalam bentuk tulisan. Dalam hal ini peneliti berusaha menggali informasi setuntas mungkin dan mengambil data sesuai dengan fokus kajian. Pelaporan data disusun dalam bentuk deskriptif kemudian peneliti menarik kesimpulan. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII G di SMP Negeri 2 Sumedang yang berjumlah 38 orang dan guru seni budaya di SMP Negeri 2 Sumedang yaitu Ibu Komalawati, S.Pd. Dengan adanya subjek tersebut dimaksudkan untuk dijadikan sumber data yang akurat dalam penelitian. Untuk itu, peneliti memilih siswa dan guru seni budaya SMP 2 Sumedang sebagai subjek penelitian. Dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode observasi, metode wawancara, metode dokumentasi.

Kemudian di analisis melalui reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tahapan Materi Pembelajaran Suling Sunda Lubang Enam Pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 2 Sumedang. Berdasarkan hasil pembelajaran mengenai materi pembelajaran suling Sunda lubang enam pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Sumedang, peneliti mendapatkan hasil pada awal pertemuan mengenai pengenalan waditra suling Sunda dari mulai teori tentang suling, menjelaskan bagian-bagian (organologi) suling yang terdiri dari sumber, gado, elakelakan, letah, laras/watang, liang laras, rambu, liang sora, menjelaskan tentang teknik-teknik memainkan suling diantaranya teknik tiupan, penjarian, dan menjelaskan tentang ornamen-ornamen pada suling sebagai hiasan pada sebuah lagu. Hal ini wajib disampaikan oleh guru untuk pengetahuan siswa sebelum mempraktekan suling Sunda. Setelah penjelasan mengenai waditra dan teknikteknik bermain suling kemudian siswa dapat mempraktekan teknik dasar memainkan suling Sunda dengan notasi da, mi, na, ti, la secara berulang-ulang dengan bimbingan guru. Pada pertemuan pertama guru hanya mengajarkan teknik dasar bermain Suling Sunda. Pada pertemuan kedua, guru menjelaskan tentang ornamentasi suling Sunda, tetapi guru hanya memberikan 3 ornamentasi untuk dipraktekan dalam sebuah lagu yaitu keleter, wiwiw, dan leotan. Guru hanya memberikan 3 ornamentasi karena membatasi tingkat kesulitan bermain suling orang dewasa dengan siswa SMP, tetapi bukan tidak mengajarkan ornamentasi lainnya menurut guru dengan 3 ornamentasi itu saja sudah cukup. Keleter digunakan hanya pada nada 5 (La), 3 (Na), dan 2 (Mi) pada laras pelog, teknik ornamentasi keleter dimainkan oleh Mochamad Reza Alfaris Pembelajaran Suling Sunda Lubang Enam jari telunjuk dengan teknik penjarian bukaan dan tutupan secara cepat, sehingga membentuk sebuah getaran. Wiwiw digunakan pada nada 2 (Mi) dan 5 (La) pada laras pelog dengan menggunakan jari telunjuk dan dimainkan dengan cara teknik bukaan dan tutupan secara perlahan-lahan. Leotan digunakan pada nada 1 (Da) ke 2 (Mi), dari nada 2 (Mi) ke 3 (Na), lalu nada 4 (Ti) ke 5 (La) dan terahir pada nada 5 (La) ke 1 (Da) pada laras pelog, cara penengkepannya menggunakan jari dengan jalan digerakan kesamping bolak-balik secara perlahan-lahan sehingga membentuk seperti ombak yang agak panjang tetapi terputus-putus. Kemudian guru mencoba siswa untuk memainkan ornamentasi pada materi yang ada di gambar 4.5 dan latihan pun dilakukan secara berulang-ulang. Pada pertemuan ketiga, guru mulai memberikan materi sebuah lagu yang berjudul Tanah Sunda. Dalam materi tersebut guru meminta siswa untuk belajar memainkan suling Sunda dengan sebuah lagu, hal itu dilakukan untuk melatih keterampilan siswa dan belajar membaca sebuah notasi angka, belajar dengan ritmik dan tempo pada sebuah lagu agar siswa tidak bosan dengan materi yang diajarkan sebelumnya. Dengan pembelajaran tersebut peneliti melihat siswa antusias dalam memainkan suling. Pada pertemuan keempat, materi yang diajarkan guru yaitu pemantapan memainkan lagu Tanah Sunda. Pada pertemuan sebelumnya guru menugaskan siswa untuk berlatih di rumah agar siswa dapat memainkan materi lagu tersebut di pertemuan selanjutnya dan siswa diminta untuk mencoba memainkan dengan ornamentasi yang sudah diajarkan. Pada pertemuan ini guru meminta siswa untuk mempraktekannya di depan kelas secara berkelompok, hal ini dilakukan untuk menguji sejauh mana siswa mengikuti pembelajaran suling Sunda. Pada pertemuan kelima, guru mengevaluasi hasil selama belajar dimana seperti yang telah dipaparkan dalam

Pembelajaran Suling Sunda Lubang Enam pertemuan ke kelima guru meminta siswa untuk memainkan lagu berjudul Tanah Sunda dengan menggunakan suling kawih lubang enam laras pelog. Guru meminta siswa untuk di tes secara individu. Kegiatan ini adalah kegiatan ujian tengah semester (UTS), dimana siswa diuji untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami dan dapat mempraktekan suling Sunda dan dapat mencapai nilai sesuai standar kelulusan. Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian, pembelajaran suling Sunda lubang enam pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Sumedang lebih mengarah pada kemampuan siswa untuk bisa memainkan satu buah lagu yang berjudul Tanah Sunda dengan menggunakan waditra suling kawih lubang enam. 2. Metode Pembelajaran Suling Sunda Lubang Enam di SMP Negeri 2 Sumedang. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat melihat bebrapa metode pembelajaran yang dipakai oleh Ibu Komalawati dalam proses pembelajaran. Diantaranya adalah metode ceramah, metode demonstrasi, metode imitasi, dan metode latihan. Metode ini diterapkan dengan baik dan tepat pada setiap tahapan materi yang diberikan kepada siswa sehingga siswa dapat menguasai materi yang diberikan, hal tersebut terbukti dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru tersebut. a. Metode Ceramah Seperti yang sudah dijelaskan pada bahasan sebelumnya, bahwa sebelum siswa memperaktekan pembelajaran suling Sunda, guru selalu memberikan ceramah secara lisan tentang materi yang akan dipelajari. Metode ceramah yang dilakukan guru ini tidak hanya di awal pembelajaran tetapi di tengah-tengah dan diakhir kegiatan pembelajaran selalu digunakan, sekaligus membahas dan mengulas apa saja yang telah dipelajari. Metode ceramah 5 teresebut seringkali digunakan pada kegiatan pertemuan ke satu sampai dengan kegiatan pertemuan kelima. Contoh: ketika siswa sedang melakukan praktek pada tahap inti, siswa melakukan kesalahan berulang-ulang sehingga guru menghentikan kemudian memberikan dorongan berupa ceramah kepada siswa. Sehingga kegunaan metode ceramah adalah untuk memotivasi siswa dalam melakukan pembelajaran suling Sunda dan memberikan gambaran tentang pembelajaran suling Sunda itu sendiri. b. Metode Demonstrasi Dalam memberikan contoh langsung kepada siswa, guru menggunakan metode demonstrasi. Metode ini digunakan sebelum siswa memperaktekan suling Sunda lubang enam. Pada pertemuan pertama guru memberikan contoh teknik dasar bermain suling Sunda secara keseluruhan, disini guru mendemonstrasikan bagaimana cara meniup suling dengan benar, menggunakan posisi jari dengan benar, mencontohkan teknik pernafasan dengan benar, sehingga bunyi yang dihasilkan tidak terdengar sumbang. Guru mendemonstrasikan teknikteknik tersebut mempraktekannya dengan notasi da, mi, na, ti la secara berulangulang. Hal ini bertujuan agar siswa dapat melihat secara langsung bagaimana guru memainkan materi suling Sunda tersebut dan memberikan gambaran pada materi pembahasan selanjutnya. Pada pertemuan kedua, guru mendemonstrasikan materi tentang ornamen-ornamen suling Sunda seperti bagaimana cara memainkan ornamentasi keleter, wiwiw dan leotan. Teknik ornamentasi tersebut digunakan sebagai hiasan pada lagu dan digunakan pada saat-saat tertentu dalam notasi sebuah lagu. Selain materi teknik ornamentasi, terdapat satu buah materi teknik dasar bermain suling Sunda yang terdapat pada gambar 4.5, disana guru mendemonstrasikan bagaimana cara membaca ritmik dan melodi dengan baik

dan benar. Pada pertemuan ke tiga dan ke empat, guru memberikan materi lagu berjudul Tanah Sunda dan sebelum siswa memperaktekan dengan menggunakan suling guru terlebih dahulu mencontohkan materi lagu tersebut agar siswa mendapat gambaran tentang materi tersebut dan guru mencontohkan dengan menggunakan ornamentasi. c. Metode Imitasi Metode imitasi dilakukan oleh guru hampir sama dengan metode demonstrasi, bedanya setelah guru memberikan contoh yang baik kepada siswa kemudian siswa langsung menirukan apa yang dilakukan oleh guru, salah satu contohnya pada saat siswa mempelajari teknik meniup suling Sunda, guru memberikan contoh setelah itu siswa langsung menirukan apa yang dilakukan guru. Metode ini sangat membantu guru dalam menyampaikan materi. d. Metode Latihan (drill) Di dalam pembelajaran suling Sunda, metode latihan (drill) sangat sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran, karena pembelajaran suling Sunda ini bersifat motorik yang memerlukan latihan. Metode ini cocok membantu siswa untuk lebih menghafal dan lebih mengerti tentang materi pembelajaran yang diberikan seperti teknik bermain suling, ornamentasi pada suling, dan materi lagu yang akan dipelajari dan dimainkan. Metode ini digunakan pada pertemuan pertama sampai dengan pertemuan ke lima. e. Metode Tanya Jawab Pada setiap pertemuan, metode ini sering kali digunakan pada kegiatan awal, inti dan tahap akhir kegiatan pembelajaran. Penggunaan metode tanya jawab ini digunakan dalam setiap pemberian materi terhadap siswa, dimaksudkan untuk memotivasi dan terjadinya kegiatan interaksi antara guru dengan siswanya. Salah satu contohnya setelah guru telah memberikan materi tentang teknik-teknik bermain suling Sunda, kemudian diawal Mochamad Reza Alfaris Pembelajaran Suling Sunda Lubang Enam atau diakhir kegiatan pembelajaran guru selalu menggunakan metode tanya jawab. 3. Hasil Pembelajaran Suling Sunda Lubang Enam di SMP Negeri 2 Sumedang. Hasil pembelajaran dapat dilihat dari suatu pencapaian tujuan pembelajaran. Tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran suling Sunda lubang enam di SMP Negeri 2 Sumedang adalah agar siswa dapat memahami teknik dan gaya bermain musik tradisional sederhana secara perorangan atau kelompok dan memainkan alat musik tradisional sederhana secara perorangan atau kelompok. Selain itu, secara tidak langsung proses pembelajaran ini membantu peserta didik dalam mengenal alat musik tradisional Sunda, serta menjadikan peserta didik tersebut sebagai penerus dalam melestarikan dan mempertahankan alat musik tradisional salah satunya suling Sunda ini agar tetap ada dilingkungan masyarakat. Berdasarkan hasil observasi peneliti dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan kelima, peneliti melihat adanya perkembangan yang cukup baik. Terlihat jelas perubahan pada siswa yang awalnya tidak bisa memainkan suling Sunda lubang enam, namun setelah mengikuti proses pembelajarannya, siswa sedikit demi sedikit menjadi bisa dalam memainkan suling Sunda lubang enam. Perkembangan siswa setelah mengikuti pembelajaran tersebut tentunya dengan adanya sebuah dorongan dan motivasi dari seorang guru serta tahapan materi yang disampaikan oleh guru tersampaikan dengan baik. Berikut tahapan materi yang disampaikan oleh guru pada setiap pertemuannya. a. Materi yang disampaikan pada pertemuan pertama adalah tentang pengenalan waditra suling Sunda lubang enam. Penyampaian materi pada pertemuan pertama ini terdapat beberapa bagian yang disampaikan, yaitu: 1) Pengenalan suling Sunda lubang enam dan lubang empat

Pembelajaran Suling Sunda Lubang Enam 2) Menjelaskan tentang bagian-bagian suling Sunda 3) Menjelaskan teknik-teknik bermain suling Sunda lubang enam seperti teknik tiupan, teknik penjarian, teknik pernafasan dan teknik ornamentasi 4) Menjelaskan teknik dasar memainkan suling Sunda lubang enam dengan notasi da, mi, na, ti, la. Hasil materi yang disampaikan pertemuan pertama dapat dikuasai tetapi masih belum terlihat kerjasama dan kekompakan siswa dalam mempraktekannya. b. Materi yang disampaikan pada pertemuan kedua adalah pengenalan jenisjenis ornamen dan teknik dasar bermain suling. Penyampaian materi pada pertemuan kedua ini terdapat beberapa bagian yang disampaikan, yaitu: 1) Menjelaskan jenis-jenis ornamentasi keleter, wiwiw, leotan 2) Menjelaskan materi teknik dasar bermain suling Sunda yang terdapat pada gambar 4.5. Hasil dari pertemuan kedua, materi yang disampaikan dapat dikuasai dengan baik, kerjasama dan kekompakan mulai terlihat dalam setiap siswa mempraktekannya. c. Materi yang disampaikan pada pertemuan ketiga adalah mempelajari lagu berjudul Tanah Sunda. Penyampaian materi pada pertemuan ketiga terdapat beberapa bagian yang disampaikan, yaitu: 1) Memperdengarkan lagu Tanah Sunda dengan menggunakan audio speaker 2) Menjelaskan notasi, ritmik dan melodi yang terdapat dalam lagu Tanah Sunda. Hasil dari pertemuan ketiga, materi dikuasai dengan baik. Terlihat antusias siswa belajar dengan memainkan lagu Tanah Sunda d. Materi yang disampaikan pada pertemuan keempat adalah pemantapan lagu berjudul Tanah Sunda serta 7 menambahkan ornamentasi pada lagu tersebut. Hasil dari pertemuan keempat bisa dikuasai dengan baik. Siswa diuji secara kelompok memainkan lagu Tanah Sunda. e. Pada pertemuan kelima, siswa di uji untuk memainkan lagu Tanah Sunda dengan menggunakan teknik-teknik dan ornamentasi secara baik dan benar secara individu. Ujian ini merupakan ujian tengah semester (UTS). Hasil dari UTS ini terdapat beberapa siswa yang mendapatkan nilai sesuai standar kelulusan dan ada juga yang mendapatkan remedial. Untuk mengetahui hasil yang baik dan maksimal atau ketercapaiannya suatu tujuan yang diharapkan, guru mengevaluasi dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa disetiap pertemuan ketika proses pembelajaran berlangsung, guru membetulkan siswa yang salah dalam teknik-teknik bermain suling Sunda. Evaluasi global yang digunakan oleh guru dengan cara menampilkan semua materi yang sudah dipelajari oleh siswa dalam bentuk UTS. Evaluasi ini dilakukan oleh guru untuk melihat ketercapaian tujuan dan tersampaikannya seluruh program melalui materi yang sebelumnya telah disampaikan. Sebelumnya juga guru memberikan refleksi yang bertujuan agar materi yang disampaikan tidak lupa begitu saja dan dipahami siswa, pengajar juga memberikan kesempatan pada siswa bagian mana saja materi yang diberikan pada saat pembelajaran kurang dimengerti atau dipahami. Hal ini dimaksudkan agar guru dapat mengetahui kemampuan penyerapan dan daya tangkap siswa terhadap materi yang sudah diajarkan. Jadi, guru mampu menilai sejauh mana keberhasilannya dalam mengajarkan materi tersebut terhadap siswa dan juga agar pengajar dapat memiliki rancangan materi yang mudah diberikan dan dipahami siswa. Disini guru dituntut untuk memiliki kesabaran dan ketekunan apabila terjadi

kesalahan atau materi yang diberikan tersebut belum bisa dilakukan oleh siswa dengan baik. Guru harus melatih secara berulang-ulang kepada siswa agar siswa tersebut bisa melakukan atau memahami materi yang diberikan, dan begitu juga dengan materi atau bagian yang lainnya. Selain itu hasil dari pembelajaran suling Sunda lubang enam pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Sumedang dalam setiap pertemuannya terlihat perkembangan dalam tiga aspek penilaian, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual, ranah afektif berkenaan dengan sikap dan ranah psikomotor berkenaan dengan keterampilan. Ketiga aspek tersebut akan dipaparkan dibawah ini. Berikut pemaparannya. 1) Kognitif Dalam observasi, peneliti melihat banyak perubahan dalam setiap kegiatan pembelajaran yang berdampak positif dengan penggunaan materi oleh guru. Hal ini terlihat dari dari hasil proses pembelajaran yang dilakukan, siswa mampu memahami dan menguasai materi dalam setiap pertemuannya. Seperti, siswa dapat memahami dan menjawab materi yang telah guru berikan seperti pemahaman teknik-teknik bermain suling Sunda. dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan kelima terdapat perkembangan jumlah siswa yang mendapatkan nilai baik dalam memahami materi yang telah diberikan. 2) Afektif Aspek afektif ini berkeenaan dengan sikap atau minat siswa. Dengan materi-materi yang dikembangkan oleh guru dalam proses pembelajaran terlihat siswa merespon dan sangat antusias untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Terlihat dengan perkembangannya siswa yang awalnya tidak memahami materi pembelajaran suling Sunda menjadi bisa memahami materi tersebut, dikarenakan motivasi seorang guru kepada siswa Mochamad Reza Alfaris Pembelajaran Suling Sunda Lubang Enam bertujuan agar siswa lebih cepat memahami dan menguasai setiap materi yang diberikan. Siswa juga dapat memiliki rasa sikap peduli dan melestarikan alat musik tradisional. Pentingnya peranan seorang guru harus didukung oleh pemilihan materi yang baik, pengetahuan tentang cara penerapan atau proses pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik, dan metode yang digunakan saat proses pembelajaran berlangsung. Sehingga dalam proses pembelajaran, guru harus bisa berpikir kreatif dalam setiap pemberian materi agar siswa bisa dengan mudah menguasai dan memahaminya. 3) Psikomotor Pada aspek psikomotorik, hasilnya dalam pembelajaran suling Sunda membuat siswa dapat menguasai setiap materi dari awal samapai akhir pertemuan mengalami peningkatan, seperti pada pertemuan ke empat dan ke lima pada saat siswa memainkan sebuah lagu Tanah Sunda. Dalam setiap kegiatan prakteknya, dapat dilihat kemampuan siswa dalam mengikuti setiap materi lebih baik dan terampil. Berdasarkan pemaparan di atas, hasil proses pembelajaran suling Sunda lubang enam pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Sumedang dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa menunjukan hasil yang positif atau dengan kata lain menunjukan peningkatan dalam kecerdasan memahami dan dapat memainkan waditra suling Sunda. Tetapi, ada beberapa siswa yang masih belum menunjukan kemajuan yang signifikan. Dibuktikan dengan terdapatnya siswa yang masih belum mengerti tentang bagaimana memahami materi dengan benar. Menyikapi permasalahan tersebut, guru menindaklanjuti dengan memberikan perhatian lebih kepada siswa yang kurang atau masih belum memahami materi melalui teknik-teknik permainan yang diajarkan. Dari hasil proses pembelajaran suling Sunda lubang enam pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Sumedang, dilihat

Pembelajaran Suling Sunda Lubang Enam dari setiap pemilihan materi, metode pembelajaran dan hasil pembelajaran, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan mencapai hasil yang baik. KESIMPULAN 1. Bagaimana tahapan materi pembelajaran suling Sunda lubang enam pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Sumedang. Pada tahapan materi pembelajaran yang diterapkan oleh guru pada dasarnya sudah cukup baik dan memiliki tahapan yang tersusun. Mulai dari pengenalan suling, teknik-teknik bermain suling, dan materi lagu yang diberikan. Namun terdapat batasan-batasan yang dilakukan oleh guru pada materi yang diberikan, diantaranya suling yang digunakan hanya memakai suling lubang enam saja. Pada umumnya pembelajaran suling terdapat beberapa macam suling, yaitu suling lubang enam, suling lubang empat dan sebagainya. Dalam materi pemilihan larasnya pun hanya menggunakan laras pelog saja. Kemudian dalam teknik ornamentasi suling Sunda lubang enam, hanya menggunakan tiga ornamen saja, yaitu keleter, wiwiw dan leotan. Batasanbatasan tersebut dimaksudkan untuk membedakan tingkatan bermain suling orang dewasa dan disesuaikan dengan kemampuan siswa. 2. Metode apa yang digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran suling Sunda lubang enam pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Sumedang. Didalam pelaksanaan pembelajaran, guru memberikan materi pembelajaran dengan berbagai macam metode yang pada umumnya sering dipergunakan dalam pembelajaran musik, yaitu metode ceramah, demonstrasi, imitasi, drill, dan metode tanya jawab. Metode ini efektif digunakan pada siswa dalam pembelajaran, hal ini terbukti siswa dapat mengikuti materi-materi yang diberikan dan proses pembelajaran di kelas lebih bervariatif, tidak bosan, dan mempermudah siswa dalam menguasai materi yang diajarkan. 3. Bagaimana hasil pembelajaran suling Sunda lubang enam pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Sumedang. Hasil pembelajaran suling Sunda lubang enam pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Sumedang dalam penguasaan materi dapat dikatakan berhasil, karena dari setiap pertemuan kegiatan pembelajaran terlihat banyak perubahan. Siswa bisa menguasai dan memahami setiap materi yang diberikan oleh guru. Adapun tahapantahapan yang dilakukan guru untuk menguji kemampuan siswa yang telah mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut, salah satunya pada kegiatan ujian tengah semester. Untuk memainkan satu materi lagu dengan menggunakan teknik-teknik yang sudah dipelajari secara individu. Hal ini bertujuan untuk melatih rasa percaya diri, tanggung jawab, dan mental mereka ketika tampil dengan memainkan suling Sunda dan belajar menanggulangi masalah atau kejadian yang terjadi saat ujian dilaksanakan. Sehingga akan menghasilkan kemampuan anak yang berkompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor. 9

Mochamad Reza Alfaris Pembelajaran Suling Sunda Lubang Enam DAFTAR PUSTAKA Gumilar, T (2014). Pembelajaran Gitar Elektrik Bagi Anak Usia Remaja di Agung Guitar Course Ujung Berung Bandung. Bandung: Skripsi S1 TidakDiterbitkan. Gintings, A. (2008). Esensi praktis belajar dan pembelajaran. Bandung: Humaniora. Hasibun J dan Moedjiono M. (1993). Proses BelajarMengajar. Bandung: CV Bina Cipta. Kurdita, E. (2011). Bermain Suling Daerah Sunda. Cetakan Pertama. CV. Bintang WarliArtika: Bandung. Majid, A. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Cetakan Kelima. PT Remaja Rosdakarya: Bandung. Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana. Sadiman, A., dkk. (2006). Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sudjana, N. (2010). Dasar dasar proses belajar mengajar. Bandung. Cv.Sinar Baru Algensindo. Sukmadinata, N. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pascasarjana UPI & PT Remaja Rosdakarya Sutikno, M.S. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect Suyono dan Hariyanto. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta Sukardi. (2011). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara Surakhmad, W. (1998). Pengantar Penelitian. Bandung: Transito Suparman, A. (2008). Etude Suling. Yayasan Cipta Karya Kawistara: Bandung.