PENDIDIKAN MENGHADAPI MEA. Oleh: Duski Samad. Dewan Pendidikan Sumatera Barat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 ( DUA BELAS ) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 4 TAHUN 2010 T E N T A N G PENDIDIKAN AL QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan kajian awal yang memberi pengantar tentang penelitian

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. memperdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan bahwa keunggulan suatu bangsa bertumpu pada keunggulan

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL Studi Situs Di SD Negeri Karangtowo 1 Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak TESIS

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 202 TAHUN : 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR DINIYAH TAKMILIYYAH AWALIYYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 27 TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter (character building) generasi bangsa. Pentingnya pendidikan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 10 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten dan kota di

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri manusia karena mendapatkan pendidikan, Tanpa pendidikan Manusia. mulia dengan pendidikan termasuk di Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, bangsa Indonesia melalui DPR dan Presiden pada

I. PENDAHULUAN. perioritas bagi Negara Indonesia dalam pembangunan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. sistem pemerintahan pada umumnya. Karena itu tugas pokok para pembuat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar dasar dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

ISU-ISU PENDIDIKAN DIY Oleh Dr. Rochmat Wahab, MA

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pusat bagi kemajuan sebuah bangsa, melalui

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. demokratis senantiasa memberi perhatian terhadap pendidikan melalui regulasi yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya proses pembelajaran. Pendidikan nasional diarahkan untuk. masalah hidup, serta membentuk manusia kreatif dan inovatif.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

INTERAKSI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH STANDAR NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

Transkripsi:

PENDIDIKAN MENGHADAPI MEA Oleh: Duski Samad Dewan Pendidikan Sumatera Barat Dunia pendidikan di Indonesia terus berbenah diri dalam menyosong berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN. Sejak diundangkannya undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional telah berbagai perangkat aturan dan kebijakan yang diturunkan untuk memperkuat lembaga pendidikan. Terakhir diantara upaya perbaikan sistim pengelolaan dan mutu pendidikan adalah dengan diberlakukannya undang-undang nomor 23 tahun 2014 yang mengamanatkan bahwa Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK) ditarik kembali pengelolaannya ke Pemerintah Propinsi. Evaluasi terhadap penyelenggaraan Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Kota menunjukkan banyak masalah yang memerlukan penangganan yang holistik dan terintegrasi antar Kabupaten Kota. Menghadapi MEA yang diambang pintu berlaku efektif 2016 - pada dasarnya dunia pendidikan di Sumatera Barat tidak terlalu gamang dalam hal legalitas starata pendidikan dan ketrampilan anak didik. Kecuali yang dikhawatirkan pada karakter tenaga terdidik dan penguasaannya komunikasi dunia bahasa Inggeris dan bahasa internasional lainnya. Dalam hal karakter sikap dan attitude kepatuhan para standar opersional prosudur (SOP) dan perfomance harus diakui tenaga kerja terdidik yang dihasilkan Sekolah dan Madrasah di Sumatera Barat masih jauh dari harapan jika tidak mau dikatakan rendah komitmen dan profesional. Etos kerja sikap diri dan kemampuan untuk menjalankan pekerjaan secara profesional masih belum kuat. Ada data menyebutkan bahwa indeks integritas kejujuran calon tenaga kerja dari Sumatera Barat termasuk jeblok ada yang menyampaikan berada pada nomor urut sembilan yang tidak baik integritas dan kejujurannya di Indonesia. Padahal Pemerintah Propinsi Sumatera Barat sudah melakukan langkah-langkah penguatan karakter antara lain melalui 1 / 5

Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 tahun 2007 tentang Pendidikan al-qur an pada tingkat SDSMP dan SMA. Peraturan Gubernur (Pergub) No.70 tahun 2010 kurikulum pendidikan al-qur an dan Pergub nomor 71 tahun 2010 tentang juknisnya. Diperkuat pula dengan adanya Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 73 tahun 2012 tentang Pendidikan Karakter. Pertanyaan yang harus dilakukan seberapa jauh Perda dan Pergub nomor 73 tahun 2012 ini diresponi dan ditindaklanjuti oleh stakeholder di Propinsi dan Kabupaten Kota?. Apakah pendidikan al-qur an dan karakter pada Sekolah dan Madrasah sudah dilakukan dan berperan sebagaimana mestinya.? Harus diakui bahwa karakter tenaga kerja terdidik adalah salah satu nilai-nilai yang besar konstribusinya bagi penerimaan tenaga kerja terdidik di tengah pasar Asia Tenggara. Aspek lainnya yang juga cukup perlu mendapat perhatian dalam dunia pendidikan adalah kompetensi komunikasi tenaga terdidik. Tenaga kerja terdidik yang tidak mampu menguasai bahasa asing diyakini akan tersisih dalam seleksi rekrutmen tenaga kerja di tingkat ASEAN. Dinas Pendidikan Sekolah dan stakeholder pendidikan dituntut untuk menyiapkan instrumen pendidikan kebahasaan yang memudahkan mereka memasuki pasar kerja. LANDASAN YURIDIS DAN UPAYA SEKOLAH Semangat reformasi pendidikan ditandai dengan diberlakukannya Undang Undang 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Reformasi Pendidikan dimaksudkan lebih menekan kan pada implementasi prinsip demokrasi otonomi desentralisasi dan akuntabilitas publik terhadap lembaga pendidikan. Reformasi paling mendasar dalam dunia pendidikan adalah tidak adanya diskriminasi pendidikan negeri-swasta Sekolah dan Madrasah. Adanya otonomi pendidikan sertifikasi tenaga pendidikan dan akreditasi lembaga pendidikan. Tujuan reformasi pendidikan adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yan g kuat dan berwibawa untuk memberdayakan 2 / 5

semua warga negara agar berkembang menjadi manusia y an g berkualitas mampu dan proaktif menjawab tantangan z aman. Dari sisi fungsi Pendidikan nasional harus berfungsi untuk m engembangkan kemampuan dan karakter serta martabat peradaban bangsa dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan intelektualnya. Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik sehingga mereka menjadi beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa memiliki moral dan akhlak mulia sehat berilmu terampil mandiri dan menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut maka setiap lembaga pendidikan harus memiliki standart. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan pelaksanaan dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Secara eksplisit dijelaskan dalam dalam undang-undang nomor 20 tahun 2013 pasal 1 Ayat 17 bahwa sta ndar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada p asal 1 Ayat 3 dijelaskan pula bahwa s istem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen 3 / 5

pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional Memperhatikan semangat dan makna yang terdapat dalam peraturan sebagaimana di atas dengan tegas dapat dikatakan bahwa usaha pimpinan sekolah dan pemangku kepentingan pendidikan untuk membentuk karakter anak didik adalah tugas berat yang harus diemban guna mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Pencapaian tujuan pendidikan bukan saja dilakukan melalui kurikulum ko kurikulum dan ekstra kurikulum akan tetapi akan tetapi juga diperkuat dengan beberapa program penunjang. Melalui program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dilakukan kegiatan yang menunjang agar warga sekolah memberikan perhatian pada usaha kesehatan warga sekolah. Sekolah berwawasan lingkungan disebut juga Sekolah Wiyata adalah bentuk program yang mendukung pembentukkan karakater anak didik. Kini mulai pula diperkenalkan Sekolah berbasis literasi yaitu sekolah memberikan perhatian lebih pada kamauan untuk membaca seluruh warga sekolah. Program membaca sebagai pintu ilmu pengetahuan adalah juga dimaksudkan sebagai ujung tombak untuk pencapaian tujuan pendidikan dan pembentukan karakter anak didik. Usaha dan kerja keras untuk memajukan dunia pendidikan di Sumatera Barat memerlukan keterlibatan semua pihak. Gubernur bersama DPRD Propinsi dengan SKPD Dinas Pendidikan Kabupaten Kota dan Dinas Pendidikannya Dewan Pendidikan Propinsi Dewan Pendidikan Kabupaten Kota Komite Sekolah Kepala Sekolah warga Sekolahorang tua dan masyarakat tentu harus satu gerak satu kata dan secara bersama melakukan tugas masing-masing untuk mempercepat gerak pendidikan. Keluhan dan kritik terhadap masih lemahnya sumber daya anak didik pasca menamatkan lembaga pendidikan sehingga tidak siap memasuki pasar kerja harus bisa diresponi dan dicarikan pemecahan. Kecemasan terhadap tersisihnya tenaga kerja terdidik dari Sumatera Barat dalam menghadapi persaingan dunia kerja di Asia Tenggara tentu harus menjadi perhatian semua pihak. Bonus demografi yang sedang dinikmati daerah ini tidak akan berarti jika tenaga muda potensial itu rendah kompetensi lemah karakter dan tidak mampu pula berkomunikasi dengan bahasa asing sebagai keniscayaan dalam masyarakat global. Akhirnya kesadaran semua pihak untuk melakukan affirmasi kordinasi konsultasi dan advokasi terhadap pimpinan sekolah tenaga pendidik dan kependidikan sarana prasanara dan standar pendidikan lainnya adalah sesuatu yang ditunggu untuk menyiapkan tenaga kerja terdidik yang profesional berkarakter dan komunikatif. Ds. 14122015. 4 / 5

5 / 5