PENDIDIKAN MENGHADAPI MEA Oleh: Duski Samad Dewan Pendidikan Sumatera Barat Dunia pendidikan di Indonesia terus berbenah diri dalam menyosong berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN. Sejak diundangkannya undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional telah berbagai perangkat aturan dan kebijakan yang diturunkan untuk memperkuat lembaga pendidikan. Terakhir diantara upaya perbaikan sistim pengelolaan dan mutu pendidikan adalah dengan diberlakukannya undang-undang nomor 23 tahun 2014 yang mengamanatkan bahwa Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK) ditarik kembali pengelolaannya ke Pemerintah Propinsi. Evaluasi terhadap penyelenggaraan Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Kota menunjukkan banyak masalah yang memerlukan penangganan yang holistik dan terintegrasi antar Kabupaten Kota. Menghadapi MEA yang diambang pintu berlaku efektif 2016 - pada dasarnya dunia pendidikan di Sumatera Barat tidak terlalu gamang dalam hal legalitas starata pendidikan dan ketrampilan anak didik. Kecuali yang dikhawatirkan pada karakter tenaga terdidik dan penguasaannya komunikasi dunia bahasa Inggeris dan bahasa internasional lainnya. Dalam hal karakter sikap dan attitude kepatuhan para standar opersional prosudur (SOP) dan perfomance harus diakui tenaga kerja terdidik yang dihasilkan Sekolah dan Madrasah di Sumatera Barat masih jauh dari harapan jika tidak mau dikatakan rendah komitmen dan profesional. Etos kerja sikap diri dan kemampuan untuk menjalankan pekerjaan secara profesional masih belum kuat. Ada data menyebutkan bahwa indeks integritas kejujuran calon tenaga kerja dari Sumatera Barat termasuk jeblok ada yang menyampaikan berada pada nomor urut sembilan yang tidak baik integritas dan kejujurannya di Indonesia. Padahal Pemerintah Propinsi Sumatera Barat sudah melakukan langkah-langkah penguatan karakter antara lain melalui 1 / 5
Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 tahun 2007 tentang Pendidikan al-qur an pada tingkat SDSMP dan SMA. Peraturan Gubernur (Pergub) No.70 tahun 2010 kurikulum pendidikan al-qur an dan Pergub nomor 71 tahun 2010 tentang juknisnya. Diperkuat pula dengan adanya Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 73 tahun 2012 tentang Pendidikan Karakter. Pertanyaan yang harus dilakukan seberapa jauh Perda dan Pergub nomor 73 tahun 2012 ini diresponi dan ditindaklanjuti oleh stakeholder di Propinsi dan Kabupaten Kota?. Apakah pendidikan al-qur an dan karakter pada Sekolah dan Madrasah sudah dilakukan dan berperan sebagaimana mestinya.? Harus diakui bahwa karakter tenaga kerja terdidik adalah salah satu nilai-nilai yang besar konstribusinya bagi penerimaan tenaga kerja terdidik di tengah pasar Asia Tenggara. Aspek lainnya yang juga cukup perlu mendapat perhatian dalam dunia pendidikan adalah kompetensi komunikasi tenaga terdidik. Tenaga kerja terdidik yang tidak mampu menguasai bahasa asing diyakini akan tersisih dalam seleksi rekrutmen tenaga kerja di tingkat ASEAN. Dinas Pendidikan Sekolah dan stakeholder pendidikan dituntut untuk menyiapkan instrumen pendidikan kebahasaan yang memudahkan mereka memasuki pasar kerja. LANDASAN YURIDIS DAN UPAYA SEKOLAH Semangat reformasi pendidikan ditandai dengan diberlakukannya Undang Undang 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Reformasi Pendidikan dimaksudkan lebih menekan kan pada implementasi prinsip demokrasi otonomi desentralisasi dan akuntabilitas publik terhadap lembaga pendidikan. Reformasi paling mendasar dalam dunia pendidikan adalah tidak adanya diskriminasi pendidikan negeri-swasta Sekolah dan Madrasah. Adanya otonomi pendidikan sertifikasi tenaga pendidikan dan akreditasi lembaga pendidikan. Tujuan reformasi pendidikan adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yan g kuat dan berwibawa untuk memberdayakan 2 / 5
semua warga negara agar berkembang menjadi manusia y an g berkualitas mampu dan proaktif menjawab tantangan z aman. Dari sisi fungsi Pendidikan nasional harus berfungsi untuk m engembangkan kemampuan dan karakter serta martabat peradaban bangsa dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan intelektualnya. Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik sehingga mereka menjadi beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa memiliki moral dan akhlak mulia sehat berilmu terampil mandiri dan menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut maka setiap lembaga pendidikan harus memiliki standart. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan pelaksanaan dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Secara eksplisit dijelaskan dalam dalam undang-undang nomor 20 tahun 2013 pasal 1 Ayat 17 bahwa sta ndar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada p asal 1 Ayat 3 dijelaskan pula bahwa s istem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen 3 / 5
pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional Memperhatikan semangat dan makna yang terdapat dalam peraturan sebagaimana di atas dengan tegas dapat dikatakan bahwa usaha pimpinan sekolah dan pemangku kepentingan pendidikan untuk membentuk karakter anak didik adalah tugas berat yang harus diemban guna mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Pencapaian tujuan pendidikan bukan saja dilakukan melalui kurikulum ko kurikulum dan ekstra kurikulum akan tetapi akan tetapi juga diperkuat dengan beberapa program penunjang. Melalui program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dilakukan kegiatan yang menunjang agar warga sekolah memberikan perhatian pada usaha kesehatan warga sekolah. Sekolah berwawasan lingkungan disebut juga Sekolah Wiyata adalah bentuk program yang mendukung pembentukkan karakater anak didik. Kini mulai pula diperkenalkan Sekolah berbasis literasi yaitu sekolah memberikan perhatian lebih pada kamauan untuk membaca seluruh warga sekolah. Program membaca sebagai pintu ilmu pengetahuan adalah juga dimaksudkan sebagai ujung tombak untuk pencapaian tujuan pendidikan dan pembentukan karakter anak didik. Usaha dan kerja keras untuk memajukan dunia pendidikan di Sumatera Barat memerlukan keterlibatan semua pihak. Gubernur bersama DPRD Propinsi dengan SKPD Dinas Pendidikan Kabupaten Kota dan Dinas Pendidikannya Dewan Pendidikan Propinsi Dewan Pendidikan Kabupaten Kota Komite Sekolah Kepala Sekolah warga Sekolahorang tua dan masyarakat tentu harus satu gerak satu kata dan secara bersama melakukan tugas masing-masing untuk mempercepat gerak pendidikan. Keluhan dan kritik terhadap masih lemahnya sumber daya anak didik pasca menamatkan lembaga pendidikan sehingga tidak siap memasuki pasar kerja harus bisa diresponi dan dicarikan pemecahan. Kecemasan terhadap tersisihnya tenaga kerja terdidik dari Sumatera Barat dalam menghadapi persaingan dunia kerja di Asia Tenggara tentu harus menjadi perhatian semua pihak. Bonus demografi yang sedang dinikmati daerah ini tidak akan berarti jika tenaga muda potensial itu rendah kompetensi lemah karakter dan tidak mampu pula berkomunikasi dengan bahasa asing sebagai keniscayaan dalam masyarakat global. Akhirnya kesadaran semua pihak untuk melakukan affirmasi kordinasi konsultasi dan advokasi terhadap pimpinan sekolah tenaga pendidik dan kependidikan sarana prasanara dan standar pendidikan lainnya adalah sesuatu yang ditunggu untuk menyiapkan tenaga kerja terdidik yang profesional berkarakter dan komunikatif. Ds. 14122015. 4 / 5
5 / 5