BAB IV ANALISIS TERHADAP KETEPATAN TIMBANGAN PARA PEDAGANG MUSLIM DI PASAR GODONG KABUPATEN GROBOGAN



dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI BENSIN ECERAN DI JALAN MEDOHO RAYA KEL. SAMBIREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. satu yang diutamakan, karena hal itu yang menentukan berhasil atau gagalnya

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

Konversi Akad Murabahah

A. Analisis Sadd al-dhari> ah terhadap Jual Beli Produk Kecantikan yang Tidak Ada Informasi Penggunaan Barang dalam Bahasa Indonesia

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. Pasar sejatinya adalah wahana jual beli antara pedagang dengan pembeli, yang

HUKUM JUAL BELI DENGAN BARANG-BARANG TERLARANG. Djamila Usup ABSTRAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU NO 7 TAHUN 2004 TERHADAP JUAL BELI AIR IRIGASI DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah [2]: 275: &$!%#*#$ 234 +#,-.,(/01 '() )5'(2%6.789:;<= & #AB7CDE3" Orang yang makan (mengambil) riba ti

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya seorang individu harus menukarnya dengan barang atau jasa yang

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2): dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):27

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH

BAB V PEMBAHASAN. A. Sistem Jual Beli Bunga di Kawasan Wisata Makam Bung Karno

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA

Nilai Harta Seorang Muslim

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN TARIF JUAL BELI AIR PDAM DI PONDOK BENOWO INDAH KECAMATAN PAKAL SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. transaksi jual beli barang atau jasa. Menurut ilmu ekonomi, pasar berkaitan

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB IV ANALISIS METODE PENETAPAN HARGA JUAL BELI MURABAHAH BMT BEN TAQWA GODONG KAB. GROBOGAN

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGEMBALIAN SISA PEMBAYARAN DI KOBER MIE SETAN SEMOLOWARU

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

c. QS. al-ma idah [5]: 6: 78.9&:;8&<,-.,, &DEF2 4A0.0BC 78#1 #F7"; 1, 4&G5)42 # % J5#,#;52 #HI Hai orang yang beriman, janganlah ke

E٤٢ J٣٣ W F : :

BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS MELALUI MODEL WARALABA SYARI AH DI LAUNDRY POLARIS SEMARANG

FATWA MUI TENTANG TRADING FOREX

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam merupakan sekumpulan atau undang-undang yang mengatur perilaku

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

waka>lah. Mereka bahkan ada yang cenderung mensunnahkannya dengan

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 17 Tahun 2013 Tentang BERISTRI LEBIH DARI EMPAT DALAM WAKTU BERSAMAAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB I PENDAHULUAN. dengan individu lain, atau anatara individu dengan negara Islam, atau

KOPERASI SIMPAN PINJAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB II KONSEPSI DASAR TENTANG JUAL BELI DALAM ISLAM.. yang berarti jual atau menjual. 1. Sedangkan kata beli berasal dari terjemahan Bahasa Arab

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME JUAL BELI IKAN LAUT DALAM TENDAK

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS TENTANG AKAD QIRAD}{ DI GERAI DINAR SURABAYA

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

5 Oktober 2011 AAEI ITB K-07

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD JUAL BELI IKAN NELAYAN (STUDI KASUS DI DESA PANGKALAN KECAMATAN SLUKE KABUPATEN REMBANG)

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI SEMARANG

Hadits-hadits Shohih Tentang

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

Ji a>lah menurut masyarakat Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

Janganlah Berlaku Zalim

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. harga ayam di pasaran maka kebutuhan penduduk Puruk Cahu terhadap

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):278 45)& %*('! Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang b

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1981 TENTANG METROLOGI LEGAL [LN 1981/11, TLN 3193]

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH CATONAN DI DESA CIEURIH KEC. MAJA KAB. MAJALENGKA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

BAB I PENDAHULUAN. tidak mau seorang manusia haruslah berinteraksi dengan yang lain. Agar kebutuhan

Dan Janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfa at) sampai ia dewasa penuhilah janji; sesungguhnya janji

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi maksud-maksudnya yang kian hari makin bertambah. 1 Jual beli. memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan.

Munakahat ZULKIFLI, MA

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI CEGATAN DI DESA GUNUNGPATI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISA DATA. jual beli lada melalui perantara Tengkulak, diperkenankan oleh syara ; apabila

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS TERHADAP KETEPATAN TIMBANGAN PARA PEDAGANG MUSLIM DI PASAR GODONG KABUPATEN GROBOGAN A. Analisis Hukum Positif (UU No.2 Tahun 1981 Tentang Metrologi Legal) Terhadap Praktek Timbangan Pedagang di Pasar Godong Kab. Grobogan Timbangan adalah suatu alat yang digunakan untuk mengetahui suatu massa atau berat suatu benda, timbangan ini banyak digunakan dalam usaha perdagangan (jual beli) di pasar-pasar untuk menentukan berapa harga yang harus dibayar pembeli kepada pedagang dalam membeli suatu barang yang didagangkan. Hukum ialah aturan-aturan tingkah laku dan perbuatan manusia yang bersifat memaksa dan memberikan sanksi yanhg tegas dan nyata kepada barang siapa yang melanggarnya. 1 Hukum mempunyai tugas yaitu mengatur hubungan antara manusia dengan manusia dan manusia dengan alam sekitarnya, agar supaya terdapat tatanan yang baik dalam masyarakat. Di dalam kehidupan manusia seharihari banyak kita dapati bermacam-macam hubungan antara manusia yang perlu diatur sebaik-baiknya. 2 Seperti yang telah disampaikan pada bab III untuk mengawasi perilaku timbangan para pedagang, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah lewat Hal. 2 1 H. A. M. Effendy, Pengantar Tata Hukum Indonesia, Semarang: Mahdi Offset, 1994, 2 Ibid, Hal. 3 1

Badan Perdagangan (metrologi) yang bertempat di Kota Semarang selalu mengadakan tera timbangan di pasar-pasar seluruh daerah Jawa Tengah yang dilakukan setahun dua kali atau setahun sekali. Undang-Undang tentang Metrologi Legal dibuat untuk mengatur hal-hal mengenai pembuatan, pengedaran, penjualan, pemakaian, dan pemeriksaan alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya. Undang- Undang tentang Metrologi Legal ini bertujuan untuk melindungi kepentingan umum dalam hal kebenaran pengukuran, agar hal itu tercapai maka di dalam UU No. 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal pada Pasal 12 sampai Pasal 18 yang mengatur tentang alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya sebagai berikut: 1. Pasal 12 Dengan Peraturan Pemerintah ditetapkan tentang alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya yang : a. Wajib ditera dan ditera ulang b. dibebaskan dari tera atau tera ulang, atau dari kedua-duanya c. syarat-syaratnya harus dipenuhi. 2. Pasal 13 Menteri mengatur tentang : a. pengujian dan pemeriksaan alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya b. pelaksanaan serta jangka waktu dilakukan tera dan tera ulang; 2

c. tempat-tempat dan daerah-daerah dimana dilaksanakan tera dan tera ulang alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya untuk jenis-jenis tertentu. 3. Pasal 14 1) Semua alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya yang pada waktu ditera atau ditera ulang ternyata tidak memenuhi syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf c Undang-undang ini dan yang tidak mungkin dapat diperbaiki lagi, dapat dirusak sampai tidak dapat dipergunakan lagi, oleh pegawai yang berhak menera atau menera ulang. 2) Tata cara pengerusakan alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya diatur oleh Menteri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Pasal 15 Pegawai yang berhak menera atau menera ulang berhak juga untuk menjustir alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya yang diajukan untuk ditera atau ditera ulang apabila ternyata belum memenuhi syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf c Undangundang ini. 5. Pasal 16 1) Untuk pekerjaan tera dan tera ulang atau pekerjaan-pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pengujian alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya dikenakan biaya tera. 3

2) Biaya tera sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, ditetapkan dan diatur dengan Peraturan Pemerintah. 6. Pasal 17 Untuk membuat dan atau memperbaiki alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya harus memperoleh izin Menteri. 7. Pasal 18 Setiap pemasukan alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya ke dalam wilayah Republik Indonesia harus dengan izin Menteri. 3 Dari uraian Pasal-Pasal di atas petugas yang berwenang menera dan menera ulang adalah Badan Metrologi, hal ini bertujuan untuk mengenolkan timbangan (mengembalikan timbangan sesuai dengan peraturan yang ada), yang bertujuan untuk melindungi para pembeli dari kecurangan para pedagang yang mengotak-atik timbangan atau timbangan yang sudah rusak. Selain UU NO. 2 Tahun 1981 Tentang Metrologi Legal yang mengatur tentang pembuatan, pengedaran, penjualan, pemakaian, dan pemeriksaan alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya. Untuk melindungi konsumen (pembeli) dikuatkan dengan UU No. 8 Tahun 1999 Tentang perlindungan Konsumen yang berasaskan manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan dan keselamatan konsumen serta kepastian hukum. 4 2007, Hal. 63 3 http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu 2 81.html, Loc. Cit 4 Ahmadi Miru, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 4

Dari prkatek di lapangan di Pasar Godong Pasal-Pasal di atas sudah dilaksanakan karena petugas metrologi selalu menera, tera ulang timbangan para pedagang Pasar Godong yang dilakukan setahun dua kali atau setahun sekali yang bekerjasama dengan petugas-petugas Pasar Godong, yang bertujuan untuk melindungi konsumen sesuai dengan UU. No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, jadi para pedagang di Pasar Godong dalam praktek timbangan sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada. B. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Timbangan para Pedagang Muslim di Pasar Godong Kab. Grobogan Agama Islam memberikan kebebasan individu kepada umatnya untuk berusaha mencari rezeki, salah satunya menjadikan jual beli sebagai mata pencaharian. Allah SWT menjadikan langit, bumi, laut dan apa saja yang ada di dunia ini untuk kepentingan dan manfaat manusia. Dalam proses jual beli, umat manusia tidak diperbolehkan melakukan kecurangan demi memperoleh keuntungan yang lebih banyak. Jual beli merupakan salah satu bentuk kegiatan ekonomi yang berhakikat saling tolong-menolong sesama manusia dan ketentuan hukumnya telah diatur dalam syari at Islam. Alqur an dan hadits telah memberikan batasan-batasan yang jelas mengenai ruang lingkup jual beli tersebut, khususnya yang berkaitan dengan hal-hal yang diperbolehkan dan yang dilarang. Allah telah menghalalkan jual beli yang di dalamnya terdapat hubungan timbal balik sesama manusia dalam memenuhi kebutuhan 5

hidupnya secara benar. Dan Allah melarang segala bentuk perdagangan yang diperoleh dengan melanggar syari at Islam, hal ini sebagaiman firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 275:! ' & % 81 123+4567 )*+,-./ >? @ABC! ;<3= 9: 4 E45;4 AB! D*3 I F H E45;4 M JF )CKLC 1 3 &: )LC 1R PQ3> N OL* 1 NK3 3 T @/B3 S)!O:T WOX! VN O4CKLC O U [ ZLC Y +2 3_`CK ; ]A23C^3 Qcd >?b TJa ec! 2 8 Artinya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. 5 Dari ayat tersebut jelaslah bahwa Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba, jadi perdagangan (jual beli) ini dibolehkan dengan 5 Departemen Agama RI. Loc. Cit. 6

cara-cara yang diatur oleh syari at Islam. Selain al-qur an dikuatkan juga dalam as-sunnah, sebagai berikut: ر ر ا أ ن ا ) # ' الله # % و! # "! أ ي ا أ ط 2 ل : / ا (. - ه و + * ( و ر (ر و اه ا ل ب ز ار و ص ح ح ه ا لح اك م ( Artinya: Dari Rifa ah ibnu Rafi bahwa Nabi SAW ditanya usaha apakah yang paling baik? Nabi menjawab: usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur. (Diriwayatkan oleh Al-Bazzar dan dishahihkan oleh Al-hakim) 6 Dari as-sunnah di atas jelaslah usaha yang paling baik adalah jual beli atau perdagangan yang sesuai dengan aturan-aturan Islam. Praktek timbangan para pedagang muslim di Pasar Godong tidak terlepas dari transaksi jual beli terlebih dahulu sesuai dengan apa yang dijelaskan penulis pada bab III sebelum menimbang barang harus tercapainya dulu kesepakatan jual beli. Untuk pembahasan lebih lanjut penulis akan menganalisis praktek jual beli di Pasar Godong Kab. Grobogan, apakah praktek jual beli di Pasar Godong ini sudah memenuhi rukun dan syarat sahnya dalam jual beli sebagai berikut: 1. Segi subjek Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam transaksi jual beli agar sesuai dengan syariat Islam, hal-hal itu meliputi tentang adanya 6 Imam Ibnu Hajar al-asqalany, Loc. Cit. 7

pihak penjual dan pembeli yang baligh dan berakal, dan tidak muhtar yang artinya tidak ada tekanan dan paksaan oleh pihak lain. 7 Dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh penulis di Pasar Godong, transaksi jual beli yang ada di Pasar Godong sudah sesuai dengan aturan-aturan syariah Islam dikarenakan memenuhi syarat-syarat yang ada di atas. Adanya penjual dan pembeli yang berakal (tidak gila) dan baligh (dewasa), dan transaksi anatara pihak penjual dan pembeli tanpa adanya unsur paksaan sama sekali karena pembeli membeli bahan-bahan pokok untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, dan dari pihak penjual menyediakan bahan-bahan pokok yang dibutuhkan oleh pembeli. 2. Segi objek Adanya benda yang dijadikan sebagai objek jual beli, benda yang dijadikan sebagai objek jual beli ini haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Bersih barangnya (suci) b. Dapat dimanfaatkan c. Milik orang yang melakukan akad d. Mampu menyerahkan 8 Dari pengamatan di lapangan oleh penulis objek (benda) yang diperjualbelikan di Pasar Godong memenuhi syarat-syarat di atas, karena 7 Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Op. Cit, Hal. 35 8 Saleh al-fauzan, Al-Mulakhkhasul Fiqhi, Ter. Abdul Hayyie al-kattani, et.all, Fiqih Sehari-hari, Jakarta: Gema Insani Press, 2005, Cet.1, Hal. 184 8

benda-benda yang dijual di Pasar Godong meliputi sayur mayur, buahbuahan, hewan ternak (ayam dan ikan), beras, bumbu masak, dan juga pakaian, dan juga barang itu bermanfaat bagi pihak pembeli untuk memenuhi kebutuhannnya sehari-hari, penyerahan barang secara langsung di tempat setelah pembeli membayar kepada pihak penjual. Jadi objek jual beli di pasar godong sudah memenuhi jual beli menurut pandangan Islam. 3. Segi lafadz (ijab qabul) Ijab adalah pernyataan pihak pertama mengenai isi perikatan yang diinginkan, sedang qabul adalah pernyataan pihak kedua untuk menerimanya. Ijab qabul itu diadakan dengan maksud untuk menunjukkan adanya sukarela timbal balik terhadap perikatan yang dilakukan oleh dua pihak yang bersangkutan. Apabila ijab dan qabul telah diucapkan dalam akad jual beli, maka pemilikan barang atau uang telah berpindah tangan. Barang yang berpindah tangan itu menjadi milik pembeli dan nilai tukar/uang berpindah tangan menjadi milik penjual. 9 Transaksi dapat dikatakan dengan segala perkataan atau perbuatan yang menunjukan maksud adanya transaksi. 10 Dalam praktek jual beli yang ada di Pasar godong ijab qabul, pedagang menawarkan barang dagangannya kepda pembeli, dan ketika 9 Ahmad Wardi Muslich, Op. Cit, Hal. 180 10 Abdullah Abdul Husain at-tariqi, AL-Igtisad al-islami Ushusun Wa Muba un Wa Akhdaf, Ter. M. Irfan Syofwani, Ekonomi Islam Prinsip Dasar dan Tujuan, Yogyakarta: Magistra Insani Press, 2004, Cet.1, Hal. 248 9

pembeli tertarik maka terjadi tawar menawar harga terlebih dahulu setelah terjadi kesepakatan maka ijab qabul dilakukukan, ijab qabul menggunakan lisan Bu, Beli telur 1 Kg, Praktek seperti ini sudah memenuhi syarat ijab qabul dalam hukum Islam. Karena sebuah akad dinyatakan sah apabaila disertai lafal jual dan beli. 11 Praktek timbangan para pedagang muslim di Pasar Godong tidak lepas dari yang namanya akad jual beli terlebih dahulu, sebagai pedagang muslim yang taat harus tahu dan mentaati tentang syarat-syarat dan rukun jual beli dalam Islam yang memenuhi dari segi subyek, obyek dan ijab qabul, dan dalam praktek timbangan dalam Islam pedagang muslim yang taat harus memenuhi takaran atau timbangan dan tidak mengurangi timbangan yang tergolong dalam penipuan (gharar). Hukum Islam dalam muamalah (jual beli) telah menggariskan bahwa dalam jual beli dilarang memanipulasi takaran atau timbangan. Seorang muslim dituntut untuk berlaku jujur dalam seluruh urusannya termasuk dalam masalah jual beli khususnya urusan dalam menimbang barang atau masalah takaran. Takaran atau timbangan adalah perkara yang besar karena berhubungan erat dengan kegiatan Muamalah (jual beli) antara manusia. Hampir seluruh muamalah manusia, khususnya dalam bidang ekonomi, 11 Ibnu Rusyd, Op. Cit, Hal. 797 10

selalu berkaitan dengan urusan takar-menakar. 12 Alat timbangan atau takaran memainkan peranan penting sebagai alat bagi keberlangsungan suatu transaksi antara si penjual barang dan pembeli untuk menentukan berat sebuah benda dan berapa harga yang harus dibayar untuk benda tersebut. Adapun prinsip-prinsip hukum Islam yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan aktivitas muamalah, dirumuskan sebagai berikut: 13 1. Pada dasarnya segala bentuk muamalah adalah mubah, kecuali yang ditentukan oleh Al-Qur an dan Hadits. 2. Muamalah dilakukan atas dasar suka rela, tanpa mengandung paksaan. 3. Muamalah dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat untuk menghilangkan madarat dalam hidup bermasyarakat. 4. Muamalah dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan, menghindrai unsur-unsur penganiayaan, unsur-unsur pengambilan kesempatan dalam kesempitan. Dalam prakteknya di Pasar Godong yang dikuatkan penelitian penulis untuk membandingkan timbangan pedagang dengan timbangan penulis dengan cara membeli barang dagangan dari pedagang dan ditimbang ulang oleh penulis dengan hasil pedagang yang tepat timbangannya sebanyak 40 %, sedangkan pedagang yang timbangannya kurang 5 % dan pedagang yang timbanganya lebih sebanyak 55 %. 2004, Hal. 10 12 Qhamaruddin Shaleh, dkk, Op. Cit, Hal. 366 13 Ahmad Azhar Basyir, Asas-asas Hukum Muamalat, Cet. ke-2, Yogyakarta: UII Press, 11

Allah telah menjelaskan dan menerangkan bahwa dalam perdagangan (jual beli) hendaklah melakukan penyempurnaan takaran dan timbangan. Sebagaimana pada ayat-ayat di bawah ini akan terlihat bagaimana al-qur an menegaskan keharusan penegakan kesempurnaan ukuran dan timbangan. Sebagaimana firman-nya: 3=! F453I4 CCKLC B!hLC f*g% 9J3+ jk4! ;<3= fek/ j 4 H C3 1mj_)CKLC Pd> 8 Artinya: Penuhilah takaran apabila kalian menakar, dan timbanglah dengan jujur dan lurus; yang demikian itu lebih baik dan sebaikbaik kesudahan (Q.S Al-Isra :35). 14 LC [ CKLC e4hl4 op jk4! C doq4^ L' 4 Artinya : Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca. (QS. Ar Rahman: 9) 15 LC F453I4 CCK 81 B*I3 B!hLC. 81!doq. 4 9J3+ jk4! LC. fek/ j 4 rjja pj.>;3 >3H 3 LC sbl*l5_ck. txoj4v uv>t/ W!t y J LC 14 Departemen Agama RI, Loc. Cit 15 Departemen Agama RI, Loc. Cit 12

3!;kz4 LC >?*I3O3 t{!jc/ Artinya: Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orangorang yang merugikan. dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan; dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umat-umat yang dahulu. (Q.S. Asy Syu araa: 181-184) 16 CCK >32LC }L5~- 4 e L' 4 LC LC op jk4! rjja pj.>;3 >3H 3 LC >?bl*l5_ck txoj4v uv>t/!t Artinya:.... Cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlahkamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan. (Q.S. Huud: 85). 17 Tiap orang Islam hendaknya jujur dalam setiap tindakan, sebagaimana timbangan yang tepat ketika berjualan, dalam perdagangan dan bisnis, kejujuran dam kebenaran (hak) harus ditegakkan secara adil. Para pedagang jujur, benar dan sesuai dengan ajaran Islam dalam berdagangnya, didekatkan dengan para Nabi, para sahabat dan orang-orang yang mati syahid, pada hari kiamat, Rasulullah Saw bersabda: ' #( الله %# و!# " 2 ل: 5ا ). - 4ا وق ا 7 أ -6! ا * * ا وا 4 - >; وا 4 :-اء (رواه ا 5 (*?ى) 16 Departemen Agama RI, Loc. Cit 17 Departemen Agama RI, Loc. Cit 13

Artinya : Abu Said meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw, bersabda : Pedagang yang jujur dan dapat dipercaya beserta para Nabi dan orang yang jujur dan para syuhada. (HR. Tirmidzi). 18 Dari ayat al-qur an dan Hadist di atas, maka kita sudah dapat mengambil kesimpulan bahwa sesungguhnya Allah SWT telah menganjurkan kepada seluruh ummat manusia pada umumnya, dan kepada para pedagang khususnya untuk berlaku jujur dalam menimbang, menakar dan mengukur barang dagangan. Hal ini sudah banyak dilakukan oleh para pedagang di Pasar Godong karena dari hasil pengujian timbangan yang dilakukan oleh penulis banyak timbangan pedagang sesuai dengan berat benda yang diakadkan di awal Ancaman dari Allah SWT bagi orang-oang yang berbuat curang dalam menakar, peringatan tersebut berupa kecelakaan dan kebinasaan bagi para pelakunya dalam bentuk azab dan kehinaan yang besar di hari kiamat. Yang digambarkan dalam surat al- Muthaffifin ayat 1-6: 19. t V V3+ F LC *ƒ4% 3=! t.>ƒ j 9JJa WO CCK >?b* % 3=!LC CK.C doq4* >?b B hjc? cjˆck ; ]A23C^K 1p. fe >L5. s>-j ŠJJa & &>. t Œ3 2 4 k Artinya : Celaka benar, bagi orang-orang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka meminta dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidaklah orang-orang itu 18 Muhammad Faiz Almath, Loc.Cit 19 Qhamaruddin Shaleh, dkk, Op. Cit, Hal. 367 14

menyangka, bahwa sesungguhnya mereka dibangkitkan, pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam. (Q.S: Al-Muthaffifiin:1-6). 20 Dalam surat al-muthaffifin kata wail (و>) itu memiliki arti kesedihan, kecelakaan, dan kenistaan atau sebuah lembah di neraka jahannam. 21 Allah SWT mencela orang-orang yang berbuat curang dalam menimbang, sebagai manusia-manusia yang rakus akan dunia dan lebih memilihnya daripada kehidupan yang kekal di dalam akhirat. Pengurangan takaran atau timbangan ini sering dijumpai pada pedagang yang menjual gula pasir di Pasar Godong, hal ini dikarenakan keterpaksaan, pedagang membeli gula dalam keadaan karungan satu karung berbobot 50 Kg padahal dalam satu karung gula itu biasannya kurang dari 50 Kg karena terpontong berat dari karung tersebut, pedagang biasannya kurang menayadari bahwa perbuatan mengurangi takaran atau timbangan termasuk penipuan (gharar) karena merugikan pihak pembeli. Jika perbuatan mengurangi timbangan dan ukuran itu haram hukumnya, maka perbuatan melebihkan timbangan sangatlah disukai (disunahkan), seperti hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh tirmidzi, nasai dan ibnu majah: 22 ي B ا * ھH I ) J % * - < G! 2 F 2 ل :. E # أD و C * ) - 6 ا J ءD ر! G ل الله ) # ' الله # % و! # " > /M و * ( ا و > 6 ه وL " 20 Departemen Agama RI, Loc. Cit 21 Muhammad, dan R. Lukman Fauroni, Op. Cit, Hal. 155 22 Hamzah Ya qub, Op. Cit, Hal. 98 15

ر. > B ن 7. ( ; ل % ر! G ل الله ) # ' الله # % و! # " ز ن و ار. (رواه ا 5 (*?ى وا ئ وا *.%) Artinya: Dari Suwaid bin Qais, ia berkata: Aku dan Makhrafah Al-Abdi mengambil pakaian dari Hajar, kemudian kami membawanya ke Makkah. Rasulullah SAW datang kepada kami dengan berjalan. Beliau menawar sebuah celana, lalu kami menjualnya kepada beliau. Dan di sana ada seorang lelaki yang menimbang dengan mendapatkan upah atau bayaran. Rasulullah SAW berkata kepadanya,timbanglah dan lebihkan(condongkan)!. (HR Tur- Mizi, an-nasa i dan Ibnu Majah). 23 Menurut Hadis di atas, memberi penegasan bahwasanya penyempurnaan dalam proses transaksi melalui media takaran dan timbangan merupakan salah satu hal yang mendasar untuk membangun dan mengembangkan perilaku jual beli jujur (tepat) dalam menakar, dan anjuran untuk melebihkan dalam menakar atau menimbang. Dari hasil data-data di atas praktek timbangan oleh pedagang muslim di Pasar Godong 95% sudah sesuai dengan prinsip-prinsip hukum Islam dan hukum positif, dikarenakan para pedagang mentaati peraturan tentang tera timbangan yang mengharuskan dalam setahun dua kali atau setahun sekali melakukan uji tera dan tera ulang timabangan yang dilakukan oleh Badan Perdagangan (metrologi) Jawa Tengah dan setelah ditera tidak melakukan kecurangan berupa mengotak-atik timbangan yang telah di uji dengan memberi ganjalan ditimbanganya. Para pedagang yang melebihkan timbangan sebanyak 55% sering dijumpai kepada pedagang-pedagang yang menjual makanan pokok (beras, 23 Abu Daud, Loc. Cit 16

kacang hijau, jagung) dikarenakan sudah menjadi adat para pedagang yang menjual barang-barang tersebut untuk melebihkan timbangannya dengan alasan barang-barang tersebut dipakai dalam waktu jangka panjang beratnya akan menyusut dikarenakan mengandung air, dan biasanya pedagang mendapatkan barang-barang dalam sak (karung) juga lebih bobotnya, contohnya beras dengan sak ukuran 25 Kg biasanya isinya 25,5 Kg. 17