PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1976 Tanggal 18 Pebruari 1976 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 98 TAHUN 2000

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 40 SERI E

LAMPlRAN PERATURAN MENTERI KOMUNlKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 15/KEPIM.KOMlNF0/10/201O BAB I PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAAN LAPORAN KKL. 4.1 Komunikasi dalam Pengadaan Pegawai Negeri Sipil Kepada. Para Pelamar di Kantor BKPPD Kabupaten Cianjur.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Presiden Republik Indonesia,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA. Presiden Republik Indonesia,

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 8 TAHUN 1974 (8/1974) Tanggal: 6 NOPEMBER 1974 (JAKARTA)

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 38 Tahun : 2014

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 536 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 11 Tahun : 2014

PP 10/1979, PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL. Tentang: PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG SEKRETARIS DESA DAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

file://\\ \web\prokum\uu\2004\uu htm

PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 Tanggal 15 Mei 1979 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN KUDUS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. HUKUM DAN. HAM. Calon Taruna. AKIP. AIM. Pengadaan. Pedoman.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1. TUJUAN Sebagai pedoman untuk Bagian Hukum dan Kepegawaian dalam melaksanakan tugas seleksi penerimaan Tenaga Kependidikan Kontrak.

NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi

SELEKSI DOSEN KONTRAK

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

KEPALA DESA NGLANGGERAN KECAMATAN PATUK KABUPATEN GUNUNGKIDUL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-505/A/J.A/08/2004 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN DAERAH NOMOR 19 TAHUN 2000

PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PERADILAN UMUM.

BUPATI PACITAN. P E N G U M U M A N Nomor : 810/2081/408.47/2009 Tanggal :

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

2 c. bahwa dalam rangka melakukan penyesuaian ketentuan pelaksanaan mengenai kepegawaian berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

SEKRETARIAT KABUPATEN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PENGISIAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO D E S A P A D I Jln. Raya Padi Pacet No.26 Kec. Gondang Tlp

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 31 a TAHUN 2013 TENT ANG PENGADAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG BERASAL DARI PELAMAR UMUM

1. TUJUAN Sebagai pedoman untuk Bagian Hukum dan Kepegawaian dalam melaksanakan tugas seleksi CPNS.

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1976 TENTANG KEANGGOTAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM PARTAI POLITIK ATAU GOLONGAN KARYA

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM

Pengadaan Pegawai Negeri Sipil hanya diperkenankan dalam batas formasi yang telahditetapkan, dengan memprioritaskan:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM

PEGAWAI NEGERI YANG MENJADI PEJABAT NEGARA Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1976 Tanggal 18 Pebruari 1976 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.167, 2009

Transkripsi:

PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1976 Tanggal 18 Pebruari 1976 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa untuk mengisi formasi serta menjamin keseragaman dalam pelaksanaannya, dipandang perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041) MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah proses kegiatan untuk mengisi formasi yang lowong, mulai dari perencanaan, pengumuman, pelamaran, penyaringan, sampai dengan pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil. (2) Pengadaan Pegawai Negeri Sipil dilakukan hanya untuk mengisi formasi yang telah ditetapkan. Pasal 2 Setiap Warganegara Indonesia yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam Peraturan Pemerintah ini mempunyai kesempatan yang sama untuk melamar dan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil. BAB II PERSYARATAN, PENGUMUMAN, DAN LAMARAN Pasal 3 Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar adalah : a. Warganegara Indonesia ; b. berusia serendah-rendahnya 18 (delapan belas) tahun dan setinggitingginya 40 (empat puluh) tahun : c. tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan keputusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, karena melakukan suatu tindak

pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatannnya d. tidak pernah terlibat dalam suatu gerakan yang menentang Pancasila, Undang- Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah; e. tidak pernah diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai suatu instansi, baik instansi Pemerintah maupun instansi swasta tidak berkedudukan sebagai Pegawai Negeri atau calon Pegawai Negeri f. mempunyai pendidikan, kecakapan atau keahlian yang diperlukan g. berkelakuan baik h. berbadan sehat ; i. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia atau di negara lain yang ditentukan oleh Pemerintah; k.syarat-syarat lain yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Pasal 4 (1) Pengadaan Pegawai Negeri Sipil diumumkan dengan seluas-luasnya oleh pejabat yang berwenang atau pejabat lain yang ditunjuk oleh tiga. (2) Dalam pengumuman yang dimaksud dalam ayat (1) dicantumkan antara lain : a. jumlah dan jenis lowongan b. syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar c. alamat tempat lamaran diajukan ; d. batas waktu pengajuan Surat lamaran. Pasal 5 Setiap pelamar harus mengajukan Surat lamaran yang ditulis dengan tulisan tangan sendiri kepada instansi yang bersangkutan dengan disertai : a. daftar riwayat hidup ; b. salinan sah ijazah atau Surat tanda tamat belajar yang diperlukan ; c. Surat keterangan berkelakuan baik dari pejabat yang berwajib d. Surat keterangan kesehatan dari dokter; e. Surat pernyataan pelamar, bahwa ia tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan keputusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan suatu tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatannya f. Surat pernyataan pelamar, bahwa atau ia tidak pernah terlibat dalam gerakan yang menentang Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah g. surat pernyataan pelamar, bahwa ia tidak pernah diberhentikan tidak dengan hormat sebagai Pegawai suatu instansi, baik instansi Pemerintah maupun swasta ; h. surat pernyataan pelamar, bahwa ia tidak berkedudukan sebagai Pegawai Negeri atau calon Pegawai Negeri ; i. surat pernyataan pelamar, bahwa ia bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia atau di negara lain yang ditentukan oleh Pemerintah ; j. pas foto menurut ukuran dan jumlah yang ditentukan ; k. salinan sah keputusan atau keterangan tentang pengalaman bekerja bagi pelamar yang telah mempunyai pengalaman bekerja;

l. surat keterangan lainnya yang diminta dalam pengumuman. BAB III PENYARINGAN Pasal 6 Surat lamaran yang tidak memenuhi syarat dikembalikan kepada yang bersangkutan disertai dengan alasan-alasannya. Pasal 7 (1) Pelamar yang surat lamarannya memenuhi syarat dipanggil untuk mengikuti ujian. (2) Ujian diselenggarakan oleh suatu panitia yang dibentuk oleh pejabat yang berwenang. (3) Tugas panitia yang dimaksud dalam ayat (2) adalah : a. menyiapkan bahan ; b. menentukan pedoman pemeriksaan dan penilaian ujian c. menentukan tempat dan jadwal ujian d. menyelenggarakan ujian ; e. memeriksa dan menentukan hasil ujian. (4) Bahan ujian meliputi antara lain : a. pengetahuan umum ; b. pengetahuan teknis dan atau pengetahuan lainnya yang dipandang perlu. (5) Ujian kepribadian dilakukan apabila diperlukan. (6) Ujian pengetahuan umum sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (4) huruf a, dilaksanakan sesuai dengan petunjuk-petunjuk pejabat yang bertanggungjawab di bidang pendidikan dan latihan Pegawai Negeri Sipil. Pasal 8 (1) Ujian diselenggarakan dengan cara tertulis. (2) Apabila dipandang perlu dapat diadakan ujian lisan atau ujian ketrampilan sebagai pelengkap ujian tertulis. Pasal 9 (1) Kertas ujian diperiksa oleh sedikit-dikitnya 2 (dua) orang pemeriksa.

(2) Apabila diadakan ujian lisan, maka penguji mencatat hasil ujian lisan tersebut dengan teliti. Pasal 10 (1) Panitia menyampaikan hasil ujian kepada pejabat yang berwenang untuk diambil keputusan. (2) Nama pelamar yang akan diterima diumumkan oleh pejabat yang berwenang atau pejabat lain yang ditunjuk olehnya. BAB IV PENGANGKATAN Pasal 11 Pelamar yang diterima dengan persetujuan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara, diangkat oleh pejabat yang berwenang menjadi calon Pegawai Negeri Sipil dalam masa percobaan dan dipekerjakan serta digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 12 Hak atas gaji mulai berlaku pada bulan calon Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan secara nyata melaksanakan tugasnya, yang dinyatakan dengan surat pernyataan atasan langsung yang membawahi calon Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan. Pasal 13 (1) Calon Pegawai Negeri Sipil yang telah menjalankan masa percobaan sekurangkurangnya 1 (satu) tahun dan paling lama 2 (dua) tahun, diangkat oleh pejabat yang berwenang menjadi Pegawai Negeri Sipil dalam pangkat tertentu menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, apabila telah memenuhi syarat-syarat : a. telah menunjukkan kesetiaan dan ketaatan penuh kepada Pancasila, Undang- Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah; b. telah menunjukkan sikap dan budi pekerti yang baik ; c. telah menunjukkan kecakapan dalam melakukan tugas d. telah memenuhi syarat-syarat kesehatan jasmani dan rohani untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil. (2) Syarat-syarat yang dimaksud dalam ayat (1) huruf a, b, dan c dinyatakan secara tertulis oleh atasan yang berwenang membuat penilaian pelaksanaan pekerjaan, sedang syarat yang dimaksud dalam huruf d dinyatakan dalam surat keterangan yang dikeluarkan oleh badan/ pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. (3) Tanggal mulai berlakunya keputusan pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil tidak boleh berlaku surut.

(4) Calon Pegawai Negeri Sipil yang telah menjalankan masa percobaan selama 2 (dua) tahun, tetapi tidak memenuhi syarat-syarat yang dimaksud dalam ayat (1), diberhentikan sebagai calon Pegawai Negeri Sipil. Pasal 14 Calon Pegawai Negeri Sipil yang telah menjalankan masa percobaan lebih dari 2 (dua) tahun dan telah memenuhi syarat-syarat yang dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1), tetapi karena sesuatu sebab belum diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil, hanya dapat diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil oleh pejabat yang berwenang setelah mendapat persetujuan lebih dahulu dari Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara. Pasal 15 (1) Masa kerja yang diperhitungkan penuh untuk penetapan gaji pada pengangkatan pertama adalah : a. masa selama menjadi Pegawai Negeri kecuali masa selama menjalankan cuti di luar tanggungan Negara ; b. masa selama menjadi Pejabat Negara ; c. masa selama menjalankan tugas pemerintahan ; d. masa selama menjalankan kewajiban untuk membela Negara; e. masa selama menjalankan wajib kerja ; f. masa selama menjadi pegawai/karyawan perusahaan milik negara. (2) Masa kerja sebagai pegawai/karyawan dari badan hukum di luar lingkungan badanbadan Pemerintah, yang tiap-tiap kali tidak kurang dari 1 (satu) tahun dan tidak terputus-putus, diperhitungkan 1/2 (setengah) sebagai masa kerja untuk penetapan gaji dengan ketentuan sebanyak-banyaknya 10 (sepuluh) tahun. BAB V KETENTUAN LAIN-LAIN DAN PENUTUP Pasal 16 Pegawai Negeri Sipil yang kemudian ternyata bahwa pada waktu melamar dengan sengaja memberikan keterangan-keterangan atau bukti-bukti yang tidak benar, diberhentikan tidak dengan hormat. Pasal 17 Ketentuan-ketentuan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah ini diatur lebih lanjut oleh Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara setelah mendapatkan petunjukpetunjuk dari Menteri yang bertanggungjawab dalam bidang penertiban dan penyempurnaan Aparatur Negara. Pasal 18

Sejak berlakunya Peraturan Pemerintah ini, maka Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 1951 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Tetap (Lembaran Negara Tahun 1951 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 154) dan segala peraturan perundangundangan lainnya yang bertentangan dengan Peraturan Pemerintah ini dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 19 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal di undangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 18 Pebruari 1976 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SOEHARTO JENDERAL TNI. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 18 Pebruari 1976 MENTERI/SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA, SUDHARMONO, S H. PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1976 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PENJELASAN UMUM Pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah proses kegiatan untuk mengisi formasi yang lowong. Lowongan formasi dalam suatu satuan organisasi Negara pada umumnya disebabkan oleh 2 (dua) hal, yaitu adanya Pegawai Negeri Sipil yang berhenti atau adanya perluasan organisasi. Karena pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah untuk mengisi formasi yang lowong, maka pengadaan ini harus berdasarkan keperluan baik dalam arti jumlah maupun dalam arti mutu.

Setiap warganegara Indonesia yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam Peraturan Pemerintah ini mempunyai kesempatan yang sama untuk melamar dan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil. Hal ini berarti bahwa pengadaan Pegawai Negeri Sipil, harus didasarkan semata-mata atas syarat-syarat obyektif yang telah ditentukan dan tidak boleh didasarkan atas golongan, agama atau daerah. Untuk menjamin obyektivitas dan keseragaman dalam pelaksanaan dipandang perlu mengatur syarat-syarat dan tatacara pengadaan Pegawai Negeri Sipil. Lihat penjelasan umum Lihat penjelasan umum PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal ini mengatur syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar. Selain daripada syarat-syarat yang ditentukan dalam pasal ini, harus dipenuhi pula syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan lainnya, umpamanya syarat-syarat khusus yang ditentukan oleh Menteri atau Pimpinan Lembaga yang bersangkutan. Hukuman percobaan tidak termasuk dalam syarat yang dimaksud dalam huruf c. Pasal 4 Pejabat yang berwenang harus mengumumkan pengadaan Pegawai Negeri Sipil seluas-luasnya melalui surat-surat kabar atau media lainnya yang tersedia dan yang mungkin digunakan. Dengan cara ini diharapkan agar pengadaan Pegawai Negeri Sipil diketahui oleh umum. Dengan demikian disamping memberikan kesempatan kepada sebanyak mungkin Warganegara Indonesia untuk mengajukan lamaran, juga memberikan lebih banyak kemungkinan kepada instansi yang bersangkutan untuk memilih tenaga yang dipandang cakap dalam melaksanakan tugasnya. Pengumuman yang dimaksud dalam ayat (1) harus dilakukan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum tanggal penutupan penerimaan lamaran. Pasal 5 Surat lamaran harus ditulis dengan huruf latin. Huruf a Daftar riwayat hidup dibuat menurut contoh yang telah ditentukan.

Huruf b Salinan ijazah atau surat tanda tamat belajar dapat berupa fotokopi yang disahkan oleh pejabat yang berwajib. Huruf c Huruf d Huruf e Huruf f Bekas Pegawai Negeri Sipil yang sudah diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil karena terlibat dalam gerakan yang menentang Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah, yang kemudian mendapat amnesti atau abolisi tidak termasuk dalam pengertian huruf f ini. Huruf g Huruf h Huruf i Pasal 6 Pasal 7 Panitia ujian dibentuk dengan keputusan pejabat yang berwenang. Panitia ujian tersebut terdiri dari sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang pejabat, yaitu seorang Ketua merangkap Anggota, seorang Sekretaris merangkap anggota, dan seorang Anggota. Apabila jumlah anggota panitia ujian lebih dari 3 (tiga) orang, maka jumlahnya harus merupakan bilangan ganjil. Kepada Panitia ujian dapat diperbantukan sejumlah Pegawai Negeri Sipil menurut keperluan. Ayat (3)

Ayat (4) Bahan ujian hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga pelamar yang akan diterima benar-benar mempunyai kecakapan yang diperlukan. Ujian meliputi pengetahuan umum, pengetahuan teknis dan atau pengetahuan lainnya yang dipandang perlu. Pengetahuan umum meliputi antara lain pengetahuan bahasa Indonesia falsafah/ideologi Negara, Garis-garis Besar Haluan Negara, tata negara Indonesia, sejarah Indonesia, kebijaksanaan Pemerintah, dan lain-lainnya yang dipandang perlu. Pengetahuan teknis adalah pengetahuan teknis yang diperlukan menurut bidang instansi yang bersangkutan. Selain daripada itu dapat pula diuji pengetahuan lainnya sesuai dengan keperluan. Ayat (5) Ujian kepribadian (psychotest) tidak mutlak dan hanya diadakan sesuai dengan keperluan berdasarkan ketentuan pejabat yang berwenang. Pasal 8 Dalam rangka usaha menjamin obyektivitas dan kecepatan dalam pelaksanaan, maka ujian diselenggarakan secara tertulis, sehingga dengan demikian dapat diikuti oleh lebih banyak pelamar dengan serentak. Ujian lisan merupakan pelengkap dari ujian tertulis. Ujian lisan diadakan apabila dipandang perlu, umpamanya untuk meyakinkan hasil ujian tertulis atau ada yang perlu ditanyakan secara lisan dengan tujuan untuk dapat lebih mengetahui kecakapan pelamar. Pasal 9 Kertas ujian diperiksa oleh pemeriksa yang ditunjuk oleh panitia ujian. Untuk menjamin keteleitian dan obyektivitas, kertas ujian diperiksa oleh 2 (dua) orang pemeriksa atau lebih. Apabila ada perbedaan penilaian antara pemeriksa yang satu dan pemeriksa yang lain, maka nilai peserta ujian adalah hasil bagi dari jumlah nilai yang diberikan oleh masing-masing pemeriksa ujian. Apabila diadakan ujian lisan, maka ujian lisan itu dilakukan oleh 2 (dua) orang anggota panitia ujian atau lebih. Pasal 10 Panitia menyampaikan daftar nama pelamar yang lulus ujian menurut nomor urut lulus kepada pejabat yang berwenang untuk diambil keputusan tentang jumlah pelamar yang akan diterima.

Pasal 11 Pasal 12 Hak atas gaji calon Pegawai Negeri Sipil mulai berlaku pada bulan yang bersangkutan secara nyata melakukan tugasnya. Umpamanya seorang diangkat menjadi calon Pegawai Negeri Sipil terhitung mulai tanggal 1 Agustus 1975, tetapi ia baru secara nyata melaksanakan tugasnya mulai tanggal 5 Nopember 1975. Dalam hal ini ia baru berhak menerima gaji mulai bulan Nopember 1975. Seorang calon Pegawai Negeri Sipil sudah dianggap nyata melaksanakan tugasnya sejak ia berangkat menuju ke tempat tugasnya yang dibuktikan dengan surat perintah perjalanan dari atasan yang berwenang dan pembuktian lainnya, umpamanya tiket perjalanan. Pasal 13 Ayat (3) Ayat (4) Pemberhentian calon Pegawai Negeri Sipil dapat dilakukan dengan hormat atau tidak dengan hormat, tergantung dari alasan yang menyebabkan pemberhentian itu. Huruf a Huruf b Pasal 14 Pasal 15

Huruf c Masa selama menjalankan tugas-tugas pemerintahan termasuk masa penugasan pada : - Badan Urusan Tenaga Kerja Sukarela Indonesia. - local staff pada Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri - pamong desa. - tugas-tugas pendidikan sebagai tenaga honorer. - badan-badan internasional. - tugas-tugas pemerintahan lainnya yang akan ditentukan kemudian dalam peraturan perundang-undangan. Huruf d Masa selama menjalankan kewajiban untuk membela Negara, termasuk masa sebagai : - wajib militer, dan sukarelawan, dan - sukarelawan. Huruf e Huruf f Setiap perhitungan masa kerja yang kurang dari satu bulan penuh tidak dihitung. Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 LEMBARAN NEGARA DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA TAHUN 1976 YANG TELAH DICETAK ULANG