2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

2. Kesimpulan Khusus Adapun kesimpulan secara khusus akan dijabarkan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

2015 PENANAMAN NILAI-NILAI KESUND AAN MELALUI PROGRAM TUJUH POE ATIKAN ISTIMEWA D I LINGKUNGAN SEKOLAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan daerah harus dilestarikan dan dipertahankan. 1 Salah satu usaha dalam

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

2016 DAMPAK KEBIJAKAN SUMEDANG PUSEUR BUDAYA SUNDA TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI KESUNDAAN

BAB I PENDAHULUAN. dinamakan mampu berbuat hamemayu hayuning bawana (Suwardi Endraswara,

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. memelihara nilai-nilai budaya yang diperolehnya dari para karuhun mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ageng Sine Yogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sudah dilanda dengan modernitas. Hal ini menyebabkan kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya dan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. negara ikut serta dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

TEKS DESKRIPSI BUDAYA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak ini, Indonesia mempunyai potensi kekayaan yang sangat beraneka

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

I. PENDAHULUAN. sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia

2015 POLA ADAPTASI SOSIAL BUDAYA KEHIDUPAN SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH

BAB I PENDAHULAUAN. budaya yang mewarnai kehidupan bangsa ini. Dalam mengembangkan kebudayaan di

2017 DAMPAK MODERNISASI TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT KAMPUNG BENDA KEREP KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tari Putri Asrini, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENGARAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran

2015 PENGAKUAN KEESAAN TUHAN DALAM MANTRA SAHADAT SUNDA DI KECAMATAN CIKARANG TIMUR KABUPATEN BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lain menunjukan ciri khas dari daerah masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat merupakan suatu perwujudan kehidupan bersama manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

I. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang

BAB I PENDAHULUAN. pijakan dalam menenukan suatu tindakkan seperti prilaku masyarakat seharihari.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

MASYARAKAT DAN KESADARAN BUDAYA. Oleh: Resti Nur Laila, Atika Widayanti, Krissanto Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

1. PENDAHULUAN. bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut menjadikan bangsa Indonesia berharga dan dapat memperkaya kebudayaan nasional. Seperti yang tercantum pada Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) 1945 pasal 32 ayat (1) yang berbunyi : Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya (Waridah, 2000, hlm 11). Soemardjan dan Soemardi (dalam Ranjabar, 2006, hlm. 21) merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan untuk keperluan masyarakat. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan merupakan hasil dari penciptaan manusia itu sendiri yang dahulunya hasil cipta tersebut dijadikan untuk keperluan penunjang kehidupannya. Dahulu, nenek moyang memanfaatkan alam kemudian membuat benda-benda yang dapat menunjang kehidupannya, seperti membuat peralatan bercocok tanam. Tidak hanya dulu tetapi sampai sekarang masih bisa dirasakan bahwa kebudayaan digunakan untuk keperluan penunjang kehidupan masyarakat. Semua hasil cipta manusia yang bersifat fisik ataupun nonfisik menjadi bagian dari kebudayaan. Menurut E. B. Taylor (dalam Waridah, 2000, hlm. 168) kebudayaan diartikan sebagai suatu keseluruhan yang meliputi pengetahuan, keyakinan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan segala kemampuan serta kebiasaan yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Hal itu berarti

2 bahwa kebudayaan mencakup semua hal yang individu pelajari dan alami dalam suatu masyarakat. Kebudayaan daerah merupakan hasil gagasan dan tindakan dari daerah yang bersangkutan, sehingga menjadi ciri dan kebanggaan masyarakatnya. Kebudayaan daerah merupakan hal yang penting dalam mewujudkan kebudayaan nasional, karena kebudayaan nasional merupakan hasil dari berbagai kebudayaan daerah, sehingga proses perwujudan tersebut diperlukan integrasi dari unsur-unsur kebudayaan daerah. Dengan demikian, kebudayaan daerah mendukung atau memperkaya kebudayaan nasional. Budaya daerah bisa menjadi kebudayaan nasional dan dijadikan sebagai identitas bangsa yang salah satu faktornya karena budaya daerah tersebut sudah terkenal dan mendapat pengakuan dunia bahwa budaya tersebut merupakan ciri budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu, budaya daerah sudah seharusnya dipelihara dan dijaga agar tidak punah, pelestarian tersebut tidak hanya oleh orangorang yang sudah tua tetapi alangkah lebih baiknya lagi generasi muda juga turut berpartisipasi dalam pelestarian budaya daerahnya masing-masing. Dengan kita mengangkat budaya daerah dan mempelajari secara mendalam, maka kebudayaan tersebut dapat tetap dikenal dan diteruskan oleh generasi muda sehingga nilai-nilai budaya tersebut dapat diaplikasikan dalam setiap aspek kehidupan (Mutakin dan Pasya, 2000, hlm. 66). Indonesia kaya dengan budaya daerah yang beraneka ragam. Setiap daerah memiliki budaya yang berbeda-beda, mulai dari bahasa daerahnya, pakaian adat, ritual keagamaan sampai pada upacara adat. Upacara adat tersebut pada umumnya bertujuan untuk menghormati, mensyukuri, memuja, memohon keselamatan kepada Tuhan melalui makhluk dan leluhur. Adanya ritual, selametan dan upacara merupakan suatu upaya manusia untuk mencari keselamatan, ketentraman, dan sekaligus menjaga kelestarian kosmos. Aktivitas seperti ini merupakan salah satu usaha manusia sebagai jembatan antara dunia bawah (manusia) dengan dunia atas (makhluk halus) terutama Tuhan Yang Maha Esa. Upacara adat adalah suatu tindakan yang dilakukan secara turun temurun dengan waktu yang sama dan hanya berlaku di suatu daerah tertentu. Dengan

3 demikian setiap daerah memiliki upacara adat masing-masing. Pada dasarnya upacara adat ini merupakan suatu bentuk kesadaran masyarakat terhadap masa lalu. Suatu masyarakat menjelaskan masa lalunya melalui upacara. Dengan diadakannya upacara adat tersebut mempunyai maksud ingin memberitahukan kepada masyarakat mengenai sejarah dibalik diadakannya upacara tersebut serta menggambarkan bagaimana jasa-jasa leluhur bagi kehidupan masyarakat sekarang. Penghormatan kepada leluhur yang telah berjasa tersebut dilakukan melalui upacara adat, selain itu juga sebagai sarana memberdayakan tradisi leluhur. Melalui upacara adat ini masyarakat umum bisa mengetahui cerita atau kehidupan di masa lalu dari suatu daerah (Koentjaraningrat, 1993, hlm. 5). Upacara pada suatu masyarakat sudah dilakukan sejak zaman dahulu sampai sekarang. Kepercayaan terhadap roh, alam semesta dan benda-benda mati sampai sekarang zaman modernisasi masih dilakukan dengan tata cara yang sama dari tahun ke tahun. Upacara adat ini diturunkan dari generasi ke generasi agar kelestariannya dapat terjaga. Upacara diadakan sebagai bentuk kepercayaan masyarakat akan keselamatan bagi dirinya sendiri ataupun bagi masyarakat itu sendiri. Salah satu upacara itu seperti upacara pembersihan benda-benda pusaka. Upacara-upacara perlu dipertahankan karena mengandung nilai-nilai luhur dan gagasan vital. Nilai-nilai atau norma-norma yang terdapat dalam upacara adat tersebut menyebabkan masyarakat pendukung dapat berinteraksi secara efektif dan tertib. Hal ini disebabkan karena setiap nilai mengandung kadar emosi dan gagasan sehingga mampu mengekang perbuatan negatif dan menghasilkan tingkah laku positif. Bisa dikatakan bahwa upacara adat merupakan pranata sosial dalam masyarakat karena di dalam upacara adat terdapat nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sehingga bisa memberikan pedoman kepada anggota masyarakat dalam hal bertingkah laku dan bersikap. Pada kenyataannya sekarang, arus modernisasi sudah masuk ke setiap aspek kehidupan masyarakat. Masyarakat yang awalnya masih berpikir tradisional, sekarang sudah mulai berpikir rasional. Mereka cenderung tidak percaya lagi mengenai ritual-ritual yang berhubungan dengan kepercayaan kepada nenek moyang,

4 sehingga perlahan-lahan mulai meninggalkan ritual kuno. Jika hal ini terus dibiarkan maka akan mengakibatkan kebudayaan itu akan punah. Dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat, kebudayaan luar dapat dengan mudahnya masuk ke setiap aspek kehidupan masyarakat. Seperti yang kita ketahui sekarang lagi trend budaya Korea, masyarakat berlomba-lomba mengikuti budaya Korea tersebut dan melupakan budaya sendiri. Ini terjadi karena adanya proses perubahan sosial, seperti akulturasi dan asimilasi. Akulturasi merupakan proses masuknya kebudayaan baru yang secara lambat laun dapat diterima dan diolah dengan kebudayaan sendiri, tanpa menghilangkan kebudayaan yang ada. Sedangkan asimilasi adalah proses masuknya kebudayaan baru yang berbeda setelah mereka bergaul secara intensif, sehingga sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan itu masing masing berubah menjadi unsur kebudayaan campuran. Hal ini sangat disayangkan, karena siapa lagi selain masyarakat itu sendiri yang akan melestarikan budaya daerahnya. Namun, pada zaman modern ini masih ada masyarakat yang mempertahankan budaya daerahnya. Salah satunya terjadi pada masyarakat Panjalu yang sampai sekarang masih melaksanakan ritual nenek moyang yaitu Upacara Adat Nyangku. Upacara Adat Nyangku merupakan suatu acara budaya yang masih dilaksanakan oleh masyarakat Panjalu sampai saat ini. Upacara adat ini memiliki makna tersendiri bagi semua aspek kehidupan masyarakat Panjalu. Upacara Adat Sakral Nyangku ini adalah hasil gotong royong masyarakat Panjalu dalam menjaga kelestarian budaya mereka sampai saat ini. Tentunya upacara ini mengandung nilai-nilai budaya Sunda yang tinggi untuk masyarakat Panjalu, seperti nilai-nilai, norma-norma dan aturan-aturan yang berguna untuk kehidupan masyarakat Panjalu. Tentunya nilai-nilai budaya Sunda seperti nilai kekeluargaan dan gotong royong tersebut berusaha ditransferkan kepada generasi berikutnya agar mereka mengetahui dan bisa mengaplikasikannya pada setiap aspek kehidupan. Nilai-nilai budaya Sunda yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat pedesaan salah satunya nilai kekeluargaannya yang tinggi. Hal tersebut harus dipelajari baik itu melalui lembaga formal maupun informal. Dengan adanya

5 proses enkulturasi dan sosialisasi melalui agen atau sarana pewarisan nilai-nilai budaya Sunda tersebut akan sampai pada generasi berikutnya sehingga generasi berikutnya bisa mengetahui, mengaplikasikan dan mewariskan lagi kepada generasi selanjutnya. Penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh saudari Sri Hani Noviani berupa skripsi yang berjudul Suatu Kajian Tentang Pelaksanaan Upacara Adat Sakral Nyangku Pada Masyarakat Panjalu (Studi Kasus Upacara Adat Sakral Nyangku Pada Masyarakat Panjalu) di mana penelitian ini dilaksanakan di tempat yang sama yaitu di Desa Panjalu Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis dan terdapat hal yang sama-sama terkait dengan Upacara Adat Sakral Nyangku. Hasil penelitain tersebut mengungkapkan mengenai asal muasal dari Upacara Adat Nyangku adalah sebagai sarana penyebaran agama islam dan penghormatan kepada raja Panjalu, proses pelaksanaan Upacara Adat Nyangku serta nilai-nilai budaya yang terkandung dalam Upacara Adat Sakral Nyangku seperti nilai kebersamaan dan nilai kekeluargaan, serta falsafahnya (Papagon agama nagara dijadikeun amalan lahir bathin ulah salah, yang artinya kita hidup dalam Negara hukum tetapi tidakk boleh melalaikan peraturan agama) dapat menjadi pedoman bagi pembinaan masyarakat menjadi warga Negara yang cerdas dan baik (Smart and Good Citizenship). Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam dari segi pewarisan nilai-nilai budaya Sundanya. Karena menurut peneliti, sangat penting mengetahui pewarisan nilai-nilai budaya tersebut. Dengan kita mengetahui itu, maka kita akan berpartisipasi dalam melestarikannya tidak hanya Upacara Adat Nyangku tetapi melestarikan nilai-nilai budaya Sunda yang nenek moyang ajarkan kepada kita semua. Oleh sebab itu, peneliti akan melakukan penelitian tersebut dengan judul : PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU.

6 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka penulis mengajukan rumusan masalah pokok penelitian ini, yaitu : Bagaimana pewarisan nilai-nilai budaya Sunda pada upacara adat nyangku? Agar penelitian ini lebih terfokus pada pokok permasalahan, maka masalah pokok tersebut penulis jabarkan dalam beberapa sub masalah sebagai berikut : a. Bagaimana proses pelaksanaan Upacara Adat Nyangku? b. Apa nilai-nilai budaya Sunda yang terkandung dalam Upacara Adat Nyangku? c. Bagaimana proses pewarisan nilai-nilai budaya Sunda pada Upacara Adat Nyangku? d. Bagaimana kendala yang ditemui dalam pewarisan nilai-nilai budaya Sunda pada Upacara Adat Nyangku? e. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mendapatkan gambaran mengenai pewarisan nilai-nilai budaya Sunda pada Upacara Adat Nyangku. 1.3.2 Tujuan Khusus Adapun secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut : a. Mendeskripsikan proses pelaksanaan Upacara Adat Nyangku dari awal pelaksanaan sampai pada acara puncak. b. Menganalisis nilai-nilai budaya Sunda yang terkandung pada Upacara Adat Nyangku. c. Menganalisis cara pewarisan nilai-nilai budaya Sunda pada Upacara Adat

7 Nyangku. d. Mengidentifikasi kendala yang dihadapi dalam pewarisan nilai-nilai budaya Sunda pada Upacara Adat Nyangku. e. Menganalisis upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Secara Teoritis Secara teoritis, hasil dari penelitian ini adalah dapat memperluas wawasan serta bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang sosiologi, melalui penelitian ini memberikan suatu gambaran mengenai pola sosialisasi baik itu secara primer maupun sekunder untuk pewarisan nilai-nilai budaya Sunda pada Upacara Adat Sakral Nyangku. 1.4.2 Secara Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi : a. Peneliti, sebagai wahana menambah ilmu pengetahuan pada keilmuan etnografi khususnya pada pewarisan nilai-nilai budaya Sunda pada Upacara Adat Nyangku di Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis. b. Program Studi Pendidikan Sosiologi, sebagai media informasi dan penambah ilmu pengetahuan dalam mata kuliah Etnografi mengenai proses pewarisan nilai-nilai budaya Sunda pada Upacara Adat Nyangku di Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis serta memberikan informasi pada mata kuliah sosiologi pedesaan mengenai kehidupan sosial budaya masyarakat Panjalu. c. Masyarakat bisa termotivasi untuk tetap memelihara budaya Sunda yang ada di daerah Panjalu yakni Upacara Adat Nyangku. Selain itu juga, menumbuhkan serta meningkatkan rasa kepedulian dan rasa tanggang jawab masyarakat terhadap Upacara Adat Nyangku ini agar tetap lestari.

8 1.4.3 Segi Kebijakan a. Pemerintah Kecamatan Panjalu dan Pemerintah Kabupaten Ciamis, memberikan perhatian khusus pada Upacara Adat Nyangku misalnya dengan memberikan dukungan dana kepada pihak Yayasan Borosngora untuk pelaksanaan Upacara Adat Nyangku. b. Dinas Pariwisata Kabupaten Ciamis, menjadikan Upacara Adat Nyangku ini sebagai agenda tahunan untuk menarik wisatawan datang ke Panjalu. 1.5 Struktur Organisasi Skripsi Agar skripsi ini dapat mudah dipahami oleh berbagai pihak yang berkepentingan, maka skripsi ini disajikan ke dalam lima bab yang disusun berdasarkan struktur penulisan sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Bab ini merupakan bagian awal dari skripsi yang di dalamnya menguraikan mengenai latar belakang penelitian yang menjelaskan mengapa penelitian ini perlu diteliti, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. BAB II Kajian Pustaka Pada bab ini diuraikan data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian, penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti, serta posisi teoritis peneliti yang berkaitan dengan masalah penelitian. BAB III Metode Penelitian Pada bab ini peneliti menjelaskan tentang subjek dan lokasi penelitian, Desain penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen,

9 teknik pengumpulan data dan analisis data yang digunakan dalam penelitian mengenai pewarisan nilai-nilai budaya Sunda pada Upacara Adat Nyangku di Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis. BAB IV Temuan dan Pembahasan Pada bab ini peneliti menjelaskan tentang gambaran secara umum mengenai Desa Panjalu, pembahasan mengenai proses pelaksanaan Upacara Adat Nyangku, nilai-nilai budaya Sunda apa saja yang ada pada Upacara Adat Nyangku serta seperti apa pewarisan nilai-nilai budaya Sunda pada Upacara Adat Nyangku. BAB V Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi Pada bab ini peneliti berusaha memberikan simpulan, implikasi dan rekomendasi sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam skripsi. Daftar Pustaka Bagian ini menyajikan sumber-sumber penulisan skripsi, baik dari buku-buku, jurnal, skripsi, internet dan sumber lainnya. Lampiran Di dalamnya berisi tentang lampiran dokumentasi dalam penelitian, surat izin penelitian, instrumen penelitian, data diri pribadi, dan lampiran-lampiran yang mendukung penelitian lainnya