BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BLITAR

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA WALIKOTA MADIUN,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 104 TAHUN 2013 TENTANG

pelanggaran Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah;

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG SEKRETARIAT PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA MADIUN No Jabatan Tugas :

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 112 TAHUN 2016 T E N T A N G

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM KEBAKARAN

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAMBI

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR K TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA PAREPARE WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2011

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR UNSUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TAPIN

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATPOL PP

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

4. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on The Elimination of all Forms of

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 Ayat ( 3) Peraturan Daerah

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 37 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BREBES LEMBARAN DAERAH NO. 9 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 88 TAHUN 2008 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TANGERANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 SERI D.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR,

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PERENCANAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN PASURUAN TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 4 SERI D

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

PEMERINTAH KABUPATEN MERANG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 3 Tahun : 2013

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 20 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 84 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DUMAI

BUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2016

Transkripsi:

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN BERDASARKAN BEBAN KERJA DAN RESIKO KERJA KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 36 ayat (2) disebutkan bahwa Pemerintah Daerah dapat memberikan tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja, tempat tugas, kondisi kerja/resiko kerja, kelangkaan profesi dan prestasi kerja; b. bahwa untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan kepada Pegawai Negeri Sipil pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pasuruan maka perlu diberikan tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja dan resiko kerja; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana pada huruf a dan b diatas, maka perlu menetapkan Peraturan

Bupati Pasuruan tentang pemberian tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja dan resiko kerja kepada Pegawai Negeri Sipil pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pasuruan. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten di Djawa Timur (Berita Negara tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara; 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2014; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2011 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2011 tentang Standar Operasional Prosedur Satuan Polisi Pamong Praja; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pokok- Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; 16. Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan Nomor 3 Tahun 2013 tentang Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pasuruan; 17. Peraturan Bupati Pasuruan Nomor 25 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pasuruan.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN BERDASARKAN BEBAN KERJA DAN RESIKO KERJA KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PASURUAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Pasuruan. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Pasuruan. 3. Bupati adalah Bupati Pasuruan. 4. Satuan Polisi Pamong Praja adalah Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pasuruan. 5. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah PNS di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pasuruan. 6. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban Daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban Daerah tersebut. 7. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah. 8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disebut dengan APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

9. Belanja daerah pengeluaran daerah yang merupakan perkiraan beban pengeluaran daerah yang dialokasikan secara adil dan merata agar relatif dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi, khususnya pemberian pelayanan umum. 10. Belanja Tidak Langsung adalah belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. 11. Tambahan Penghasilan adalah tambahan penghasilan atas beban kerja dan resiko kerja diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang dibebani pekerjaan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dinilai melampaui beban kerja normal atau memiliki prestasi kerja yang tinggi dan menyelesaikan tugas dilingkungan kerja yang resiko tinggi. 12. Beban Kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu dalam keadaan normal. 13. Resiko Kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus dilaksanakan oleh suatu organisasi yang berinteraksi langsung dengan aksi perlawanan dan ancaman kekerasan. BAB II BENTUK DAN JENIS BELANJA TIDAK LANGSUNG Pasal 2 Belanja Pegawai merupakan kompensasi dalam bentuk gaji dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan sesuai dengan Ketentuan Perundang-undangan. BAB III PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN Pasal 3 (1) Pemerintah Daerah dapat memberikan tambahan penghasilan kepada PNS berdasarkan pertimbangan yang obyektif dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

(2) Tambahan penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam rangka peningkatan kesejahteraan pegawai berdasarkan beban kerja tempat bertugas atau kondisi kerja resiko kerja atau kelangkaan profesi atau prestasi kerja. (3) Tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja dan resiko kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang dibebani pekerjaan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dinilai melampui beban kerja normal dan di lingkungan kerja yang mempunyai resiko tinggi. (4) Besaran tambahan penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Keputusan Bupati. BAB IV BEBAN KERJA, RESIKO KERJA Pasal 4 Beban Kerja dan Kondisi Kerja/Resiko Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pasuruan meliputi : a. Penegakkan Peraturan Daerah 1) Melakukan pengarahan dan pendekatan kepada masyarakat dan badan hukum yang melanggar Peraturan Daerah. 2) Memberikan pembinaan dan sosialisasi dengan melakukan pendekatan terhadap perorangan dan kelompok kepada masyarakat dan badan hukum yang melanggar Peraturan Daerah. 3) Penindakan preventif non yustisial terhadap para pelanggar Peraturan Daerah dengan memberikan Surat Pernyataan dan memberi teguran ke 1 sampai ke 3 kalinya. 4) Penindakan Yustisial dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil Satuan Polisi Pamong Praja melalui penyelidikan, pemeriksaan pemanggilan dan penyidikan apabila pelanggar Peraturan Daerah tidak menghiraukan Surat Teguran.

5) Melaksanakan Operasi penegakan Peraturan Daerah, dibentuk Tim terpadu dengan Kepolisian, Kejaksaan dan Pengadilan melakukan sidang ditempat dan pemberkasan perkara terhadap pelanggar yang selanjutnya disidangkan. b. Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat 1) Memberikan penyuluhan, pembinaan dan sosialisasi tentang Peraturan Daerah yang mengatur mengenai Ketertiban Umum dan Ketentraman masyarakat. 2) Memberikan teguran pertama sampai ketiga kalinya kepada orang dan badan hukum yang melanggar ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. 3) Memberikan surat peringatan pertama sampai ketiga kalinya kepada orang dan badan hukum yang melanggar ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. 4) Melaksanakan deteksi dini dan mengevaluasi hasil deteksi dini. 5) Melaksanakan patroli rutin untuk mencegah gangguan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta pelanggaran Peraturan Daerah. 6) Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan instansi terkait dalam pelaksanaan penertiban dan operasi. 7) Melakukan kerjasama dan operasi terhadap pelanggar Peraturan Daerah, ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. 8) Melakukan tindakan upaya paksa bagi yang tidak memperhatikan teguran surat lisan dan surat Peringatan. 9) Mencegah/menangkal segala bentuk gangguan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. 10) Melakukan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dengan melibatkan partisipasi masyarakat untuk mengembangkan dukungan dari berbagai kelompok serta organisasi sosial politik dan warga masyarakat.

c. Penanganan Unjuk Rasa dan Kerusuhan Massa 1) Menyiapkan daftar tim dan formasi dalam pengamanan dengan memperhatikan lokasi, rute yang ditempuh, jumlah massa, situasi yang mungkin dihadapi dan tindakan yang dilakukan terhadap pengunjuk rasa. 2) Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan instansi terkait untuk pelaksanaan isolasi, negoisasi dan mengurai massa dalam penanganan terhadap pengunjuk rasa dan kerusuhan massa yang sifatnya anarkhis serta memperhatikan Hak Asasi Manusia. 3) Pengendalian dan pengamanan unjuk rasa dan kerusuhan massa yang berpotensi terjadinya gangguan ketertiban umum dan ketertiban masyarakat. d. Pengawalan dan Pengamanan Pejabat dan Orang-Orang Penting 1) Menyiapkan perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan sesuai ruang lingkup dan pelaksanaan sesuai petunjuk dan aturan yang berlaku dalam setiap pengawalan pejabat dan orang- orang penting. 2) Pengamanan di lokasi yang mau dikunjungi Pejabat Pusat maupun Daerah. e. Pengamanan Tempat-tempat Penting 1) Penjagaan tempat-tempat penting antara lain : a) Rumah Dinas Pejabat Pemerintah Daerah. b) Sekitar Ruang Kerja Pejabat Pemerintah Daerah. c) Lokasi kunjungan kerja Pejabat Pemerintah Daerah. d) Tempat kedatangan dan Tempat Tujuan Tamu. e) Gedung dan Aset penting. f) Upacara dan Acara penting. 2) Melakukan persiapan, pelaksanaan dan laporan hasil dalam setiap penjagaan tempat-tempat penting.

f. Pelaksanaan Penanganan Ketentraman, Ketertiban dan Keamanan Penyelenggaraan Pemilu 1) Menjaga dan memelihara ketertiban, keamanan dan ketentraman di masyarakat dalam menghadapi Pemilu dengan membentuk Satuan Perlindungan Masyarakat di Desa dan Kelurahan. 2) Memberikan pembinaan, pemahaman teknik dan peningkatan kapasitas terhadap Satuan Perlindungan Masyarakat di Desa dan Kelurahan untuk penanganan ketentraman, ketertiban dan keamanan dalam pelaksanaan Pemilu. 3) Menyelenggarakan keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat, dalam pelaksanaan pemilihan umum dan pemilihan umum kepala daerah. g. Pelaksanaan Penanganan Bencana dan Pemberdayaan Sistem Keamanan Lingkungan. 1) Membina dan memelihara ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dalam rangka memberikan perlindungan dan pertolongan kepada masyarakat dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana dengan membentuk Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat. 2) Membina kemampuan, mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan gangguan lainnya dengan pemberdayaan Sistem Keamanan Lingkungan di Desa dan Kelurahan. 3) Pengerahan anggota Satuan Perlindungan Masyarakat dalam rangka membantu proses evakuasi, rehabilitasi dan penyaluran bantuan korban bencana serta rekonstruksi daerah bencana. 4) Melakukan pengiriman bantuan dan penggunaan peralatan tanggap darurat bencana. 5) Melakukan pendataan dan penanganan pengungsi. 6) Melakukan pemetaan kategori daerah rawan bencana dan atau menyusun rute peninjauan lokasi serta pelaksanaan pos keamanan lingkungan.

BAB V WAKTU PELAKSANAAN TUGAS Pasal 5 Waktu yang diperlukan dalam melaksanakan tugas. a. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari Anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pasuruan melebihi jam kerja yang ditentukan dalam jam Iembur, tergantung waktu melayani pimpinan berkunjung ke suatu daerah yang membutuhkan pengamanan dan pengawalan serta kegiatan lain. b. Dalam melayani pimpinan, laporan dari masyarakat dan hasil temuan di lapangan, dalam melaksanakan tugas dan tindakan sering tidak memandang jam dinas atau hari Iibur, yang perlu ditindak lanjuti hal ini didasarkan pada pelayanan yang sifatnya 24 (dua puluh empat) jam dan harus dilakukan piket atau penjagaan dan operasi yustisi, sehingga rata-rata melaksanakan tugas melebihi 8 (delapan) jam dinas. c. Dalam melakukan Pengamanan pada Hari Besar Nasional dan Hari Besar Keagamaan, pengamanan aset daerah dan kegiatan insidentil lainnya serta pencegahan terhadap gangguan keteniban umum dan ketentraman masyarakat diperlukan waktu yang tidak pasti (sewaktuwaktu) harus melaksanakan kegiatan tersebut sehingga tidak melihat jam dinas dan hari Iibur atau jarak tempuh serta kebutuhan waktu yang diperlukan. d. Dalam pelaksanaan pengamanan pejabat, patroli rutin wilayah dan operasi yustisi Penegakan Peraturan Daerah sering dilakukan pada waktu siang dan malam hari dalam 1 (satu) hari sehingga diperlukan waktu 24 (dua puluh empat) jam dan harus siap melaksanakan perintah apabila pimpinan memerlukan dan masyarakat membutuhkan. e. Memberikan perlindungan dan pertolongan kepada masyarakat saat terjadi bencana serta pemberdayaan siskamling sehingga tidak memandang waktu jam dinas dan hari libur.

f. Patroli rutin harus dilakukan 3 (tiga) kali dalam sehari dalam setiap kecamatan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2012 tentang Standar Pelayanan Minimal sehingga membutuhkan waktu 24 (dua puluh empat) jam. g. Membina kerjasama dengan instansi terkait dan Pemerintah Daerah lain dalam rangka penyelenggaraan ketentraman masyarakat dan ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah dilaksanakan sewaktuwaktu, tidak mungkin untuk menggunakan biaya Iembur, honor tim pelaksana kegiatan dan perialanan dinas dalam 1 (satu) hari dilaksanakan 2 (dua) kali kegiatan. Berdasarkan pertimbangan beban kerja dan resiko kerja sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 dan Pasal 5 maka perlu diberikan tambahan penghasilan kepada Pegawai Negeri Sipil pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pasuruan. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 6 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Pasuruan. Ditetapkan di Pasuruan pada tanggal 2 Januari 2015 BUPATI PASURUAN, ttd. M. IRSYAD YUSUF

Diundangkan di Pasuruan pada tanggal 2 Januari 2015 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PASURUAN, ttd. AGUS SUTIADJI BERITA DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015 NOMOR 03