BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan. kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ELY ERNAWATI A

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angga Triadi Efendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

Oleh : Sri Handayani NIM K

2/9/2014 MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH. Oleh: Pipin Piniman

siswa, berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, serta pengelolaan atau manajemen sekolah. Di dalam faktor kurikulum yang mempengaruhi prestasi

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

keluarga yang lain. Terutama dengan orang tua.. Karena orang tua menyediakan fasilitas belajar siswa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, nilai, dan sikap sehingga dapat berpikir lebih sistematis, rasional, dan

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor penting yang secara langsung memberikan kontribusi

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

2015 EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK JOHARI WINDOW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan di negara Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai negara yang maju dan berkembang. fungsi pendidikan. Adapun fungsi pendidikan pada undang-undang RI No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

Fungsi dan tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

WAHYU INDRIANI PUTRI A.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan yang berguna untuk masa

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN BERFIKIR KRITIS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 COLOMADU TAHUN AJARAN 2009/ 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Penegasan Judul. Pendidikan adalah suatu proses pertumbuhan dan berlangsung sepanjang hayat.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

UNIVERSITAS GALUH PROGRAM PASCA SARJANA

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT DITINJAU DARI POLA BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER 2

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak pihak yang cukup memperhatikan berbagai kegiatan dan permasalahan yang ada di bidang pendidikan. Melalui kegiatan pendidikanakant erbentuk kualitas sumber daya manusia yang mampu mengikuti perkembangan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini. Pendidikan nasional Indonesia berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat yang mencerminkan nilainilai luhur bangsa Indonesia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional juga bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan demikian pendidikan menduduki posisi penting untuk menuju perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Tujuan pendidikan nasional dapat tercapai apabila ada tanggung jawab dari semua pihak murid, orang tua, guru, pemerintah, lembaga pendidikan (sekolah) dan masyarakat. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 13, menyebutkan jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sedangkan pendidikan nonformal, yaitu jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Jalur pendidikan keluarga dan lingkungan commit disebut to user pendidikan informal. Ketiga jalur

2 pendidikan tersebut merupakan satu kesatuan dalam pembinaan pembentukan kepribadian baik di lingkungan keluarga dan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 14, juga menyebutkan bahwa pendidikan formal diri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar meliputi Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs). Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar yang terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah umum yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah (MA). Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Pendidikan sebagai usaha yang disengaja dan terencana untuk membantu potensi dan kemampuan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, melainkan orang tua, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan keluarga terutama ayah dan ibu memiliki tanggung jawab dan peran sebagai pendidik paling utama dari anak-anaknya, memberi dukungan pertama untuk belajar di rumah, memperhatikan kebutuhan sekolah anak, menyediakan peralatan, dan fasilitas pendidikan anak dan lain-lain. Orang tua umumnya tidak memiliki kemampuan untuk mendidik anaknya di berbagai ilmu pengetahuan, maka usaha pendidikan dalam keluarga perlu dibantu. Keberadaan lembaga pendidikan menjadi sangat penting untuk membantu orang tua dalam usaha mendidik anak-anaknya. Anak sebagai peserta didik menjadi commit to sasaran user utama dalam kegiatan pendidikan, dimana mereka diharapkan dapat mencapai keberhasilan belajar. Keberhasilan belajar

3 siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam menguasai materi pelajaran, prestasi belajar, ketrampilan dan kebenaran dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru dan lain-lain. Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, yang secara garis besar terdiri dari dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, meliputi faktor jasmani dan psikologi. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, misalnya faktor keluarga dan sekolah. Faktor sekolah terdiri dari metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaaan gedung, metode belajar, tugas rumah, dan faktor masyarakat, (Slameto, 2010: 54-67). Guru dan siswa juga merupakan faktor penting yang berpengaruh pada pencapaian prestasi belajar anak. Faktor siswa memegang peranan penting dalam pencapaian prestasi belajar karena siswa yang melakukan kegiatan belajar perlu memiliki ketekunan belajar, motivasi berprestasi yang tinggi, disiplin belajar yang baik, dan berpartisipasi dalam pelaksanaan pembelajaran (Suryabrata dalam Sakdiyah. 2006: 2). Dijelaskan lebih lanjut bahwa disiplin belajar, lingkungan keluarga dan partisipasi siswa dalam pembelajaran termasuk ke dalam faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa. Disiplin belajar siswa yang baik atau dapat dikatakan tinggi dapat mendorong siswa meraih prestasi yang tinggi pula. Siswa yang memiliki disiplin belajar dapat menunjukkan kesiapannya dalam mengikuti pelajaran kelas, mengerjakan tugas-tugas pekerjaan rumah, dan memiliki kelengkapan belajar misalnya buku dan alat belajar lainnya. Sebaliknya siswa yang kurang disiplin belajar tidak menunjukkan kesiapan dalam mengikuti pelajaran, tidak commit mengerjakan to user tugas-tugas, suka membolos, tidak

4 mengerjakan PR, dan tidak memiliki kelengkapan belajar. (Tu u dalam Sakdiyah, 2006: 4). Tingkat disiplin belajar siswa di sekolah antara siswa yang satu dengan yang lain berbeda. Hal ini dapat dilihat pada siswa kelas X SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) Negeri 2 Sragen. Beberapa dari mereka banyak mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelajar yang ditunjukkan dalam sikap dan tindakannya, seperti: tidak mengikuti upacara, tidak masuk kelas sebelum guru datang walaupun bel sudah berbunyi, ramai di kelas saat guru menjelaskan, melalaikan tugas yang diberikan guru, melanggar tata tertib sekolah, membolos, serta kegiatan lain yang kesemuanya itu mencerminkan kurangnya disiplin belajar mereka. Salah satu hal yang mendasari disiplin belajar siswa adalah timbulnya kesadaran siswa untuk mau melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas belajarnya dengan baik, sesuai dengan tanggung jawabnya sebagai pelajar. Siswa kelas X SMK Negeri 2 Sragen masih banyak ditemui siswa yang kurang disiplin. Hal ini dapat dilihat dari data ketidakdisiplinan siswa selama semester I Tahun pelajaran 2010/2011 sebagai berikut : Tabel 1. Daftar pelanggaran siswa Semester Gasal Kelas X TKK SMK Negeri 2 Sragen tahun ajaran 2010/2011 No Kasus Banyaknya siswa yang melanggar 1 Terlambat masuk sekolah 62 2 Tidak masuk sekolah Sakit 95 Ijin 17 Alpha 29 3 Tidak mengikuti upacara 21 4 Ijin keluar 40 5 Meninggalkan sekolah 10 Keterangan Jumlah Siswa Kelas X TKK = 118 Sumber Data : Dokumen BP dan Kesiswaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Sragen tahun 2010 commit to user

5 Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa lingkungan keluarga dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Siswa senantiasa berhadapan dengan lingkungan keluarga dan merupakan anggota keluarga. Sebagai anggota keluarga, siswa selalu berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain, terutama dengan orang tua. Hal ini orang tua menyediakan fasilitas belajar siswa, membiayai pendidikan siswa dan memberikan perhatian baik secara fisik maupun psikologis agar anak menjadi lebih baik nantinya. Dukungan keluarga berperan sangat penting dan tangung jawab yang utama adalah tindakan orang tua untuk mendorong anak serta menyekolahkannya ke lembaga pendidikan dengan harapan nantinya lebih mampu untuk mengembangkan diri guna meningkatkan prestasi belajar. Nana Syaodah dalam Ismawati (2009: 4) Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pendidikan, memberikan landasan dasar bagi proses belajar pada pihak sekolah dan masyarakat. Demi keberhasilan anak, berbagai kebutuhan belajar anak diperhatikan dan dipenuhi meskipun dalam bentuk dan jenis yang berbeda. Lingkungan keluarga yang berbeda berpengaruh pada pencapaian hasil belajar yang berbeda pula. Dalam kegiatan belajar mengajar yang menjadi intinya adalah siswa. Guru melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa seoptimal mungkin, sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya menjadi lebih baik, berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar. Darsono dalam Sakdiyah (2006: 5) partisipasi siswa dalam belajar tidak bersifat dikhotomis, artinya ada atau tidak ada partisipasi, melainkan bersifat kontinum, artinya partisipasinya terentang dari yang paling rendah sampai paling tinggi. commit Interaksi to user guru dengan siswa secara akrab dapat menyebabkan proses belajar mengajar lebih baik dan lancar. Kedekatan siswa dengan

6 guru dapat menstimulasi siswa berpartisipasi secara aktif dalam belajar. Partisipasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran adalah sangat penting, karena dari sinilah guru dapat memberikan perhatian yang berbeda kepada mereka yang kurang berpartisipasi. Partisipasi siswa dalam belajar dapat ditunjukkan dengan keaktifannya dalam proses belajar mengajar, perhatian saat guru menerangkan di kelas, dan menanyakan apa yang belum jelas serta dapat berkomunikasi timbal balik dalam proses pembelajaran. Guru sebagai pelaksana pembelajaran sekaligus fasilitator diharapkan menjadi objek bagi siswa dalam memberikan rangsangan kepada siswa agar dapat melakukan kegiatan belajar dengan baik. Namun demikian masih banyak terjadi guru sebagai pusat pembelajaran sedangkan siswa hanya mendengarkan saja. Kondisi tersebut dapat menyebabkan pemahaman materi pembelajaran menurun, sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Dari uraian di atas jelaslah bahwa disiplin belajar, lingkungan keluarga dan partisipasi siswa dalam pembelajaran mempunyai peranan dalam pendidikan pada umumnya dan pencapaian prestasi belajar pada khususnya. Disisi lain, pencapaian nilai rata-rata pada mata pelajaran Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) siswa kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu (TKK) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada semester 1 tahun pelajaran 2010/2011 ternyata hanya 6,7. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata mata pelajaran KKPI masih dibawah dari yang diharapkan yaitu di atas 7,0. Berbagai upaya tindak lanjut perlu dilakukan dalam meningkatkan prestasi melalui pelaksanaan disiplin belajar, lingkungan keluarga dan partisipasi siswa dalam pembelajaran yang sangat berpengaruh dan diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan. Karena sebagian besar waktu commit yang to user dimiliki siswa banyak di rumah, maka peran orang tua tidak dapat diabaikan. Dikarenakan proses kedisiplinan dimulai dari

7 rumah, sehingga peran orang tua dalam memantau dan memberikan perhatian terhadap pendidikan putra-putrinya sangat penting. Disamping itu pihak sekolah juga harus menanamkan sikap kedisiplinan pada seluruh komponen yang ada di sekolah baik kepala sekolah, guru, murid dan lainnya. Tidak kalah penting, tata tertib sekolah harus dilaksanakan secara bertanggung jawab oleh semua warga sekolah. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi prestasi belajar KKPI? 2. Apakah disiplin belajar merupakan faktor yang menentukan keberhasilan belajar KKPI? 3. Apakah lingkungan keluarga merupakan faktor yang menentukan keberhasilan belajar KKPI? 4. Apakah partisipasi siswa dalam pembelajaran merupakan faktor yang menentukan keberhasilan belajar KKPI? 5. Apakah ada hubungan antara disiplin belajar, lingkungan keluarga dan partisipasi siswa dalam pembelajaran dengan prestasi belajar KKPI? 6. Bagaimana hubungan disiplin belajar, lingkungan keluarga dan partisipasi siswa dalam pembelajaran dengan prestasi belajar KKPI? 7. Variabel manakah yang memiliki hubungan lebih besar antara disiplin belajar, lingkungan keluarga dan partisipasi siswa dalam pembelajaran dengan prestasi belajar KKPI? C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah commit di to atas, user penelitian ini dibatasi pada masalah hubungan antara disiplin belajar, lingkungan keluarga dan partisipasi siswa dalam

8 pembelajaran dengan prestasi belajar KKPI siswa kelas X TKK SMK Negeri 2 Sragen tahun pelajaran 2010/2011. D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas maka dirumuskan masalah yaitu: 1. Apakah ada hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar KKPI? Apabila ada bagaimana bentuk dan kekuatannya? 2. Apakah ada hubungan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar KKPI? Apabila ada bagaimana bentuk dan kekuatannya? 3. Apakah ada hubungan antara partisipasi siswa dalam pembelajaran dengan prestasi belajar KKPI? Apabila ada bagaimana bentuk dan kekuatannya? 4. Apakah ada hubungan antara disiplin belajar, lingkungan keluarga dan partisipasi siswa dalam pembelajaran secara bersama-sama dengan prestasi belajar KKPI? Apabila ada bagaimana bentuk dan kekuatannya? E. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar KKPI siswa kelas X TKK SMK Negeri 2 Sragen tahun pelajaran 2010/2011. 2. Hubungan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar KKPI siswa kelas X TKK SMK Negeri 2 Sragen tahun pelajaran 2010/2011. 3. Hubungan antara partisipasi siswa dalam pembelajaran dengan prestasi belajar KKPI siswa kelas X TKK SMK Negeri 2 Sragen tahun pelajaran 2010/2011. 4. Hubungan antara disiplin belajar, lingkungan keluarga dan partisipasi siswa dalam pembelajaran secara bersama-sama commit dengan to user prestasi belajar KKPI siswa kelas X TKK SMK Negeri 2 Sragen tahun pelajaran 2010/2011.

9 F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik perkembangan ilmu pengetahuanmaupun praktis. Berikut manfaat penelitian ini: 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang disiplin belajar. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah konsep-konsep atas teori-teori tentang hubungan disiplin belajar, lingkungan keluarga dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran terhadap prestasi belajar. c. Sebagai bahan masukan bagi kalangan akademisi yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan hubungan disiplin belajar, lingkungan keluarga dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran terhadap prestasi belajar. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai masukan bagi para guru SMK Negeri 2 Sragen khususnya dan masyarakat pada umumnya tentang pembinaan disiplin belajar siswa dan mengetahui lingkungan keluarga serta partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dalam rangka mencari strategi belajar mengajar yang baik untuk mencapai peningkatan prestasi belajar siswa, sehingga dapat dijadikan bekal bagi peneliti dalam menerapkan ilmu kependidikan yang diperoleh dikemudian hari. b. Untuk menumbuhkan kesadaran bagi guru agar membina dan membimbing disiplin belajar siswanya agar berkembang semaksimal mungkin. c. Untuk menumbuhkan kesadaran bagi orang tua dalam memperhatikan fasilitas belajar anak, perhatian terhadap pendidikan anak, dan motivasi yang diberikan kepada anak di lingkungan keluarga. commit to user d. Sebagai masukan bagi kepala sekolah untuk lebih tegas terhadap pelaksanaan

10 disiplin di sekolah secara optimal baik bagi siswa, guru dan seluruh komponen sekolah, serta menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan baru yang lebih baik untuk pelaksanaan disiplin tersebut. e. Bagi siswa agar dapat lebih semangat belajar dengan meningkatkan disiplin belajar masing-masing dengan latar belakang keluarga yang berbeda-beda untuk meningkatkaan prestasi belajar siswa. commit to user