BAB 1 PENINGKATAN RASA SALING PERCAYA DAN HARMONISASI ANTARKELOMPOK MASYARAKAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAGIAN I AGENDA MENCIPTAKAN INDONESIA YANG AMAN DAN DAMAI

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK

KEBIJAKAN & STRATEGI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BIDANG KOMINFO TAHUN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 1 PENINGKATAN RASA SALING PERCAYA DAN HARMONISASI ANTAR KELOMPOK MASYARAKAT

KATA PENGANTAR. Mataram, Februari KEPALA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT,

BAB 14 PERWUJUDAN LEMBAGA DEMOKRASI YANG MAKIN KUKUH

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB 2 PENINGKATAN RASA PERCAYA DAN HARMONISASI ANTARKELOMPOK MASYARAKAT

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PROVINSI JAWA TENGAH

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

PAPARAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN

Bercumbu Dengan Konflik RUU Penanganan Konflik Sosial Sebagai Solusi Penanggulangan Konflik di Indonesia

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

2012, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Penang

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN

Pembangunan dan Perdamaian Berkelanjutan (PPB)

Bercumbu Dengan Konflik RUU Penanganan Konflik Sosial Sebagai Solusi Penanggulangan Konflik di Indonesia

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN BLITAR

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG

BAB III PEMBANGUNAN HUKUM

OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

JUMLAH DAN BENTUK PROGRAM/KEGIATAN BADAN KESBANGPOL DAN LINMAS PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN PENANGANAN KONFLIK 1

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BAGIAN HUKUM SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

PENEGAKAN HUKUM DAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK 1

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG

II. VISI, MISI, DAN TUJUAN PEMBANGUNAN PERTANAHAN. B. Misi Yang Akan Dilaksanakan. A. Visi Pembangunan Pertanahan

RPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS

Peningkatan Kesalehan Sosial demi Terjaganya Harmoni Sosial

BAB IX PEMBANGUNAN DAERAH

-2- Anak secara terintegrasi, terpadu, dan holistik, perlu dilakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan yang dilakukan oleh Menteri dan Komisi. Oleh

KONSOLIDASI DEMOKRASI UNTUK KEMAKMURAN RAKYAT

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BADAN KESBANGPOL DAN LINMAS PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

DAFTAR ISI BAB 1 UMUM INDONESIA YANG AMAN DAN DAMAI

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PUSANEV_BPHN. Overview ANALISIS EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK. Oleh:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN PASURUAN TAHUN

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 1 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH

RGS Mitra 1 of 7 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERCEPATAN PEMULIHAN PEMBANGUNAN PROPINSI MALUKU DAN PROPINSI MALUKU UTARA PASCAKONFLIK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

CATATAN PENUTUP REFLEKSI AKHIR TAHUN PAPUA 2010 : MERETAS JALAN DAMAI PAPUA OLEH: LAKSAMANA MADYA TNI (PURN) FREDDY NUMBERI

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

Data-Data Pembangunan Sektoral

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

BAB 31 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA

Oleh Deddy Permana / Yayasan Wahana Bumi Hijau Sumatera selatan

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMAPARAN HASIL STUDY DAN DISKUSI PUBLIK RKA-DIPA, Masihkan Rahasia?

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i BAB 1 UMUM AGENDA MEWUJUDKAN INDONESIA YANG AMAN DAN DAMAI

ETIKA SOSIAL.

Rencana Strategis

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

-1- RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB 31 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat akan dapat dengan mudah mengetahui informasi tersebut.

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK

BAGIAN II AGENDA MENCIPTAKAN INDONESIA YANG ADIL DAN DEMOKRATIS

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

PUSANEV_BPHN KEBIJAKAN ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PENGUATAN SISTEM PERTAHANAN NEGARA

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan Daerah

Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan Pelanggaram HAM dan Pengingkaran Kewajiban

BAB 15 PERWUJUDAN LEMBAGA DEMOKRASI YANG MAKIN KUKUH

Transkripsi:

BAB 1 PENINGKATAN RASA SALING PERCAYA DAN HARMONISASI ANTARKELOMPOK MASYARAKAT A. KONDISI UMUM Konflik berdimensi kekerasan di beberapa daerah yang antara lain dilatarbelakangi oleh adanya faktor kompleksitas kepentingan sosial politik, ketidakadilan, kesenjangan kesejahteraan ekonomi, serta provokasi yang mengeksploitasi perbedaan-perbedaan etnis, agama dan golongan, relatif sudah memperlihatkan gejala pengurangan, baik kualitas maupun kuantitasnya. Namun demikian, faktor-faktor pemicu konflik tampaknya belum sepenuhnya dapat dikendalikan, dan bukan mustahil sewaktu-waktu dapat menjadi faktor pemicu pecahnya konflik baru. Penciptaan rasa aman dan damai akan sangat ditentukan oleh kemampuan dan kredibilitas pemerintah untuk menggalang solidaritas sosial melalui peningkatan saling percaya dan harmoni antar kelompok dan golongan masyarakat baik di wilayah konflik maupun untuk menjaga secara terus menerus rasa aman dan damai di wilayah-wilayah lainnya. Pemerintah saat ini memiliki legitimasi politik berdasarkan besarnya kepercayaan yang diberikan rakyat melalui pemilu 2004 dan situasi sosial politik yang relatif stabil. Apabila dipergunakan secara baik, maka legitimasi yang ada sangat efektif untuk mengupayakan berbagai terobosan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan konflik sosial politik, persoalan kesenjangan dan ketidakadilan, diskriminasi sosial politik serta upaya penegakan hukum dan pemberantasan korupsi. Lebih lanjut, masih rendahnya keterlibatan masyarakat dalam penyelesaian persoalan kemasyarakatan telah memberikan kontribusi terhadap tidak efektifnya pencegahan dan penciptaan situasi damai yang berkelanjutan. Disamping itu, masih rendahnya komunikasi dan dialog antara masyarakat dalam menyelesaikan berbagai persoalan kemasyarakatan menjadi faktor yang memberikan ruang bagi terbukanya potensi konflik sosial politik, bahkan untuk wilayah konflik dapat memicu adanya peningkatan eskalasi konflik. Di sisi lain, di dalam masyarakat sendiri sebenarnya telah berkembang kesadaran-kesadaran terhadap hak-hak politiknya, yang dalam jangka panjang diharapkan akan menstimulasi masyarakat makin aktif berpartisipasi dalam mengambil inisiatif bagi pengelolaan urusan-urusan publik termasuk dalam menyelesaikan berbagai masalah sosial politik kemasyarakatan. Kesadaran masyarakat inilah merupakan potensi yang perlu terus dipertahankan dan dimantapkan bahkan dikembangkan secara terus menerus dan berkelanjutan.

Peningkatan kualitas dan kredibilitas pemerintah dan peran partisipatif masyarakat untuk selalu menciptakan rasa saling percaya dan harmoni antar kelompok dan golongan akan menjadi pilar utama bagi terjaganya situasi aman dan damai, yang kemudian diharapkan akan memberikan kontribusi signifikan untuk mendorong proses pembangunan yang efektif dan efisien, serta berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia secara menyeluruh, adil, aman dan demokratis. B. SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN 2006 Sasaran dari Peningkatan Rasa Saling Percaya dan Harmonisasi Antar kelompok Masyarakat pada tahun 2006 adalah: 1. Meningkatnya keterlibatan lembaga kemasyarakatan dalam menyelesaikan persoalan kemasyarakatan; 2. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam proses perumusan kebijakan publik; 3. Tercapainya kinerja Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Nasional secara baik berdasarkan amanat UU No. 27 Tahun 2004; 4. Terlaksananya fungsi jaringan informasi multimedia secara efektif untuk menghubungkan atau memberikan akses secara penuh kepada masyarakat; dan 5. Sudah dipulihkannya keadaan normal dan pemerintahan sipil secara penuh berdasarkan keputusan pemerintah terhadap daerah-daerah yang mendapatkan status darurat sipil ataupun tertib sipil, dengan dasar penilaian yang obyektif atas keadaan daerah-daerah yang bersangkutan. C. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2006 Arah kebijakan dari Peningkatan Rasa Saling Percaya dan Harmonisasi Antar kelompok Masyarakat adalah: 1. Memberdayakan organisasi-organisasi kemasyarakatan dalam mencegah dan mengkontrol terhadap ketidakadilan, diskriminasi dan ketimpangan sosial melalui fasilitasi komunikasi, informasi dan pendidikan politik masyarakat, fasilitasi pengembangan ruang dialog/forum kemasyarakatan, pengembangan kegiatan ikatan kebangsaan serta fasilitasi pemberian ruang yang lebih terbuka bagi berfungsinya pranata-pranata adat lokal dan organisasi kemasyarakatan lainnya untuk menangani persoalan masyarakat; 2. Memantapkan peran pemerintah sebagai fasilitator dan atau mediator yang kredibel dan adil dalam menjaga dan memelihara perdamaian dan harmoni dalam masyarakat melalui kegiatan pengembangan profesionalisme aparatur pemerintah dalam mengatasi persoalan kemasyarakatan; 3. Mendorong secara konsisten proses rekonsiliasi nasional yang berkelanjutan melalui fasilitasi pelembagaan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi; serta II.1-2

4. Menerapkan kebijakan komunikasi dan informasi nasional sesuai dengan asas-asas keterbukaan dan pemerataan akses informasi melalui peningkatan pelayanan dan perluasan jaringan komunikasi dan informasi. II.1-3

D. MATRIKS PROGRAM PEMBANGUNAN TAHUN 2006 No. Program Pemulihan Wilayah Pasca Konflik 1. Fasilitasi penguatan institusi kemasyarakatan untuk terlibat dalam melakukan rehabilitasi sarana dan prasarana sosial kemasyarakatan, pemulihan trauma mental masyarakat, serta pencegahan dan penanganan konflik. Dep. Dalam Negeri 33.000,0 1. Program Pemulihan Wilayah Pasca Konflik 1. Rehabilitasi sarana dan prasarana sosial kemasyarakatan dan perekonomian yang rusak akibat konflik; 2. Fasilitasi upaya-upaya penguatan institusi kemasyarakatan sebagai wadah solusi konflik dan peningkatan rasa saling percaya dan harmonisasi antar kelompok masyarakat; 3. Fasilitasi upaya intensifikasi pemulihan trauma mental masyarakat akibat konflik. Terbangunnya fondasi penguatan peran institusi kemasyarakatan dalam menyelesaikan persoalan kemasyarakatan. 2. Program Peningkatan Komitmen Persatuan dan Kesatuan Nasional 1. Fasilitasi berbagai forum kemasyarakatan dalam mengembangkan wacanawacana sosial politik untuk meningkatkan pemahaman persatuan bangsa; Program Peningkatan Komitmen Persatuan dan Kesatuan Nasional 1. Fasilitasi untuk penguatan wacana dialog/forum kemasyarakatan yang melibatkan generasi muda untuk mendukung terciptanya harmonisasi dalam masyarakat; Adanya penguatan rasa kebangsaan dan terjaganya harmonisasi di dalam masyarakat Dep. Dalam Negeri, Dep. Hukum & HAM, Kementerian Koordinator Bidang Polhukam, Badan Intelijen Negara. 120.531,4 II.1-4

No. 2. Fasilitasi terlaksananya pendidikan politik masyarakat yang berkualitas bersama pihak terkait agar masyarakat dapat memahami dan mengimplementasikan hak dan kewajiban sesuai UUD 1945; 3. Fasilitasi proses rekonsiliasi nasional; 2. Fasilitasi sosialisasi UUD 1945 terhadap masyarakat; 3. Fasilitasi mendorong peningkatan kinerja Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi; 4. Fasilitasi terlaksananya komunikasi, informasi dan edukasi budaya demokrasi, anti KKN, HAM dan Etika Politik; 5. Pengembangan dan implementasi berbagai wujud ikatan kebangsaan; dan 6. Pengembangan penanganan konflik yang mengutamakan harmoni sosial melalui optimalisasi dan pemberdayaan fungsi pranatapranata adat lokal yang berkredibilitas tinggi 4. Fasilitasi pelaksanaan komunikasi, informasi dan edukasi budaya politik demokrasi, anti KKN, HAM dan Etika Politikl; 5. Pengembangan dan pelaksanaan kegiatan ikatan kebangsaan; dan 6. Pengembangan penanganan konflik yang melibatkan peran pranata lokal/adat. 3. Program Penataan Hubungan Negara dan Masyarakat Program Penataan Hubungan Negara dan Masyarakat Terfasilitisasinya kegiatan untuk meningkatkan kualitas lembaga kemasyarakatan, serta terfasilitasinya Dep. Dalam Negeri 4.000 II.1-5

No. 1. Fasilitasi untuk meningkatkan pelibatan lembaga kemasyarakatan dalam penyelesaian persoalan kemasyarakatan dan pengawasan terhadap proses pengambilan dan pelaksanaan kebijakan, serta pelaksanaan pendidikan politik rakyat; 1. Fasilitasi dan mendorong terwujudnya organisasi kemasyarakatan yang independen dan otonom untuk membantu masyarakat dalam menyelesaikan persoalan kemasyarakatan; 2. Pemberdayaan dan pemberian peluang kepada organisasi kemasyarakatan agar dapat berpartisipasi memberikan masukan dan melaksanakan pengawasasn terhadap proses pengambilan dan implementasi keputusan publik; 3. Fasilitasi pulihnya dan pemberdayaan kembali pranata-pranata adat dan lembaga sosial budaya tradisional agar dapat dipercaya dan mandiri; 4. Fasilitasi dan mendorong upaya-upaya politik untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat luas; dan 5. Peningkatan profesionalitas aparatur dan kelembagaan pemerintah termasuk di dalamnya upaya koordinasi 2. Pengembangan profesionalisme aparatur pemerintah dalam menangani persoalan sosial kemasyarakatan pendidikan dan latihan aparatur pemerintah dalam menangani persoalan kemasyarakatan II.1-6

No. dalam menyelesaikan persoalan konflik dan atau mencegah timbulnya ketegangan sosial politik/konflik. 4. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Publik 1. Perwujudan pelayanan informasi multimedia yang lebih berkualitas; 2. Penyediaan informasi yang berorinetasi pada permintaan dan kebutuhan nyata masyarakat sesuai dengan standar layanan informasi publik; 3. Perluasan jaringan dan prasarana layanan informasi serta penyiaran publik khususnya untuk daerah terpencil; 4. Pemanfaatan jaringan teknologi informasi dan komunikasi secara lebih luas untuk membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan informasi yang lebih luas secara cepat dan akurat; Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Publik 1. Peningkatan kualitas pelayanan informasi sesuai kebutuhan masyarakat dan standar layanan informasi publik; 2. Peningkatan pelancaran akses informasi melalui perluasan jaringan dan prasarana layanan informasi; 3. Peningkatan pelayanan informasi publik sampai ke perdesaan; 4. Fasilitasi penyediaan dan penyebaran informasi publik bagi lembaga informasi masyarakat dan media; serta 5. Fasilitasi sarana bagi masyarakat dalam menyalurkan aspirasinya untuk ikut serta dalam proses perumusan kebijakan publik dan penyelesaian masalah sosial. Meningkatnya penyediaan informasi publik yang baik dan benar, meluasnya capaian penyediaan informasi publik, dan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam proses perumusan kebijakan publik. Dep. Komunikasi & Informatika 61.307,0 II.1-7

No. 5. Penciptaan kemudahan untuk pengembangan dan investasi bagi penyiaran televisi swasta; 6. Fasilitasi untuk mendorong terciptanya masyarakat yang sadar informasi. II.1-8