9 ZIRAA AH, Volume 27 Nomor 1, Pebruari 2010 Halaman 9-15 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT

BAB III METODE PENELITIAN. didukung oleh kondisi alam dan iklim tropis di Indonesia. Adanya perubahan pola

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

PENGELOLAAN USAHA TANI JAHE PUTIH DI KELURAHAN SEMPAJA KECAMATAN SAMARINDA UTARA KOTA SAMARINDA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang

Kata kunci : Efisiensi Biaya, Pendapatan, Biaya, Pelaku Budidaya Bibit Jamur Tiram

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

ANALISIS USAHATANI BAWANG MERAH LAHAN SEMPIT DIBANDINGKAN DENGAN LAHAN LUAS

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG

I. PENDAHULUAN. daerah satu dengan yang lainnya. Menurut konsep geografi yang pernah diuraikan

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN DEMONSTRASI PLOT PADI SAWAH

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH

STUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM DI DESA TITIAN RESAK KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM Analysis of Oyster Mushroom Farming

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU. Ermi Tety, Rachmawaty Sri Cintami dan Yusmini

KELAYAKAN DAN ANALISIS USAHATANI JERUK SIAM (Citrus Nobilis Lour Var. Microcarpa Hassk) BARU MENGHASILKAN DAN SUDAH LAMA MENGHASILKAN ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. komoditi pertanian, menumbuhkan usaha kecil menengah dan koperasi serta

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN TOMAT DI DESA GUNUNG INTAN KECAMATAN BABULU DARAT KABUPATEN ENAJAM PASER UTARA

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI UBI KAYU

Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat pertanian dalam proses pembangunan melalui peningkatan kualitas. yang bergizi seimbang dan permintaan pasar global.

KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP BIAYA INPUT DAN OUTPUT USAHATANI AYAM BROILER DI KABUPATEN DELI SERDANG

III. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar

KONTRIBUSI PENDAPATAN PETANI KARET TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KAMPUNG MENCIMAI

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan terhadap objek dan adanya kontrol sebagai pembanding. Penelitian

PENENTUAN PRODUKSI OPTIMAL USAHATANI JAGUNG, CABAI DAN KACANG PANJANG DENGAN PENDEKATAN MAKSIMISASI KEUNTUNGAN

Staf Pengajar Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN. ditentukan dengan metode purposive sampling, yaitu suatu metode penentuan lokasi

Vol. 5 No. 2 Maret 2016 Hal Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIE MDP. Dian Septianita

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng,

281 ZIRAA AH, Volume 32 Nomor 3, Oktober 2011 Halaman ISSN

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK TURUNNYA HARGA CABAI MERAH MENURUT PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN SITUBONDO

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

Oleh: Munirwan Zani 1) ABSTRACT

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar) Abstrak

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii (Kasus Di Desapunaga Binaan Balai Budidaya Air Payau Takalar)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program GSMK Kabupaten Tulang Bawang

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG PUTIH GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

AGUS PRANOTO

I. PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2011)

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

I. PENDAHULUAN. negara agraris yang sangat kaya dengan hasil bumi, baik yang dilakukan di area

PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SAMARINDA

ANALISIS EFISIENSI DAN PENDAPATAN USAHA PEMBIBITAN KARET PADA PTPN III KEBUN RAMBUTAN TEBING TINGGI, SUMATERA UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KELAYAKAN USAHATANI BAWANG DAUN (Allium fistulosum) DI DESA PINANG HABANG KECAMATAN WANARAYA KABUPATEN BARITO KUALA KALIMANTAN SELATAN

BAB IV METODE PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA. Achmad, mugiono, arlianti,tyas. Asmi, Chotimatul Panduan Lengkap Jamur. Bogor: Penebar Swadaya.

Influence The Amount Of Credit And The Interest Rate On The Income Of Micro Customers In BRI Units Kabila

BAURAN PEMASARAN PADA USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S NUSA INDAH KABUPATEN BOGOR

ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU

KUESIONER PENELITIAN MANAJEMEN RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH USAHA MILIK BAPAK SUKAMTO DI DESA CIPAYUNG, KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni

III KERANGKA PEMIKIRAN

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI SAWI (Kasus: Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan) JURNAL ILMIAH

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG USAHA JAMUR TIRAM

ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI TOMAT DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN API-API KECAMATAN BONTANG UTARA

ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI CABAI MERAH BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA ANDONGSARI KECAMATAN AMBULU KABUPATEN JEMBER

Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari

PENGARUH TAMBAHAN MODAL DARI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO MASYARAKAT (LKMM) TERHADAP PENDAPATAN USAHA MIKRO

Analisis Produksi Usahatani Tomat di Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan

ANALISIS PROFITABILITAS USAHATANI PADI SAWAH BERDASARKAN LUAS PENGUASAAN LAHAN DI KECAMATAN BANYUURIP KABUPATEN PURWOREJO JURNAL PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI CABAI MERAH

Analisis Biaya dan keuntungan...simon pardede

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHATANI CABAI MERAH BESAR DI DESA ANDONGSARI KECAMATAN AMBULU KABUPATEN JEMBER

ABSTRACT. Key words: Manufacturing budget, Production Financial Control. Universitas Kristen Maranatha

226 ZIRAA AH, Volume 32 Nomor 3, Oktober 2011 Halaman ISSN

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA JAMUR TIRAM SEBAGAI USAHA SAMPINGAN

EFISIENSI USAHA PEMBIBITAN ITIK MODERN DAN TRADISIONAL PADA SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN LEBONG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN JERUK MANIS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MEDAN

Sriyoto Andi Irawan Kianditara. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu PENDAHULUAN

PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA

Program Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP ,

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BIAYA PRODUKSI IKAN PATIN (Pangasius pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI MENTIMUN DI KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aneka ragam jenis tanaman sayuran dapat dibudidayakan dan dihasilkan di

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

Transkripsi:

9 PENGARUH BIAYA PRODUKSI PADA PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA SAMARINDA (The Influence of Production Cost Forward Income Cultivate Tiram Mushroom Effort in Samarinda) Dina Lesmana, Siti Balkis, dan Safriadi Program Studi Ekonomi Pertanian Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Samarinda. ABSTRACT The aim of this research was to know : (1) the influence of production cost forward income cultivate tiram mushroom effort, and (2) how many cultivate tiram mushroom effort and to know relationship between production cost and income cultivate tiram mushroom effort. This research was conducted in Samarinda from April until June 2009. The sampling done with used purposive sampling. The data taking to pass interview with responden and observation to the research location. The data analysed with linear regression simple equal. The hypothesis from linear regression simple equal is :Y = 31392.9 + 1.997 X 1, from t-test indicate that cost production (X) have real influential forward income cultivate tiram mushroom effort (Y) with determination coefficient (R 2 ) that is 0.7 % which that means 7.% change of variation variable (Y) income influenced by cost production variable (X). Coefficient correlation that is 0.87 indicate that have relationship between cost production and total income. Keywords : Cultivate of tiram mushroom, cost of production, income PENDAHULUAN Perkembangan pertanian di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat, kebanyakan budidaya tanaman hortikultura meliputi tanaman sayuran, tanaman bumbu, tanaman obat, tanaman buah-buahan dan tanaman hias berkembang sesuai dengan perkembangan urbanisasi dan perkembangan industri (Haryono, 2000). Jamur tiram merupakan salah satu komoditi pertanian yang memiliki potensi ekonomi sosial yang cukup tinggi, karena peluang pasarnya cukup luas baik pasar lokal maupun regional. Seiring dengan popularitas dan memasyarakatnya jamur tiram sebagai bahan makanan yang bergizi dan lezat, maka permintaan konsumen akan jamur tiram terus mengalami peningkatan. Usaha budidaya jamur tiram di Kota Samarinda masih berskala kecil, hal ini disebabkan kurangnya faktor produksi yang mendukung untuk digunakan terutama modal. Faktor produksi sering pula disebut dengan korbanan produksi karena faktor produksi tersebut dikorbankan untuk menghasilkan produksi. oleh karena itu untuk menghasilkan suatu produk maka diperlukan pengetahuan hubungan antara faktor produksi (input) dan produksi (output), sehingga rendahnya pendapatan petani adalah besarnya biaya produksi yang dikeluarkan serta manajemen tataniaganya yang kurang terorganisir (Soekartawi, 2003). Masalah yang sering dihadapi petani adalah kurangnya pengetahuan cara berproduksi. Umumnya petani hanya menginginkan jumlah produksi yang tinggi, tanpa perhitungan sarana produksi yang dipergunakan. Jika petani kurang menguasai cara berproduksi dengan baik dan kurang

10 memperhitungkan penggunaan sarana produksi secara efisien, maka hal ini akan menyebabkan peningkatan biaya produksi yang akhirnya mempengaruhi penerimaan usahatani (Soeharjo dan Patong, 199). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1 pengaruh biaya produksi yang digunakan pada pendapatan usaha budidaya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus); (2) pendapatan petani yang membudidayakan jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus); dan (3) keeratan hubungan antara biaya produksi dan pendapatan usaha budidaya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu mulai bulan April sampai Juni 2009 pada pengusaha yang membudidayakan jamur tiram.di Kota Samarinda Kegiatan penelitian yang dilakukan meliputi : studi pustaka, observasi, persiapan penelitian, pengambilan data primer dan sekunder, pengolahan data, dan pelaporan Data yang dikumpulkan meliputi : (1) data primer diperoleh dengan cara sebagai berikut : (a) pengamatan langsung (observasi) yaitu meneliti dengan mengadakan pengamatan terhadap obyek yang teliti secara langsung, dan (b) wawancara yaitu melalui komunikasi langsung dengan orang atau pengusaha yang membudidayakan jamur tiram di Kota Samarinda. Pengumpulan data dan informasi menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun sesuai dengan tujuan penelitian; dan (2) data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan dan infomasi dari instansi- instansi yang terkait dengan pelaksanaan penelitian, yang meliputi. monografi kecamatan, laporan tahunan, laporan tahunan BPS. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Purposive Sampling (bertujuan), Menurut Soekartawi (199) bahwa purposive sampling dapat diartikan sebagai pengambilan sampel berdasarkan kesengajaan, maka pemilihan sampel berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya oleh peneliti. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel, kemudian dianalisis, dibahas dan ditarik kesimpulan. Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (x) terhadap variabel tak bebas (Y), digunakan analisis regresi linier sederhana dengan model persamaan yang dikemukakan oleh Supranto (199) yaitu : Y = 0 + 1 x 1 + i Keterangan : Y = Variabel tak bebas (Total pendapatan Rp bln -1 ) 0 = konstanta 1 = Koefisien regresi X 1 = Variabel bebas (biaya produksi) (Rp bln -1 ) = Kesalahan pengganggu Untuk mengetahui besarnya persentase pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel tak bebas (Y) digunakan koefisien determinasi (R 2 ); dan untuk mengetahui derajat keeratan hubungan antara variabel bebas (biaya produksi) dengan variabel tak bebas (total pendapatan) digunakan koefisiensi korelasi (r) (Supranto, 199). HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kota Samarinda yang terdiri atas 8 responden yang mengusahakan usaha budidaya jamur tiram, maka diperoleh gambaran karakteristik responden sebagai berikut : 1. Karakteristik Petani Tingkat umur sangat mempengaruhi aktivitas kerja dalam meningkatkan pendapatannya, umur responden yang mengusahakan budidaya jamur tiram sebagian besar berumur antara 10-19 tahun (1 orang), 20-29 tahun ( orang), 30-39 tahun (1 orang), dan 0-9 tahun (2 orang).

11 2. Tingkat Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi cara petani dalam mengelola hasil usahataninya, semakin tinggi tingkat pendidikan formal yang ditempuh semakin baik pula kualitas sumber daya manusianya. Klasifikasi responden berdasrkan tingkat pendidikan yaitu : tamat SD (1 orang), tamat SLTP/sederajat ( orang), tamat SLTA/sederajat (3 orang), dan sarjana (1 orang). 3. Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah tanggungan keluarga merupakan salah satu faktor yang turut menentukan aktivitas responden dalam mengelola usaha budidaya jamur tiramnya dan mempengaruhi keputusan seseorang untuk bekerja. Jumlah tanggungan keluarga responden berkisar antara 2- jiwa.. Skala Usaha Responden Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa skala usaha tiap responden berbeda-beda, lahan yang digunakan untuk usaha budidaya jamur tiram ada yang memanfaatkan perkarangan rumah dan ada pula yang menyiapkan lahan khusus. Klasifikasi responden berdasarkan skala usaha budidaya jamur tiram dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Klasifikasi responden usaha budidaya jamur tiram di Kota Samarinda berdasarkan skala usaha budidaya jamur tiram tahun 2009 No 1 2 3 7 8 Responden Tanto Susanto Fauzi Dwik Istianti Umi Khasanah Karsadi Agus Susanto Sri Maulidah Noor SP Gianto, SPd. SIP Sumber : Data primer (diolah), 2009. Luas Lahan Yang Diusahakan (m 2 ) 12 x 9 x x 7 x 2 x 8 x 8 8 x 13 x 9 Jumlah baglog 1.00 1.12 3 93 800 2.000 Gambaran Umum Usaha Budidaya Jamur Tiram Usaha budidaya jamur tiram di Kota Samarinda sebagian besar dilakukan sebagai usaha sampingan untuk menambah pendapatan keluarga, dan dilakukan berdasarkan keahlian dan pengetahuan yang dimiliki oleh pemilik usaha tersebut, tanpa didasari oleh pendidikan khusus yang menyangkut budidaya jamur tiram. Untuk jenis jamur tiram yang dibudidayakan umumnya adalah jenis jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Selain memproduksi bibit jamur tiram sendiri beberapa responden juga mendapakan bibit jamur tiram dengan membeli bibit jamur tiram di Balai Pengkajian Teknoloi Pertanian (BPTP) Samarinda ataupun mendatangkan langsung bibit jamur tiram dari luar Kalimantan yaitu dari Pulau Jawa khususnya Kota Solo. Usaha budidaya jamur tiram di Kota Samarinda memiliki peluang yang sangat besar karena masih sedikit petani yang mengusahakannya. Sedangkan untuk mengatasi masalah-masalah yang menyangkut usaha budidayanya para pengusaha jamur tiram biasanya membaca literatur-literatur mengenai jamur tiram serta saling berbagi informasi dan pengalaman

12 dengan pengusaha budidaya jamur tiram lainnya. Tahapan Budidaya Jamur Tiram Untuk pelaksanaan kegiatan tahapan budidaya jamur tiram di Kota Samarinda yang dilakukan adalah : (1) persiapan media tumbuh, (2) pembungkusan, (3) sterilisasi, () inokulasi, () inkubasi, () penumbuhan, (7) pengendalian hama, (8) pemanenan. Produksi, Biaya Produksi dan Keuntungan 1. Produksi Tiap-tiap responden memiliki jumlah produksi yang berbeda, jumlah produksi jamur tiram rata-rata responden adalah 2,3 kg responden -1. Harga jual jamur tiram pada setiap responden berbeda-beda, harga jual rata-rata yang berlaku di tingkat petani jamur tiram adalah Rp 3.2,00 kg -1. Perbedaan harga biasanya terjadi antara penjualan langsung kepada tengkulak dengan penjualan ke pasar. Data mengenai jumlah produksi dan harga jual jamur tiram pada setiap responden dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Produksi dan harga jual jamur tiram dari 8 responden usaha budidaya jamur tiram di Kota Samarinda tahun 2009 No. Jumlah Responden (baglog) 1 1.00 2 1.12 3 3 93 7 800 8 2.000 Jumlah 8.931 Rata-rata 1.11 Sumber : Data Primer (diolah), 2009 Umur (bln) 1,12 Jumlah Produksi (kg) 0 30 29, 10,2 1 28 102 13 2.130,70 2,3 Harga Jual (Rp kg -1 ) 2.000,00 3.000,00 0.000,00 0.000,00 0.000,00 3.000,00 0.000,00 30.000,00 28000,00 3.2,00 2. Biaya Produksi Biaya produksi adalah nilai dari semua faktor produksi yang digunakan dalam kegiatan usaha budidaya jamur tiram. Biaya produksi untuk usaha budidaya jamur tiram terdiri atas dua jenis, yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel yang dikeluarkan oleh responden meliputi biaya sarana produksi yaitu : bibit, serbuk kayu, dedak, kapur, gypsum, tepung tapioka, menir, kalsium, pupuk, kapas, kapuk, plastik, kayu ring, karet gelang, alcohol, spritius, minyak tanah, kayu bakar, gas dan lain-lain. Total biaya produksi dari 8 responden adalah sebesar Rp 22.87.3, produksi -1 dengan biaya ratarata sebesar Rp 2.89.,83 produksi -1 responden -1. Biaya tetap meliputi : (1) biaya penyusutan kumbung yang dikeluarkan oleh 8 responden adalah sebesar Rp 1.78.722,22 produksi -1 dengan biaya rata-rata sebesar Rp 223.090,28 produksi -1 responden -1 ; (2) biaya penyusutan alat yang dikeluarkan oleh 8 responden adalah sebesar Rp 1.189.9, produksi -1 dengan biaya rata-rata sebesar Rp 18.73,0 produksi -1 responden -1 ; dan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh 8 responden adalah sebesar Rp 8.33.700,00 produksi -1 dengan biaya rata-rata sebesar Rp 1.0.212,0 produksi -1 responden -1 Hasil analisis menunjukkan bahwa biaya variabel merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan, yaitu 0,22% dibandingkan dengan biaya tetap, yaitu 9,78% dari total biaya keseluruhan. Sedangkan rata-rata biaya

13 variabel yang terbesar terdapat pada biaya bibit, yaitu Rp 30.2,0 produksi -1 responden -1. Hal ini disebabkan orang yang melakukan usaha pengembangan bibit jamur tiram di Kota Samarinda masih sangat terbatas, sehingga harga jual bibit jamur tiram di Kota Samarinda relatif mahal. 3. Keuntungan Keuntungan adalah selisih antara penerimaan dengan biaya produksi. Rata-rata penerimaan yang didapatkan responden adalah Rp8.88.12,00 produksi -1 responden - 1 dan rata-rata biaya produksi adalah Rp 2.89.,83 produksi -1 responden -1 sehingga keuntungan rata-rata yang diperoleh responden yaitu sebesar Rp.02.79,17 produksi -1 responden -1. Rekapitulasi analisis keuntungan disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Analisis keuntungan dari 8 responden usaha budidaya jamur tiram di Kota Samarinda per umur produksi tahun 2009. Uraian Nilai (Rp) Persentase (%) Biaya 1. Biaya variabel 2. Biaya tetap 1.3.000,00 1.23.,83 0,22 9,78 Total Biaya 2.89.,83 100,00 Penerimaan Penjualan 8.88.12,00 Keuntungan.02.79,17 Sumber : Data Primer (diolah), 2009 Analisis Hasil Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah biaya produksi (X 1 ) sebagai variabel bebas dan total pendapatan (Y) sebagai variabel tidak bebas. Hasil analisis dengan menggunakan regresi linier sederhana diperoleh persamaan regresi dengan dugaan yaitu: Ŷ = 31392,9 + 1,997 X 1 (artinya bila biaya berubah sebesar Rp 1,00 menyebabkan total pendapatan (Y) berubah sebesar Rp 1,997 dengan asumsi faktor lain dianggap konstan). Berdasarkan nilai koefisien regresi dapat diketahui bahwa biaya produksi mempunyai pengaruh yang positif terhadap total pendapatan usaha budidaya jamur tiram di Kota Samarinda. Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,7 (berarti bahwa 7,0% perubahan variasi total pendapatan dipengaruhi oleh variabel biaya produksi, sedangkan sisanya sebesar 23,0% disebabkan oleh faktor lainnya). Kemudian dari hasil pengujian dengan menggunakan uji t pada taraf kepercayaan 9% diperoleh hasil bahwa t hitung X 1 =,3 > t tabel = 2,7 yang berarti H 1 diterima (bahwa biaya produksi berpengaruh nyata terhadap total pendapatan yang diperoleh pengusaha budidaya jamur tiram di Kota Samarinda). Hasil analisis menunjukkan bahwa biaya produksi secara bersamaan mempengaruhi total pendapatan dari usaha budidaya jamur tiram. Hal ini berarti bahwa peningkatan biaya produksi yang dikeluarkan oleh responden akan meningkatkan total pendapatan atau dengan kata lain bertambahnya biaya akan berpengaruh terhadap penambahan total pendapatan. Pada teori ekonomi, diambil satu asumsi dasar mengenai sifat dari fungsi produksi, yaitu The Law of Deminising Return. Hukum ini menyatakan bila satu macam input

1 ditambah terus menerus sedang input lain dianggap tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input tersebut mula-mula menaik dan setelah mencapai maksimum kemudian menurun (Soedarsono, 1992). Selanjutnya hasil analisis diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,87 dengan kata lain nilai (R) mendekati 1. Hal ini berarti bahwa keeratan hubungan antara variabel bebas (biaya produksi) dengan variabel tak bebas (total pendapatan) adalah erat dan positif. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Biaya produksi berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan petani usaha budidaya jamur tiram di Kota Samarinda, dengan persamaan regresi dugaannya yaitu : Y = 31392,9+ 1,997 X 1. 2. Rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan oleh responden adalah Rp 2.89.,83 produksi -1 dan rata-rata pendapatan petani usaha budidaya jamur tiram sebesar Rp.02.79,17 produksi -1. 3. Hubungan antara biaya produksi pada pendapatan usaha budidaya jamur tiram adalah erat dan positif, hal ini dapat dilihat dari perhitungan nilai koefisien korelasi (R) = 0,87 dan nilai (R 2 ) = 0,7 yang berarti pendapatan usaha budidaya jamur tiram 7, % dipengaruhi oleh biaya produksi, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain seperti pengalaman petani dan harga jual. Saran Adapun saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1. Hendaknya petani lebih memperhatikan dalam penggunaan biaya produksi tenaga kerja karena penggunaan tenaga kerja secara efisien dapat meningkatkan pendapatan petani, misalnya pada kegiatan pengayakan dapat dikerjakan sendiri dengan cara ayakan digantung dengan tali tanpa harus menambah tenaga kerja. 2. Untuk peletakan baglog hendaknya baglog diletakan secara direbahkan atau dibaringkan agar rak dapat menampung lebih banyak baglog sehingga tidak memerlukan tempat yang terlalu luas 3. Perlu adanya pendataan, pembentukan kelompok tani dan pembinaan oleh pihak Balai Pelatihan Teknis Pertanian (BPTP) agar petani jamur tiram yang ada di Samarinda khususnya dapat diketahui keberadaannya sehingga antar petani dapat saling bertukar pengalaman guna meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi jamur tiram guna memenuhi permintaan pasar.. Perlunya bantuan modal usaha dari pemerintah tanpa bunga atau bunga ringan kepada petani yang melaksanakan usaha budidaya jamur tiram di Kota Samarinda, agar para petani budidaya jamur tiram bisa lebih mengembangkan usahanya khususnya Dinas Pertanian DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2008. Samarinda dalam angka. Badan Pusat Statistik Kalimantan Timur. Samarinda. Haryono Semangun, 2000. Penyakit tanaman hortikultura di Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Soeharjo dan Patong. 199. Sendi-sendi pokok ilmu usahatani. Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang. Soekartawi. 199. Metode penelitian. Rajawali Press, Jakarta.

1 Soekartawi. 2003. Teori ekonomi produksi. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sudarsono. 1992. Pengantar ekonomo makro. LP3ES, Jakarta. Supranto, J. 199. Metode peramalan kualitatif untuk perencanaan. Gramedia, Jakarta. Tim Redaksi Agromedia Pustaka. 2002. Budidaya jamur konsumsi. Agromedia Pustaka, Jakarta.