FRENDY RISTIANTO NIM. C

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sebagai bagian masyarakat dunia mau tidak mau harus

KAJIAN PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG DI PEGADAIAN KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT CITA DEWI COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

SUBROGASI SEBAGAI UPAYA HUKUM TERHADAP PENYELAMATAN BENDA JAMINAN MILIK PIHAK KETIGA DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

PELAKSANAAN NOVASI SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET OLEH BANK

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam rangka memelihara

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN SURAT SERTIFIKAT TANAH YANG BUKAN MILIK DEBITUR PADA PT. BPR. DEWATA CANDRADANA DI DENPASAR *

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian dari kegiatan pembangunan yang terdahulu, bahwa pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

TANGGUNG JAWAB PERUM PEGADAIAN TERHADAP PENJUALAN (LELANG) BARANG GADAI

A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, dalam

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP AKIBAT HUKUM JAMINAN FIDUSIA YANG BELUM DI DAFTARKAN TERHADAP PEMINJAMAN KREDIT PADA BANK

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah. melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan

PENYELESAIAN SECARA HUKUM PERJANJIAN KREDIT PADA LEMBAGA PERBANKAN APABILA PIHAK DEBITUR MENINGGAL DUNIA

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

Oleh I Wayan Gede Pradnyana Widiantara I Nengah Suantra Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

TINJAUAN YURIDIS PELELANGAN BARANG JAMINAN DALAM KREDIT BERMASALAH PADA KANTOR PELAYANAN PIUTANG DAN LELANG NEGARA SURAKARTA

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA KSU.TUMBUH KEMBANG, PEMOGAN, DENPASAR SELATAN Oleh: Gde Dianta Yudi Pratama I Ketut Westra Ni Putu Purwanti

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari, manusia sangat tergantung kepada tanah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jaminan perorangan. Jaminan kebendaan memberikan hak. benda yang memiliki hubungan langsung dengan benda-benda itu, dapat

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT ULATIDANA RAHAYU DI KABUPATEN GIANYAR

BAB I PENDAHULUAN. individu, manusia juga berperan sebagai makhluk sosial di mana manusia hidup

PENJUALAN DIBAWAH TANGAN TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA SEBAGAI PENYELESAIAN KREDIT NARATAMA BERSADA CABANG CIKUPA, KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat

O Pembingbing. 1. Ida Bagus Putra Atmadja 2. Ida Ayu Sukihana Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana. Abstract

TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG DALAM PERJANJIAN KREDIT NURMAN HIDAYAT / D

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

ASPEK HUKUM PENGALIHAN PIUTANG ATAS NAMA (CESSIE) KARENA WANPRESTASI PT. BANK SRI PARTHA KEPADA PT. SRI PARTHA PUSAKA DENPASAR

I. PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dalam rangka memelihara

PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK PASAR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mendorong dan menggairahkan dunia usaha, Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana, dalam hal ini bank

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT KEPADA KOPERASI DENGAN PEMBEBANAN HAK TANGGUNGAN (Suatu Penelitian di PT Bank BUKOPIN Cabang Medan) TESIS.

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

: EMMA MARDIASTA PUTRI NIM : C.

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat mendukung pertumbuhan ekonomi. Pengertian kredit menurutundang-undang

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN JAMINAN FIDUSIA AKIBAT DEBITUR WANPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN. (Studi Kasus di PT. Bank Danamon Tbk. DSP Cabang Tanjungpandan)

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. nasabah merupakan kegiatan utama bagi perbankan selain usaha jasa-jasa

AKIBAT HUKUM PERJANJIAN KERJASAMA KOPERASI DENGAN BANK DI DENPASAR DALAM PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR)

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

AKIBAT HUKUM ALIH DEBITUR PADA PERJANJIAN KREDIT PERUMAHAN DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG PALU

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Pasal 33 Undang-Undang dasar 1945 menempatkan

PELAKSANAAN PENANGGUNGAN ( BORGTOCHT ) DALAM PERJANJIAN KREDIT. ( Studi Kasus di PD. BPR BANK PASAR Kabupaten Boyolali )

PERAN NOTARIS DAN PPAT DALAM PELAKSANAAN PERALIHAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN DARI KREDITUR LAMAA KEPADA KREDITUR BARU PADA PERBANKAN KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. melindungi segenap Bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan terencana dan terarah yang mencakup aspek politis, ekonomi, demografi, psikologi, hukum, intelektual maupun teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Hal tersebut

PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BTN (PERSERO) CABANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan ekonomi mengakibatkan tingkat kebutuhan

PELAKSANAAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) KC SOLO KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. mereka pada dasarnya ingin hidup layak dan selalu berkecukupan. 1 Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. efisien. Tujuan kegiatan bank tersebut sesuai dengan Pasal 1 butir 2. UndangUndang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN HAK TANGGUNGAN PADA PT. BPR ARTHA SAMUDRA DI KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. 1 Bidang perumahan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

KEDUDUKAN RISALAH LELANG SEBAGAI UPAYA HUKUM PENEGAKAN HAK-HAK KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI TINJAUAN PELAKSANAAN SUBROGASI DALAM PRAKTEK KREDIT (Studi Kasus di Bank Danamon Cabang Surakarta) Disusun dan diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh : FRENDY RISTIANTO NIM. C.100.030.150 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH SURAKARTA 2012

TINJAUAN PELAKSANAAN SUBROGASI DALAM PRAKTEK KREDIT (Studi Kasus di Bank Danamon Cabang Surakarta) Nama NIM Fakultas : FRENDY RISTIANTO : C100.030.150 : HUKUM ABSTAKSI Subrogasi merupakan Penggantian kedudukan pihak kreditur oleh pihak ketiga dalam perjanjian, sebagai akibat dari pembayaran yang dilakukan oleh pihak ketiga atas hutang debitur dan kreditur. Subrogasi merupakan salah satu cara untuk penyelamatan kredit. Dimana subrogasi adalah seorang pihak ketiga yang telah membayar utang si berhutang tersebut demi hukum muncul sebagai kreditur baru yang menggantikan kedudukan kreditur atau si berpiutang lama terhadap debitur si berhutang. Karena hutang telah dibayar oleh seorang pihak ketiga tersebut maka perjanjian hutang menjadi hapus seketika itu juga, tetapi pada saat yang sama pula perjanjian hutang hidup lagi dengan adanya pihak ketiga sebagai pengganti kreditur lama. Kreditur baru dapat menagih kepada debitur dan memperoleh hakhak ikutannya yang berupa jaminan-jaminan kredit tersebut. Dalam penulisan skripsi ini, metode penelitian digunakan sebagai cara untuk memperoleh data-data yang lengkap dan tepat dipercaya kebenaranya untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang masalah yang dihadapi. Adapun tujuan penelitian tersebut penulis bertujuan untuk mengetahui prosedur perjanjian subrogasi serta mengetahui akibat hokum subrogasi dan masala-masalah yang timbul dalam pelaksanaan subrogasi dan cara penyelesaianya dalam praktek perjanjian kredit cabang BANK DANAMON SURAKARTA. Kata Kunci: Pihak Bank Danamon

REVIEW OF THE PRACTICE OF CREDIT SUBROGATION (Case study in Surakarta Branch of Bank Danamon) Name NIM Faculty : Frendy RISTIANTO : C100.030.150 : LAW ABSTAKSI Subrogation is the "Replacement" party position of creditors by a third party in the agreement, as a result of payments made by third parties for the debts of the debtor and creditors. Subrogation is a way to rescue the credit. Where subrogation is a third party who has paid the debt owed by the law emerged as a new lender to replace the position of creditors or the debtor's berpiutang long to owe. Because the debt has been paid by a third party to remove the loan agreement right away, but at the same time also living longer loan agreement with a third party as a replacement for the old creditors. The new lender may collect from borrowers and obtain the rights ikutannya the form of loan guarantees. In writing this thesis, the research method used as a way to obtain complete data and the right to believe kebenaranya to obtain a clear picture of the problems encountered. The purpose of the study the authors aimed to determine the procedures and know the result of the agreement subrogation and legal subrogation masala issues arising in the implementation of subrogation and the way in practice penyelesaianya credit agreement DANAMON SURAKARTA BANK branch. Key words: The Bank Danamon

PENDAHULUAN Untuk memenuhi tuntutan globalisasi tersebut maka setiap negara harus melaksanakan pembangunan agar tidak ketinggalan dengan negara lain. Masyarakat Indonesia sebagai bagian masyarakat dunia mau tidak mau harus memantapkan pelaksanaan pembangunan untuk mewujudkan masyarakat adil makmur dan mampu mensejajarkan diri dengan bangsa lain di dunia Maka agar pembangunan ekonomi bisa dengan baik, diperlukan adanya suatu kebijakan ekonomi untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang tinggi yaitu dengan meningkatkan pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan dana. Didalam masalah pendanaan maka tidak pernah terlepas dari dunia perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan didalam menunjang kebijakan ekonomi nasional. Perbankan memiliki peranan yang strategis untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional terutama disebabkan oleh fungsinya sebagai wahana yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien. Pertumbuhan dan perkembangan perbankan nasional kita tidak terlepas dari adanya langkah-langkah kebijaksanaan deregulasi pemerintah sebagai upaya mendorong dan mempercepat perkembangan ekonomi dan pembangunan yang diharapkan 1. Perbankan memiliki kedudukan yang penting dalam memberikan pelayanan di bidang perkreditan. Kredit perbankan membantu tersedianya dana untuk membiayai kegiatan produksi nasional, penyimpanan bahan, pembiayaan kredit penjualan, transportasi barang, kegiatan perdagangan 2. Apabila pemberian kredit berjalan lancar, maka kegiatan perekonomian dan pembangunan dapat berkembang dan terus ditingkatkan. Namun apabila 1) 2) Moh. Ma ruf Saleh, Langkah Antisipatif Yang Harus Dilakukan Dalam Memproses Dan Menyediakan Kredit Bermasalah, Info Bank, Jakarta, 1997, hal. 1. Siswanto Sutojo, Analisis Kredit Bank Umum: Konsep Dan Teknik, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta,1995, hal 2-3

pemberian kredit berkurang akan membuat kegiatan ekonomi dan pembangunan mengalami kelambatan. Kredit Sesuai dengan namanya yaitu pinjaman yang bersifat lunak dalam pembayarannya, dengan berjangka atau sesuai dengan apa yang telah menjadi kesepakatan bersama antara debitur dan kreditur. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Pasal 1 ayat 11 Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang pengertian kredit, yaitu Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat di persamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam anatara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga 3 Dalam penelitian perumusan masalah sangatlah penting karena memberi arah dalam membahas masalah yang diteliti, sehingga penelitian dapat dilakukan secara lebih sistematis dan terarah sesuai dengan sasaran yang ditentukan. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: Pertama, prosedur perjanjian Subrogasi dalam praktek perjanjian kredit pada Bank Danamon Surakarta? Kedua, akibat hukum subrogasi terhadap para pihak dalam perjanjian kredit? Dan ketiga, Masalah-masalah apa yang timbul dalam pelaksanaan subrogasi terhadap perjanjian kredit dan bagaimana cara penyelesaiannya? Setiap Penelitian pasti ada tujuan yang hendak dicapai, dan tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui prosedur perjanjian Subrogasi dalam praktek perjanjian kredit pada Bank Danamon Surakarta. Kedua, mengetahui akibat hukum subrogasi terhadap para pihak dalam perjanjian kredit. Ketiaga, mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan subrogasi terhadap perjanjian kredit dan cara penyelesaiannya 3) Udang-undang RI No. 10 Tahun 1998, Citra Umbara, Bandung, hal 135

Metode penelitian Agar dalam penyusunan skripsi ini dapat berhasil dengan baik, diperlukan suatu metode penelitian yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Jadi, metode penelitian digunakan sebagai cara untuk memperoleh data-data yang lengkap dan dapat dipercaya kebenarannya untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang masalah yang dihadapi: a. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang penulis gunakan adalah metode pendekatan yuridis empiris, yaitu suatu penelitian dimana yang diteliti adalah data sekunder yang kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap data-data primer dilapangan yang dengan berpegang teguh pada segi-segi yuridis 4. b. Jenis Penelitian Penulis menggunakan jenis penelitian hukum sosiologis atau empiris yang bersifat deskriptif-eksploratif, yaitu penelitian yang berusaha menggambarkan dan memberikan data seteliti mungkin tentang obyek yang akan diteliti dan berusaha mengisi kekosongan atau kekurangan obyek yang diteliti. 5 c. Lokasi Penelitian Lokasi penulisan adalah tempat atau daerah yang dipilih sebagai tempat pengumpulan data dilapangan untuk menemukan jawaban terhadap masalah. Lokasi penelitian sesuai judul diatas penulis mengambil lokasi di Surakarta, dengan sasaran pada Bank Danamon berdasar informasi yang di dapat, ternyata di Bank Danamon banyak sekali terdapat kasus yang sedang di telitiz d. Metode Pengumpulan Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini, akan dikumpulkan melalui: 4) 5) Khudzaifah Dimyati dan Kelik Wardino, 2004, Metode Penelitian Hukum, Buku Pegangan Kuliah, Surakarta: FH UMS, hal. 45 Sutrisno Hadi,. Metodologi Research Jilid 1. Andi offset, Yogyakarta. hal 4

1) Studi Kepustakaan Cara memperoleh data dengan mempelajari buku-buku referensi atau buku-buku ilmiah, dokumen-dokumen yang menunjang dan peraturan-peraturan yang berkait dengan pokok permasalahan. 2) Penelitian Lapangan a) Pengamatan (Observasi): adalah suatu cara untuk memperoleh data dengan cara mengamati langsunng terhadap obyek penelitian yaitu pada instansi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk mengetahui keadaan sesungguhnya yaitu pada Bank Danamon Surakarta tentang subrogasi dan permasalahannya dalam praktek perjanjian kredit. 6 b) Wawancara (Interview): merupakan suatu kegiatan dimana seseorang dengan tujuan tertentu melakukan percakapan atau tatap muka dengan memperoleh berbagai keterangan atau jawaban yang akan digunakan dalam suatu penelitian. e. Analisis Data Setelah semua data terkumpul maka tindak lanjutnya adalah dengan memberikan analisa melalui 3 tahap yaitu: 1) Pemprosesan dan Penyusunan Data 2) Pengkategorian Data 3) Pemeriksaan Data Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif, deskriptif yaitu apa yang dinyatakan oleh responden baik secara lisan maupun tertulis dan perilaku nayata para pihak yang diteliti atau dipelajari merupakan obyek yang utuh. Sedangkan kualitatif dimaksudkan sebagai analisis data yang berdasarkan kualitas, mutu dan sifat nyata yang berlaku dalam masyarakat. 7 6) 7) Ibid, hal.67 Ibid. Metode Penelitian Hukum.UI Press Jakarta 1986. hal 250

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Prosedur dan Isi Perjanjian Subrogasi dalam Praktek Perjanjian Kredit Pada Bank Danamon Surakarta Adapun proses tentang Tata Cara Prosedur Mengenai Perjanjian Subrogasi adalah sebagai berikut: Penjamin, Wakil atau Kuasanya beserta Debitur, Wakil atau Kuasanya Datang bersama-sama ke Bank Danamon. Mengutarakan ke Bank bermaksud untuk melakukan pelunasan hutang-hutang, yang selanjutnya diterima oleh petugas Bank Danamon. Kemudian Petugas Bank Danamon kemudian meminta salinan Surat Akta Hutang untuk melakukan pencocokan pada data di Bank, di lanjutkan dengan melakukan penghitungan jumlah Hutang-Hutang (berikut segala bunga,provisi, dan denda, dll). Kemudian petugas meminta para pihak unuk mengisi formulir yang telah disediakan oleh Petugas Bank Danamon guna kelengkapan administrasi bank Danamon. Selanjutnya petugas Bank Danamon kemudian mencatat pembayaran tersebut, setelah kelengkapan formulir tersebut terpenuhi. Dan Setelah itu Bank Danamon mengeluarkan akad surat perjanjian utang piutang subrogasi yang mana didalamnya menyebutkan telah terjadi pembayaran oleh pihak ketiga atas hutang-hutang debitur kepada bank danamon. Selanjutnya disebutkan mengenai pemindahan segala tuntutan dan hak-hak yang semula dimiliki oleh kreditur, berikut segala jaminan yang diikutkan kepada pihak ketiga. Kemudian petugas bank menerbitkan surat akta perjanjian utang piutang subrogasi dan penyerahannya kepada pihak ketiga dilakukan pada tanggal yang sama dengan tanggal pencatatan pembayaran pelunasan hutang.. b. Isi Perjanjian Subrogasi dalam Praktek Perjanjian Kredit Dalam isi perjanjian subrogasi ini memuat beberapa Pasal, yang isinya lebih menekankan pada kewajiban yang harus dipenuhi oleh pihak kedua. Hal ini disebabkan bahwa posisi pihak kedua merupakan pihak yang membutuhkan pinjaman, sehingga mau tidak mau harus mengikuti isi dari perjanjian tersebut. Namun pada awal pemberian kredit pihak kesatu telah

memberikan penjelasan sehingga pihak kedua tidak terkejut atas beban-beban dalam pengambilan kredit tersebut. Adanya kepastian hukum ini sangat penting terhadap para pihak yang terlibat dalam perjanjian subrogasi, karena bila nantinya terjadi suatu hal yang tidak di inginkan salah satu pihak dapat meminta lembaga peradilan untuk menyelesaikannya, terutama pihak yang merasa dirugikan. Mengenai penegasan adanya tersebut baiknya dibuat dalam bentuk perjanjian tertulis, kalau tidak dengan akta otentik paling tidak dengan akta di awah tangan. c. Akibat Hukum Subrogasi Terhadap Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Dalam perjanjian ini ada beberapa pihak yaitu Pihak pertama sebagai kreditur, pihak kedua sebagai debitur dan pihak ketiga sebagai penjamin. Dimana pihak-pihak tersebut memiliki hak dan kewajiban sebelum dan sesudah adanya subrogasi.. Menurut penulis hak kreditur akan beralih sebesar apa yang sudah di bayarkan oleh pihak ketiga kepada kreditur. Jikalau pihak ketiga hanya membayar sebagian dari hutang debitur, maka sudah tentu hanya sebesar bagian itu yang dapat beralih. Hak kreditur dapat beralih pada pihak ketiga adalah sejauh apa yang telah di bayarkan pihak ketiga kepada pihak kreditur dan tergantung pula pada sesuatu apa yang telah menjadi kesepakatan bersama antara keduanya. Selain itu, pendapat yang penulis kemukakan di atas juga mendasarkan pada pemikiran dari M. Yahya Harahap, dalam bukunya Segisegi Hukum Perjanjian, menyatakan bahwa akibat yang paling nyata dalam perjanjian subrogasi adalah beralihnya hak tuntutan dan kedudukan pihak kreditur kepada pihak ketiga (Pasal 1400 KUHPerdata). Peralihan kedudukan itu meliputi segala hak dan tuntutan. Termasuk pula hak mendahului (hak prepillege). Subrogasi ini harus dinyatakan dengan tegas dan dilakukan tepat pada waktu pembayaran. Dengan demikian penjamin yang telah bersedia membayar hutang pihak debitur kepada pihak kreditur akan terjadi subrogasi yang berakibat seluruh hak dan tuntutan yang dimiliki pihak kreditur beralih

seketika itu juga kepada pihak penjamin atau dalam arti di subrogasikan kepada pihak penjamin tersebut. d. Masalah-Masalah yang Timbul dalam Pelaksanaan Terhadap Perjanjian Kredit dan Cara Penyelesaianya Masalah yang sering timbul dalam pelaksanaan subrogasi terhadap perjanjian kredit di Bank Danamon adalah sebagai berikut : Langkah penyelesaian yang diambil pihak Bank adalah melakukan musyawarah untuk memberi kesempatan kepada debitur dengan kesepakatankesepakatan baru dalam pelunasan misalkan diadakan restrukturisasi hutanghutangnya. Langkah ini ditempuh bila pihak debitur memiliki itkad baik dan bertanggung jawab. Artinya kesulitan berhentinya cicilan pembayaran kredit disebabkan karena kondisi ekonominya betul-betul dalam keadaan yang kritis, dan hal ini sudah dibuktikan dengan penyelidikan terlebih dahulu oleh pihak bank. Sedangkan permasalahan kedua, bahwa nasabah sulit dilacak keberadaannya, langkah pertama pihak bank menempuh dengan melakukan pendekatan kepada pihak ahli waris atau kerabatnya. Hal ini dilakukan untuk memberitahukan bahwa yang bersangkutan sedang memiliki tanggung jawab atas kredit macetnya. Sehingga diharapkan ada kerjasama dari pihak ahli waris untuk turut mendukung pihak kedua sehingga pihak kedua bersegera menyelesaikan kewajibannya kepada pihak bank walaupun sudah ada jaminan. Namun bila penyelesaian terlalu lama dan memakan biaya banyak, maka pelelangan atau eksekusi jaminan pun dilakukan karena dikawatirkan mengganggu kesehatan bank Danamon. Langkah kedua adalah menggunakan jasa Debt Collector, dengan asumsi bahwa lembaga ini dapat lebih konsentrasi dan profesional untuk melakukan penagihan. Mengenai permasalahan ketiga, mengenai pihak yang mengingkari perjanjian dengan menjual barang jaminan, contohnya kreditur memberikan kredit KPR kepada debitur dengan jaminan rumah yang dibeli dengan kredit KPR tersebut, kemudian debitur sebagai pemilik rumah tanpa sepengetahuan kreditur menjual dibawah tangan kepada orang lain, dan orang lain ini

menghuni rumah itu. Hutang debitur kepada Bank menjadi macet dan debitur sulit di temui karena telah menjual rumahnya, untuk menyelamatkan kredit ini kreditur dapat menawarkan kepada pembeli/ penghuni rumah untuk melunasi sisa hutang tersebut sehingga pembeli yang telah melunasi hutang debitur menggantikan kedudukan bank sebagai kreditur. Inilah penyelesaian kredit melalui subrogasi. Dalam hal ini prosedur yang di tempuh oleh Bank Danamon ditempuh melalui jalur diluar yuridiksi yaitu dengan musyawarah. KESIMPULAN DAN SARAN a. Prosedur dan Isi Perjanjian Subrogasi dalam Praktek Perjanjian Kredit Pada Bank Danamon Surakarta Adapun proses tentang Tata Cara Prosedur Mengenai Perjanjian Subrogasi adalah sebagai berikut: 1) Penjamin, Wakil atau Kuasanya beserta Debitur, Wakil atau Kuasanya Datang bersama-sama ke Bank Danamon. Mengutarakan ke Bank bermaksud untuk melakukan pelunasan hutang-hutang, yang selanjutnya diterima oleh petugas Bank Danamon. 2) Petugas Bank Danamon kemudian meminta salinan Surat Akta Hutang untuk melakukan pencocokan pada data di Bank, di lanjutkan dengan melakukan penghitungan jumlah Hutang-Hutang (berikut segala bunga,provisi, dan denda, dll) 3) Kemudian petugas meminta para pihak unuk mengisi formulir yang telah disediakan oleh Petugas Bank Danamon guna kelengkapan administrasi bank Danamon. 4) Petugas Bank Danamon kemudian mencatat pembayaran tersebut, setelah kelengkapan formulir tersebut terpenuhi. 5) Setelah itu Bank Danamon mengeluarkan akad surat perjanjian utang piutang subrogasi yang mana didalamnya menyebutkan telah terjadi pembayaran oleh pihak ketiga atas hutang-hutang debitur kepada bank

danamon. Selanjutnya disebutkan mengenai pemindahan segala tuntutan dan hak-hak yang semula dimiliki oleh kreditur, berikut segala jaminan yang diikutkan kepada pihak ketiga. Kemudian petugas bank menerbitkan surat akta perjanjian utang piutang subrogasi dan penyerahannya kepada pihak ketiga dilakukan pada tanggal yang sama dengan tanggal pencatatan pembayaran pelunasan hutang.. b. Isi Perjanjian Subrogasi dalam Praktek Perjanjian Kredit Dalam isi perjanjian subrogasi ini memuat beberapa Pasal, yang isinya lebih menekankan pada kewajiban yang harus dipenuhi oleh pihak kedua. Hal ini disebabkan bahwa posisi pihak kedua merupakan pihak yang membutuhkan pinjaman, sehingga mau tidak mau harus mengikuti isi dari perjanjian tersebut. Namun pada awal pemberian kredit pihak kesatu telah memberikan penjelasan sehingga pihak kedua tidak terkejut atas beban-beban dalam pengambilan kredit tersebut. c. Akibat Hukum Subrogasi Terhadap Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Dalam perjanjian ini ada beberapa pihak yaitu Pihak pertama sebagai kreditur, pihak kedua sebagai debitur dan pihak ketiga sebagai penjamin. Dimana pihak-pihak tersebut memiliki hak dan kewajiban sebelum dan sesudah adanya subrogasi.. Menurut penulis hak kreditur akan beralih sebesar apa yang sudah di bayarkan oleh pihak ketiga kepada kreditur. Jikalau pihak ketiga hanya membayar sebagian dari hutang debitur, maka sudah tentu hanya sebesar bagian itu yang dapat beralih. Hak kreditur dapat beralih pada pihak ketiga adalah sejauh apa yang telah di bayarkan pihak ketiga kepada pihak kreditur dan tergantung pula pada sesuatu apa yang telah menjadi kesepakatan bersama antara keduanya d. Masalah-Masalah yang Timbul dalam Pelaksanaan Terhadap Perjanjian Kredit dan Cara Penyelesaianya Masalah yang sering timbul dalam pelaksanaan subrogasi terhadap perjanjian kredit di Bank Danamon adalah sebagai berikut :

Langkah penyelesaian yang diambil pihak Bank adalah melakukan musyawarah untuk memberi kesempatan kepada debitur dengan kesepakatankesepakatan baru dalam pelunasan misalkan diadakan restrukturisasi hutanghutangnya. Sedangkan permasalahan kedua, bahwa nasabah sulit dilacak keberadaannya, langkah pertama pihak bank menempuh dengan melakukan pendekatan kepada pihak ahli waris atau kerabatnya. Mengenai permasalahan ketiga, mengenai pihak yang mengingkari perjanjian dengan menjual barang jaminan. Terhadap penyelesaian kredit bermasalah atas nasabah yang meninggal di Bank Danamon, Pihak Bank melakukan pendekatan terhadap ahli waris dan pihak penjamin. Dalam hal ini prosedur yang di tempuh oleh Bank Danamon ditempuh melalui jalur diluar yuridiksi yaitu dengan musyawarah. Jalur diluar yuridiksi inilah yang sering digunakan karena dengan jalur ini permasalahan kredit sudah bisa diselesaikan dengan aman, dan tanpa biaya tambahan yang terlalu banyak. e. Saran- saran 1) BANK DANAMON CABANG SURAKARTA yang bergerak dibidang Jasa Perbankan tetap konsisten keberadaanya didalam masyarakat serta mampu bersaing secara sehat dan lebih meningkatkan kinerja serta pelayanan kepada nasabah sebagai Penyedia Dana (modal) dalam rangka Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Utamanya Perekonomian di Wilayah Surakarta. 2) Dalam rangka menghindari hal-hal yang diinginkan seperti wanprestasi yang dilakukan debitur, maka pihak bank sebelum memberikan kredit harus lebih hati-hati dan teliti dalam menilai atau memeriksa baik calon debitur maupun barang-barang yang dijadikan jaminan. Tidak hanya sekedar cek lingkungan, tetapi juga berdasarkan bukti atau keadaan yang sebenarnya.

3) Pihak BANK harus lebih memfokuskan pada baiknya angsuran debitur agar bs lebih baik lagi dan tepat waktu serta keadaa penjamin (pihak ketiga). 4) Bilamana segala ketentuan dan peraturan-peraturan di patuki dengan baik, maka pihak bank tidak segan-segan memberikan kredit.

DAFTAR PUSTAKA Faried Wijaya, 1991. Perkreditan Bank Dan Lembaga-lembaga Keuangan Kita. Yogyakarta: BPFE, Hilman Hadi Kusumo, Metode Pembuatan Kertas Kerja/Skripsi Ilmu Hukum, Mandar Maju, Bandung. H. Salim HS. 2004. Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, Jakarta: Rajawali Press. Khudzaifah Dimyati dan Kelik Wardino, 2004, Metode Penelitian Hukum, Buku Pegangan Kuliah, Surakarta: FH UMS. Moh. Ma ruf Saleh, 1997. Langkah Antisipatif Yang Harus Dilakukan Dalam Memproses Dan Menyediakan Kredit Bermasalah. Jakarta: Info Bank,. M. Yahya Harahap. 1986. Segi-Segi Hukum Perjanjian. Bandung: Alumni, Siswanto Sutojo, 1995. Analisis Kredit Bank Umum: Konsep Dan Teknik. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo. Sutarno, 2004. Aspek-Aspek Hukum Perkreditan Pada Bank. Bandung: CV. Alfabeta. Sutrisno Hadi,. Metodologi Research Jilid 1. Andi offset, Yogyakarta. Undang-undang RI No. 10 Tahun 1998, Citra Umbara, Bandung, hal 135 Undang-Undang Dasar 1945