TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

dokumen-dokumen yang mirip
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 04/PRT/M/2006 TENTANG KODE ETIK AUDITOR INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

PENERAPAN DISIPLIN PNS

Administrasi Kepegawaian Negara. Lina Miftahul Jannah

P E M E R I N T A H K O T A M A D I U N

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

STANDAR OPERASIONAL PELAYANAN APARATUR

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

JENIS DAN BENTUK SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 91 TAHUN 2009 TENTANG KODE ETIK PEMERIKSA / AUDITOR INSPEKTORAT ACEH GUBERNUR ACEH,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelengga

BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR : PER/04/M.PAN/03/2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

POKOK-POKOK PERATURAN PEMERINTAH TENTANG DISIPLIN PNS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK APARAT PENGAWAS INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 120 TAHUN

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 21 SERI E

PELANGGARAN TERHADAP KEWAJIBAN DAN LARANGAN BAGI PNS

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2015

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 87 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) KABUPATEN BADUNG

MATRIKS PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

ATURAN ETIKA DAN PERILAKU APARAT PENGAWAS INTERN DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 17 Tahun : 2014

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 51 SERI E

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA KETENTUAN PELAKSANAAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

PROPINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOM OR TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT

- 1 - GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

SOSIALISASI PP 53 TAHUN 2010

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR: KI70/DJM.S/201 0 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN LAMONGAN

KEPUTUSAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 008-A/SEK/SK/1/2012 TENT ANG ATURAN PERILAKU PEGAWAI MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

PEMBINAAN DISIPLIN A. DASAR HUKUM B. PENJELASAN 1. Maksud 2. Tujuan 1. Kewajiban,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2015

NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

GUBERNUR MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum

PELANGGARAN DAN TINGKAT HUKUMAN DISIPLIN

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG ATURAN PERILAKU AUDITOR INSPEKTORAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran Negara Republik

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem

RANCANGAN PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG

BAB II FUNGSI PENGAWASAN YANG DILAKSANAKAN OLEH INSPEKTORAT TERHADAP DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH NOMOR : 800/ /203 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA SALATIGA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWATIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BUPATI TANAH LAUT PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK INSPEKTORAT KABUPATEN TANAH LAUT

Kode Etik Pegawai Negeri Sipil

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.1

Keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara Nomor : 1180/H5.1.R/SK/SDM/2008 Tentang Kode Etik dan Peraturan Disiplin Pegawai Universitas Sumatera

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL. B A B I KETENTUAN UMUM

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg

Transkripsi:

SURAT KEPUTUSAN Nomor : W13-A/0200/HM.00/ SK/I/2009 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PENGADILAN TINGGI AGAMA SURABAYA KETUA PENGADILAN TINGGI AGAMA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Pengadilan Tinggi Agama Surabaya secara profesional dan akuntabel diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang memiliki integritas, kompetensi, obyektifitas dan independensi yang tinggi ; b. bahwa untuk mendukung kesinambungan terpenuhinya persyaratan sebagaimana dimaksud dalam huruf (a) dipandang perlu adanya pembinaan jiwa korps dan kode etik Pegawai Negeri Sipil dalam berperilaku dalam menjalankan tugas dan fungsi selaku Pegawai Negeri Sipil di Pengadilan Tinggi Agama Surabaya; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2), Pasal 27 ayat (1), dan Pasal 28 Undang-UndangDasar 1945; 2. Undang-Undang Nomorr 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 lahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890); 3. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); 4. Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama; 5. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil; 6. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps Dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil; 7. Keputusan Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor : KMA/096/SK/X/2006 tentang Tanggung Jawab Ketua Pengadilan Tingkat Banding dan Ketua Pengadilan Tingkat Pertama dalam Melaksanakan Tugas Pengawasan; 8. Keputusan Ketua Mahkamah Agung R.I. nomor 070/KMA/SK/V/2008 yang diperbaharui dengan nomor 071/KMA/SK/V/2008; 9. Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung R.I. Nomor : 035/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Keputusan Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor : 071/KMA/SK/V/2008 tentang Ketentuan Penegakan Disiplin Kerja dalam Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Khusus Kinerja Hakim dan Pegawai Negeri pada Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang Berada di Bawahnya MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN TINGGI AGAMA SURABAYA TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PENGADILAN TINGGI AGAMA SURABAYA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Surat Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Kode Etik Pegawai Negeri Sipil adalah norma yang harus ditaati oleh seluruh Pegawai Negeri Sipil Pengadilan Tinggi Agama Surabaya dalam menjalankan tugas, kewenangan dan tanggung jawab secara pribadi dan organisasi. 2. Pelanggaran adalah segala perbuatan dalam bentuk ucapan maupun tulisan dan atau perilaku Pegawai Negeri Sipil Pengadilan Tinggi Agama Surabaya yang bertentangan dengan butir-butir jiwa korps dan

kode etik Pegawai Negeri Sipil Pengadilan Tinggi Agama Surabaya. 3. Pegawai Negeri Sipil Pengadilan Tinggi Agama Surabaya adalah Calon Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Negeri Sipil dan Hakim Tinggi sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama; 4. Pejabat yang berwenang adalah Pejabat Pembina Kepegawaian atau Pejabat yang berwenang menghukum atau Pejabat lain yang ditunjuk. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Maksud ditetapkannya Kode Etik adalah tersedianya pedoman perilaku bagi Pegawai Negeri Sipil Pengadilan Tinggi Agama Surabaya dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Tujuan Kode Etik adalah : Pasal 3 1) Mendorong sebuah budaya etis dalam pelaksanaan kinerja Pegawai Negeri Sipil Pengadilan Tinggi Agama Surabaya 2) Mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak etis, agar terpenuhinya prinsip-prinsip kerja yang akuntabel dan terlaksananya pengendalaian pegawasan sehingga dapat terwujud Pegawai Negeri Sipil Pengadilan Tinggi Agama Surabaya yang kredibel dengan kinerja yang optimal dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. BAB III PRINSIP DAN PERILAKU Pasal 4 Pegawai Negeri Sipil Pengadilan Tinggi Agama Surabaya wajib mematuhi prinsip-prinsip berikut ini : 1) Integritas Pegawai Negeri Sipil Pengadilan Tinggi Agama Surabaya harus memiliki kepribadian yang dilandasi unsur jujur, berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya 2) Obyektifitas Pegawai Negeri Sipil Pengadilan Tinggi Agama Surabaya harus menjunjung tinggi ketidakberpihakan dan profesional dalam pelaksanaan tugas di bidang administrasi perkara (peradilan) maupun kesekretariatan. Pegawai Negeri Sipil Pengadilan Tinggi Agama Surabaya membuat penilaian seimbang atas semua situasi yang relevan dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sendiri atau orang lain dalam mengambil keputusan 3) Kerahasiaan Menyimpan rahasia Negara dan atau rahasi jabatan dengan sebaik-baiknya. 4) Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Pengadilan Tinggi Agama Surabaya harus memiliki pengetahuan, keahlian, pengalaman dan ketrampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas. 1) Integritas BAB IV ATURAN PERILAKU Pasal 5 a. Melaksanakan tugasnya secara jujur, teliti, bertanggungjawab dan bersungguh-sungguh b. Menunjukkan kesetiaan dalam segala hal yang berkaitan dengan uraian tugas dan perintah dari atasan dalam melaksanakan tugas c. Mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan dan mengungkapkan segala hal yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku d. Menjaga Citra dan mendukung visi dan misi Pengadilan Tinggi Agama Surabaya

e. Tidak menjadi bagian kegiatan ilegal atau mengaitkan diri pada tindakan-tindakan yang dapat mendeskritkan Mahkamah Agung dan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya f. Menggalang kerjasama yang sehat diantara sesama Pegawai dalam pelaksanaan tugas g. Saling mengingatkan, membimbing dan mengoreksi perilaku sesama Pegawai dalam pelaksanaan tugas 2) Obyektifitas a. Tidak berpartisipasi dalam kegiatan atau hubungan-hubungan yang mungkin mengganggu atau dianggap mengganggu penilaian yang tidak memihak atau yang mungkin menyebabkan terjadinya benturan kepentingan b. Menolak pemberian dari pihak manapun dalam menjalankan tugas sebagai Pegawai Negeri Sipil. 3) Kerahasiaan a. Secara hati-hati menggunakan informasi dan menjaga segala informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan tugas b. Tidak akan menggunakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan pribadi/golongan diluar kepentingan organisasi atau dengan cara bertentangan dengan peraturan perundang-undangan 4) Komptensi a. Melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan uraian tugas dan peraturan perundangundangan yang berlaku b. Terus menerus meningkatkan kemahiran profesi, keefektifan dan kualitas hasil pekerjaan c. Menolak tidak melaksanakan tugas apabila tidak sesuai dengan pengetahuan, keahlian dan ketrampilan yang dimiliki. BAB V HUBUNGAN ANTAR SESAMA PEGAWAI NEGERI SIPIL Pasal 6 Sesama Pegawai dalam pelaksanaan tugasnya wajib : a. Menggalang kerjasama yang sehat; b. Menumbuhkan dan memelihara rasa kebersamaan dan kekeluargaan c. Saling mengingatkan, membimbing dan mengoreksi perilaku d. Menjaga hubungan harmonis dan menghindarkan persaingan tidak sehat BAB VI HUBUNGAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN JABATAN DAN TUGASNYA Pasal 7 Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan Jabatan dan Tugasnya wajib : 1. Mengerahkan segala daya upaya dalam melaksanakan mandat tugas dan jabatan yang diserahkan kepadanya. 2. Menerima penempatan tugas, melaksanakan perjalanan dinas, dan mutasi berdasarkan perintah atau keputusan atasan yang berwenang. 3. Dapat dipercaya memegang rahsaia jabatan, yaitu rahasia yang berkaitan dengan tugas dan atau jabatannya, baik berupa dokumen tertulis, rekaman suara ataupun perintah atau pernyataan lisan dari atasannya. BAB VII HUBUNGAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN ATASANNYA Pasal 8 Pegawai Negeri Sipil yang berhubungan dengan atasannya wajib : 1. Membina kerjasama yang konstruktif dan produktif, serta saling menerima dan menghargai didasari ketulusan dan itikad baik. 2. Atasan sebagai panutan, pengarah dan pembimbing serta bertanggungjawab atas perilaku dan kinerja

bawahannya. 3. Menerima dan mematuhi segala perintah dan tugas yang diberikan atasan dengan penuh tanggung jawab. BAB VIII HUBUNGAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN BAWAHANNYA Pasal 9 Pegawai Negeri Sipil yang berhubungan dengan bawahannya wajib : 1. Membina kerjasama yang konstruktif dan produktif, serta saling menerima dan menghargai didasari ketulusan dan itikad baik. 2. Atasan sebagai panutan, pengarah dan pembimbing serta bertanggungjawab atas perilaku dan kinerja bawahannya. BAB IX HUBUNGAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN PIHAK YANG BERPERKARA Pasal 10 Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas dalam proses perkara wajib : 1. Menjaga penampilan sesuai dengan tugasnya. 2. Mampu menciptakan iklim dan menjalin kerjasama yang sehat dengan pihak yang berperkara. 3. Menghindari setiap tindakan dan perilaku yang memberikan kesan melanggar hukum atau etika profesi dan bersikap independen Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib : 1. Mengucapkan janji PNS. 2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan. BAB X KEWAJIBAN DAN LARANGAN Pasal 11 3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara R.I. Tahun 1945, Negara Kesatuan R.I. dan Pemerintah. 4. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan. 5. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab. 6. Menjunjung tinggi kehormatan Negara, pemerintah dan martabat PNS. 7. Mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan sendiri, seseorang dan/atau golongan. 8. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan. 9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat 10. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan Negara atau pemerintah terutama dibidang keamanan, keuangan dan materiil. 11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja sesuai dengan Surat Edaran Ketua Pengadilan Tinggi Agama Surabaya tanggal 15 Desember 2008 nomor : W13-A/2532/OT.01/XII/2008 dan Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung R.I. Nomor : 035/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Keputusan Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor : 071/KMA/SK/V/2008 tentang Ketentuan Penegakan Disiplin Kerja dalam Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Khusus Kinerja Hakim dan Pegawai Negeri pada Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang Berada di Bawahnya Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan. 12. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik Negara dengan sebaik-baiknya 13. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat. 14. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas. 15. Memberikan kesempatan kepda bawahan untuk mengembangkan karier dan 16. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pajabat yang berwenang.

Setiap PNS dilarang : 1. Menyalahgunakan wewenang Pasal 12 2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain 3. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk orang lain dan/atau lembaga atau organisasi internasional 4. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing 5. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah. 6. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan atau orang lain di dalam maupun diluar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak lansung merugikan Negara. 7. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan. 8. Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya. 9. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya. 10. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani. 11. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan 12. Memberikan segala bentuk dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. 13. Memberikan segala bentuk dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah. BAB XI SANKSI ATAS PELANGGARAN Pasal 13 Diuraikan di Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 30 Tahun 1980 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan aturan-aturan intern di Mahkamah Agung R.I. 1. Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 2. Peraturan ini disebarluaskan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk diketahui dan dilaksanakan. Ditetapkan di : Surabaya Pada tanggal : 10 Januari 2009 Ketua Pengadilan Tinggi Agama Surabaya, Drs. H. Kusno, S.H., M.H. NIP. 150054516