PERAN IBU DALAM PEMBENTUKAN POLA KONSUMSI MAKAN PADA BALITA DI PUSKESMAS II SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS. Oleh : Erna Kusuma Wati, Setiyowati Rahardjo 1

dokumen-dokumen yang mirip
PERAN IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN STATUS GIZI BALITA (Studi di Wilayah Puskesmas II Sumbang Kabupaten Banyumas)

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP POLA ASUH IBU BALITA DI KABUPATEN BANYUMAS (Studi di Puskesmas Banyumas dan Puskesmas II Kembaran)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SKOR POLA PANGAN HARAPAN (PPH) PADA RUMAH TANGGA SASARAN (RTS) DI DESA BATUKANDIK PULAU NUSA PENIDA

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

TESIS. Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI,

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK. Annisa Denada Rochman, Pembimbing I : Dani dr., M.Kes. Pembimbing II : Budi Widyarto Lana dr., MH.

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

Perilaku Ibu Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Balita. Mother Relationship With Events Nutrition Behavior In Children

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN


NASKAH PUBLIKASI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : SRI ANIS FADHILA SARI J

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian studi akhir pada Program Studi Gizi FIK UMS. Disusun Oleh :

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPATUHAN IBU TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang menjadi insan yang berkualitas. sebanyak 20 juta anak balita yang mengalami kegemukan. Masalah gizi

TESIS. Oleh MARIA POSMA HAYATI /IKM

ABSTRAK. Pengaruh Kompetensi Bidan di Desa dalam Manajemen Kasus Gizi Buruk Anak Balita terhadap Pemulihan Kasus di Kabupaten Pekalongan Tahun 2008

UNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN GIZI ORANG TUA DENGAN OBESITAS PADA BALITA DI PUSKESMAS PENUMPING SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS DAWE KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO SUHUFIL ULA NIM:

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

Novianti Damanik 1, Erna Mutiara 2, Maya Fitria 2 ABSTRACT

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMIGALUH I

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN ANAK DAN STATUS EKONOMI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA SEKOLAH DI KELURAHAN TUGU KECAMATAN CIMANGGIS KOTA DEPOK

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KONSUMSI ENERGI BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS EMPANG KABUPATEN SUMBAWA

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak balita merupakan kelompok usia yang rawan masalah gizi dan penyakit.

FAKTOR RESIKO KEJADIAN KURANG ENERGI PROTEIN (KEP) PADA BALITA (>2-5 TAHUN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEI AUR KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2012

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

PERBEDAAN SOSIAL EKONOMI DAN PENGETAHUAN GIZI IBU BALITA GIZI KURANG DAN GIZI NORMAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

UNIVERSITAS UDAYANA NI MADE ARIEK ASRI ARYANTI

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH BIDAN DESA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JEPARA TAHUN 2016

HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PLUS, KECAMATAN SAPE, KABUPATEN BIMA

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

Studi Korelasi Anemia pada Ibu Hamil dengan Kejadian Perdarahan Post Partum pada Persalinan Spontan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

TESIS. Oleh ESRAIDA SIMANJUNTAK /IKM

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaian Program Studi Stara 1 pada JurusanIlmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh : NUR AZIKIN ROZALI J FAKULTAS KEDOKTERAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. cukup beragam. Menurut Soekirman (2000) definisi dari masalah gizi adalah

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASUPAN PRODUK PANGAN ASAL HEWAN PADA BAYI

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak dapat ditanggulangi dengan pendekatan medis dan pelayanan masyarakat saja. Banyak

HUBUNGAN ANTARA STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 2-3 TAHUN (Survei pada ibu balita usia 2 3 tahun di puskesmas Baregbeg Ciamis)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN POLA ASUH IBU DENGAN WASTING DAN STUNTING PADA BALITA KELUARGA MISKIN

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK PRASEKOLAH DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN 2 TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

Henrika Hetti Gulo 1, Evawany 2, Jumirah 3. Jl. Universitas No.21 Kampus USU Medan, ABSTRACT

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-5 TAHUN YANG IBUNYA BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA DI WILAYAH KELURAHAN PURWODININGRATAN KOTA SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Ema Anggraeni

HUBUNGAN PENDAPATAN, PENYAKIT INFEKSI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS GLUGUR DARAT TAHUN 2014

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG KADARZI (Keluarga Sadar Gizi) Di Desa Demangan Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo KARYA TULIS ILMIAH

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

Analisis Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Keikutsertaan Ibu Hamil Dalam Melakukan Senam Hamil Pada Kelas Ibu Hamil

BAB I PENDAHULUAN. kurang, gizi baik, dan gizi lebih (William, 2010).

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA (UMUR 7-24 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Setiyowati Rahardjo dan Dyah Umiyarni Purnamasari Jurusan Kesehatan Masyarakat FKIK Unsoed Purwokerto

ANALISIS FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS CIMANDALA KABUPATEN BOGOR

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

Transkripsi:

PERAN IBU DALAM PEMBENTUKAN POLA KONSUMSI MAKAN PADA BALITA DI PUSKESMAS II SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS Oleh : Erna Kusuma Wati, Setiyowati Rahardjo 1 1 Staff pengajar Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Unsoed Purwokerto Abstrak Balita yang merupakan kelompok individu yang paling rentan terhadap gangguan kesehatan dan gizi karena status imunitas, diet dan psikologi anak belum matang atau masih dalam taraf perkembangan dan kelangsungan serta kualitas hidup. Dari studi yang pernah dilakukan diketahui posisi wanita dalam keluarga turut menentukan keadaan kesehatan dan tumbuh kembang anak karena ini bersangkutan dengan alokasi dana dan waktu. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran ibu dalam Pembentukan Pola Konsumsi Makan Pada Balita Di Puskesmas II Sumbang Kabupaten Banyumas. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan observasional dengan pendekatan cross sectional pada 100 balita. Pengumpulan data dengan observasi dan wawancara langsung dengan ibu, menggunakan kuesioner terstruktur. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji kai kuadrat dan multivariat dengan analisa regresi logistik ganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa 68.0% ibu termasuk umur reproduksi sehat, 98.0% berpendidikan rendah, 90% adalah Ibu Rumah Tangga, 56.0 % memiliki tingkat pendapatan lebih rendah dari UMK Banyumas Rp. 670.000,. sebanyak 60% termasuk keluarga kecil. Sebagai besar (76.0 %) ibu kurang mendapatkan paparan informasi dan 52.0% ibu mempunyai pengetahuan gizi dan kesehatan kategori kurang. Sebanyak 52.0 % ibu telah mempunyai proses penyiapan dan penyajian makan dengan baik. Data pola makan menunjukkan sebagian besar (64.0 %) pola konsumsi balita termasuk kategori kurang dan belum bervariasi jenis makanannya dalam memenuhi kebutuhan gizi sehari hari. Faktor yang berpengaruh terhadap pola konsumsi makan makan pada balita adalah keterpaparan informasi (0,004), pengetahuan ibu (0,011), dan proses penyiapan dan penyajian pangan (0,038).Peran pengetahuan ibu adalah faktor yang paling dominan terhadap pola konsumsi makan pada balita. Dalam Upaya pembentukan pola konsumsi makan balita yang baik guna tumbuh kembang yang optimal perlu ditingkatkan peran ibu dalam penganekaragaman pangan dengan pemanfaatan pangan lokal yang tersedia dan mensosialisakan menu gizi seimbang. Kata kunci : Peran Ibu, Pola Konsumsi, Balita Kepustakaan : 1989-2009 Abstract Under five child are a group of individuals who are most vulnerable to disruption because of health and nutrition status of immunity, diet and psychology of children not yet mature or still in their level of development and continuity and quality of life. From studies ever undertaken in mind the position of women within the family contribute to determine the state of health and development of the child because it is concerned with the allocation of funds and time. The purpose of this study is to analyze the role of mothers in the Consumption Pattern Formation Eating In Toddlers The Health Clinic II Donates Banyumas. The research design used was an observational design with cross sectional approach in 100 infants. Collecting data through observation and direct interviews with mothers, using a structured questionnaire. Data analysis was done using univariate, bivariate chi square test and multivariate analysis with multiple logistic regression analysis. The results showed that 68.0% of women of reproductive age, including healthy, 98.0% with low education, 90% were Housewife, 56.0% have income levels lower than the MSEs Banyumas USD. 670 000,. by 60%, including a small family. As the majority (76.0%) mothers have less exposure to information and 52.0% of mothers had knowledge about nutrition and health category. As many as 52.0% of women have had the preparation and presentation of eating well. Dietary data showed the majority (64.0%) infants in consumption patterns including less category and have not varied the type of food to meet daily nutritional needs. Factors that influence the consumption patterns of eating food in infants is exposure of information (0,004), knowledge capital (0,011), and the process of preparation and presentation of food (0.038). The role of knowledge capital is the most dominant factor on food consumption patterns in infants. In the food consumption pattern formation Efforts good toddler to optimal growth and development needs to be improved maternal role in the diversification of food by the utilization of locally available food and balanced nutrition mensosialisakan menu. Key words : Role of Mother, Consumption Patterns, Under five child Bibliography : 1989-2009 12 April 2011 85

PENDAHULUAN Masalah gizi berawal dari ketidakmampuan rumah tangga mengakses pangan, baik karena masalah ketersediaan di tingkat lokal, kemiskinan, pendidikan dan pengetahuan akan pangan dan gizi, serta perilaku masyarakat (Bappenas, 2007). Kebiasaan makan dapat terbentuk sejak usia balita yang merupakan masa penting dalam kehidupan seseorang karena pada masa inilah ditanamkan sikap, kebiasaan dan pola tingkah laku yang memegang peranan menentukan dalam perkembangan individu selanjutnya. Dalam masyarakat Indonesia, wanita dianggap sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap tugas domestik yang mencakup tugas pengasuhan, kesehatan dan pertumbuhan anak. Dari studi yang pernah dilakukan diketahui posisi wanita dalam keluarga turut menentukan keadaan kesehatan dan tumbuh kembang anak karena ini bersangkutan dengan alokasi dana dan waktu (Raharjo dalam Susanti, 2008). Perilaku ibu dalam pemberian makanan sangat berperan dalam membentuk pola konsumsi pangan dalam keluarga. Pola konsumsi pangan ditentukan oleh faktor sosial ekonomi rumah tangga, seperti pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, besar keluarga, pengetahuan pangan dan gizi, proses penyiapan dan penyajian pangan, keterpaparan informasi, harga pangan, selera (http://bkp.deptan.go.id). Hasil penelitian Rahardjo dkk (2007) menunjukkan adanya hubungan antara pola asuh ibu dengan status gizi balita di Kabupaten Banyumas. Penelitian Rahardjo (2009) menunjukkan 42% ibu mempunyai pola asuh makanan yang kurang baik, sebanyak 77% ibu mempunyai keterpaparan informasi yang kurang baik. Pola asuh makanan dan paparan informasi yang kurang menyebabkan konsumsi makanan kurang bervariasi. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Tahun 2009 prevalensi Kekurangan Energi Protein (KEP) pada Balita sebesar 12,90 %,. Puskesmas II Sumbang merupakan salah satu wilayah dengan masalah gizi tertinggi yaitu prevalensi gizi kurang atau BGM (Bawah Garis Merah) sebanyak 5,01% dan gizi buruk sebesar 0,28%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan peran ibu dalam menentukan pola konsumsi makan pada Balita di Puskesmas II Sumbang Kabupaten Banyumas. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory dengan desain cross sectional (Sastroasmoro, 2000). Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dengan jawaban tertutup. Populasi adalah semua balita yang ada di Desa Kotayasa, Banjarsari Kulon, Banjarsari Wetan dan Desa Ciberem. Empat desa ini dipilih karena memiliki persentase gizi kurang yang tertinggi dari 8 desa yang ada di wilayah Puskesmas II Sumbang. Jumlah populasi adalah 1448 balita. Sampel adalah balita usia 1 5 tahun sebanyak 100 balita orang yang diambil dengan tehnik cluster random sampling. Responden adalah ibu balita atau orang yang sehari hari bertanggungjawab dalam pengasuhan balita. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji univariat, bivariat dengan chi square dan uji multivariat yang digunakan adalah regresi logistik ganda. 12 April 2011 86

HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Responden dan Pola Konsumsi Makan Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Puskesmas II Sumbang Tahun 2010 No Karakteristik 1. Umur Reproduksi sehat Berisiko 2. Pendidikan Lanjut Rendah 3. Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja (Ibu Rumah Tangga) 4. Pendapatan Keluarga Sesuai/Diatas Umk Di Bawah Umk 5. Besar Keluarga Kecil Besar 6. Pengetahuan pangan dan gizi 7. Proses Penyiapan dan Penyajian makanana 8. Keterpaparan Informasi 9. Pola konsumsi makan Jumlah n % 34 16 1 49 5 45 22 28 30 20 24 26 26 24 12 38 68.0 32.0 2.0 98.0 10.0 90.0 44.0 56.0 60.0 40.0 48.0 52.0 52.0 48.0 24.0 76.0 18 36.0 32 64.0 Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar (68.0%) responden termasuk umur reproduksi sehat, sebagian besar (98.0%) berpendidikan rendah dan sebagian besar (90%) sebagai Ibu Rumah Tangga, separo lebih (56.0 %) memiliki tingkat pendapatan lebih rendah dari UMK Banyumas Rp. 670.000,. Sebagian besar (60%) termasuk keluarga kecil ( 4 orang). Sebagai besar (76.0 %) responden kurang mendapatkan paparan informasi dan separo lebih (52.0%) responden mempunyai pengetahuan gizi dan kesehatan kategori kurang. Sebanyak 52.0 % responden telah mempunyai proses penyiapan dan penyajian makan dengan baik. B. ANALISIS BIVARIAT 1. Pengaruh Umur Ibu Terhadap Pola Konsumsi Makan Pada Balita Tabel 2. Pengaruh Umur Ibu Terhadap Status gizi Balita Pola konsumsi Balita Umur Ibu Reproduksi Sehat 12 35,3 22 64,7 34 100.0 Berisiko 6 37,5 10 62,5 16 100,0 1,000 12 April 2011 87

Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa pola konsumsi balita yang baik presentase umur ibu yang berisiko lebih banyak dibandingkan ibu dengan umur reproduksi sehat. Sedangkan pada pola konsumsi makan yang kurang, presentase ibu dengan reproduksi sehat lebih banyak dari umur berisiko. Hasil analisis dengan uji chi square diperoleh nilai p= 1.000 ( alpha 0.05) artinya tidak ada pengaruh umur ibu terhadap pola konsumsi makan balita. 2. Pengaruh Pendidikan Ibu Terhadap Pola Konsumsi Makan Pada Balita Tabel 3 Pengaruh Pendidikan Ibu Terhadap Status gizi Balita Pendidikan Ibu Lanjut 1 100,0 0 0 1 100.0 0,360 Dasar 17 34,7 32 65,3 49 100,0 Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa pola konsumsi makan balita baik, presentase pendidikan ibu lebih banyak pada pendidikan lanjut. Sedangkan pada pola konsumsi makan kurang presentase pendidikan ibu semua dasar. Hasil analisis dengan uji chi square diperoleh nilai p= 0,360 ( alpha 0.05) artinya tidak ada pengaruh pendidikan ibu terhadap pola konsumsi makan balita. 3. Pengaruh Pekerjaan Ibu Terhadap Pola Konsumsi Makan Pada Balita Tabel 4. Pengaruh Pekerjaan Ibu Terhadap Status gizi Balita Pekerjaan Ibu Bekerja 3 60,0 2 40,0 5 100,0 0.336 Tidak Bekerja 15 33,3 30 66,7 45 100,0 Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada pola konsumsi makan balita baik, presentase pekerjaan lebih banyak pada ibu bekerja. Sedangkan pola konsumsi makan kurang presentase lebih banyak pada ibu yang tidak bekerja Hasil analisis dengan uji chi square diperoleh nilai p= 0,336 ( alpha 0.05) artinya tidak ada pengaruh pekerjaan ibu terhadap pola konsumsi makan balita. 4. Pengaruh Pendapatan Keluarga Terhadap Pola Konsumsi Makan Pada Balita Tabel 5 Pengaruh Pendapatan Keluarga Terhadap Status gizi Balita P Pendapatan Keluarga value Sesuai/diatas UMK 6 27,3 16 72,7 22 100,0 0,339 Dibawah UMK 12 42,9 16 57,1 28 100,0 Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa pola konsumsi makan balita yang baik, presentase pendapatan keluarga lebih banyak pada pendapatan dibawah UMK. Demikian juga pada pola konsumsi makan kurang presentase pendapatan keluarga lebih banyak dibawah UMK. Hasil analisis dengan uji chi square diperoleh nilai p= 0,339 ( alpha 0.05) artinya tidak ada pengaruh pendapatan keluarga terhadap pola konsumsi makan balita. 12 April 2011 88

5. Pengaruh Besar Keluarga Terhadap Pola Konsumsi Makan Pada Balita Tabel 6. Pengaruh Besar Keluarga Terhadap Status gizi Balita Besar Keluarga n % N % n % Kecil 9 30,0 21 70,0 30 100,0 0,434 Besar 9 45,0 11 55,0 20 100,0 Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa pola konsumsi makan baik, presentase jumlah keluarga besar lebih banyak dibanding keluarga kecil ( 4 orang). Sedangkan pola konsumsi makan balita kurang, presentase jumlah keluarga besar lebih banyak dari jumlah keluarga kecil. Hasil analisis dengan uji kai kuadrat diperoleh nilai p= 0,434 ( alpha 0.05) sehingga hipotesis nol diterima. Kesimpulannya tidak ada pengaruh besar keluarga terhadap pola konsumsi makan balita. 6. Pengaruh Keterpaparan Informasi Terhadap Pola Konsumsi Makan Pada Balita Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukkan bahwa pola konsumsi makan balita baik, presentase keterpaparan informasi baik lebih banyak dari keterpaparan informasi kurang. Sedangkan pola konsumsi makan balita kurang presentase ibu yang keterpaparan informasi kurang lebih banyak daripada keterpaparan baik. Hasil analisis dengan uji kai kuadrat diperoleh nilai p= 0,004 (< alpha 0.05) sehingga hipotesis nol ditolak. Kesimpulannya ada pengaruh keterpaparan informasi terhadap pola konsumsi makan balita. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 7 Tabel 7 Pengaruh Keterpaparan Informasi Terhadap Status gizi Balita Keterpaparan P Informasi value 9 75,0 3 25,0 12 100,0 0,004 9 23,7 29 76,3 38 100,0 Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukkan bahwa pola konsumsi makan balita baik, presentase keterpaparan informasi baik lebih banyak dari keterpaparan informasi kurang. Sedangkan pola konsumsi makan balita kurang presentase ibu yang keterpaparan informasi kurang lebih banyak daripada keterpaparan baik. Hasil analisis dengan uji kai kuadrat diperoleh nilai p= 0,004 (< alpha 0.05) sehingga hipotesis nol ditolak. Kesimpulannya ada pengaruh keterpaparan informasi terhadap pola konsumsi makan balita. 7. Pengaruh Pengetahuan Pangan Dan Gizi Terhadap Pola Konsumsi Makan Pada Balita Tabel 8 Pengaruh Pengetahuan Pangan dan Gizi Terhadap Status gizi Balita Pengetahuan Ibu 14 58,3 10 41,7 24 100,0 4 15,4 22 84,6 26 100,0 0,004 12 April 2011 89

Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa pola konsumsi makan balita baik, presentase pengetahuan ibu kategori baik lebih banyak dibanding pengetahuan kurang. Sedangkan pola konsumsi makan balita kurang presentase pengetahuan ibu kurang lebih banyak dibanding pengetahuan baik. Hasil analisis dengan uji kai kuadrat diperoleh nilai p= 0,004 (< alpha 0.05) sehingga hipotesis nol ditolak. Analisis multivariat diperoleh nilai p = 0.011 sehingga pengetahuan ibu berpengaruh terhadap pembentukan pola konsumsi makan balita di Puskesmas II Sumbang. Pengetahuan ibu dalam penelitian ini merupakan faktor yang paling dominan dalam pembentukan pola konsumsi makan balita. 8. Pengaruh Proses Penyiapan Dan Penyajian Pangan Terhadap Pola Konsumsi Makan Pada Balita Tabel 9 Pengaruh Penyiapan dan Penyajian Pangan Terhadap Status gizi Balita Peyiapan dan penyajian pangan 14 53,8 12 46,2 26 100,0 0,015 4 16,7 20 83,3 24 100,0 Berdasarkan Tabel 9. menunjukkan bahwa pola konsumsi makan balita baik, presentase penyiapan dan penyajian pangan baik lebih banyak dibanding penyiapan dan penyajian pangan yang kurang. Sedangkan pola konsumsi makan balita kurang presentase penyajian dan penyiapan pangan kurang lebih banyak disbanding penyiapan dan penyajian yang baik. Hasil analisis dengan uji kai kuadrat diperoleh nilai p= 0,015 (< alpha 0.05) sehingga hipotesis nol ditolak. Analisis multivariat diperoleh nilai p = 0.038 sehingga penyajian dan persiapan berpengaruh terhadap pembentukan pola konsumsi makan balita di Puskesmas II Sumbang. PEMBAHASAN Pada penelitian ini ditemukan sebagian besar ibu termasuk pada kelompok reproduksi sehat 20 25 tahuan sedangkan yang berisiko adalah ibu dengan umur dibawah 20 tahun. Umur merupakan salah satu faktor yang dapat menggambarkan kematangan seseorang artinya dalam hal pembentukan pola konsumsi makan, ibu yang lebih berumur dalam hal pemberian makanan lebih baik dari pada ibu yang berumur dibawahnya. Selain itu dimungkinkan karena setiap ibu mempunyai kesempatan yang sama dalam memperoleh informasi mengenai praktik pemberian makan dan akses informasi yang lebih terbuka sehingga umur tidak berpengaruh terhadap pembentukan pola konsumsi makan balita Pendidikan ibu hampir semuanya berpendidikan dasar. Hal ini sejalan dengan hasil Riskesdas 2007 bahwa prevalensi status gizi berdasarkan tingkat pendidikan orang tua, memperlihatkan semakin rendah tingkat pendidikan maka prevalensi status gizi buruk dan gizi kurang semakin besar. Tingkat pendidikan menentukan mudah tidaknya ibu menyerap informasi yang diterima namun tidak berpengaruh pada pembentukan pola konsumsi makan balita. Hal ini 12 April 2011 90

dimungkinkan selain faktor pendidikan terdapat faktor lain yang lebih berpengaruh pada pembentukan pola konsumsi makan. Pekerjaan ibu tidak berpengaruh pada pembentukan pola konsumsi makan balita. Beragamnya peran dalam keluarga mengarah pada peran ibu yang besar pada pekerjaan domestik namun karena desakan ekonomi, ibu mencari nafkah menambah penghasilan keluarga. Meskipun demikian ibu tetap bertugas menyediakan makanan bagi keluarga. Hal ini tidak mungkin dilaksanakan optimal pada ibu bekerja, maupun yang tidak bekerja apabila dari segi pendapatan keluarga yang masih dibawah UMK. Penelitian ini ditemukan ibu bekerja pola konsumsi makan balita baik, hal ini dimungkinkan berkaitan dengan Ibu yang bekerja akan menambah pendapatan keluarga,berarti kesempatan pemenuhan kebutuhan konsumsi pangan akan jauh lebih baik sehingga akan meningkatkan akses ibu dalam mendapatkan bahan makanan yang lebih bervariasi. Dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa antara pendapatan dibawah dan diatas UMK tidak berpengaruh pada pembentukan pola konsumsi makan balita, kemungkinan bahwa pemberian makan balita belum dianggap sebagai kebutuhan yang diprioritaskan, pola konsumsi makan balita hampir sama dengan keluarga. Pemanfaatan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari hari relatif masih seadanya, belum beragam dan belum memperhitungkan pemenuhan gizi yang optimal. Besar kecilnya keluarga tidak berpengaruh pada pembentukan pola konsumsi makan balita. Pada pola konsumsi makan yang baik lebih didominasi pada keluarga besar karena balita masih tinggal dengan keluarga lain (nenek/kakek atau saudara) turut mempengaruhi pembentukan pola konsumsi makan. Berdararkan Green (1991), kakek, nenek dan saudara lain mempengaruhi praktik ibu dalam pemberian makanan anak balita termasuk dalam faktor pendorong/penguat (reinforcing factor) yaitu faktor yang memperkuat perubahan perilaku yang disebabkan oleh orang disekitarnya. Pada keluarga kecil relatif ibu balita masih muda dan merasa menyediakan makan untuk balita masih kurang dalam hal variasi bahan makanan dan jenis menu lebih didominasi nasi dan sayuran. Selain itu makanan balita setelah usia satu tahun sudah sudah dianggap mulai sama dengan makanan orang dewasa, hal ini berpengaruh terhadap pola konsumsi makan balita yang seringkali kurang mendapat perhatian khusus dalam pemenuhan gizi sesuai tahap tumbuh kembangnya. Ditemukan semakin baik ibu balita memperoleh akses keterpaparan informasi berpengaruh dengan pembentukan pola konsumsi makan balita. Hal ini mungkin dikarenakan setiap ibu balita mempunyai kesempatan yang sama dalam menerima informasi yang diterima melalui penyuluhan kader, petugas kesehatan, televise/radio/ surat kabar bahkan internet dapat menambah pengetahuan ibu tentang pemberian makan balita yang baik. Dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa semakin baik pengetahuan ibu semakin baik pembentukan pola konsumsi makan balita. Meskipun sebagian besar pendidikan ibu masih rendah akan terdapat faktor usia ibu yang relatif masih muda, keterpaparan informasi yang baik 12 April 2011 91

mengakibatkan pengetahuan ibu bertambah baik. Ibu yang memiliki pengetahuan gizi yang baik akan lebih memiliki informasi yang terkait dengan pemenuhan gizi balita dengan baik dan tentunya akan berpengaruh pada proses praktek pengelolaan makanan di rumahnya mulai dari persiapan sampai dengan pendistribusiannya pada setiap anggota rumah tangga khususnya kepada balitanya, bila dibandingan dengan ibu yang memilki pengetahuan tentang gizi yang kurang. Untuk penyiapkan dan penyajian pangan keluarga, ibu belanja, memilih bahan makanan, memutuskan pengalokasian uang belanja dari pendapatannya, memutuskan jumlah dan jenis bahan makanan. Ibu tidak selalu belanja beragam namun yang digunakan ada bahan pangan hasil usaha/panen sendiri berupa singkong, jagung, kacang tanah, ketela pohon yang digunakan jika tidak ada uang belanja sedang hasil ternak sendiri berupa ayam, ikan jarang digunakan. Kebutuhan mengisi perut lebih banyak mendasari pilihan ibu terhadap makanan. Ibu mempersiapkan dan bahan makanan serta memilih variasi masakan tetapi tidak membuat menu tertulis. Pada hari biasa, ibu sering memasak sayur, lauk nabati sedang lebaran banyak memasak lauk hewani. Ibu tidak menyajikan dan mendistribusikan makanan namun anggota keluarga bebas memilih makanan. Pola konsumsi makan keluarga masih didominasi beras sedang sayur, lauk nabati dan hewani masih kurang serta variasi makanan sering terjadi pengulangan. Dalam penentuan pemberian makanan anak, pola yang diterapkan orang tua (khususnya ibu) sangat memegang peranan penting bagi tumbuh kembang dan kelangsungan hidup anak (Gani. 200) KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa peran pengetahuan ibu yang paling dominan terhadap pola konsumsi makan pada balita dan faktor yang berpengaruh lainnya keterpaparan informasi, pengetahuan ibu, proses penyiapan dan penyajian pangan. Sedangkan faktor yang tidak berpengaruh adalah umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, besar keluarga. Dalam Upaya pembentukan pola konsumsi makan balita yang baik guna tumbuh kembang yang opsaran yang diberikan adalah perlu ditingkatkan peran ibu dalam penganekaragaman pangan dengan pemanfaatan pangan lokal yang tersedia dan mensosialisakan menu gizi seimbang. DAFTAR PUSTAKA Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). 2007. Rencana Aksi Nasional Pangan Dan Gizi 2006 2010. Jakarta Departemen KesehatanRI. 2008. Riset Kesehatan Dasar, 2007. Jakarta Gani Ascorbat, Dampak Kritis Ekonomi, Politik dan Sosial Terhadap Kesehatan. Departemen Kesehatan RI. Lembang Green W Lawrence. 1991. Health Promotion Planning an Educational and Enviromental Approac., second edition. Mayfield Publishing Company. http://bkp.deptan.go.id/pkk/media.php?module=detailkategori&id=1 Karyadi, L.D. 1989. Pendidikan Gizi Anak Prasekolah. Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian Bogor 12 April 2011 92

Rahardjo S dan Kusumawati E. 2009. Perbedaan Pola Asuh Makanan,Pola Asuh Kesehatan,dan Pengetahuan Gizi pada Balita dengan Status Gizi Gemuk,Normal,dan Kurus (Studi di Puskesmas II Sumbang Kabupaten Banyumas). Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Rahardjo, S, Kuswanto, Aprilianingrum,F. 2007. Pemodelan Kuantitatif Untuk Analisis Hubungan Pola Asuh Dengan Status Gizi Balita di Kabupaten Banyumas (Studi Pada Kasus Gizi dan Gizi Buruk). Jurnal Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Sastroasmoro. S. Ismael. S. 2002. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. edisi ke-2. Sagung Seto. Jakarta Susanti,2008. Peran Wanita Dalam Pengasuhan Dan Perawatan Kesehatan Anak Balita. Pusat Penelitian Studi Wanita Lembaga Penelitian Universitas Airlangga. 12 April 2011 93