baik berada di atas usus kecil (Kshirsagar et al., 2009). Dosis yang bisa digunakan sebagai obat antidiabetes 500 sampai 1000 mg tiga kali sehari.



dokumen-dokumen yang mirip
relatif kecil sehingga memudahkan dalam proses pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan. Beberapa bentuk sediaan padat dirancang untuk melepaskan

waktu tinggal sediaan dalam lambung dan memiliki densitas yang lebih kecil dari cairan lambung sehingga obat tetap mengapung di dalam lambung tanpa

dapat digunakan pada krisis hipertensi seperti kaptopril (Author, 2007). Kaptopril mempunyai waktu paruh biologis satu sampai tiga jam dengan dosis

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

konvensional 150 mg dapat menghambat sekresi asam lambung hingga 5 jam, tetapi kurang dari 10 jam. Dosis alternatif 300 mg dapat meningkatkan

Effervescent system digunakan pada penelitian ini. Pada sistem ini formula tablet mengandung komponen polimer dengan kemampuan mengembang seperti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

zat alc.if dari tablet dapat diatur mtuk tujuan tertentu (Banker &

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

(AIS) dan golongan antiinflamasi non steroidal (AINS). Contoh obat golongan AINS adalah ibuprofen, piroksikam, dan natrium diklofenak.

Sedangkan kerugiannya adalah tablet tidak bisa digunakan untuk pasien dengan kesulitan menelan. Absorpsi suatu obat ditentukan melalui disolusi

I. PENDAHULUAN. banyak penyakit yang muncul. Salah satu penyakit yang muncul akibat

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyembuhkan atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan. Meskipun

bentuk sediaan lainnya; pemakaian yang mudah (Siregar, 1992). Akan tetapi, tablet memiliki kekurangan untuk pasien yang mengalami kesulitan dalam

BAB I PENDAHULUAN. tua, Tipe III disebut Malnutrition Related Diabetes Mellitus (MRDM) dan Tipe IV

OPTIMASI FORMULA TABLET FLOATING METFORMIN HIDROKLORIDA MENGGUNAKAN POLIMER HPMC K4M

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

: Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien tentang. Juni-Juli 2014

anti-inflamasi non steroidal (AINS). Contoh obat golongan AINS adalah ibuprofen, piroksikam, dan natrium diklofenak. Obat golongan ini mempunyai efek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Obat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

bebas dari kerusakan fisik, serta stabil cukup lama selama penyimpanan (Lachman et al., 1986). Banyak pasien khususnya anak kecil dan orang tua

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

OPTIMASI FORMULA TABLET FLOATING METFORMIN HIDROKLORIDA MENGGUNAKAN POLIMER GUAR GUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

bahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan

diperlukan pemberian secara berulang. Metabolit aktif dari propranolol HCl adalah 4-hidroksi propranolol yang mempunyai aktifitas sebagai β-bloker.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

mempermudah dalam penggunaannya, orally disintegrating tablet juga menjamin keakuratan dosis, onset yang cepat, peningkatan bioavailabilitas dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, ditentukan lima formula

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. progresif, ditandai dengan kenaikan kadar gula darah (hiperglikemia) terus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

enzim dan ph rendah dalam lambung), mengontrol pelepasan obat dengan mengubah struktur gel dalam respon terhadap lingkungan, seperti ph, suhu,

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007, diperoleh bahwa penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia tahun di daerah perkotaan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tinggal obat dalam saluran cerna merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Obat

periode waktu yang terkendali, selain itu sediaan juga harus dapat diangkat dengan mudah setiap saat selama masa pengobatan (Patel et al., 2011).

kurang menyenangkan, meskipun begitu masyarakat percaya bahwa tanaman tersebut sangat berkhasiat dalam menyembuhkan penyakit; selain itu tanaman ini

BAB II SISTEM MENGAPUNG (FLOATING SYSTEM)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Nilai Karbohidrat dan Kalori Ransum, Madu dan Kayu Manis

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

mengalami obesitas atau kegemukan akibat gaya hidup yang dijalani (Marilyn Johnson, 1998) Berdasarkan data yang dilaporkan oleh WHO, Indonesia

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan ada tiga bentuk diabetes mellitus, yaitu diabetes mellitus tipe 1 atau disebut IDDM (Insulin Dependent

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

SKRIPSI. Oleh: HADI CAHYO K

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ditandai oleh poliuria, polidipsia, penurunan berat badan walaupun terjadi polifagia (peningkatan nafsu makan), hiperglikemia, glikosuria, ketosis,

merupakan masalah umum yang menimpa hampir 35% dari populasi umum, khususnya pediatri, geriatri, pasien stroke, penyakit parkinson, gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Aspirin mencegah sintesis tromboksan A 2 (TXA 2 ) di dalam trombosit dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENYAKIT DEGENERATIF V I L D A A N A V E R I A S, M. G I Z I

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena diabetes mencapai orang per tahun. (1) diabetes mellitus. Sehingga membuat orang yang terkena diabetes mellitus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

struktur yang hidrofobik dimana pelepasannya melalui beberapa tahapan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorpsi (Bushra et al,

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia, yang menimbulkan

PENDAHULUAN mg/dl. Faktor utama yang berperan dalam mengatur kadar gula darah

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu)

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

OPTIMASIKOMBINASI MATRIKSHIDROKSIPROPIL METILSELULOSA DAN NATRIUM ALGINAT UNTUK FORMULA TABLET KAPTOPRIL LEPAS LAMBAT SISTEM FLOATING SKRIPSI

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan makhluk hidup karbohidrat memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.6. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. insulin secara relatif maupun absolut (Hadisaputro & Setyawan, 2007).

SKRIPSI. Oleh Windy Neri Lestari NIM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai sumber pangan, papan, maupun obat-obatan. Gaya hidup kembali ke

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Saat ini banyak sekali penyakit yang muncul di sekitar lingkungan kita terutama pada orang-orang yang kurang menjaga pola makan mereka, salah satu contohnya penyakit kencing manis atau diabetes mellitus. Penyakit ini merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan akan terus mengkonsumsi obat-obatan diabetes seumur hidupnya untuk menjaga kadar gula darah agar tidak meningkat. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolik kronik, yang ditandai oleh hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang mengakibatkan terjadinya komplikasi kronik (Triplitt et al., 2008). Penyebabnya antara lain karena kegagalan fungsi pankreas untuk mensekresi insulin atau disebabkan oleh adanya peningkatan aktivitas hormon glukagon (Katzung, 2007). Gejala umum diabetes mellitus yang sering muncul antara lain: badan menjadi lemas, penurunan berat badan dan gangguan penglihatan. Diabetes mellitus tipe 2 biasa disebut dengan NIDDM (Non- Insulin Dependent Diabetes Mellitus). Tipe NIDDM banyak diderita pada usia di atas 40 tahun yang memiliki gejala seperti obesitas pada usia lanjut, poliuria dan polidipsia yang timbul perlahan-lahan. Salah satu contoh obat untuk diabetes mellitus tipe 2 ini adalah metformin hidroklorida. Metformin hidroklorida merupakan salah satu obat digunakan sebagai antidiabetes, terutama digunakan untuk DM tipe II yang memiliki bioavailabilitas 50-60% jika diberikan secara oral. Waktu paro untuk metformin hidroklorida sekitar 1,5-1,6 jam dan penyerapan yang paling 1

2 baik berada di atas usus kecil (Kshirsagar et al., 2009). Dosis yang bisa digunakan sebagai obat antidiabetes 500 sampai 1000 mg tiga kali sehari. Sediaan metformin hidroklorida yang paling banyak digunakan oleh pasien adalah sediaan oral dalam bentuk tablet. Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi (Anonim, 1995). Keuntungan menggunakan sediaan tablet adalah volume sediaan tablet cukup kecil sehingga memudahkan pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutan. Tablet mengandung dosis zat aktif yang tepat; bentuk padat yang relatif lebih stabil secara fisika dan kimia; dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume kecil dan rasa tidak enak dari zat aktif akan berkurang karena tablet langsung ditelan sehingga tidak berkontak lama dengan selaput lendir yang ada di mulut. Selain itu sediaan tablet dapat diproduksi secara besarbesaran, sederhana dan cepat karena itu harga manufakturnya lebih rendah jika dibandingkan dengan bentuk sediaan lainnya (Siregar, 1992). Menurut Kshirsagar, et al. (2009) bioavailabilitas metformin hidroklorida dapat ditingkatkan yaitu dengan sistem penghantaran obat secara lepas lambat, salah satunya yaitu dengan Gastroretentive Drug Delivery System (GRDDS) yang dirancang untuk tetap tinggal dilambung. Penghantaran secara GRDDS telah banyak dikembangkan seperti: biomucoadhesive, swelling dan floating. Sistem floating adalah sistem penghantaran di mana tablet akan mengapung di cairan lambung dalam waktu yang cukup lama. Sistem kerjanya yaitu dengan sistem densitas yang kecil sehingga dapat mengapung di cairan lambung untuk jangka waktu yang lebih lama (waktu absorbsinya bisa lebih lama). Kegunaan sistem floating pada tablet metformin hidroklorida dapat meningkatkan bioavailabilitasnya dengan cara mengapung dalam waktu tertentu di cairan lambung sehingga tersedia cukup waktu yang diperlukan untuk melepaskan bahan aktifnya secara sempurna yang kemudian akan

3 diabsorpsi pada usus bagian atas, yang merupakan tempat absorpsi terbaik bagi metformin hidroklorida. Tergantung dari mekanisme mengapungnya, floating dibagi menjadi dua yaitu sistem eferfesen dan non-eferfesen. Sistem eferfesen merupakan tablet yang berbuih dengan cara kompresi granul yang mengandung garam atau bahan-bahan lain seperti natrium bikarbonat dan asam sitrat yang mampu melepaskan gas ketika bercampur dengan air (Ansel H.C et al., 1989). Sistem eferfesen ini merupakan komponen yang penting dalam sistem floating karena dengan adanya komponen eferfesen, tablet floating akan semakin cepat mengapung sehingga saat tablet tersebut masuk ke dalam cairan lambung maka tablet floating akan segera mengapung di atas cairan lambung. Pada penelitian yang dilakukan oleh Parasakthi, et al. (2012) mengenai tablet floating metformin hidroklorida dengan menggunakan HPMC K4M dan bahan eferfesen merupakan komponen yang paling dominan dalam mengontrol laju pelepasan dari tablet floating metformin hidroklorida. Formula yang paling baik dari penelitian yang telah dilakukan oleh Parasakhti yaitu fomula 3 yang berisi 60 mg HPMC K4M dan 50 mg sodium bikarbonat dengan total berat tablet 500 mg (metformin hidroklorida 250 mg) karena formula 3 dapat melepaskan secara perlahan bahan aktifnya hingga 8 jam dengan persen pelepasan obat yang paling besar dibandingkan formula lain yaitu 77,31%. Dalam penelitian ini dilakukan optimasi formula floating metformin hidroklorida dengan metode factorial design. Ada 2 faktor yang digunakan yaitu konsentrasi HPMC K4M sebagai polimer dan konsentrasi total komponen eferfesen (natrium bikarbonat dan asam sitrat). Formulasi tablet floating metformin akan dibuat 4 formula yang terdiri dari faktor konsentrasi HPMC K4M, pada tingkat rendah digunakan adalah 15% dan tingkat tingginya 20%, sedangkan untuk faktor konsentrasi total komponen eferfesen, pada tingkat rendah

4 digunakan 5% dan tingkat tinggi digunakan 10%. Factorial design digunakan untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan HPMC K4M sebagai polimer dan konsentrasi total komponen eferfesen (natrium bikarbonat dan asam sitrat). Dengan metode ini akan didapatkan area optimum untuk menentukan konsentrasi pasangan faktor yang menghasilkan respon seperti yang diinginkan. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka permasalahan ini adalah bagaimana pengaruh konsentrasi HPMC K4M dan konsentrasi komponen eferfesen yaitu asam sitrat dan natrium bikarbonat serta interaksinya terhadap sifat fisik massa tablet, pelepasan metformin hidroklorida dari tablet lepas lambat, dan floating lag time serta floating time. Selain itu bagaimana rancangan komposisi formula Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi HPMC K4M dan konsentrasi komponen eferfesen yaitu asam sitrat dan natrium bikarbonat serta interaksinya terhadap sifat fisik massa tablet, pelepasan metformin hidroklorida dari tablet lepas lambat, dan floating lag time serta floating time. Selain itu untuk memperoleh rancangan komposisi formula Hipotesis dari penelitian ini adalah konsentrasi HPMC K4M dan konsentrasi komponen eferfesen yaitu asam sitrat dan natrium bikarbonat serta interaksinya berpengaruh terhadap sifat fisik massa tablet, pelepasan metformin hidroklorida dari tablet lepas lambat, dan floating lag time serta floating time. Selain itu didapatkan rancangan komposisi formula

5 Secara umum manfaat dari penelitian ini adalah mengembangkan formula sediaan lepas lambat dengan sistem floating yang dapat mengurangi frekuensi penggunaan obat sehingga dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat, dan efek farmakologi obat tercapai.