BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014

dokumen-dokumen yang mirip
Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?,

BAB I PENDAHULUAN. persoalan baru untuk diselesaikan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh. Isniatun Munawaroh,M.Pd*)

NASKAH PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Sheny Meylinda S, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. membangkitkan imajinasi berpikir siswa dalam berkarya. Pelajaran menggambar

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm Berbasis Multiple Intelligences, (Depok: Intuisi Press, 2006), hlm.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN MAJEMUK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan proses pembelajaran yang optimal. Dalam menghadapi era

Umi Rochayati (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY)

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Asep Resa Baehaki,2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tanwirul Mikdas, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran matematika secara tuntas di setiap jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk. yang timbul dalam diri manusia. Pembelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kecerdasan, tidak hanya satu.

PROSES BERPIKIR SISWA DENGAN KECERDASAN LINGUISTIK DAN LOGIS MATEMATIS DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Pendidikan

PROSES BERPIKIR DENGAN KECERDASAN LINGUISTIK DAN KECERDASAN LOGIS- MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

MATHEMATICAL CREATIVE THINKING ABILITY AND MULTIPLE INTELEGENCE BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

MENINGKATKAN POTENSI KECERDASAN ANAK MELALUI PENDEKATAN TEORI MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh Linda Kholidatunnur Abstrak

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita semua menyadari bahwa bahasa itu penting dalam kehidupan. Dengan bahasa, kita dapat menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 2005:307). Hasbullah menyatakan juga bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu

Jurnal Konseling dan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran menulis di Sekolah Dasar memiliki beberapa bagian

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang RI Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3. disebutkan tujuan pendidikan nasional berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. kini, dan pendidikan berkualitas akan muncul ketika pendidikan di sekolah juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia sangatlah penting diterapkan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengimplementasikan kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

: Peranan Orang Tua Dalam Mengembangkan Multiple Intelligences Anak : RIANI SETIAWATI NPM : Pembimbing : Dra. M.M Nilam W.

BAB I PENDAHULUAN. guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 49. Angkasa 2008), hlm Amsal Amri, Pedagogik Transformatif Aceh (Aceh: FKIP Universitas Syah Kuala 2008),

Desain dan Pengembangan Pelatihan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. ada harus dapat mengoptimalkan fungsi mereka sebagai agen of change. sekaligus pembimbing bagi pendidikan moral peserta didiknya.

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN. arah yang positif baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan bukan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, manusia membutuhkan pendidikan dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. setiap tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I, II dan III pada pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara negosiasi, diskusi dan musyawarah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 956) dijelaskan bahwa negosiasi

Oleh: Khoirul Hidayati K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang menyangkut usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN SIMPAN PINJAM PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TRUCUK TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE KARYA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaruan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional (Nurhadi dkk., 2004:1). Dalam konteks pembaruan pendidikan, ada tiga isu utama yang perlu disoroti, yaitu pembaruan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran, dan efektivitas metode pembelajaran. Kualitas pembelajaran harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan. Secara mikro, harus ditemukan strategi atau pendekatan pembelajaran yang efektif di kelas yang lebih dapat memberdayakan potensi siswa. Ketiga hal itulah yang saat ini menjadi fokus pembaruan pendidikan di Indonesia. Berkenaan dengan penerapan atau pemilihan strategi pembelajaran, sebagai seorang guru, pertanyaan-pertanyaan berikut ini kiranya menarik untuk disimak (1) apakah Anda mengenal dengan baik siswa Anda? (2) Apakah di kelas Anda ada siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah? (3) Adakah yang mahir di bidang olahraga? (4) Adakah yang mampu memainkan alat musik yang dapat menyentuh perasaan? (5) Apakah Anda tergetar dengan ketelitian matematis siswa Anda? (6) Adakah di kelas Anda siswa yang paling cerdas dan siswa yang sangat tidak cerdas? (7) Adakah siswa Anda yang suka membaca cerita, menulis puisi, dan mengembangkan bakat mereka dalam menulis? Pertanyaan-pertanyaan tersebut memang sulit untuk terjawab karena setiap siswa memiliki keunikan, dan kecerdasan mereka berkembang dalam bentuk yang berbeda-beda. Setiap siswa No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014 1

2 memang unik dan secara individual menawarkan kontribusi yang berharga bagi kebudayaan manusia (Campbell, Campbell, dan Dickinson, 2006:1). Sebagai seorang guru, kita diharapkan memiliki pengetahuan yang memadai tentang siswa di 2

3 kelas kita. Dengan demikian, tugas seorang gurulah mengarahkan siswa ke arah perkembangan yang optimal. Gardner (1983) sebagai pencetus Theory of Multiple Intelligences menyatakan bahwa kecerdasan adalah bahasa-bahasa yang dibicarakan oleh semua orang dan sebagian dipengaruhi oleh kebudayaan tempat seseorang dilahirkan. Kecerdasan merupakan alat untuk belajar, menyelesaikan masalah, dan menciptakan semua hal yang bisa digunakan manusia. Gardner (dalam Campbell, Campbell, dan Dickinson, 2006:2-3) mendeskripsikan tujuh kecerdasan manusia, yaitu: (1) kecerdasan linguistik (linguistic Intelligences), (2) kecerdasan logika-matematika (logical-mathematical intelegence), (3) kecerdasan spasial (spatial Intelligences), (4) kecerdasan kinestetik-tubuh (bodly-kinesthetic Intelligences), (5) kecerdasan musik (musical Intelligences), (6) kecerdasan interpersonal (interpersonal Intelligences), dan (7) kecerdasan intrapersonal (intrapersonal Intelligences). Pemahaman seorang guru terhadap ketujuh jenis kecerdasan ini sangatlah penting. Dengan pemahaman ini guru memiliki pengetahuan yang memadai tentang karakteristik siswanya. Lebih lanjut tentunya guru akan dapat memperlakukan siswanya sebagaimana seharusnya. Guru akan dapat lebih mengarahkan setiap siswa sesuai dengan bakat kecerdasan yang dimilikinya. Seorang siswa yang lemah dalam bidang matematika umpamanya, tidak akan selalu berarti bahwa siswa yang bersangkutan juga lemah dalam bidang-bidang yang lain. Di sinilah pentingnya seorang guru mengenal setiap siswanya dengan baik sehingga dapat memberikan layanan pendidikan secara optimal. Pengalaman Bruce Campbell berikut ini dapat dijadikan teladan oleh para guru dalam pembelajaran. Bruce Campbell telah menerapkan teori Gardner pada Sekolah Dasar tingkat III/IV/V, dan kelas berbagai usia selama enam tahun. Model pembelajaran ini melibatkan tujuh pusat pembelajaran, masing-masing melibatkan salah satu kecerdasan. Para siswa menghabiskan sekitar dua pertiga hari sekolah 3

4 mereka. Di pagi hari dimulai dengan ceramah singkat dan diskusi tentang tema kelas yang baru. Para siswa dibagi menjadi tujuh kelompok untuk memulai kegiatan mereka, dengan menghabiskan sekitar 25 menit untuk setiap bidang kegiatannya. Hari yang ketiga yang terakhir, mereka mengerjakan proyek mandiri atas pilihan mereka dan membagi pekerjaan mereka dengan teman sekelas. Sekali lagi, penerapan ide-ide Gardner terhadap siswa-siswa Bruce tidak hanya menghasilkan skor tes yang lebih tinggi, tetapi juga peningkatan area yang lain di dalam kehidupan anak-anak. Selama setahun, Bruce melaksanakan proyek penelitian (Action Research Project) dan bebagai upaya model kurikuler ini telah didokumentasikan: para siswa menemukan area kekuatan mereka yang berbeda dan dapat menerapkan bermacam kecerdasan dalam kegiatan kelas. Permasalahan perilaku menjadi berkurang, konsep diri menjadi meningkat, keterampilan bekerja sama dan kepemimpinan menjadi berkembang, dan yang terpenting kecintaan anakanak untuk belajar menjadi bertambah. Pengalaman Bruce tersebut akan diupayakan diterapkan dalam penelitian ini dalam bentuk action research berkolaborasi dengan guru kelas IVb SDN 3 Cibodas, tempat penelitian ini akan dilaksanakan. Penerapan strategi pembelajaran multiple Intelligences ini diharapkan dapat meningkatkan hasil pembelajaran bahasa Indonesia aspek keterampilan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas IVb SDN 3 Cibodas. Selain itu, dari hasil penelitian ini diharapkan juga dapat terdata siswa-siswa yang memiliki bakat kecerdasan linguistik yang selanjutnya dapat dibina dan diarahkan agar siswa yang bersangkutan dapat mengembangkan bakatnya atau kecerdasannya secara maksimal. Dengan demikian, pembelajaran yang berlangsung setiap hari di kelas bukanlah sebuah rutinitas, melainkan sebuah tempat yang memberikan makna tersendiri bagi masa depan peserta didik. Di SDN 3 Cibodas kesulitan siswa khususnya kelas IVb dalam menulis terlihat ketika siswa diminta untuk menulis sebuah deskripsi sederhana, mendeskripsikan 4

5 suatu benda ataupun ketika menulis puisi, mereka sering mengeluh dan terlihat bingung dengan apa yang ingin mereka tulis. Kebosanan, kejenuhan, serta kebingungan siswa dalam hal menulis yang mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa dalam pembelajaran menulis dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : a. Kurangnya minat siswa terhadap kegiatan menulis. b. Kurangnya motivasi siswa, baik dari dalam diri mereka maupun dari lingkungan belajar. c. Pengembangan strategi pembelajaran yang kurang membangkitkan daya imajinasi siswa dan kreativitas siswa dalam berbahasa maupun bersastra. d. Media yang digunakan dalam pembelajaran yang kurang sesuai sehingga siswa kurang bersemangat dalam belajar. Secara umum, masalah yang terjadi pada siswa kelas IVb SDN 3 Cibodas adalah kurangnya keterampilan siswa dalam menulis deskripsi. Hal itu dapat diketahui dari hasil tes pada mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis pada tanggal 15 Februari 2014 yang dilakukan bersama guru kelas, dengan tujuan pembelajaran meningkatkan keterampilan menulis deskripsi yang dilaksanakan pada siswa kelas IVb SDN 3 Cibodas, yang dirasakan masih kurang. Dari tes tersebut diperoleh hasil tulisan siswa belum sempurna, karena penggunaan katanya belum tepat dan kalimatnya cenderung diulang-ulang sehingga tidak mudah untuk dipahami. Perolehan nilai rata-rata kelas yang seharusnya mencapai nilai di atas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas IVb SDN 3 Cibodas pada mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis, yakni 65 dan pada kenyataannya hanya mencapai angka >60, sehingga hanya 27% siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) bahasa Indonesia dalam aspek menulis untuk kelas 5

6 IVb Semester 2 SDN 3 Cibodas. Dengan adanya permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka guru harus mengambil tindakan, yakni dengan mencari dan menggunakan suatu pendekatan atau model pembelajaran yang efektif, inovatif, dan berpotensi memperbaiki pembelajaran menulis, sehingga meningkatkan minat, motivasi, dan sikap siswa terhadap pembelajaran menulis yang berakibat pada meningkatnya prestasi belajar siswa. Untuk itulah guru (peneliti) merancang suatu bentuk pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan melalui strategi pembelajaran berbasis Multiple Intelligence untuk meningkatkan keterampilan menulis, khususnya menulis karangan deskripsi. Terdapat berbagai macam alternatif strategi pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dalam pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Strategi-strategi yang dimaksud antara lain: active learning, cooperative learning, problem solving, direct instruction, small group work, problem based instruction, discovery, dan yang dapat dipandang sebagai salah satu strategi pembelajaran mutakhir adalah strategi pembelajaran yang ditawarkan oleh Gardner, yaitu multiple Intelligences. Strategi pembelajaran yang disebut terakhir inilah yang akan diterapkan dalam penelitian ini khususnya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa, aspek menulis, pada siswa Sekolah Dasar Negeri 3 Cibodas. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini akan berfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi Berbasis Multiple Intelligence pada Siswa Kelas IVb SDN 3 Cibodas Kabupaten Bandung Barat. B. Rumusan Masalah Masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 6

7 1) Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menulis berbasis multiple Intelligences pada siswa kelas IVb SD Negeri 3 Cibodas? 2) Bagaimanakah peningkatan keterampilan pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan berbasis multiple Intelligences pada siswa kelas IVb SD Negeri 3 Cibodas? C. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Menerapkan strategi multiple Intelligences dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi pada siswa kelas IVb SD Negeri 3 Cibodas. 2) Mendeskripsikan peningkatan keterampilan pembelajaran menulis dengan penerapan strategi multiple Intelligences pada siswa kelas IVb SD Negeri 3 Cibodas. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memiliki kontribusi sebagai berikut: 1) Bagi Guru a. Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya. Keberhasilan dalam perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru, karena Ia telah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi siswanya melalui proses pembelajaran yang dikelolanya. b. Guru dapat berkembang dan meningkatkan kinerjanya secara profesional, karena guru mampu menilai, merefleksi diri, dan mampu memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dalam hal ini, guru tidak lagi hanya sebagai seorang praktisi yang sudah merasa puas terhadap apa yang 7

8 dikerjakan selama ini, namun juga sebagai peneliti dibidangnya yang selalu ingin melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran yang inovatif dan kreatif. c. Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri. Guru tidak hanya menjadi penerima hasil perbaikan dari orang lain, namun guru itu sendiri berperan sebagai perancang dan pelaku perbaikan tersebut, sehingga diharapkan dapat menghasilkan teori-teori dan praktik-praktik pembelajaran. d. Guru akan merasa lebih percaya diri. Guru yang selalu merefleksi diri, melakukan evaluasi diri, dan menganalisis kinerjanya sendiri di dalam kelas, tentu saja akan selalu menemukan kekuatan, kelemahan, dan tantangan pembelajaran dan pendidikan masa depan, dan mengembangkan alternatif pemecahan masalah / kelemahan yang ada pada dirinya dalam pembelajaran. Guru yang demikian adalah guru yang memiliki kepercayaan diri yang kuat. 2) Bagi Siswa, a. Peningkatan atau perbaikan kinerja siswa di sekolah b. Peningkatan atau perbaikan masalah-masalah pendidikan anak di sekolah c. Peningkatan dan perbaikan kualitas dalam penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa di sekolah d. Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, kesenangan dalam diri siswa untuk mengikuti proses 8

9 pembelajaran di kelas. Di samping itu, hasil belajar siswa pun dapat meningkat e. Memberikan bekal kecakapan berfikir ilmiah melalui keterlibatan siswa dalam kegiatan penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru 3) Bagi Peneliti, a. Untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi dengan menggunakan pendekatan Multiple Intelligence. b. Memberikan wawasan, masukan dan pengalaman yang dapat dijadikan bekal dalam menghadapi tugas di lapangan. 4) Bagi Sekolah dan Instani Pendidikan yang lainnya, a. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah. b. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas. c. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan. d. Menumbuh-kembangkan budaya ilmiah di lingkungan sekolah, untuk proaktif dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan. e. Memberikan nilai tambah (value added) yang positif bagi sekolah f. Menjadi alat evaluator dari program dan kebijakan pengelolaan sekolah yang sudah berjalan E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan teori pembelajaran dan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada latar belakang penelitian sebelumnya, peneliti dapat menyusun hipotesis tindakan 9

10 bahwa keterampilan menulis karangan deskripsi siswa dapat meningkat dengan menggunakan strategi pembelajaran Multiple Intelligence. F. Definisi Operasional Agar tidak terjadi salah pengertian atau penafsiran terhadap judul penelitian di atas, maka ada beberapa batasan istilah yang penting untuk didefinisikan secara operasional. 1. Menulis Karangan Deskripsi Menulis Karangan Deskripsi adalah keterampilan seseorang untuk mengungkapkan ide, pengetahuan, perasaan secara rasional dengan menggunakan bahasa tulis dalam menggambarkan atau menyajikan suatu objek sedemikian rupa secara detail kepada pembaca atau pendengar sehingga pendengar atau pembaca seolah-olah melihat, merasakan, mendengar, mencicipi, mencium langsung objek yang digambarkan oleh penulis melalui tulisannya itu. 2. Multiple Intelligence Multiple Intelligence atau biasa disebut dengan kecerdasan jamak adalah berbagai keterampilan dan bakat yang dimiliki siswa untuk menyelesaikan berbagai persoalan dalam pembelajaran (Fleetham, 2006). Gardner menemukan tujuh macam kecerdasan jamak,yakni (1) kecerdasan verbal-linguistik,(2) logismatematis, (3) visual-pasial, (4) berirama-musik, (5) jasmaniah-kinestetik, (6) inter-personal, dan (7) intrapersonal, 10