BAB 1 PENDAHULUAN. bunyi. Indera pendengaran merupakan indera yang sangat penting bagi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sepeda motor saat ini telah menjadi alat transportasi utama di Indonesia.

PENGARUH PEMAKAIAN JILBAB DENGAN ATAU TANPA DALAMAN NINJA TERHADAP KETAJAMAN PENDENGARAN DAN LOKALISASI SUARA LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN

PENGARUH PEMAKAIAN JILBAB DAN DALAMAN DENGAN ATAU TANPA HELM TERHADAP KETAJAMAN PENDENGARAN DAN LOKALISASI SUARA

BAB 4 METODE PENELITIAN. mulai bulan 1 Februari sampai dengan 5 Mei Skema rancangan penelitian ditampilkan pada gambar 15.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi khususnya fisiologi

Audiometri. dr. H. Yuswandi Affandi, Sp. THT-KL

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja. Industri besar umumnya menggunakan alat-alat. yang memiliki potensi menimbulkan kebisingan.

12/3/2010 YUSA HERWANTO DEPARTEMEN THT-KL FK USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN FISIOLOGI PENDENGARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah penyebab utama dari penurunan pendengaran. Sekitar 15 persen dari orang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan (perinatal) dan sesudah lahir (postnatal) (Suhardiyana, 2010).

AUDIOLOGI. dr. Harry A. Asroel, Sp.THT-KL BAGIAN THT KL FK USU MEDAN 2009

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

Pentingnya Menjaga Kesehatan Telinga KAMI BEKERJA UNTUK BANGSA INDONESIA YANG LEBIH SEHAT

Pemeriksaan Pendengaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tabel 2.1 Tangga Intensitas dari Kebisingan Skala Intensitas Desibels Batas Dengar Tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan dan keselamatan kerja (Novianto, 2010). kondusif bagi keselamatan dan kesehatan kerja (Kurniawidjaja, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suara dan gelombang tersebut merambat melalui media udara atau penghantar

ASKEP GANGGUAN PENDENGARAN PADA LANSIA

SERUMEN PROP. Angga Rizky Permana Dina Nurfadhilah Khairi Maulana Azhari Isnaini Syakira

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan bisingan dalam proses produksi. Kebisingan dapat. memicu terjadinya Noise Induced Hearing Loss (NIHL).

- BUNYI DAN KEBISINGAN -

BAB I PENDAHULUAN. industrialisasi di Indonesia maka sejak awal disadari tentang kemungkinan

METODE PENELITIAN III.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia

DAFTAR PUSTAKA. 1. Anonim. Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis tahun

PENGARUH PEMAKAIAN JILBAB DENGAN ATAU TANPA DALAMAN NINJA TERHADAP KETAJAMAN PENDENGARAN DAN LOKALISASI SUARA LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendengaran terganggu, aktivitas manusia akan terhambat pula. Accident

1. TES BATAS ATAS BATAS BAWAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan disektor industri dengan berbagai proses produksi yang

BAB I PENDAHULUAN. rangka menekan serendah mungkin risiko penyakit yang timbul akibat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Telinga merupakan organ yang berfungsi sebagai indera pendengaran dan

Hirarki Pengendalian Potensi Bahaya K3

Profil Gangguan Pendengaran Akibat Bising Pada Pemeriksaan Kesehatan Pekerja

BAB I PENDAHULUAN. industri untuk senantiasa memperhatikan manusia sebagai human center dari

Dampak kebisingan akibat pembangunan jalan layang

Tes pendengaran rutin untuk diagnosis gangguan pendengaran Rinne, Weber, Schwabah test. Test penala nada tinggi dan nada rendah

Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan

1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APD yang kurang tepatdan perawatannya yang tidak baik

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

ABSTRAK. Pembimbing I : July Ivone,dr., M.K.K., MPd.Ked. Pembimbing II: Drs. Pinandojo Djojosoewarno,dr.,AIF.

PERALATAN PERLINDUNGAN DIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AUDIOMETRI NADA MURNI

Kebisingan KEBISINGAN. Dedy Try Yuliando Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang

E, 2015 PENERAPAN TERAPI SENSORI INTEGRASI PADA ANAK TUNARUNGU DENGAN GANGGUAN KESEIMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. akibat buatan manusia itu sendiri. Dalam abad modern ini, tanpa disadari manusia

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. Survei yang dilakukan oleh Multi Center Study (MCS) menunjukkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bising adalah campuran bunyi nada murni dengan berbagai frekuensi. Bising yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu bangunan yang membutuhkan sumber daya, baik biaya, tenaga kerja,

TINGKAT KEBISINGAN PETUGAS GROUND HANDLING DI BANDARA NGURAH RAI BALI

BAB IV HASIL DAN ANALISA

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

GAMBARAN RESIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA SARANA NON MEDIS DI AREA PLANTROOM RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA JAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS X DAN XI TENTANG PENGGUNAAN EARPHONE DI SMA PASUNDAN 8 KOTA BANDUNG

Frekuensi suara Frekuensi suara yang dapat didengar adalah antara 20 dan Hz. Orangtua hanya dapat mendengar sampai frekuensi 10 khz. Diatas 20

PERSEPSI PEKERJA TENTANG GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN DI PMKS PT. GIN DESA TANJUNG SIMPANG KECAMATAN PELANGIRAN INHIL-RIAU 2014

ANALISIS KEBISINGAN PADA KAWASAN COMPRESSOR HOUSE UREA-1 PT. PUPUK ISKANDAR MUDA, KRUENG GEUKUEH ACEH UTARA

KESEHATAN MATA DAN TELINGA

BAB I PENDAHULUAN. NIDCD (2010) menyatakan bahwa kejadian gangguan pendengaran akibat bising

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Pengaruh Bising Terhadap Gangguan Pendengaran Pada Karyawan Kilang Padi di Desa Sidoarjo II Ramunia. Oleh: AMI UTAMIATI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Secara audiologi, bising adalah campuran bunyi nada murni dengan berbagai

Kesehatan Lingkungan Kerja By : Signage16

Erman, D., Sukendi., Suyanto 2014:8 (2)

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

PERAMBATAN BUNYI MELALUI TULANG TENGKORAK

Analisis Tingkat Kebisingan Di Kawasan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

(Assessment of The Ear)

GANGGUAN PENDENGARAN DI KAWASAN KEBISINGAN TINGKAT TINGGI (Suatu Kasus pada Anak SDN 7 Tibawa) Andina Bawelle, Herlina Jusuf, Sri Manovita Pateda 1

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

Secara sederhana yang dimaksud dengan APD adalah :

Lingkungan Kerja. Dosen Pengampu : Ratih Setyaningrum,MT.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemeriksaan audiometri nada murni (Hall dan Lewis, 2003; Zhang, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf dan otak. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz

2015 PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK TUNARUNGU YANG DISERTAI CEREBRAL PALSY KELAS VII DI SLB-B YPLB MAJALENGKA

PROGRAM PERLINDUNGAN PENDENGARAN PEKERJA TERHADAP KEBISINGAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di bidang industri menyebabkan terjadinya

asuhan keperawatan Tinnitus

PERTEMUAN 2 A. Tujuan 1. Standar Kompetensi : Mengoperasi kan Pekerjaan Peralatan Audio 2. Kompetensi Dasar : Mengoperasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. udara tersebut ikut bergetar (Harnapp dan Noble, 1987). dirasakan sebagai gangguan (Mangunwijaya, 1988).

BAB I PENDAHULUAN. modern. Seiring dengan adanya mekanisasi dalam dunia industri yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bahaya percikan api atau logam-logam panas, alat ini juga bekerja untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KEJADIAN KURANG PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN MESIN KERETA API PADA PEMUKIM PINGGIR REL DI KELURAHAN GEBANG KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jumlah penduduk usia kerja di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 160

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kerja telinga, akan sangat membantu memahami masalah gangguan pendengaran.

BAB I PENDAHULUAN. International Labour Organization (ILO) (ILO, 2003) diperkirakan di seluruh dunia

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indera pendengaran merupakan salah satu indera manusia yang berfungsi untuk mengenali berbagai macam bunyi menentukan lokasi sumber bunyi. Indera pendengaran merupakan indera yang sangat penting bagi manusia karena tidak hanya diperlukan untuk komunikasi antara sesama manusia namun juga untuk mengenali kondisi sekitar tubuh. Bunyi itu sendiri merupakan suatu getaran yang berasal oleh benda yang menimbulkan suatu gelombang. Gelombang tersebut akan menghasilkan bunyi, baik yang bernada tinggi ataupun bernada rendah. Manusia dapat mendengarkan bunyi antara 20 Hz sampai dengan 20 ribu Hz. 1 Organ yang berperan untuk fungsi pendengaran adalah telinga. Telinga selain berfungsi untuk pendengaran juga berfungsi untuk keseimbangan. Secara anatomis telinga terbagi menjadi telinga luar (auris externa), telinga tengah (auris media) dan telinga dalam (auris interna). Telinga luar berperan seperti mikrofon yaitu mengumpulkan bunyi dan meneruskannya melalui saluran telinga (canalis acusticus externus) menuju telinga tengah dan telinga dalam. Getaran yang sampai ke telinga dalam selanjutnya akan diubah menjadi rangsang listrik yang selanjutnya akan dikirim ke pusat pendengaran di otak. 2-4 1

2 Gangguan pada telinga dapat menyebabkan penurunan fungsi pendengaran yaitu ketajaman pendengaran yang bersifat ringan yang bersifat sementara sampai dengan terjadinya ketulian yang bersifat permanen. Ada 2 jenis ketulian yaitu tuli hantara dan tuli sensorineural. Tuli hantaran disebabkan oleh kelainan pada telinga luar dan tengah, sedangkan tuli sensorineural disebabkan oleh kelainan pada telinga dalam. 2 Adanya halangan masuknya bunyi dari luar menuju telinga tengah dapat menyebabkan penurunan ketajaman pendengaran dan penentuan lokalisasi bunyi. Penentuan lokalisasi bunyi merupakan salah fungsi indera pendengaran yang sangat penting karena berkaitan dengan faktor keselamatan diri. 2 Faktor yang menjadi penghalang masuknya bunyi dari luar untuk masuk ke dalam telinga tengah dapat bersifat internal maupun eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari telinga sendiri, misalnya adalah serumen. Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan partikel debu. Serumen dapat menumpuk pada saluran telinga sehingga menimbulkan gangguan pendengaran berupa tuli konduktif. 5 Selain faktor internal, dijumpai adanya faktor eksternal yang dapat menyebabkan gangguan penghantaran bunyi ke telinga tengah, misalnya pemakaian seperti topi, helm ataupun busana seperti jilbab yang menutupi telinga.

3 Hasil penelitian sebelumnya oleh Abel et al pada penggunaan helm militer menjumpai bahwa penggunaan helm militer yang menutup telinga menurunkan ketajaman pendengaran dan kemampuan lokalisasi bunyi. 6, 7 Penurunan ketajaman pendengaran diperberat dengan penggunaan sumbat telinga (ear plug) bersamaan dengan penggunaan helm militer. 7 Hasil penelitian Tudor et al pada helm ski menjumpai adanya penurunan ketajaman pendengaran antara 2-8 kilohz, di mana frekuensi tersebut merupakan tingkatan frekuensi bunyi tanda bahaya yang digunakan pada lokasi ski. 8 Jilbab merupakan penutup kepala atau kerudung yang sudah sangat umum dipakai oleh wanita muslimah, baik yang hanya beraktivitas di dalam rumah ibu rumah tangga maupun yang beraktivitas di luar rumah. Jilbab dapat hanya berupa satu lapis kerudung ataupun menggunakan lapisan dalam yang lebih tebal yang dikenal sebagai dalaman ninja. Jilbab khususnya jilbab dengan dalaman seringkali dipakai sampai menutup telinga. Hal ini diduga berpotensi mengganggu hantaran bunyi dari luar menuju telinga tengah. Gangguan penghantaran bunyi menuju telinga tengah menyebabkan penurunan ketajaman pendengaran. Selanjutnya tertutupnya kedua telinga menyebabkan gangguan lokalisasi sumber bunyi. Dalam keadaan normal diperlukan kerjasama antara kedua telinga untuk menentukan lokasi sumber bunyi. Pengaruh pemakaian jilbab dengan atau tanpa dalaman ninja terhadap ketajaman pendengaran dan lokalisasi sumber bunyi belum pernah diteliti sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian

4 tentang pengaruh pemakaian jilbab dengan atau tanpa dalaman ninja terhadap ketajaman dan lokalisasi sumber bunyi. 1.2. Permasalahan penelitian Berdasarkan latar belakang di atas disusun permasalahan umum penelitian sebagai berikut: Apakah pemakaian jilbab dengan atau dalaman ninja dapat menganggu fungsi pendengaran? Permasalahan penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan menjadi permasalahan khusus sebagai berikut: a. Apakah ada perbedaan ketajaman pendengaran antara saat tidak memakai jilbab dengan saat memakai jilbab tanpa dalaman ninja? b. Apakah ada perbedaan ketajaman pendengaran antara saat tidak memakai jilbab dengan saat memakai jilbab dengan dalaman ninja? c. Apakah ada perbedaan ketajaman pendengaran antara saat memakai jilbab tanpa dalaman ninja dengan saat memakai jilbab dengan dalaman ninja? d. Apakah ada perbedaan kesalahan lokalisasi sumber antara bunyi saat tidak memakai jilbab dengan saat memakai jilbab tanpa dalaman ninja? e. Apakah ada perbedaan kesalahan lokalisasi sumber bunyi antara saat tidak memakai jilbab dengan saat memakai jilbab dengan dalaman ninja? f. Apakah ada perbedaan kesalahan lokalisasi sumber bunyi antara saat memakai jilbab tanpa dalaman ninja dengan saat memakai jilbab dengan dalaman ninja?

5 1.3. Tujuan penelitian 1.3.1. Tujuan umum Tujuan umum penelitian adalah untuk mendapatkan informasi tentang pengaruh pemakaian jilbab dengan atau tanpa dalaman ninja terhadap fungsi pendengaran 1.3.2. Tujuan khusus a. Menilai perbedaan ketajaman pendengaran antara saat tidak memakai jilbab dengan saat memakai jilbab tanpa dalaman ninja b. Menilai perbedaan ketajaman pendengaran antara saat tidak memakai jilbab dengan saat memakai jilbab dengan dalaman ninja c. Menilai perbedaan ketajaman pendengaran antara saat memakai jilbab tanpa dalaman ninja dengan saat memakai jilbab dengan dalaman ninja d. Menilai perbedaan kesalahan lokalisasi sumber bunyi antara saat tidak memakai jilbab dengan saat memakai jilbab tanpa dalaman ninja e. Menilai perbedaan kesalahan lokalisasi sumber bunyi antara saat tidak memakai jilbab dengan saat memakai jilbab dengan dalaman ninja f. Menilai perbedaan kesalahan lokalisasi sumber bunyi antara saat memakai jilbab tanpa dalaman ninja dengan saat memakai jilbab dengan dalaman ninja

6 1.4. Manfaat penelitian 1.4.1. Manfaat untuk ilmu pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan pengetahuan tentang pengaruh faktor pakaian yaitu jilbab terjadap fungsi pendengaran khususnya ketajaman pendengaran dan lokalisasi sumber bunyi. 1.4.2. Manfaat untuk masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi masyarakat khususnya wanita yang mengenakan jilbab tentang pengaruh pemakaian jilbab terhadap fungsi pendengaran khususnya ketajaman pendengaran dan lokalisasi sumber bunyi. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan tentang cara pemakaian jilbab yang tidak menyebabkan terjadinya gangguan fungsi pendengaran. 1.4.3. Manfaat untuk penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya khususnya tentang pengaruh pakaian ataupun penutup kepala terhadap fungsi pendengaran khususnya ketajaman pendengaran dan lokalisasi sumber bunyi.

7 1.5. Keaslian penelitian Berdasarkan penelusuran pustaka pada database laporan hasil penelitian National Library of Medicine National Institute of Health USA (www.ncbi.nlm.nih/pubmed) dan database hasil penelitian Litbang Depkes RI (www.litbang.depkes.go.id), penelitian tentang pengaruh pemakaian jilbab terhadap fungsi pendengaran belum pernah dilaporkan sebelumnya. Berdasarkan hasil penelusuran pustaka dijumpai beberapa laporan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini seperti yang tercantum pada tabel sebagai berikut: Tabel 1. Laporan penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian pengaruh tutup kepala terhadap fungsi pendengaran No Pengarang, judul publikasi dan nama jurnal 1. Abel, SM et al. Sound localization with an army helmet worn in combination with an in-ear advanced communications system. Noise Health 2009;11:199-205. 6 2. Abel SM, et al. Hearing and sound source identification with protective headwear. Mil Med 2010;175:865-70. 7 Metode penelitian Desain: Penelitian eksperimental Subjek: 10 orang subjek (militer Canada dan warga sipil) dengan fungsi pendengaran normal Perlakuan: Pemakaian helm militer yang menutup telinga dengan atau tanpa sumbat telinga Variabel: Lokalisasi sumber bunyi Desain: Penelitian eksperimental Subjek: 10 orang subjek (militer Canada dan warga sipil) dengan fungsi pendengaran normal Perlakuan: Pemakaian helm militer yang menutup telinga Variabel: Hasil penelitian Dalam kondisi tanpa penutup kepala tingkat kebenaran untuk lokalisasi sumber bunyi adalah 93,6% sedangkan saat telinga tertutup helm adalah berkisar 79,7% dan menjadi 25,4% saat memakai helm dengan telinga disumbat. Pemakaian helm militer yang menutup telinga tidak menyebabkan penurunan ketajaman pendengaran. Pemakaian helm militer yang menutup telinga menyebabkan kesalahan lokalisasi bunyi sebanyak 11,6%.

8 Tabel 1. Laporan penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian pengaruh tutup kepala terhadap fungsi pendengaran No Pengarang, judul publikasi dan nama jurnal 3. Tudor A, et al. Ski helmets could attenuate the sounds of danger. Clin J Sport Med. 2010;20(3):173-8. 8 Metode penelitian Ketajaman pendengaran Lokalisasi sumber bunyi Desain: Penelitian eksperimental Subjek: 30 orang subjek dengan fungsi pendengaran normal Perlakuan: Pemakaian helm ski yang menutup telinga Variabel: Ketajaman pendengaran Hasil penelitian Ketajaman pendengaran tidak mengalami penurunan apabila tidak menggunakan penutup kepala atau hanya menggunakan topi. Penggunaan helm menurunkan ketajaman pendengaran sebesar 2-8 khz dibanding saat tidak menggenakan helm Penelitian yang telah dilakukan berbeda dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan tersebut adalah: a. Penelitian sebelumnya perlakuan adalah memakai helm militer dengan atau sumbat telinga (penelitian Abel SM, et al) atau menggunakan helm ski (Tudor A, et al). Pada penelitian ini perlakuan adalah memakai jilbab dengan atau tanpa dalaman ninja. b. Penelitian sebelumnya mengukur ketajaman pendengaran dengan tes audiometri sedangkan pada penelitian ini adalah menggunakakan tes bisik dengan tingkat bunyi percakapan normal serta tes garpu tala.