2.2 Arsitektur Jarlokaf Berikut adalah macam macam arsitektur jarlokaf yang telah diaplikasikan di lapangan:

dokumen-dokumen yang mirip
Teknologi Jarlokaf. DLC (Digital Loop Carrier) PON (Passive Optical Network) AON (Active Optical Network) Point to Point. 1 Digital Loop Carrier (DLC)

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015

Sukiswo Jartel, Sukiswo 1

JARINGAN AKSES. Akses Tembaga. Akses Optik. Akses Radio

JARINGAN AKSES PSTN (Public Switch Telephone Network) Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP)

BAB II JARINGAN PSTN. yang lebih dikenal dengan jaringan Public Switch Telephone Network (PSTN). Jaringan ini

BAB III JARINGAN AKSES SERAT OPTIK DI PT TELKOM STO JATINEGARA SERTA APLIKASI SDH DAN MODUL SDT1

Sistem Jaringan Akses Fiber Optik Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF)

Endi Dwi Kristianto

MODUL VII MATA KULIAH : SALURAN TRANSMISI

BAB II DASAR TEORI. Jaringan local akses optik (JARLOKAF) adalah jaringan. menghubungkan Central Office (CO) pada operator telekomunikasi ke Remote

FTTX. 1. Latar belakang

ANALISA SIMULASI RANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO BANJARAN KE GRIYA PRIMA ASRI BANDUNG. Yara romana rachman

ANALISA SISTEM PERFORMANSI LAYANAN CUSTOMER SPEEDY DI PERANGKAT OPTIC ACCESS NETWORK (OAN)

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYTEM PADA LINK STO GEGERKALONG KE PERUMAHAN CIPAKU INDAH

Abstrak II. JARINGAN LOKAL AKSES FIBER I. PENDAHULUAN

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE BATUNUNGGAL REGENCY CLUSTER PERMAI

BAB II DASAR TEORI. Perkembangan teknologi telekomunikasi global akhir-akhir ini

TEKNOLOGI JARINGAN AKSES

MODERNISASI JARINGAN AKSES TEMBAGA DENGAN FIBER OPTIK SAMPAI DENGAN KE PELANGGAN. Oleh :

Gambar 1. Digital loop carrier

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE KOMPLEK PERUMAHAN PESONA CIGANITRI

BAB III MEKANISME KERJA

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE BATUNUNGGAL REGENCY CLUSTER ELOK

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO DAGO KE PERUMAHAN DAGO ASRI DAN CISTU INDAH BANDUNG

PENGANTAR TELEKOMUNIKASI

ANALISIS SOLUSI JARINGAN FTTDP DI LOKASI PERUMAHAN PT. VALE INDONESIA

PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY DI PT. TELKOM

PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3)

Modul 2 Peralatan Telepon dan Call Setup

PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKAS 2012 YUYUN SITI ROHMAH, ST.,MT

Training Center ISSUED4/17/2004 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Berbeda dengan kabel metalik, kabel serat optik ukurannya kecil, + 3 cm,

Ignatius Yoslan Kurniawan. Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

ANALISA JARINGAN UNTUK LAYANAN BROADBAND BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) ABSTRAK

Makalah Seminar Kerja Praktek OPTIX OSN 9500 Sebagai Perangkat Transmisi di PT. Telekomunikasi Seluler (TELKOMSEL) Regional Central Java

LAPORAN KERJA PRAKTEK INSTALASI PERANGKAT MULTI SERVICE ACCESS NETWORK (MSAN) PADA KABINET F01D500 DI TELKOM SLIPI AREA

ANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK

DAFTAR ISI v. ABSTRAK.. i ABSTRACK. ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR TABEL. x BAB I PENDAHULUAN BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II DASAR TEORI. yang biasanya berbentuk sinyal listrik menjadi sinyal cahaya dan kemudian

BAB II VDSL2 DAN ALGORITMA HEURISTIK

TUGAS AKHIR OPTIMALISASI JARINGAN AKSES OPTIK DENGAN REMOTE DSLAM UNTUK IMPLEMENTASI LAYANAN SPEEDY DI KANDATEL. Disusun oleh :

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS DIGITAL SUBSCRIBER LINE (DSL) Modul 6 Jaringan Teleponi. Prima Kristalina PENS (Desember 2014)

II. Sekilas Tentang Jaringan Lokal Akses Kawat Tembaga 2.1 Tinjauan Umum Jaringan Local

SIMULASI PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN LEGOK INDAH MENGGUNAKAN SIMULASI OPTISYSTEM

PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA BUAH BATU I BANDUNG

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2, Mulya Setia Yudha 3

TUGAS AKHIR ANALISIS PERFORMANSI TEKNOLOGI GPON (GIGABIT- CAPABLE PASSIVE OPTICAL NETWORK) UNTUK LAYANAN TRIPLE PLAY

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

BAB III. 3.1 Pengertian MSAN

ANALISIS JARAK TERHADAP REDAMAN, SNR (SIGNAL TO NOISE RATIO), DAN KECEPATAN DOWNLOAD PADA JARINGAN ADSL

BAB III LANDASAN TEORI

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

ANALISIS JARAK TERHADAP REDAMAN, SNR (SIGNAL TO NOISE RATIO), DAN KECEPATAN DOWNLOAD PADA JARINGAN ADSL

Powered By TeUinSuska2009.Wordpress.com. Upload By - Vj Afive -

JARINGAN DAN LAYANAN KOMUNIKASI. Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Telkom 2006

TEKNOLOGI DIGITAL SUBSCRIBER LINE ACCESS MULTIPLEXER

STT Telematika Telkom Purwokerto

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DAN ANALISA. BANDWIDTH VoIP O L E H WISAN JAYA

PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) UNTUK PERUMAHAN PESONA CIWASTRA VILLAGE BANDUNG MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMULASI OPTISYSTEM

BAB I PENDAHULUAN. jalannya komunikasi maupun transaksi dengan lebih cepat, mudah dan efisien.

Gian Dhaifannahri [1]

BAB II WIDE AREA NETWORK

ANALISIS PERFORMANSI SERAT OPTIK PADA LINK CIJAURA - BOJONGSOANG PERFORMANCE ANALYSIS OF FIBER OPTIC LINK CIJAURA - BOJONGSOANG

UNIVERSITAS GUNADARMA

ISDN. (Integrated Service Digital Network) -Overview - Prima K - PENS Jaringan Teleponi 1 1

SYNCRONOUS DIGITAL HIERARCHY

BAB II. SDH (Synchronous Digital Hierarchy)

Instruktur : Bpk Rudi Haryadi. Nama : Tio Adistiyawan (29) No Exp. :

JARINGAN KOMPUTER. : Karyn Vusvyta NIM : DOSEN PEMBIMBING : Dr. Deris Stiawan, M.T. FAKULTAS ILMU KOMPUTER JURUSAN SISTEM KOMPUTER

Jaringan Komputer Multiplexing

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2, Mulya Setia Yudha 3

BAB II DASAR TEORI A. JARINGAN LOKAL AKSES KABEL TEMBAGA (JARLOKAT) (di sentral) melalui konstruksi kabel primer (terdiri dari manhole dan duct) dan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN. Bab ini membahas tentang bagaimana merancang sebuah jaringan Fiber To The

BAB III SENTRAL TELEPON DIGITAL EWSD. Electronic Wahler System Digital (EWSD) atau Digital Electronic Switching

DasarJaringan Komunikasi

BAB II TEKNOLOGI JARINGAN KABEL OPTIK

ANALISIS JARINGAN TEMBAGA EKSISTING UNTUK PENERAPAN TEKNOLOGI MULTI SERVICE ACCESS NODE (MSAN)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, memicu

PERANCANGAN JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DI PRIVATE VILLAGE, CIKONENG

DIGITAL LINE UNIT (DLU) PADA SENTRAL SWITCHING ELECTRONIC WAHLER SYSTEM DIGITAL (EWSD) PT.TELKOM TBK REGIONAL PANGKALPINANG

BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK

Pertemuan 3. Dedy Hermanto/Jaringan Komputer/2010

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO GEGERKALONG KE SETRA DUTA BANDUNG

Jaringan Kabel Optik

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO KOPO KE NATA ENDAH KOPO UNIVERSITAS TELKOM

JARINGAN AKSES BROADBAND

PERTEMUAN 8 (RUMAH KABEL) POKOK BAHASAN

Tembaga(Jarlokat) Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS

Teknologi x-dsl. Oleh: Prima Kristalina Mike Yuliana. Disadur dari training PT.Telkom

PERTEMUAN 8 (MEDIA TRANSMISI FISIK)

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME PERUMAHAN NATAENDAH KOPO DENGAN OPTISYSTEM

ANALISIS JARINGAN LOKAL AKSES TEMBAGA PADA PERFORMANSI DSLAM BERBASIS TEKNOLOGI ADSL SKRIPSI LAOSMARIA JULIASTRY NABABAN

MODERNISASI JARINGAN AKSES TEMBAGA DENGAN FIBER OPTIK KE PELANGGAN

Pada gambar 2.1, terdapat Customer Premises Equipment (CPE) adalah peralatan telepon atau penyedia layanan lain yang terletak di sisi user.

Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network. 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station

Bab 9. Circuit Switching

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas

BAB III PEMBAHASAN. Aktifitas Pegawai IT di PT. Telkom Cianjur terbagi dalam beberapa bagian, yaitu:

Transkripsi:

Makalah Seminar Kerja Praktek PENERAPAN TEKNOLOGI DLC (DIGITAL LOOP CARRIER) PADA JARINGAN LOKAL AKSES FIBER Oleh : Tri Legawa (L2F006090) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak Jaringan lokal akses fiber adalah jaringan transmisi yang menghubungkan sentral lokal ke arah terminal pelanggan dengan menggunakan media transmisi serat optik. Teknologi Jarlokaf yang saat ini banyak digunakan adalah teknologi Digital Loop Carrier (DLC). Teknologi DLC merupakan hasil teknologi PCM-30 pada sistem jaringan pelanggan. Teknologi ini memiliki dua perangkat utama yaitu di sisi sentral (CT/Central Terminal) dan di sisi pelanggan (RT/Remote Terminal). DLC merupakan perangkat yang me-multiplexing sinyal keluaran dari sentral dengan kecepatan 64 kbps menjadi sinyal dengan kecepatan 2 Mbps di sisi pelanggan. Jika dibentuk jaringan lokal tersendiri maka diperlukan dua DLC yang identik yaitu di bagian sisi sentral dan sisi pelanggan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat cepat berdampak pada pengguna jasa telekomunikasi yang semakin mudah untuk mendapatkan informasi global maupun lokal. Bagi PT.Telkom kondisi demikian merupakan suatu tantangan tersendiri guna mengembangkan kinerja perusahaan dalam melayani kebutuhan masyarakat dan meningkatkan citra nasional di persaingan global. Salah satu bentuk layanan PT. Telkom adalah penyediaan jasa telepon rumah. Kemudian layanan ini dikenal sebagai telepon tetap (fix phone) atau istilah teknisnya sebagai PSTN (Public Switch Telephone Network). Teknologi tersebut menggunakan kawat tembaga sebagai media perantara dari kantor pusat (central office) ke pelanggan (User) yang kemudian dikenal dengan istilah JARLOKAT (Jaringan Lokal Akses Tembaga). Namun, permintaan konsumen yang semakin meningkat mengakibatkan teknologi kawat menjadi konvensional. Kebutuhan konsumen yang semakin meningkat mengakibatkan PT. Telkom sebagai penyedia jasa telekomunikasi harus mampu menyediakan media transmisi yang lebih efisien dari kawat tembaga yaitu fiber optik. Jaringan ini dikenal dengan istilah JARLOKAF ( Jaringan Lokal Akses Fiber ). Dalam jaringan lokal akses fiber, terdapat beberapa teknologi yang dapat diaplikasikan, salah satunya adalah Digital Loop Carrier (DLC). DLC merupakan teknologi jarlokaf yang diterapkan pada daerah pelanggan terkonsentrasi dengan hubungan titik ke titik ( point to point ) antara sisi jaringan sentral lokal dengan pelanggan. DLC memiliki dua komponen utama yaitu central terminal (CT) dan remote terminal (RT). Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas komponen-komponen pada CT dan RT, serta konfigurasi dari DLC. 1.2 Tujuan Tujuan dari kerja prektek di PT. Telkom Kandatel Semarang adalah: 1. Mengetahui penerapan teknologi DLC pada jaringan lokal akses fiber. 2. Mengetahui komponen-komponen DLC serta fungsinya masing-masing. 1.3 Batasan masalah Pada penulisan makalah ini hanya membahas mengenai penerapan DLC secara umum pada jarlokaf yang meliputi konfigurasi DLC, bagian-bagian DLC dan fungsinya masing-masing. II. JARINGAN LOKAL AKSES FIBER 2.1 Pengertian Jaringan Lokal Akses Fiber Sistem Jarlokaf setidaknya memiliki 2 buah perangkat opto-elektronik, yaitu satu perangkat optoelektronik di sisi sentral dan satu perangkat optoelektronik di sisi pelanggan. Lokasi perangkat optoelektronik di sisi pelanggan selanjutnya disebut Titik Konversi Optik (TKO). Secara praktis TKO berarti batas terakhir kabel optik ke arah pelanggan yang berfungsi sebagai lokasi konversi sinyal optik ke sinyal elektronik. 2.2 Arsitektur Jarlokaf Berikut adalah macam macam arsitektur jarlokaf yang telah diaplikasikan di lapangan: 1. Fiber To The Building (FTTB) TKO terletak di dalam gedung dan biasanya terletak pada ruang telekomunikasi basement. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indoor. FTTB dapat dianalogikan dengan Daerah Catu Langsung (DCL) pada jaringan akses tembaga.

Gambar 1. Modus aplikasi FTTB 2. Fiber To The Zone (FTTZ) TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, baik di dalam kabinet maupun manhole. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa kilometer. FTTZ dapat dianalogikan sebagai pengganti RK. b. Pada sisi pelanggan (Remote DLC Unit) terdiri dari: Perangkat DLC mengandung konverter analog ke digital dan orde pertama multiplexer (PM). Multiplexer orde tinggi (HOM) menyediakan antarmuka di sisi pelanggan yang berfungsi mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik oleh OLTE dan melakukan demultiplexing ke sinyal 2 Mbps. Antara RT-DLC ke pelanggan dihubungkan melalui kabel tembaga. Jarak antara CT-DLC ke RT- DLC adalah sampai 30 km untuk daya sedang. Untuk daya rendah 10 km dan untuk daya tinggi 60 km. Gambar 2. Modus aplikasi FTTZ 3. Fiber To The Curb (FTTC) TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, baik di dalam kabinet, di atas tiang maupun manhole. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa ratus meter. FTTC dapat dianalogikan sebagai pengganti KP. Gambar 5. Konfigurasi umum DLC Keterangan: LE : Local Exchange CT : Central Terminal RT : Remote Terminal Sistem DLC bisa digunakan untuk konfigurasi star karena memiliki hubungan kabel fiber optik dari sisi sentral ke sisi pelanggan sebagai hubungan ke setiap titik. Namun DLC dapat digunakan juga dengan konfigurasi ring, dengan menggunakan transmisi SDH. Gambar 3. Modus aplikasi FTTC 4. Fiber To The Home (FTTH) TKO terletak di rumah pelanggan. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indoor atau IKR hingga beberapa puluh meter. FTTH dapat dianalogikan sebagai pengganti Terminal Blok (TB). Gambar 4. Modus aplikasi FTTH III. DIGITAL LOOP CARRIER (DLC) 3.1 Gambaran Umum DLC Penerapan teknologi DLC pada jarlokaf memerlukan dua DLC yang identik yaitu di bagian sisi sentral dan sisi pelanggan. a. Pada sisi sentral (Exchange DLC Unit) terdiri dari: Perangkat DLC mengandung konverter analog ke digital dan orde pertama multiplexer (PM). Multiplexer orde tinggi (HOM) menyediakan antarmuka di sisi sentral yang berfungsi untuk multiplexing sinyal keluaran dari perangkat DLC (2Mbps) dan mengubah sinyal elektrik menjadi sinyal optik. Gambar 6. Konfigurasi DLC Fungsi bagian Penyusun DLC adalah : A. Jarlokaf dengan topologi point-to-point (Single star) B. Terdiri dari dua perangkat utama: 1. CT (Central Terminal) di sisi sentral, dan 2. RT (Remote Terminal) di sisi pelanggan C. Fungsi CT adalah : 1. Interfacing dengan sentral lokal 2. Multiplexer/Demultiplexer 3. Crossconnect dan Controller 4. Interfacing dengan ODN (E/O Converter/OLTE) D. Fungsi RT adalah : 1. Interfacing dengan ODN (E/O Converter/OLTE) 2. Multiplexer/Demultiplexer 3. Interfacing dengan pelanggan E. DLC pada umumnya digunakan untuk pelanggan yang terkonsentrasi atau untuk gedung bertingkat (high rise building)

3.2 Topologi DLC Secara umum topologi yang digunakan pada teknologi DLC adalah topologi point to point (titik ke titik). Topologi ini digunakan untuk melayani kelompok pelanggan yang terkonsentrasi pada suatu wilayah tertentu. (RT) diletakkan pada pada suatu wilayah outdoor, dan mampu mencakup jumlah pelanggan yang lebih banyak dan tersebar lokasinya, namun masih berada dekat dengan lokasi penempatan RT. LE CT RT PELANGGAN FO Gambar 9. Modus aplikasi FTTZ Gambar 7. Topologi DLC titik ke titik Pertimbangan-pertimbangan yang harus diperhatikan untuk menentukan wilayah catuan serta peletakkan perangkat teknologi DLC: 1. Batas-batas fisik yang menonjol seperti sungai, rawa, jalan raya, bukit serta fasilitas umum. 2. Letak pelanggan yang terkonsentrasi 3. Jarak minimal yang berhubungan dengan pertimbangan ekonomis 4. Jarak dari sentral DLC Unit ke Remote DLC Unit harus memperhatikan jarak maksimal berdasarkan kemampuan sistem. Untuk meningkatkan keandalan jaringan PT. Telkom Kandatel Semarang mengkombinasikan dengan topologi ring. Keunggulan dari topologi ring yaitu adanya proteksi link titik ke titik dari jaringan. LE CT FDA FDC Gambar 8. Ring DLC Pada prinsipnya tiap perangkat DLC (CT/RT) pada topologi ring ini memiliki 2 pasang transmitter (Tx) dan receiver (Rx). Sepasang Tx-Rx sebagai primer, dan lainnya sebagai sekundernya dengan arah aliran sinyal yang berlawanan. Fungsinya, misalkan pada suatu saat ada gangguan pada satu Remote Terminal (RT) FDB, maka FDB tersebut tidak dapat berkomunikasi dengan perangkat DLC lainnya. FDC yang terhubung dengan FDB pada jalur primernya (CT-FDA-FDB-FDC) berada di bawah FDB. Akibatnya FDC tidak dapat berhubungan dengan CT sehingga pelanggan yang terhubung dengan FDB dan FDC tidak dapat berkomunikasi. Hal ini tentu saja akan merugikan pelanggan. Untuk menangani hal ini maka digunakanlah jalur yang sekunder, jadi FDC dapat langsung berhubungan dengan CT secara point to point. Keunggulan lain dari topologi ring ini yaitu dapat menghemat jumlah serat optik yang aktif. 3.3 Model Aplikasi DLC Model Aplikasi DLC yang digunakan oleh PT. Telkom Kandatel Semarang adalah model Fiber to The Zone (FTTZ). Pada model FTTZ ini, Remote Terminal FDB RT ini merupakan pembatas antara sisi pelanggan dengan sisi jaringan akses. Dari RT ini ditarik kabel-kabel pelanggan menuju DP untuk kemudian salurkan ke pelanggan. Jadi fungsi RT mirip Rumah Kabel (RK) pada teknologi Jarlokat. 3.4 Bagian-Bagian DLC PT.Telkom Kandatel Semarang mengoperasikan DLC dari beberapa merk pabrikan, yaitu TeleData, ComLine, Siemens, dan Huawei. Kebijakan ini diambil agar tidak terjadi ketergantungan terhadap pabrikan tertentu. Bagian-bagian DLC yang akan dijelaskan di bawah ini adalah DLC merk TeleData. 3.4.1 Central Terminal (CT) Central Terminal terletak pada Sentral Telepon Otomat (STO). Hubungan antara STO dengan CT dilayani maksimal 4 buah interface V.52 dengan kapasitas 60 E1. Bagian-bagian utama dari CT terdiri dari Rectifier, AC/DC Box, Fans, Baterai, MDF, Optical Tray, dan Cage. Rectifier merupakan perangkat pada DLC yang berfungsi sebagai penyearah tegangan. Rectifier diperlukan karena suplai energi listrik untuk DLC diperoleh dari listrik PLN yang bertegangan bolakbalik sedangkan yang diperlukan untuk dapat beroperasinya DLC adalah tegangan atau arus searah. AC/DC box berfungsi sebagai Main Circuit Breaker (MCB) DLC. Fans adalah kipas yang ditujukan untuk pendingin DLC sehingga dapat bekerja dengan normal. Baterai pada DLC digunakan sebagai sumber energi listrik cadangan ketika listrik PLN padam.biasanya terdapat 4 buah baterai yang disusun secara seri dengan total tegangan sebagai penyuplai DLC sebesar 48 volt. Daya tahan baterai adalah 100 mah, yang berarti bila arus listrik yang digunakan adalah 10 ma, maka baterai dapat bertahan selama 10 jam. Nilai arus listrik pada DLC bergantung pada jumlah pelanggan yang aktif (memakai channel). Semakin banyak pelanggan yang aktif maka nilai arus listrik akan semakin besar, sebaliknya bila pelanggan yang aktif berkurang nilai arus listrik yang digunakan akan berkurang juga. MDF digunakan sebagai pendistribusi kabel yang menuju ke Local Exchange (LE). Kabel yang digunakan adalah kabel 2 M.

Optical tray atau biasa disebut Optical Terminal Board (OTB) digunakan untuk terminasi media transmisi yang berupa kabel fiber optik baik dari maupun menuju ke CT. Gambar 10. Optical Tray Cage adalah bagian dari DLC yang berfungsi sebagai tempat penempatan modul-modul fungsional dari DLC. Ada 2 tipe cage untuk DLC merk TeleData, yaitu Cage 40-M dan Cage 40-MIN. Pada Cage 40-M terdapat 21 slot untuk penempatan modul-modul DLC. Berikut adalah fungsi dari masing-masing slot: a. Slot 1-13 digunakan untuk modul-modul servis b. Slot 14-15 digunakan untuk matriks ATM / servis c. Slot 16-17 digunakan untuk modul-modul kontrol d. Slot 18-19 digunakan untuk modul-modul transmisi e. Slot 20-21 digunakan untuk modul-modul power Sedangkan Cage 40-MIN memiliki ukuran yang lebih kecil daripada cage 40-M. Pada Cage 40- MIN hanya terdapat 10 slot dengan fungsi masingmasing slot sebagai berikut : a. Slot 1-4 digunakan untuk modul-modul servis b. Slot 3-4 matriks ATM / servis c. Slot 5-6 digunakan untuk modul-modul kontrol d. Slot 7-8 digunakan untuk modul-modul transmisi e. Slot 9-10 digunakan untuk modul-modul power Gambar 11. Cage 40-M Ada 6 jenis modul pada Central Terminal (CT). Jenis dan fungsi dari masing-masing modul adalah sebagai berikut: 1. Modul LI-4E1 Modul LI-4E1 diletakkan pada slot 1-4 atau 12-14 Cage 40-M. Modul ini merupakan modul E1 yang digunakan untuk menghubungkan antara Central Unit dan Local Exchange (LE). Untuk LI-4E1CF juga bisa digunakan untuk menghubungkan antara CT dan RT. Fungsinya yaitu untuk proses grooming, yakni pemisahan trafik circuit switching (telepon biasa) dengan trafik channel switching (trafik leased line : terdiri dari message switching dan packet switching). Proses grooming terdiri atas proses konsolidasi dan segregasi. Proses konsolidasi yaitu mengumpulkan trafik circuit switching atau channel switching menjadi satu kemudian menyalurkannya, segregasi adalah proses kebalikannya. 2. Modul IP-UL-X Merupakan modul IP uplink single-mode yang menyediakan 10/100 base-t atau gigabit Ethernet uplink ke IP backbone. Digunakan untuk layanan Ethernet atau DSL. 3. Modul ATM Terdiri dari interface dan control card yang berfungsi sebagai ATM matriks dari broad access sistem. Dapat digunakan dalam suatu ring ATM/ digunakan untuk point to point uplink dari RT berupa konfigurasi single side unit. Modul ATM mendukung fungsi: a. VP/VC cross connect b. Traffik managemen c. Proteksi Modul antarmuka jaringan pada Central Terminal (CT) yaitu modul ATMX-UNI dan ATM-UNI-M berfungsi untuk mengirim data dalam format ATM melalui kabel FO (STM-1 link) antara Central Terminal (CT) dan jaringan ATM pada Local Exchange (LE). Data dari jaringan ATM dikirim lewat ATM bus ke STM-4 card, pengiriman data lewat SDH Ring ke RT, dan diterima oleh card ATMX/ATMX-E. 4. Modul CPT Modul CPT terdiri dari modul kontrol yang berisi software sistem Broadaccess. Fungsinya: a. Mengendalikan keseluruhan sistem b. Sinkronisasi c. Mengatur Laju suara dan pensinyalan d. Antarmuka suara dan pensinyalan pada modul servis. Ada 2 macam modul kontrol pada CT yaitu CPT dan CPT-S. 5. Modul STM-4 Modul STM-4 merupakan modul transmisi optik yang menyediakan 4 link STM-1 antara Central Terminal (CT) dan Remote Terminal (RT). Setiap STM-1 mengandung sampai 63 E1 untuk masingmasing empat sistem trafik ATM. 6. MODUL PSDC Merupakan modul power yang digunakan untuk mencatu modul-modul lainnya dalam cage. Dalam satu cage maksimum terdiri dari 2 buah modul power yang satu sebagai mandatory dan lainnya sebagai cadangan.

Modul power juga berfungsi sebagai filter tegangan listrik dari power supply, jadi nilai tegangan listrik yang masuk hanya sebesar yang dibutuhkan sehingga tidak terjadi kelebihan tegangan yang dapat merusak modul-modul dalam cage. 3.4.2 Remote Terminal (RT) Remote Terminal (RT) merupakan perbatasan antara jaringan akses dengan sisi pelanggan. Remote terminal dapat dikatakan sebagai Titik Konversi Optik (TKO), karena setelah dari RT menuju ke pelanggan sudah menggunakan kebel tembaga. Gambar 12. Remote Terminal (RT) Gambar di atas menunjukkan sebuah Remote Terminal dengan kabinet yang bertuliskan FDA, STO- TUGU. Maksudnya adalah RT ini merupakan fiber distribution pertama (A) suatu ring DLC dengan Central Terminalnya berada pada STO Tugu. Untuk fiber distribution kedua diberi nama FDB, dan seterusnya. Sama seperti CT, pada RT juga terdapat bagian-bagian utama yang terdiri dari Rectifier, AC/DC Box, Fans, Baterai, SDF, Optical Tray, dan Cage. Untuk SDF (Subscriber Distribution Frame), mirip dengan MDF hanya saja pendistribusian kabelnya ke arah pelanggan. Gambar 13. Subscriber Distribution Frame (SDF) SDF berupa panel-panel LSA yang dibagi menjadi 2 sisi, yaitu sisi primer dan sisi sekunder. Sisi primer yaitu sisi jaringan akses sedangkan sisi sekunder yaitu sisi pelanggan. Melalui panel LSA ini antar sisi primer dan sekunder dihubungkan dengan cara menjumper kabel. Untuk modul-modul pada Remote Terminal (RT) dan fungsinya adalah sebagai berikut: 1. Modul LI-32 Modul LI-32 merupakan modul servis yang memberikan layanan sebanyak 32 POTS lines ke arah pelanggan. Berfungsi untuk memberikan layanan voice 2 arah dan signaling interface antara pelanggan dengan sistem. 2. Modul LI-ADSL Modul LI-ADSL menyediakan layanan ADSL dan POTS untuk pelanggan, termasuk di dalamnya splitter untuk mendukung saluran POTS. Fungsinya secara lebih spesifik sebagai berikut: a. Modul LI-ADSL 8P, LI-ADSL 8C, dan LI- ADSL 16P membagi trafik ADSL dan POTS dari ADSL interface ke dalam dua streams. b. Trafik ADSL ditransmisikan dalam sel ATM melalui internal ATM bus pada cage menuju modul ATM di RT. c. Trafik POTS ditransmisikan melalui internal TDM bus pada cage menuju ke modul CPTE. d. Modul CPT dan ATM memindahkan trafik sel dan trafik POTS ke modul STM-4 melalui ring SDH ke CT. e. Selanjutnya trafik ditangani modul yang bersesuaian di CT. 3. Modul ONTU-E1 Modul ONTU-E1 berfungsi memberikan transmisi optik untuk membawa E1 pada 34 Mbps antara CT dan RT melalui PDH fiber (E3) link.ontu- E1 CS dapat juga membawa sampai 4 eksternal E1 link melalui infrastruktur Broad Access. 4. MODUL ATMX-E Modul ATMX-E merupakan modul antarmuka jaringan yang berfungsi untuk mentransfer data ATM antara service card pada RT dan ATMX-UNI/ ATM- UNI-M pada CT melalui SDH Ring. 5. Modul CPTE Modul CPTE terdiri dari modul kontrol yang berisi software sistem Broadaccess.Fungsinya: a. Mengendalikan keseluruhan sistem b. Sinkronisasi c. Mengatur Laju suara dan pensinyalan d. Antarmuka suara dan pensinyalan pada modul servis. Ada 2 macam yaitu CPTE dan CPTS. 6. Modul STM-4D Modul STM-4D ini sama seperti modul STM pada CT yang merupakan modul transmisi optik yang menyediakan 4 link STM-1 antara Central Terminal (CT) dan Remote Terminal (RT). Setiap STM-1 mengandung sampai 63 E1 untuk masing-masing empat sistem trafik ATM. Bisa digunakan untuk hubungan ring dengan output 622 Mbps. 7. Modul PSRG Modul ini berada pada slot 20 dan 21. Berfungsi untuk mengatur kebutuhan tenaga, filter tegangan listrik dari power supply, dan pembangkit nada dering. Ada 2 pada suatu cage dengan satu untuk master dan lainnya untuk cadangan.

IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari hasil kerja praktek di PT. TELKOM Kandatel Semarang yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut ini : 1. Teknologi DLC yang diterapkan pada Jarlokaf memiliki dua perangkat utama yaitu Central Terminal (CT) di sisi sentral dan Remote Terminal (RT) di sisi pelanggan. 2. Modul-modul fungsional pada DLC dapat dikelompokkan menjadi modul servis, modul kontrol, modul transmisi, dan modul power. 3. Modul servis berfungsi untuk menyediakan layanan voice (POTS) atau layanan data (ADSL) 4. Modul kontrol berfungsi untuk mengendalikan keseluruhan sistem, sinkronisasi, mengatur trafik, dan pensinyalan. 5. Modul transmisi berperan dalam proses multipleks, demultipleks, dan konversi sinyal. 6. Modul power berfungsi untuk mengatur kebutuhan tenaga, filter tegangan listrik, dan pembangkit nada dering. 4.2 Saran 1. Dilakukan pengecekan secara rutin mengenai kondisi perangkat DLC, sehingga apabila ada gangguan segera dapat teratasi. 2. Perlu diberi backup media transmisi (fiber optik), sehingga apabila ada kerusakan misalnya kabel optik putus, sistem masih dapat berjalan dan pelanggan masih mendapat layanan tanpa harus menuggu perbaikan. Biodata Penulis Tri Legawa (L2F006090), adalah mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro konsentrasi Elektronika Telekomunikasi. Telah melaksanakan kerja praktek di PT. Telkom Kandatel Semarang. Mempunyai moto hidup Hidup itu untuk beribadah. Semarang, Februari 2010 Mengetahui, Dosen Pembimbing I r. S u d j a d i, M. T NIP. 15906191985111001 DAFTAR PUSTAKA [1] Nugroho D, Adi. Remote Unit Pada Digital Loop Carrier (DLC). Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.2007 [2] Sukiswo, ST. Buku Ajar Jaringan Telekomunikasi. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Semarang. 2002. [3], Dasar Sistem Komunikasi Optik : OPTICAL ACCESS NETWORK. PT. Telekomunikasi Indonesia. Bandung. 2004. [4], Operation & Maintenace MS-OAN TELEDATA. Telkom Learning Center. Semarang. [5], Pengantar Teknologi Sistem Komunikasi Serat Optik. Divlat PT. Telekomunikasi Indonesia. [6], V5.2 Protocol Implementation: Specifications, and Applications in Telesis Switches. TELESIS.2005