BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang terdiri pulau dan memiliki beragam suku di setiap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memasarkan potensi daerah yang dimilikinya baik secara regional, nasional

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I. 1 Data Penjualan dodol di Jawa Barat (Dinas perindustrian, 2014) Year. 1 Anugrah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Fuzzy ANP dan Topsis dalam Penentuan Strategi Pemasaran

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN. ABSTRAK.. ABSTRACT... KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN..

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand. Brand suatu produk

BAB I PENDAHULUAN. sudah tidak menjadi suatu masalah. Teknologi informasi memunculkan

BAB 1 PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, perusahaan harus

Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup besar yaitu juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki masyarakat pada saat ini. Khususnya untuk industri sepeda motor

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan dan perkembangan antar daerah secara merata. merupakan alat transportasi yang praktis dan lincah apabila digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari tahun ke tahun terus meningkat seiring perkembangan zaman. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman globalisasi sekarang ini, makanan tadisional sudah mulai kurang diminati

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya industri yang berkembang, baik industri yang berskala

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pakaian tidak hanya berguna sebagai alat yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang tersebar di semua wilayah Kota Bandung. Sejak dahulu Kota

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya produk lokal tetapi juga masuknya merek merek yang telah

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Produk tekstil pada umumnya ditujukan untuk mendukung industri mode. Artinya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era Modern ini, sesuatu yang praktis sangat dibutuhkan

BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG

BAB I PENDAHULUAN. khas daerah yang beraneka ragam. Yogyakarta sebagai salah satu sentra budaya

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Dalam menghadapi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks dalam kegiatan pemasaran, sebab dengan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. konsumen karena dipengaruhi oleh daya beli, begitu juga dengan dunia

I. PENDAHULUAN. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah populasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Risna Khoerun Nisaa, 2013

I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1).

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan sebagai tujuan utama (Kotler, 2005). Pengaruh globalisasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. cepat dan tepat melalui sumber-sumber informasi yang kini semakin banyak

(Survei terhadap nasabah Bank Rakyat Indonesia) DRAFT SKRIPSI. Untuk memenuhi salah satu syarat penyusunan skripsi guna

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama para kaum remaja. Kini handphone tidak hanya. dipergunakan untuk membuat panggilan dan membuat Short Message

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menggandrungi dan menyadari bahwa memiliki bisnis sendiri merupakan hal yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Diferensiasi produk dan Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari, tertanam dalam setiap tindakan.

BAB I PENDAHULUAN. ritel yang telah mengglobalisasi pada operasi-operasi ritel. Pengertian ritel secara

I. PENDAHULUAN. Merek merupakan asset tak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai aspek penting dari sebagian proses bisnis karena dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor industri tetapi banyak berkembangnya sektor industri kecil

BAB I. dari unsur-unsur tersebut (Kotler dan Keller, 2009). Tujuannya untuk. mengidentifikasi produk dan layanan dari kelompok penjual serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. munculnya pasar tradisional maupun pasar modern, yang menjual produk dari

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keunggulan dan manfaatnya masing-masing. Salah satu

BAB I. teknologi semakin canggih dari tahun ketahun. Ilmu pengetahuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan yang dinamis ditandai dengan semakin kompetetifnya

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat dan berbentuk sangat kompleks. Menghadapi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. alat transportasi yang relatif terjangkau, praktis dan efisien.pasar sepeda motor di

BAB I PENDAHULUAN. minuman salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh semua orang.

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya dengan melihat pentingnya sebuah brand image. Konsumen dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif dalam menghadapi munculnya pesaing-pesaing lainnya yang. tapi tetap memenuhi permintaan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. menjamin pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Periode dapat dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari merek yang tertera pada produk tersebut. penjual dan untuk mendiferensikannya dari barang atau jasa pesaing.

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis saat ini sudah semakin baik dalam bidang industri,

Membentuk Positioning Merek. By : Diana Ma rifah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat khususnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

BAB I PENDAHULUAN. rempah yang sudah diakui dunia, berbagai tanaman yang tumbuh disetiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha sangatlah ketat, hal ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Karena dengan seiring berjalannya waktu, terdapat beragam produk dipasaran,

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada

I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi semakin cepat. Hal ini sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. fisik yang dilakukan diluar rumah termasuk kebiasaan mengikuti trend dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum PT. Cipta Master Perkasa

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS. Judul : Kreatifitas Desain Kaos dan Baju

BAB I PENDAHULUAN. konsumen terhadap mobil akan semakin tinggi. Sehingga persaingan antara

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak perusahaan yang berdiri dengan berbagai produk atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persaingan dunia usaha di Indonesia dewasa ini berkembang

I. PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis semakin ketat di era globalisasi saat ini. Berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap industri otomotif, salah satu sektor industri yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini suatu kebutuhan akan komunikasi dan teknologi adalah hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia fashion di Indonesia bisa dikatakan berkembang sangat pesat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada era sekarang ini, banyak sekali perusahaan melakukan inovasi produk.

BAB I PENDAHULUAN. produk makanan yang unik, menarik dan mempunyai keunggulan-keunggulan lain

BAB I PENDAHULUAN. dengan ide-ide yang kreatif dan inovatif. Industri barang dan jasa pun semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, persaingan di dunia usaha semakin ketat dan kompleks. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar

BAB I PENDAHULUAN. ada, yaitu dengan cara membuat perencanaan pemasaran yang baik demi

BAB I PENDAHULUAN. berlomba-lomba menciptakan produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah banyak merubah dan meninggalkan paradigma lama

BAB I PENDAHULUAN. dan setiap perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh profit dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah negara yang terdiri 18110 pulau dan memiliki beragam suku di setiap pulaunya. Berbagai pulau dan daerah ini memiliki kekayaan alam dan seni budaya masingmasing di dalamnya, yang terkadang tidak dimiliki oleh daerah lain sehingga menjadi ciri khas/icon daerah tersebut. Kekayaan yang dimiliki setiap daerah ini tak sedikit di manfaatkan menjadi industri rumahan dan industri berskala besar oleh penduduk asli maupun penduduk luar. Kabupaten Garut sebagai kota kecil yang terletak di Jawa Barat ini juga memanfaatkan kekayaan dan potensi yang ada, hingga kini terdapat banyak industri kecil bahkan besar yang sudah berdiri. Kabupaten Garut memiliki potensi kekayaan seperti kesenian, budaya, hasil hutan, argo, kimia dan juga industri makanan sebagai mata pencaharian. No Tabel 1.1 Data Potensi Industri Kabupaten Garut Tahun 2009-2011 Tahun Uraian 2009 2010 2011 1 INDUSTRI ARGO & HASIL HUTAN Unit usaha 8.588 Tenaga kerja 36.692 Investasi 10.212.000 Nilai kerja 300.283.000 1 9.106 37.553 16.409.776 418.016.933 2 INDUSTRI TEKSTIL, KULIT & ANEKA PANGAN Unit usaha Tenaga kerja Investasi Nilai kerja 1.011 9.179 14.388.594 156.554.000 1.053 9.735 14.473.000 169.438.236 3 INDUSTRI LOGAM & BAHAN BANGUNAN Unit usaha Tenaga kerja Investasi Nilai kerja 4 INDUSTRI KIMIA Unit usaha Tenaga kerja 1.736 8.243 7.367.721 92.269.423 434 2.377 1.847 8.894 7.457.721 110.296.423 445 2.425 9.126 37.698 16.453.746 418.317.565 1.096 9.307 56.880.382 178.236.129 1.086 8.927 7.466.763 111.049.802 521 2.655 Ket Unit Orang Unit Orang Unit Orang Unit Orang

2 Investasi Nilai kerja 34.977.000 85.807.918 40.079.710 85.807.918 40.079.818 86.605.918 Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Garut 2013 Tabel 1.1 menunjukan bahwa potensi industri di Kabupaten Garut terus mengalami peningkatan setiap tahunnya pada masing-masing industri. Kekayaan alam sekitar yang menjadi sumber berbagai industri telah menjadi roda ekonomi untuk Kabupaten Garut. Selain berbagai industri hasil alam, industri makanan menjadi salah satu ciri khas tersendiri bagi Kabupaten Garut. Terdapat beberapa makanan ciri khas Kabupaten Garut diantaranya yaitu kerupuk kulit, dodol juga buah jeruk, tetapi yang menjadi trend setter adalah dodol. Dodol di Indonesia cukup beragam tidak hanya terdapat di Kabupaten Garut saja juga terdapat beberapa di daerah lain misalnya dodol betawi khas Jakarta, dodol nanas khas Subang juga dodol China saat imlek. Dibanding dodol-dodol lain, dodol Garut lebih dikenal sebagai trademark makanan tradisional dan juga oleh-oleh khas Kabupaten Garut. Setiap orang menyebutkan kota Garut yang di ingat adalah dodol selain domba dan jeruknya. Dodol Garut sekarang ini sudah mengalami perkembangan sehingga memiliki berbagai macam varian rasa misalnya wijen, dodol kacang dan rasa buah-buahan. Dodol Garut berkembang sejak tahun 1926 yang awalnya hanya industri rumahan, lalu banyak pelaku usaha lain yang menjadi produsen dodol yang juga meningkatnya lapangan kerja dan tingkat produksi dodol di Kabupaten Garut. Setiap tahunnya jumlah produsen dodol di Kabupaten Garut terus bertambah, sesuai data dari Disperindag tahun 2012 pada Tabel 1.2. No Kecamatan Tabel 1.2 Industri Dodol Di Kabupaten Garut Tahun 2012 Jumlah pelaku usaha Jumlah tenaga kerja (orang) Jumah dodol yg dihasilkan per tahun (ton) 2011 2012 2011 2012 2011 2012 1 Kota kulon 19 21 621 645 630 652 2 Sukatani 6 5 155 168 162,8 170 3 Suci kaler 5 6 88 107 342 366,7 4 Cimanganten 8 9 233 252 221,2 233 5 Sukaraja 2 2 51 56 81 84

3 6 Banjarsari 9 11 17 29 58 79 7 Pasawahan 17 17 86 110 68,9 85 8 Rancasalak 9 10 18 25 66 72 Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pengelolaan Usaha dodol yang awalnya dimulai sebagai usaha home industry ini tak sedikit yang telah menjadi usaha berskala besar. Dodol Picnic sebagai salah satu market leader merek dodol di Kabupaten Garut, yang sudah berkecimpung di industri ini sejak tahun 1949. Dodol Picnic ini sudah menjual produk dodolnya tak hanya di Kabupaten Garut tetapi di kota-kota besar lain di Indonesia juga merambah ke beberapa negara di Asia Tenggara dan Timur Tengah seperti Arab Saudi. Sejak bedirinya Picnic hingga sekarang, Picnic selalu mengalami peningkatan dan mengungguli pesaingnya seperti terlihat pada Tabel 1.3. Tabel 1.3 Data Penjualan Dodol di Kabupaten Garut No Brand Tahun 2009 (ton) 2010 (ton) 2011 (ton) 2012 (ton) 1 Anugrah 36.9 38.4 37.0 39.6 2 Pusaka 51.3 54.1 52.8 54.5 3 Picnic 63.0 65.0 66.4 66.0 4 Olympic 35.8 37.4 38.9 30.0 5 Azziza 44.6 42.3 43.0 44.0 6 Hade 20.0 22.7 23.2 22.0 7 Saluyu 49.3 50.0 52.1 31.2 8 Eka sari 30.0 33.8 35.2 36.0 9 Winda 54.7 59.0 62.3 60.0 10 Lain-lain 425.8 418.6 418.0 432.7 Total 811.4 821.3 828.9 829.9 Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Garut 2013 Pada Tabel 1.3 diatas terlihat penjualan dodol pada setiap brand rata-rata mengalami kenaikan. Setiap tahunnya rata-rata penjualan dodol Picnic lebih unggul dibanding merek dodol yang lainnya misalnya saja pada tahun 2012 dodol Picnic mencapai angka penjualan 6 ton, di susul oleh dodol Winda pada angka 60 ton dan dodol Pusaka pada angka 54 ton. Juga dapat dilihat market share dari bebrapa produk dodol pada Gambar 1.1.

4 Anugrah, 4.7 % Pusaka, 6% Picnic, 7.8% Olympic, 3.5% lain-lain, 51.7% Azzizah, 5.2% Saluyu, 6.1% Hade, 2.6% Winda, 6.5% Eka sari, 4.3% Sumber: DISPERINDAG Kabupaten Garut 2013 Gambar 1.1 Market Share Produk Dodol di Kabupaten Garut Tahun 2012 Pada Gambar 1.1 sebenarnya secara tidak langsung terlihat bahwa the others yang lebih menguasai industri dodol ini. Lain-lain adalah gabungan dari 60 brand yaitu para industri menengah dan kecil (UMKM). Selain lain-lain, Picnic menguasai penjualan dan market share dari tahun ke tahun sebanyak 7,8%, Winda sebanyak 6,5% dan Pusaka 6%. Dibanding dengan 68 merek dodol lainnya yang ada di Kabupaten Garut. Dodol Picnic milik PT.Herlinah Cipta Pratama mempunyai kualitas produk unggul, pengalaman yang lebih lama dan citra merek yang baik sehingga menjadi market leader di industri ini. Melihat peluang yang besar dari penjualan dodol di Kabupaten Garut seorang pengusaha industri rumahan, memanfaatkan peluang tersebut, dengan membuat kreasi makanan yang unik dan belum pernah ada, dengan menghadirkan ciri khas baru kota Garut. Jika para pengusaha lain mencoba membuat inovasi produk dodol ini dengan membuat dodol menjadi berbagai varian rasa, beda halnya dengan Chocodot dan Brodol produksi PT. Tama Coklat

5 Indonesia. PT. Tama sebagai penemu pertama kreasi ini menjadikan dodol lebih unik, yaitu Chocodot adalah produk coklat isi dodol, juga brodol (brownies isi dodol). Inovasi Chocodot milik PT.Tama Coklat ini mendapat kesuksesan dalam inovasinya. Banyak wisatawan lokal maupun penduduk asli daerah Garut yang tertarik dengan produk tersebut. Kesuksesan ini membuat produsen lain terinspirasi dan mencoba untuk mengikuti jejak PT. Tama Coklat untuk merambah pasar coklat isi dodol di Kabupaten Garut. PT.Herlinah Cipta Pratama dengan produk unggulannya dodol Picnic dan image perusahaan yang sudah unggul mencoba untuk ikut berpartisipasi dalam pasar coklat isi dodol, dengan harapan kesuksesan dodol Picnicmya dapat mencuri perhatian konsumen terhadap Choco.Dol. Tabel 1.4 menunjukan daftar merek coklat isi dodol di Kota Garut. Tabel 1.4 Merek Cokelat Isi Dodol di Kabupaten Garut No Merek Coklat isi dodol Alamat gerai/pabrik utama 1 Chocodot PT. Tama Coklat Indonesia Jl. Siliwangi no. 6 Garut Tarogong Garut 2 Choco.Dol Picnic PT. Herlinah Citra Pratama Jl. Pasundan no. 102 Kota Kulon Garut

6 3 Roslyn's Chocolate PT. Rossalina Sejahtera Utama Jl. Otista No.321 Tarogong Garut Sumber: Diolah kembali dari website masing-masing brand, Februari 2013 Berdasarkan dari Tabel 1.4 diantara 3 pelaku usaha cokelat isi dodol di kota Garut, penulis memilih Choco.Dol Picnic sebagai objek penelitian karena PT.Herlinah CP adalah perusahaan yang telah berkecimpung lebih lama dan merupakan brand dodol ternama. Untuk Chocodol Roslyn s produk cokelat isi dodol terbaru, beredar di pasar pada pertengahan tahun 2011. PT Herlinah Cipta Pratama resmi mengeluarkan produk coklat isi dodolnya pada tahun awal 2009 dengan nama Choco.Dol dan disusul dengan produk Roslyn s pada tahun 2011. Kondisi ini tentunya berdampak pada perusahaan yang ada agar dapat bersaing di industri yang mulai ramai sehingga dapat bersaing secara efisien juga efektif. Oleh sebab itu adanya suatu strategi yang dapat mengantisipasi terhadap kecenderungan-kecenderungan perubahan yang terjadi mutlak diperlukan. Sekilas terlihat produk ini sama saja dengan pesaingnya, apalagi Choco.Dol termasuk produk baru dibanding pesaingnya yang sudah lebih unggul, yaitu Chocodot. Oleh karena itu PT.Herlinah Citra Pratama tahu betul industri ini bersifat homogen, sehingga produknya harus mempunyai diferensiasi atau pembeda agar konsumen mengetahui perbedaan dengan

7 produk pesaing. Sebelum melakukan pembelian produk, konsumen akan melakukan pemilihan terhadap produk, apakah sesuai dengan kebutuhan, keinginan ataupun budget. PT.Herlina Cipta Pratama mencoba membedakan produk Choco.Dol dengan pesaingnya yaitu perbedaan harga yang dibandrol jauh lebih murah dibanding produk pesaing, dan varian rasa dodol yang tidak dimiliki oleh produk lain, dengan harapan dapat meningkatkan pembelian konsumen terhadap produk Choco.Dol. hal ini sesuai dengan pernyataan Kotler dan Keller (2012:408) : Keputusan pembelian didasarkan pada bagaimana konsumen melihat harga dan apa yang mereka anggap harga yang sebenarnya saat ini untuk menjadi atau tidak pada harga pemasar lain. Kemunculan Choco.Dol kurang mendapat respon yang baik dari pasar dibandingkan dengan produk pesaing yang sudah lebih unggul, Tabel 1.5 menunjukan pelaku di kelompok gerai sentra oleh-oleh di kota Garut. Terdapat 3 perusahaan yaitu PT. Herlinah Cipta Pratama dengan gerai bernama Prima Rasa, PT. Tama Coklat Indonesia yang bernama Gedoeng Coklat dan yang terakhir Roslyn s Chocolate yang bernama Bale Coklat. Tabel 1.5 Pelaku Industri Bisnis Coklat Isi Dodol (Jumlah Gerai Coklat Isi Dodol di Kota Garut Tahun 2013) Jumlah No Nama Perusahaan Nama Produk Gerai Market share 1 PT. Tama Coklat Indonesia Chocodot 10 60% 2 PT. Herlinah Cipta Pratama Choco.Dol 6 35% 3 Roslyn s Chocolate Roslyn s Chocodol 1 5% Jumlah 17 100% Sumber: Diolah kembali dari masing-masing website, April 2013 Berdasarkan Tabel 1.5, gerai PT.Herlinah Cipta Pratama hanya memiliki 4 gerai saja dengan market share sebesar 27% jauh tertinggal oleh pesaingnya Chocodot dengan total 10 gerai dan market share 67%. Seharusnya dengan pengalaman PT.Herlinah Cipta Pratama yang sudah sejak lama berdiri dan sudah terbukti mempunyai kualitas yang lebih unggul

Axis Title 8 dibanding brand lainnya, produk Choco.Dol ini bisa ikut terdongkrak walupun produk ini baru bagi Picnic. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan pihak PT.Herlinah Cipta pratama, bahwa frekuensi kegiatan produksi Choco.Dol tidak menentu, karena permintaan pesanan fluktuatif. Biasanya produksi dilakukan 5 sampai 8 kali dalam 1 bulan dengan jumlah produksi sesuai pesanan, tetapi akhir-akhir ini rata-rata menjadi 4 sampai 6 kali saja dalam 1 bulan, beda halnya dengan produk dodol yg sudah rutin berproduksi setiap hari kerja. Produk Choco.Dol hanya bisa bertahan 3 bulan saja, jadi pihak perusahaan tidak bisa menyediakan stock jika pesanan pun tidak menentu dengan tujuan menjaga kualitas produk. Terbukti pada Grafik 1.1 penjualan produk Choco.Dol sangat fluktuatif cenderung menurun, khususnya pada produk ukuran 100gram, kurang memperlihatkan kenaikan yang signifikan, jumlah tertinggi yang pernah dicapai adalah pada angka 2821 box dan terendah pada jumlah 1499 box. Sedangkan untuk ukuran 45 gram jumlah tertinggi pada angka 1082 box dan terendah pada jumlah 10378 box dan terendah 8818 box. 140000 120000 115929 100000 96420 80000 60000 76420 45 Gram 100 Gram 40000 20000 16656 24568 18565 0 2010 2011 2012 1 2 3 Sumber: Laporan Penjualan PT. Herlinah Cipta Pratama, 2012 Gambar 1.2 Data Penjualan Choco.Dol

9 Menurunnya keputusan pembelian ini salah satunya di duga disebabkan oleh kurangnya memaksimalkan strategi diferensiasi yang dilakukan Choco.Dol dengan produk pesaing, sehingga konsumen tidak melihat perbedaan yang signifikan antara produk-produk yang ada dipasaran.. terbukti dengan hadirnya Choco.Dol yang beda dari produk lain, namun masuh mengalami masalah penjualan. Gambar 1.1 diatas bertentangan dengan pernyataan Adrian Haberberg dan Alison Rieple (2008:173) yang menyatakan bahwa strategi diferensiasi akan menawarkan jangkauan konsumen yang luas, untuk sesuatu yang unik dan bernilai mereka siap untuk membayar. Faktor diferensiasi produk menjadikan penawaran perusahaan untuk setiap produk berbeda-beda, sehingga menghasilkan persaingan yang kompetitif. Diferensiasi produk merupakan komponen yang penting untuk merangsang dan meningkatkan proses keputusan pembelian, berbagai strategi dilakukan oleh PT.Herlinah Cipta Pratama dalam menyajikan diferensiasi produk seperti fitur produk yang lengkap dibuat sesuai dengan keinginan konsumen, produk dapat ditampilkan semenarik mungkin dengan kualitas produk yang unggul, hal ini sesuai dengan teori Kotler dan Keller (2012:350) : Suatu produk akan dikenal oleh konsumen bila produk tersebut dibedakan dengan perbedaan yang unik dari produk lainnya. Penjual menghadapi banyak sekali kemungkinan diferensiasi, termasuk bentuk, fitur kostumisasi, kualitas kerja, kesesuaian mutu, daya tahan, kehandalan, perbaikan dan gaya. Hasil wawancara dengan salah satu Staf Penjualan Choco.Dol, gerai Prima Rasa cabang Ciledug sebagai salah gerai milik PT.Herlinah Cipta Pratama memiliki track record penjualan Choco.Dol paling rendah dibandingkan dengan gerai-gerai lain, meskipun letak gerai ini sudah strategis yaitu berada di tengah-tengah kota. Berikut data mengenai jumlah penjualan Choco.Dol di gerai Prima Rasa Picnic cabang Ciledug-Garut yang mengalami fluktuasi jumlah penjualan.

10 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 45 gram 100 gram Gambar 1.3 Data Penjualan Choco.Dol Di Gerai Prima Rasa Cabang Ciledug-Garut Tahun 2012 Permasalahan yang telah dijelaskan di atas menarik untuk diteliti lebih lanjut mengenai diferensiasi produk yang dilakukan Choco.Dol, melalui judul Pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Keputusan Pembelian Produk Choco.Dol (Survey pada Konsumen Gerai Prima Rasa Sentra Oleh-Oleh Garut cabang Ciledug) 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Tingkat persaingan di industri dodol yang tinggi menuntut perusahaan untuk membuat strategi yang lebih unik dan unggul agar dapat bertahan di tengah persaingan yang semakin kompetitif agar tidak kehilangan konsumen. Penurunan pembelian produk Choco.Dol dan juga hasil prapenelitian yang telah dilakukan mengidikasikan bahwa Choco.Dol mengalami permasalahan dalam penjualan. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini: Upaya yang dilakukan Choco.Dol dalam meningkatkan penjualan salah satunya dengan cara strategi diferensiasi produk, tetapi strategi ini masih terlihat kurang

11 untuk mendongkrak tingkat penjualan. Diferensiasi produk yang tepat akan membentuk nilainilai positif bagi konsumen, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pembelian konsumen. Hal ini tergantung pada seberapa besar total nilai yang dirasakan terhadap suatu produk yang akhirnya akan menciptakan keputusan pembelian dan menghasilkan laba bagi perusahaan. 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dan untuk memfokuskan penelitian ini, maka dibuat rumusan masalah. Rumusan masalah dibuat agar penelitian tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Ruusan masalah tersebut adalah : 1. Bagaimana gambaran mengenai Diferensiasi Produk Choco.Dol menurut konsumen Choco.Dol di gerai Prima Rasa Sentra Oleh-oleh Garut cabang Ciledug 2. Bagaimana gambaran mengenai Keputusan Pembeliaan konsumen produk Choco.Dol di gerai Prima Rasa Sentra Oleh-oleh Garut cabang Ciledug 3. Bagaimana gambaran pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Keputusan Pembelian konsumen Choco.Dol di gerai Prima Rasa Sentra Oleh-oleh Garut cabang Ciledug 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui gambaran Diferensiasi Produk Choco.Dol menurut konsumen Choco.Dol di gerai Prima Rasa Sentra Oleh-oleh Garut cabang Ciledug 2. Untuk mengetahui gambaran mengenai Keputusan Pembeliaan konsumen produk Choco.Dol di gerai Prima Rasa Sentra Oleh-oleh Garut cabang Ciledug. 3. Untuk Mengetahui pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Keputusan Pembelian konsumen Choco.Dol di gerai Prima Rasa Sentra Oleh-oleh Garut cabang Ciledug 1.4 Kegunaan Penelitian 1 Kegunaan Teoritis

12 Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai pengembangan ilmu manajemen khususnya tentang ilmu pemasaran mengenai harga dan diferensiasi produk pada industri makanan, juga pengetahuan tentang faktor-fator apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian, juga hubungan ketiganya. 2 Kegunaan Praktis Bagi PT. Herlinah Citra Pratama (PICNIC) dapat menjadi bahan informasi dan masukan untuk pihak manajemen mengenai seberapa besar hubungan diferensiasi produk terhadap keputusan pembelian produk Choco.Dol, agar dapat menjaga dan lebih meningkatkan hubungan dengan konsumennya.