KAJIAN KRITIS TERHADAP SUBSTANSI UJIAN NASIONAL DAN

dokumen-dokumen yang mirip
D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

REVIEW UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Materi Kuliah. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan. Modul 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang berhasil membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, bermoral dan berkepribadian.

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR ISI BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB I PENDAHULUAN. memberi dorongan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.

Sistem Pendidikan Nasional

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

Belajar dan Teori Belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan kajian awal yang memberi pengantar tentang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Farida Nurhasanah. Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

Oleh: WIDIHASTUTI, S.PD. (Dosen FT Universitas Negeri Yogyakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

STANDAR PENILAIAN (Permen No. 20 Th. 2007)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

2016, No Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidik

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

SOSIALISASI PERMEN NO 22, NO 23, DAN NO 24*)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

alam proses pembelajaran, penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Standar Nasional Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN PJOK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN Jalan Dr. Radjiman No. 6 Tlp fax Bandung 40171

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

TEORI TEORI PEMBELAJARAN MORAL DAN NILAI DALAM PKn

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

Peraturan Mendiknas Nomor: 20 Tahun tentang STANDAR PENILAIAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN (SKL-SP)

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN. Achmad Samsudin, M.Pd. Jurdik Fisika FPMIPA UPI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

Pelaksanaan SI dan SKL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

IMPLIKASI UU DAN PP THD PENGEMBANGAN KURIKULUM PUSAT KURIKULUM - BALITBANG DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. Puskur Balitbang 1

PERTEMUAN 3 KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BIDANG PENILAIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 98 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari para siswa baik sebagai individu, anggota masyarakat, dan

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

Transkripsi:

KAJIAN KRITIS TERHADAP SUBSTANSI UJIAN NASIONAL DAN IMPLIKASINYA BAGI POSISI PKn Seminar Nasional Cukupkah Ujian Nasional Dengan Tiga Mata Pelajaran (Dimasukannya Kembali PKn Ke Dalam Ujian Nasional) Diselenggarakan Prodi PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, Selasa 12 Juni 2007. Cholisin Staf Pengajar Jurusan PKn dan Hukum FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

SKOP PEMBAHASAN 1. Masalah Dasar Yuridis UN; 2. Pelaksanaan UN dan Permasalahannya; 3. Posisi PKn dalam Sistem Pendidikan Nasional; 4. Merekonstruksi UN yang Akademis, Adil dan Representatif.

1. Masalah Dasar Yuridis UN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan standardisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan. (UU NO.20 TH. 2003)

EVALUASI Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan. Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. (UU NO.20 TH. 2003)

KELULUSAN PP No. 19 Th. 2005, Pasal 72 (1) Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah: a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran; b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan; c. lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan d. lulus ujian nasional.

SIAPA YANG MEMILIKI KEWENANGAN MELAKUKAN PENILAIAN PENDIDIKAN PP. No. 19 Tahun 2005, Pasal 63 (1) Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas : a. penilaian hasil belajar oleh pendidik; b. penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan c. penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.

PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PEMERINTAH Pasal 66 (1) bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan teknologi dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional. (2) Ujian nasional dilakukan secara obyektif, berkeadilan, dan akuntabel. (3) Ujian nasional diadakan sekurang kurangnya satu kali dan sebanyak banyaknya dua kali dalam satu tahun pelajaran.

Penjelasan Pasal 66 ayat (1) Ujian nasional mengukur kompetensi peserta didik dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan oleh peserta didik, satuan pendidikan, dan/atau program pendidikan.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONALNOMOR 45 TAHUN 2006 TENTANG UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.

PERMEN DIKNAS NO. 45 Pasal 3 Ujian Nasional bertujuan menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.

PERMEN DIKNAS NO. 45 Pasal 4 Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk: a. pemetaan mutu satuan dan/atau program pendidikan; b. seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; c. penentuan kelulusan peserta didik dari suatu satuan pendidikan; d. akreditasi satuan pendidikan; dan e. pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.

PERMEN DIKNAS NO. 45 Pasal 6 (1) Mata pelajaran yang diujikan pada UN: a. untuk SMP, MTs, dan SMPLB meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika; b. untuk SMA, dan MA Program Studi IPA meliputi Bahasa dan Sastra Indonesia/ Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika; c. untuk SMA dan MA Program Studi IPS meliputi Bahasa dan Sastra Indonesia/Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Ekonomi; d. untuk SMA dan MA Program Studi Bahasa meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Asing lainnya; e. untuk SMALB meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika; dan f. untuk SMK meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan kompetensi keahlian.

2. Pelaksanaan UN dan Permasalahannya ALASAN PELAKSANAAN UN al.: Bervariasinya kualitas pendidikan antardaerah dan antarsekolah memerlukan tolok ukur yang sama, yaitu ujian nasional. Ujian nasional dapat dipergunakan sebagai upaya mencapai standardisasi mutu pendidikan secara nasional. Ujian nasional dapat memotivasi siswa, orang tua siswa, guru dan pihak-pihak terkakit lainnya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa secara maksimal. Belum semua sekolah di Indonesia siap melaksanakan ujian sendiri yang berorientasikan kepada kualitas.

BEBERAPA PERMASALAHAN PELAKSANAAN UN: Belum meratanya kualitas guru, sarana dan prasarana sekolah, serta akses informasi di seluruh daerah; Berakibat terjadinya pengkultusan terhadap mata pelajaran tertentu yang dijadikan mata uji nasional (Mapel yang lain cenderung diabaikan dan Sekolah berubah jadi bimbingan tes); Ujian nasional tidak menyentuh penilaian proses dan berkelanjutan dalam menentukan kelulusan seorang siswa; Pihak sekolah (guru dan kepala) lebih tahu terhadap siswa mana yang layak dan yang kurang layak diluluskan.

Sekolah di Soba Papua

Beberapa masalah.. Anggota DPD dari Provinsi Papua, Max Demetouw, mengungkapkan bahwa dalam salah satu kunjungannya ke Ka bupaten Mappi, Papua, dia mendapati ada SMP yang peserta UN-nya tidak lulus 100 persen. Di Papua masih terdapat Sekolah yang hanya diajar oleh satu guru. Kita tidak butuh UN, tetapi infrastruktur dan tenaga pendi dik, (Kompas, 29 Mei 2007).

Beberapa masalah.. Menurut Rush Rachman, anggota DPD dari Bangka Belitung, yang dihadapi sekarang ialah tembok otoritas politik. Terdapat kecenderungan pragmatis, pendidikan diterjemahkan dalam bentuk angka-angka, (Kompas, 29 Mei 2007).

Beberapa masalah.. Winarno Surakhmad, tokoh pendidikan mengungkapkan, pendidikan memang selalu diiringi dengan ujian sebagai indikator keberhasilan, tetapi ujian bukan proses tersendiri da lam proses belajar. Selama ini, setiap nilaibaik dari sekolah maupun dari pemerintah sifat nya dapat saling menjatuhkan. Mengapa UN sebagai syarat ke lulusan? Itu karena merupakan satu-satunya cara negara dapat mengontrol. Bagi Utomo Dananjaya Direktur Institute for Education Reform Universitas Paramadina, menyatakan ujian sebagai proses evaluasi tidak masalah. Yang kami anggap melanggar hak asasi ialah UN sebagai ujian kelulusan. Dengan ujian nasional menjadi penentu kelulusan, kepanikan mewabah. Berbagai pihak kemudian melakukan tindakan tidak terpuji dengan cara-cara merusak mental peserta didik. Masa belajar lebih banyak diisi dengan latihan menjawab soal ujian. Ilmu pengetahuan dan peran guru mata pelajaran di luar UN di abaikan. Bahkan, martabat guru dan sekolah tersisihkan oleh bimbingan tes dan pelatih menjawab soal. (Kompas, 29 Mei 2007)

MASALAH DUGAAN KECURANGAN UN DI MEDAN

MENOLAK UN SBG PENENTU KELULUSAN

Beberapa masalah.. Ketua PAH III DPD Nuzran Joher menyatakan : Yang kami tolak ialah UN yang hanya mengujikan tiga mata pelajaran sehingga efek psikologisnya kemudian ialah siswa cenderung mengabaikan pelajaran yang tidak di- UN-kan. Selain itu, UN dengan model sekarang merenggut hak evaluasi para guru dan sekolah (Kompas, 29 Mei 2007).

3. Posisi PKn Dalam Sistem Pendidikan Nasional Tampak, al. pada : KONSEP DASAR PKn DASAR & FUNGSI PENDIDIKAN NASIONAL ; TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL; MUATAN WAJIB KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.

KONSEP DASAR PKn PENGERTIAN PKn Merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi beragama,sosio kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

KONSEP DASAR PKn.. PARADIGAMA BARU PKn PKn merupakan bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah dan diterima sebagai wahana utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui: Civic Intellegence, yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi spiritual, rasional, emosional, maupun sosial; Civic Responsibility, yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang bertanggung jawab; dan Civic Participation, yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar tanggungjawabnya, baik secara individual, sosial, maupun sebagai pemimpin hari depan.

KONSEP DASAR PKn.. KOMPETENSI PKn Memiliki pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) Memiliki keterampilan kewarganegaraan (civic skills) Memiliki karakter kewarganegaraan (civic dispositions)

KONSEP DASAR PKn.. TUJUAN PKn Menurut : KBK/BSNP Berpikir kritis,rasional,dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, Berikembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter masyarakat Indonesia agar hidup bersama dengan bangsa bangsa lain, Berinteraksi dengan bangsa bangsa laindalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

KONSEP DASAR PKn.. TUJUAN PKn Menurut Walter Parker & John Jarollimeck: adalah membentuk warga negara yang baik (Good Citizen), yakni warga negara yang demokratis. Yaitu warga negara yang memiliki informasi, ketrampilan yang berhubungan dengan masyarakat yang bebas yang komitmen terhadap nilai-nilai demokratis dan mampu menghayati kewajiban untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik, ekonomi dan sosial budaya

KONSEP DASAR PKn.. PARADIGMA PENDIDIKAN DEMOKRASI P E N D I D I K A N TENTANG DEMOKRASI MELALUI PROSES DEMOKRATIS UNTUK MEMBANGUN DEMOKRASI

KONSEP DASAR PKn.. PENGEMBANGAN PERAN WARGANEGARA SECARA PROPORSIONAL UNTUK MEWUJUDKAN WARGA NEGARA YANG DEMOKRATIS Peran aktif (a) dominan = instabilitas Peran pasif (p) dominan = otoriter Peran positif (+) dominan = otoriter Peran negatif (-) dominan = liberalis PERAN WARGANEGARA: (a) + (p) + (+) + (- ) SECARA PROPORSIONAL = Budaya kewarganegaraan (civic culture) dapat membentuk warga negara demokratis atau warga negara yang baik.

DASAR & FUNGSI PENDIDIKAN NASIONAL Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (UU NO.20 TH. 2003)

TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU NO.20 TH. 2003)

MUATAN WAJIB KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH a. pendidikan agama; b. pendidikan kewarganegaraan; c. bahasa; d. matematika; e. ilmu pengetahuan alam; f. ilmu pengetahuan sosial; g. seni dan budaya; h. pendidikan jasmani dan olahraga; i. keterampilan/kejuruan; dan j. muatan lokal (UU NO.20 TH. 2003).

KERANGKA DASAR dan STRUKTUR KURIKULUM Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; d. kelompok mata pelajaran estetika; e. kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan (PP NO.19 TH. 2005)

KERANGKA DASAR dan STRUKTUR KURIKULUM Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian pada SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/ Paket B, SMA/MA/SMALB/ Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani (PP NO.19 TH. 2005)

KERANGKA DASAR dan STRUKTUR KURIKULUM Semua kelompok mata pelajaran sama pentingnya dalam menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah. (PP NO.19 TH. 2005)

POSISI STRATEGIS PKn Memiliki misi nation and character building ; UN selama ini hanya menyentuh kognitif (kecerdasan intelektual) sebagai aktualisasi manusia pemikir (homo sapiens) yang sangat terbatas pada 3 mapel;

POSISI STRATEGIS PKn.. UN berarti selama ini menganggap tidak penting manusia beradab yang bermasyarakat (citizenship and res publica) atau homo socialis. Seharusnya anak manusia sebelum dimatangkan menjadi makhluk berpikir lebih dulu disiapkan sebagai makhluk beradab yang bermasyarakat (Daoed Joesoef, Sekolah Rumah?, Kompas 9 Juni 2007).

4. Merekonstruksi UN (apapun namanya) yang Berdimensi Akademis, Adil dan Representatif 1. UN MENCAKUP SEMUA KELOMPOK MAPEL; 2. NILAI UN MERUPAKAN AKUMULASI DARI NILAI PROSES DAN HASIL DARI GURU, SEKOLAH DAN PEMERINTAH; 3. UN MENGAKOMODASI DESPARITAS KUALITAS SEKOLAH DENGAN MEMBUAT VARIASI STANDAR KUALITAS, MISAL STANDAR KUALITAS TINGGI, SEDANG DAN RENDAH. SEKOLAH DIBERI KEBEBASAN UNTUK MEMILIH STANDAR YANG SESUAI DENGAN KONDISI MASING MASING.

4. Merekonstruksi UN (APAPUN NAMANYA) yang Berdimensi Akademis, Adil dan Representatif 4. PKn SEBAGAI PEMBENTUK KARAKTER BANGSA MERUPAKAN BASIS DARI PEMBENTUKAN KECERDASAN TERLEPAS DALAM MODEL UN APAPUN HAL INI HARUS MENJADI KOMITMEN PENGAMBIL KEBIJAKAN.

ATAS PERHATIAN DAN KESABARANNYA