PENTINGNYA MASTER PLAN DALAM PROSES PEMBANGUNAN TERMINAL ANGKUTAN JALAN (STUDI KASUS: MASTER PLAN TERMINAL ULU DI KABUPATEN KEPULAUAN SITARO)

dokumen-dokumen yang mirip
TERMINAL. Mata Kuliah : Topik Khusus Transportasi Pengajar : Ir. Longdong Jefferson, MA / Ir. A. L. E. Rumayar, M.Eng

Berdasarkan, Juknis LLAJ, Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur:

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

PENTINGNYA PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA TRANSPORTASI SEBAGAI UPAYA MEMBANGUN DESA DI KABUPATEN GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENTINGNYA PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA TRANSPORTASI SEBAGAI UPAYA MEMBANGUN DESA DI KABUPATEN MINAHASA UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA

Dr. Nindyo Cahyo Kresnanto

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG POLA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI WILAYAH

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR 31 TAHUN 1995 TENTANG TERMINAL TRANSPORTASI JALAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2015, No RITJ yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran N

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 12 (Duabelas)

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta

2017, No Republik Indonesia Nomor 5229); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lntas dan Angkutan Jalan (Lembaran N

2015, No Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5468); 4. Peraturan Presiden Nomor 47

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kota Tual 1.1. LATAR BELAKANG

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI

PENGANTAR TEKNIK TRANSPORTASI TERMINAL. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RUU SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL DAN HARAPAN SISTEM TRANSPORTASI YANG TERINTEGRASI, AMAN, EFEKTIF, DAN EFISIEN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DALAM DAERAH KABUPATEN BERAU.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan pendidikan. menunjang kelancaran pergerakan manusia, pemerintah berkewajiban

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. sangat kompleks terhadap kehidupan masyarakat termasuk diantaranya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATARAN TRANSPORTASI WILAYAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I Pendahuluan I-1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

perbaikan hidup berkeadilan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu daerah membutuhkan jasa angkutan yang

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Nomor : SK. 75/AJ.601/DRJD/2003. Tentang PENYELENGGARAAN POOL DAN AGEN PERUSAHAAN OTOBUS (PO)

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2012 NOMOR : 16 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

PERENCANAAN ANGKUTAN UMUM (Rute, Terminal, Tempat Henti)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 3 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi tumbuh dan kembangnya pembangunan suatu kota, disamping faktor-faktor lain. Jumlah penduduk yang cenderung hidup di

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN 2010 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

TERMINAL TIPE A KOTA BANDUNG

BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR $0 TAHUN 2015 TENTANG TATANAN TRANSPORTASI IOKAL

BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan rasa aman kepada pengguna jasa angkutan umum di dalam melakukan

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Keputusan Mentri Perhubungan No. 35 tahun 2003 Tentang

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah ser

- Term inal adalah tempat alat-alat pengangkutan dapat. - Terminal adalah tempat berhenti, tempat kedudukan, tempat

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABALONG,

MATRIKS PENJABARAN PENCAPAIAN KINERJA PROGRAM MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN MULTIMODA. pengangkutan barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

BAB III LANDASAN TEORI. International Airport akan melibatkan partisipasi dari stakeholders termasuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG TRANSPORTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PENTINGNYA MASTER PLAN DALAM PROSES PEMBANGUNAN TERMINAL ANGKUTAN JALAN (STUDI KASUS: MASTER PLAN TERMINAL ULU DI KABUPATEN KEPULAUAN SITARO) Sisca V Pandey Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Terminal angkutan jalan merupakan salah satu simpul transportasi yang sangat penting dalam pembangunan. Sebelum rencana pembangunan dilaksanakan pemerintah daerah harus melakukan beberapa studi/kajian yang bersifat ilmiah agar perencanaan yang dihasilkan memberikan dampak yang baik dalam proses pembangunan ke depan. Demikian dengan halnya rencana pembangunan Terminal Ulu di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro. Oleh pemerintah Kabupaten beberapa proses perencanaan, studi dan kajian teknis telah dilaksanakan. Pembangunan Terminal Ulu Siau sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan SITARO tahun 2014-2034. Studi mengenai Master Plan ini sangat membantu Pemerintah Daerah dalam proses perencanaan dan pembangunan ke depan Kata kunci : Simpul transportasi, Terminal, RTRW, Master Plan PENDAHULUAN Master Plan atau Rencana Induk merupakan suatu urutan proses yang merupakan syarat pembangunan di lingkungan perencanaan Kementrian Perhubungan Republik Indonesia sesuai dengan arahan dari Menteri Perhubungan Rl, Keputusan Menteri Perhubungan KM 31 Tahun 2006 tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di Lingkungan Kementerian Perhubungan. Proses perencanaan Rencana Induk (Master Plan) mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Arah pembangunan menjadi jelas, ber-sinergi dan terpadu dengan Tata Ruang Wilayah; 2. Tahapan pembangunan menjadi lebih terukur, dengan demikian tahapan pembangunan/pengembangan disesuaikan dengan kebutuhan; 3. Penggunaan anggaran unruk pembangunan menjadi lebih efisien; 4. Kebutuhan lahan dapat diantisipasi lebih awal. Demikian halnya dengan rencana pembangunan Terminal Angkutan Darat Tipe C di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro. Oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Sitaro melakukan perencanaan Master Plan sebelum ini dibangun untuk kepentingan masyarakat umum. Penulisan karya ilmiah ini merupakan suatu langkah kedepan bagaimanakah merencanakan suatu Konsep Master Plan Terminal angkutan darat. TINJAUAN PUSTAKA Angkutan jalan raya sebagai sub sistem transportasi mempunyai peranan penting dalam memberi pelayanan jasa angkutan penumpang. Pergerakan/mobilitas orang terjadi karena adanya kegiatan sehari-hari yang saling membutuhkan satu dengan lainnya. Pergerakan yang terjadi sesuai dengan pola perkotaan atau penyebaran pemukiman menimbulkan arus lalulintas penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Untuk menunjang pergerakan orang, pemerintah berkewajiban memberikan pelayanan dan pengaturan yang memadai baik sarana maupun prasarana transportasi. Salah satu prasarana angkutan jalan raya yang sangat vital adalah angkutan penumpang sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 Tahun 1995 tentang Terminal Transportasi Jalan. Selama ini pembangunan banyak yang kurang memiliki landasan perencanaan secara matang sehingga kurang fungsional dalam pengoperasiannya. 391

Terminal sebagai titik simpul jaringan transportasi jalan menjadi barometer dari angkutan yang makin meluas dan dengan kualitas yang semakin meningkat pula. pesatnya pertumbuhan jumlah perjalanan dari Pertumbuhan ekonomi menyebabkan dan ke suatu kota, memerlukan landasan mobilitas seseorang meningkat sehingga perencanaan yang terarah, melibatkan ahli-ahli kebutuhan pergerakannya pun meningkat perencanaan dari berbagai macam disiplin melebihi kapasitas sistem prasarana ilmu serta memperhatikan aspek-aspek sosial, transportasi. Kebutuhan akan mobilitas ekonomi, budaya, lingkungan hidup dan aspek memiliki beberapa ciri yang berbeda seperti tata ruang. Itu semua diperlukan untuk tujuan perjalanan, moda angkutan yang menciptakan prasarana sistem yang dapat memberikan manfaat pelayanan untuk digunakan dan waktu terjadinya pergerakan. Sistem prasarana transportasi terbentuk dari membantu kelancaran lalu lintas angkutan sistem prasarana penunjang, sistem dengan efisiensi ruang, waktu dan dana. manajemen transportasi dan penggunaan Di samping ketersediaan infrastruktur jalan raya dan angkutan, keberadaan sebuah beberapa jenis moda transportasi dengan berbagai macam operatornya. tak kalah pentingnya bagi Pada sistim prasarana transportasi, sistem perkembangan sistem transportasi darat. jaringan jalan dengan simpul-simpul pada Terminal merupakan tempat yang vital bagi yang kurang memadai akan mobilitas atau pergerakan arus manusia, menyebabkan penurunan pelayanan. termasuk produk barang dan jasa. Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk Penurunan ini berarti menurunnya mobilitas barang maupun manusia yang akhirnya akan keperluan memuat dan menurunkan orang berdampak pada perekonomian secara dan/atau barang serta mengatur kedatangan keseluruhan. Sebagai salah satu unsur dalam dan pemberangkatan kendaraan umum, yang transportasi, merupakan tempat merupakan salah satu wujud simpul jaringan transportasi (Kepmenhub 35/2003). berawal dan berakhirnya perjalanan maupun sebagai tempat pertukaran moda angkutan Keberadaan merupakan salah darat. Salah satu pemecahan dalam satu prasarana utama dalam pelayanan penanganan suatu adalah dengan angkutan umum dan sangat berperan dalam menentukan tingkat kinerja dari pelayanan mengakomodir lebih dari satu moda yang melayani pergerakan barang atau penumpang. angkutan umum dalam suatu wilayah. Terminal yang terencana dengan baik Perencanaan dan pembangunan secara memungkinkan terjadinya pergantian moda terpadu terhadap sarana dan prasarana sektor baik untuk angkutan penumpang (bis, transportasi perlu dilakukan agar implementasi rencana pengembangan sistem transportasi angkutan kota) maupun barang (angkutan peti kemas, barang) secara lebih mudah dan multimoda dapat berjalan dan tepat sasaran, efisien. Terminal diperlukan karena yakni terciptanya konektivitas antar berbagai jaringan dan moda transportasi. pergerakan (angkutan umum / masal) tidak memungkinkan untuk dilakukannya dengan Seperti perkembangan kota/kabupaten satu moda saja. pada umumnya di Indonesia pada saat ini berada dalam tahap pertumbuhan urbanisasi yang tinggi sebagai akibat adanya laju pertumbuhan penduduk dan ekonomi yang pesat sehingga kebutuhan penduduk untuk melakukan perjalanan ataupun pergerakan akan meningkat pula, dimana hal ini menuntut adanya penyediaan sarana dan prasarana Dalam pencapaian pembangunan nasional peranan transportasi memiliki posisi yang penting dan strategis dalam pembangunan, maka perencanaan dan pengembangannya perlu ditata dalam satu kesatuan sistem yang terpadu. Untuk terlaksananya keterpaduan intra dan antar moda secara lancar dan tertib, maka ditempat-tempat tertentu perlu dibangun transportasi yang memadai. Keberhasilan dan diselenggarakan (Definisi pembangunan yang dilaksanakan selama ini Menurut Departemen Perhubungan). telah berhasil meningkatkan taraf hidup Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995, masyarakat. Konsekwensi atas keberhasilan transportasi merupakan : tersebut terhadap pelayanan jasa transportasi, - Titik simpul dalam jaringan transportasi jalan khususnya transportasi jalan raya adalah yang berfungsi sebagai pelayanan umum. meningkatnya permintaan penyediaan jasa - Tempat pengendalian, pegawasan, pengaturan dan pengoperasian lalu lintas. 392

- Prasarana angkutan yang merupakan bagian dari sistem transportasi untuk memperlancar arus penumpang dan barang. - Unsur tata ruang yang mempunyai perananan penting bagi efisiensi kehidupan kota. Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995, fungsi angkutan jalan dapat ditinjau dari 3 unsur : - Fungsi bagi penumpang, adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda atau kendaraan ke moda atau kendaraan lain, tempat fasilitasfasilitas informasi dan fasilitas parkrr kendaraan pribadi. - Fungsi bagi pemerintah, adalah dari segi perencanaan dan manajemen lalu lintas untuk menata lalu lintas dan angkutan serta menghindari dari kemacetan, sumber pemunguntan retribusi dan sebagai pengendali kendaraan umum. - Fungsi bagi operator/pengusaha, adalah untuk pengaturan operasi bus, penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak bus dan sebagai fasilitas pangkalan. Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995, dibedakan berdasarkan jenis angkutan menjadi: - Terminal Penumpang, adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menaikkan dan menurunkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. - Terminal Barang, adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan membongkar dan memuat barang serta perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi. Adanya Master Plan Terminal penumpang Tipe C di Pulau Siau Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro ini nantinya menjadi dasar dalam perencanaan selanjutnya berupa Detail Engineering Design (DED) Terminal penumpang di Pulau Siau sebelum Pelaksanaan Konstruksi pembangunan Terminal angkutan jalan di Pulau Siau. Pembangunan Terminal angkutan jalan di Pulau Siau diharapkan dapat mendukung perkembangan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro secara keseluruhan, sehingga akan menciptakan pusat perkembangan di wilayah Pulau Siau, dan untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan suatu sistem dan memiliki kapasitas yang mencukupi. Pembangunan Terminal bukanlah merupakan kegiatan yang berdiri sendiri, tapi berkaitan erat dengan aspek-aspek ekonomi dan sosial yang berada dalam jangkauan pelayanan fasilitas tersebut karena memiliki peranan yang besar terhadap perekonomian suatu wilayah. Terminal merupakan sebuah kebutuhan dari Pulau Siau Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro yang sedang berkembang untuk menunjang perkembangan ekonomi kabupaten. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan langkah dalam penyelesaian penelitian Master Plan Terminal di pulau Siau berupa persiapan awal dan pengumpulan data, pengolahan data atau analisis data, sampai pada desain Master Plan Terminal Metodologi pelaksanaan penelitian ini akan terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: Tahap Persiapan Awal Kegiatan yang dilakukan, meliputi : a. Memahami maksud dan tujuan, sasaran penelitian, lingkup pekerjaan, lokasi kegiatan dan keluaran yang diharapkan ; b. Mempersiapkan dan mengumpulkan datadata awal ; c. Menetapkan desain sementara dari data awal untuk dipakai sebagai panduan survey pendahuluan ; d. Penetapan lokasi yang akan di survey Tahap Survey Lapangan Survey lapangan dan investigasi dilaksanakan untuk mendapatkan data di lapangan sampai dengan tingkat ketelitian tertentu dengan memperhatikan beberapa faktor, seperti: kondisi lapangan aktual yang ada dan sasaran penanganan yang hendak dicapai. Dalam survey lapangan, terdapat beberapa kegiatan, antara lain : a. Survey site lokasi b. Survey estimasi lalulintas sebagai demand c. Survey Analisis simpul dan kebutuhan d. Survey Analisis rancang bangun e. Survey Analisis manajemen 393

f. Survey Analisis dampak pembangunan Tahap Analisis Data Melakukan analisis terhadap data-data yang telah dikompilasi sebelumnya. Analisis yang dilakukan meliputi : a. Analisis site lokasi b. Analisis estimasi lalulintas sebagai demand c. Analisis simpul dan kebutuhan d. Analisis rancang bangun e. Analisis manajemen f. Analisis dampak pembangunan Tahap Perumusan Masterplan Tahap ini merumuskan hasil-hasil analisis ke dalam suatu Masterplan Terminal Ulu di Kabupaten SITARO DATA DAN ANALISIS Site Lokasi Terminal Penentuan lokasi penumpang dilakukan dengan memperhatikan rencana kebutuhan simpul yang merupakan bagian dari rencana umum jaringan transportasi jalan. Lokasi Tipe A B C ditetapkan dengan memperhatikan : - Rencana Umum Tata Ruang - Kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan sekitar. - Keterpaduan moda transportasi baik intra maupun antar moda, - Kondisi topografi lokasi. Rencana Umum Tata Ruang Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten kepulauan Siau Tagulandang Biaro Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2014-2034, Pasal 8 ayat 3 menyatakan bahwa Jaringan prasarana lalu lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, berupa penumpang tipe C yang terdiri atas : 1. Terminal Ulu Siau di Kecamatan Siau Timur; 2. Terminal Buhias di Kecamatan Tagulandang; dan 3. Terminal Ondong di Kecamatan Siau Barat. Penetapan lokasi penumpang tipe C selain harus memperhatikan persyaratan sebagai berikut: 1. Terletak di dalam kota dan dalam jaringan trayek perkotaan. 2. Terletak di jalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan paling tinggi kelas III A. 3. Tersedia lahan sesuai dengan permintaan angkutan. 4. Mempunyai akses jalan masuk atau keluar ke dan dari sesuai dengan kabutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar. Kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan sekitar Kepadatan (Density) merupakan jumlah kendaraan pada satu km ruas jalan pada suatu waktu tertentu. Kepadatan lalu lintas di jalan sekitar lokasi Ulu Siau. Tabel 1. Hasil Survey Arus Lalu Lintas Lokasi Ruas jalan Ulu (termin al Ulu) Wakt u surve y Selas a 23 Juni 2015 volum e 261 smp/ja m kecepat an 40 km/jam Sumber : Hasil survey Tahun 2015 kepadat an 56 kend/k m Peak hour 12.0 0-13.0 0 Keterpaduan Moda Transportasi Keterpaduan moda transportasi di lokasi angkutan jalan merupakan hal yang penting karena memudahkan perpindahan penumpang baik perpindahan intra dan antar moda transportasi. Lokasi pembangunan Ulu Siau berada di sekitar lokasi Pelabuhan Ulu. Akses jalan yang menghubungkan Ulu dan pelabuhan Ulu merupakan hal yang utama. Saat ini pembangunan jalan akses ini telah selesai dikerjakan sehingga membuat katerpaduan Ulu dan pelabuhan Ulu menjadi mudah. Kondisi Topografi Lokasi Terminal Ulu Lokasi pembangunan Terminal Ulu berada di tepi pantai. Kondisi topografi adalah dengan kemiringan tanah 0-15 %. Gambar berikut ini menunjukkan lokasi pembangunan Terminal Ulu Siau. 394

Gambar 1: Terminal Ulu Siau saat ini Gambar 2 : Lokasi Pembangunan Terminal Ulu yang baru Tabel 2. Jumlah Jenis Angkutan Umum Perkotaan per Tahun Angkutan Umum Pusat Kota (T120 ) Wilayah Operasi 2008 2009 2010 2011 2012 Siau 51 54 58 66 70 Tagulandang - - - - - Biaro - - - - - Makalehi - - - - - Jumlah 51 54 58 66 70 Sumber: Tatralok Kabupaten Kepulauan Sitaro 2012 Tabel 3. Forecasting Jumlah Jenis Angkutan Umum Perkotaan per Tahun TAHUN Kepemilikan Kend. Kepemilikan Kend. Angk. Umum Angk. Umum Perkotaan Perkotaan Siau Tagulandang 2008 51 0 2009 54 0 2010 58 0 2011 66 0 2012 70 0 2013 74.8 0 2014 79.8 0 2015 84.8 0 2016 89.8 0 2017 94.8 0 2018 99.8 0 2019 104.8 0 2020 109.8 0 2021 114.8 0 2022 119.8 0 2023 124.8 0 2024 129.8 0 2025 134.8 0 2026 139.8 0 2027 144.8 0 2028 149.8 0 Sumber : Hasil Analisis, 2015 Berdasarkan hasil forecasting diperoleh pertumbuhan Jumlah Jenis Angkutan Umum Perkotaanper Tahun di Pulau Siau bertambah 3 kendaraan Angkutan Umum Perkotaanper tahun dan di pulau Tagulandang belum ada data. Pada tahun 2012 untuk pulau Siau hanya berjumlah 70 unit dan pada tahun 2028 berjumlah 150 unit kendaraan Angkutan Umum Perkotaan. Analisis Simpul dan Kebutuhan Terminal Simpul transportasi adalah suatu tempat yang berfungsi untuk kegiatan menaikkan dan menurunkan penumpang, membongkar dan memuat barang, mengatur perjalanan serta tempat pemindahan intramoda dan antarmoda. Wujud dari simpul berupa : a) transportasi jalan, b) stasiun kereta api, c) perairan pedalaman, d) pelabuhan penyeberangan, e) pelabuhan laut, dan f) bandar udara. Simpul transportasi nasional adalah simpul yang melayani pergerakan yang bersifat nasional, atau antar provinsi dan atau antar negara. Simpul transportasi wilayah adalah simpul yang melayani pergerakan yang bersifat wilayah, atau antar kabupaten/ kota dan regional.simpul transportasi lokal adalah simpul yang melayani pergerakan yang bersifat lokal atau dalam kabupaten/kota serta kecamatan/ pedesaan. Sesuai dengan RTRW Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, 2011 2031, diperoleh lokasi dan simpul di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro adalah : Simpul moda angkutan jalan : Terminal Tipe C di Ulu, Tipe C di Ondong, Tipe C di Buhias, Tagulandang dan pelataran di tiap ibukota kecamatan 1) Simpul moda laut : Pelabuhan lokal Ulu di Pulau Siau, Pelabuhan Tagulandang, pelabuhan lokal Sawang, Pelabuhan lokal Pehe, Pelabuhan lokal di pulau Biaro, Pelabuhan lokal di pulau Makalehi, pembangunan dermaga untuk pengembangan pulau-pulau kecil seperti pulau Mahoro, Gunatin, Pahepa, Ruang, Walalang, Tahanusangputeng 2) Simpul moda angkutan udara : pembangunan bandara baru dengan lokasi berada di Kecamatan Siau Timur Selatan dan Kecamatan Siau Barat Selatan 395

Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro. 3) Simpul moda dermaga penyeberangan yaitu dermaga ferry Sawang, dermaga ferry Tagulandang di Minanga dandermaga ferry Biaro di Lamanggo. Analisis Rancang Bangun Terminal Rancang bangun harus memperhatikan keindahan bangunan Ulu Siau dari segi arsitektur. Keterpaduan antara keindahan harus diimbangi denga pola pergerakan arus lalu lintas di dalam dan disekitar lokasi, dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Batas antara daerah lingkungan kerja dengan lokasi lain di lingkungan harus jelas tergambar dalam Rencana Induk Terminal Ulu. Analisis Manajemen Terminal Manajemen pengelolaan meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan operasional. Kegiatan perencanaan operasional antara lain: a. penataan pelataran menurut rute atau juruasan b. Penataan fasilitas penumpang c. Penataan arus lalu lintas pengawasan, d. Penyajian daftar rute perjalanan dan tarif angkutan e. Penyusunan jadwal perjalanan berdasarkan kartu pengawasan f. Pengaturan jadwal petugas di g. Evaluasi sistem pengoperasian. Kegiatan pelaksanaan operasional meliputi : a. pengaturan tempat tunggu dan arus kendaraan umum di b. pemeriksaan kartu pengawasan dan jadwal perjalanan c. pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan menurut jadwal yang telah ditetapkan d. pemberitahuan tentang pemberangkatan dan kedatangan kendaraan umum kepada penumpang Kegiatan pengawasan operasional meliputi pengawasan terhadap : a. tarif angkutan b. kelaikan kendaraan yang dioperasikan c. kapasitas muatan yang diijinkan d. pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa angkutan Analisis Dampak Pembangunan Pembangunan ekonomi daerah merupakan upaya terpadu yang menggabungkan dimensi kebijakan pengembangan masyarakat, perwujudan pemerintahan yang baik, integrasi ekonomi antar wilayah dan keterkaitan ekonomi global, pelayanan regional dan lokal, pengelolaan pertanahan dan tata ruang, pemanfaatn sumber daya alam, serta penanganan secara khusus daerah-daerah yang mempunyai masalah sosial, ekonomi dan budaya yang serius. Dampak terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan pembangunan bisa berwujud fisik, kimia, biologi dan sosial ekonomi. Dari segi manfaat, bisa berdampak positif maupun dampak negatif sebagai konsekwensi. Karena itu pelaksanaan pembanguna harus melalui perencanaan yang matang guna memaksimalkan dampak positif, memperkirakan dampak yang akan timbul sekaligus mengantisipasi dan meminimalkan dampak negatifnya. Karena itu maka diperlukan upaya pengendalian dampak terhadap lingkungan hidup, sehingga resiko terhadap lingkungan hidup dapat diusahakan sekecil mungkin. Studi masterplan ini tidak cukup dianalisis atau dievaluasi dari sisi teknis maupun ekonomi saja tetapi perlu adanya studi kelayakan lingkungan yang disebut Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). KESIMPULAN DAN SARAN Rencana pembangunan Ulu Siau sudah sesuai dengan RTRW Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, 2011 2031. Rencana Induk dibangun dengan memperhatian keindahan dari segi arsitektur. Kemudahan pergerakan kendaraan didalam dan diluar dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup sekitar lokasi. Berikut ini adalah Gambar Master Plan Terminal Ulu Siau 396

Gambar 3. Tampak Depan Terminal Ulu Siau Gambar 4. Tampak Samping Terminal Ulu Siau DAFTAR PUSTAKA 1. Pemerintah Kabuapaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Laporan Akhir Tatralok Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Tahun 2012. 2. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Studi Rencana Induk (Master Plan) Jaringan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Pulau Siau Dan Tagulandang, Tahun 2013. 3. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Naskah Akademis Studi Penyusunan Draf Naskah Akademik Dan Rancangan Peraturan Daerah / Peraturan Bupati Pengelolaan Pelabuhan Penyeberangan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Tahun 2013. 4. Studi Perencanaan Kelayakan Lokasi Pembangunan Terminal Angkutan Darat di Pulau Siau, Tahun 2014. 397