Disampaikan dalam TRAINING POLMAS DAN HAM BAGI TARUNA AKADEMI KEPOLISIAN DEN 47 TAHUN 2015 oleh PUSHAM UII Yogyakarta bekerjasama dengan AKPOL

dokumen-dokumen yang mirip
Pembatasan HAM. Oleh: Johan Avie, S.H.

HAM DAN PERLINDUNGAN HAK KEBEBASAN BERAGAMA DAN BERKEYAKINAN. Oleh: Johan Avie, S.H.

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG BIMBINGAN PENYULUHAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI WILAYAH DUSUN BUNCIT DESA LEMBAR SELATAN KEC. LEMBAR KAB. LOMBOK BARAT TANGGAL 29 SEPTEMBER 2016

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI DESA GUNUNG MALANG KEC. PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR TANGGAL 28 JANUARI 2016

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI PANTAI INDUK DESA TAMAN AYU KAB. LOMBOK BARAT BULAN MARET 2016

BAB I PENDAHULUAN. Negara memiliki kewajiban untuk melindungi tiap-tiap warga negaranya.

PENGARUSUTAMAAN HAM DALAM PELAYANAN PUBLIK DI POLRES METRO JAKARTA UTARA

MAKALAH. HAM dan Kebebasan Beragama. Oleh: M. syafi ie, S.H., M.H.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PENANGANAN KONFLIK SOSIAL

Oleh: Robi Dharmawan, S. IP. Pusat Studi HAM Surabaya

Pembentukan Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat Sebagai Upaya Reduksi Gejala Gangguan Kamtibmas

MAKALAH. Pengembangan Praktek dan Pola Pengasuhan AKPOL Menuju Democratic Learning

MAKALAH PERAN POLISI DALAM PEMBINAAN KEAMANAN SWAKARSA DI WIL DIY. Oleh: Dewi Emiliana Sakti, SH.

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG TEKNIS PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1. BAB I PENDAHULUAN. tentang kebebasan umat beragama dalam melaksanakan ibadahnya. Dasar hukum

2012, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Penang

POLRI KONSITITUSI DAN KEBEBASAN BERAGAMA, BERKEYAKINAN DAN BERIBADAH

: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERAN DAN CITRA PERPOLISIAN MASYARAKAT STUDI KASUS DI MASYARAKAT DESA SENTONO KECAMATAN KARANGDOWO KABUPATEN KLATEN 2010

MAKALAH. Kelompok Rentan, HAM & Tanggungjawab Polisi. Oleh: M. Syafi ie, S.H. PUSHAM UII Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Polri merupakan salah satu institusi pemerintah yang bertanggung

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BHABINKAMTIBMAS

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR : 7 Tahun 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN TIM TERPADU GANGGUAN KEAMANAN DALAM NEGERI DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH LAMPUNG DIREKTORAT PEMBINAAN MASYARAKAT

2012, No.74 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KOORDINASI, PENGAWASAN, DAN PEMBINAAN TEKNIS TERHADAP KEPOLI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KEBIJAKAN KEPOLISIAN DALAM PENANGGULANGAN ISU KEBEBASAN BERAGAMA

BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA UPACARA BENDERA TANGGAL 17 MARET 2011 TINGKAT KECAMATAN SE-KABUPATEN KULONPROGO. Wates, 17 Maret 2011

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 84 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dari Sabang hingga ke Merauke. Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. hukum adalah Negara Republik Indonesia. Negara Indonesia adalah negara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RGS Mitra 1 of 7 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERCEPATAN PEMULIHAN PEMBANGUNAN PROPINSI MALUKU DAN PROPINSI MALUKU UTARA PASCAKONFLIK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Polri bukanlah satu-satunya alat negara yang bertanggung jawab atas

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM OPERASIONAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. berbagai suku, agama, ras dan golongan. Perbedaan-perbedaan pandangan dan

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA. Fungsi bidang pembinaan..., Veronica Ari Herawati, Program Pascasarjana, 2008

PENEGAKAN PERATURAN DAERAH, PEMBINAAN TRANTIBUM DAN LINMAS TRANTIBUM DAN LINMAS. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Lamongan

SOP (STANDART OPERASIONAL PROSEDUR) Tentang

BAB I PENDAHULUAN. Polisi merupakan sebuah institusi hukum yang cukup tua, setua usia

1. Undang undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;

MENEGAKKAN KEDAULATAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN MENUJU NEGARA MARITIM YANG BERMARTABAT (KOMISI KEAMANAN) (Forum Rektor Indonesia 2015)

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri yang meliputi fungsinya memelihara keteraturan dan ketertiban

SAMBUTAN PADA ACARA SYUKURAN PERINGATAN HARI BHAYANGKARA KE-69 TAHUN 2015 DIRANGKAIKAN DENGAN BUKA PUASA BERSAMA TANGGAL 1 JULI

SOP (STANDART OPERASIONAL PROSEDUR) Tentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Ketentuan konstitusi tersebut berarti bahwa dalam praktek

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat material atau sosiologi, dan/atau juga unsur-unsur yang bersifat. Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghuchu.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang melingkupinya yaitu masyarakat. Dari berbagai publikasi yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Hate Speech (Ujaran Kebencian)

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian

BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA UPACARA BENDERA TANGGAL 17 MARET 2011 TINGKAT KABUPATEN KULONPROGO. Wates, 17 Maret 2011

PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA WALIKOTA BANDA ACEH,

KODE ETIK ANGGOTA KOMISI PARIPURNA DAN ANGGOTA BADAN PEKERJA KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

PERANAN KEPOLISIAN DALAM MENGATASI KONFLIK PERKEBUNAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penegak hukum, tetapi lebih memberikan rasa aman kepada masyarakat.

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN POLRI NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pemantauan Pelaksanaan KIP di Institusi Polri

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN. TENTANG PERLINDUNGAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

2012, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Penang

PEMERINTAH KOTA TEGAL SATUAN POLISI PAMONG PRAJA Jalan Ki Gede Sebayu Nomor 2 (0283) Tegal

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 9 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003

BAB I PENDAHULUAN. harmoni kehidupan umat beragama di Indonesia. 1. Syiah di Sampang pada tahun 2012 yang lalu.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PENANGANAN GELANDANGAN DAN PENGEMIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

INDIKATOR BIDANG KEAMANAN DAN KETERTIBAN

Perkawinan Anak dan Kekerasan terhadap Perempuan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam teknologi informasi dengan penyebaran norma-norma dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR PARIAMAN

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sistem Peradilan Pidana Anak adalah keseluruhan proses penyeles

I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bemegara serta dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. pidana menjadi sorotan tajam dalam perkembangan dunia hukum.

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR NO. DOKUMEN : SOP-SAMBANG NUSA/ / /2016

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

Disampaikan dalam TRAINING POLMAS DAN HAM BAGI TARUNA AKADEMI KEPOLISIAN DEN 47 TAHUN 2015 oleh PUSHAM UII Yogyakarta bekerjasama dengan AKPOL Semarang, di AKPOL Semarang, 25 April 2015

Sejarah kepolisian Kepolisian resmi lepas dari ABRI tanggal 1 April 1999 Dan 1999 kepolisian kepolisian masih dibawah Dephan (departemen Pertahanan) Tanggal 1 Juli 2000 resmi mandiri secara kelambagaan dengan Keppres (keputusan Presiden) nomor 89/2000 tertanggal 1 Juli 2000 Dan mulai saat itu kepolisian di bawah Presiden Republik Indonesia dan pertanggungjawaban langsung kepada Presiden.

Polmas UU No 2 tahun 2002 tentang kepolisian Negara Pasal 2 fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan pada masyarakat. Pasal 13 : bahwa tugas pokok polri adalah memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; penegakan hukum; dan memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan masyarakat. Peran non refresif dari pada tindakan refresif. Penegakan hukum lebih membawa hasil dengan pendekatan non refresif.

POLMAS Perkap No 07 tahun 2008 tentang pedoman dasar strategi dan Implementasi dan Pemolisian Masyarakat dalam pelaksanaan tugas POLRI Pasal 1 angka 1 kepolisian Negara republik indonesia yang selanjutnya disingkat polri negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri. PERKAP No 07 tahun 2008 Pasal 1 angka 8 strategi Polmas adalah implementasi pemolisian proaktif yang menekankan kemitraan sejajar antara polisi dan masyarakat dalam upaya pencegahan dan penangkalan kejahatan,pemecahan permasalahan sosial yang berpotensi menimbulkan gangguan Kamtibmas dalam rangka meningkatkan kepatuhan hukum dan kualitas hidup masyarakat.

Hal terpenting dalam POLMAS Bahwa polmas bukan merupakan bagian yang terpisah dari kepolisian dalam bekerja (pelayanan, perlindungan, dan pengayoman masyarakat ) Bahwa polmas bukan merupakan program yang di rancang khusus untuk memperbaiki citra polisi (menunjukan peran dan fungsi sebagai polisi sipil ) Bahwa polmas bukan merupakan pelayanan sosial masyarakat tapi merupakan mitra strategis yang setara dalam setiap tugas-tugas kepolisian.

Strategi Polmas Tumbuhnya kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap gangguan keamanan, ketertiban, dan ketentraman di lingkungannya dengan asas non diskriminasi (ras,etnis), inparsial dan penuh toleransi. Meningkatkan kemampuan masyarakat bersama dengan polisi untuk mengidentifikasi akar permasalahan yang terjadi di lingkungannya, melakukan analisa dan memecahkan permasalahannya dengan asas non diskriminasi, inparsial dan penuh toleransi Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk mengatasi permasalahan yang ada bersama- sama dengan polisi dengan cara yang tidak melanggar hukum dengan berdasarkan UU. Meningkatnya kesadaran hukum pemolisian dan masyarakat dalam konsep hak asasi manusia

Teknik komunikasi masyarakat dalam kontek Polmas Melalui pendekatan melayani dan melindungi dengan merubah cara-cara yang birokratis ><(personal/komunitas) formal/kaku ><(non formal), prosedural ><(Non prosudural). Melalui pendekatan kultural masyarakat yang berbasis pada sosial dan budaya masyarakat setempat. Melalui pendekatan HAM dengan prinsip non diskriminatif, inparsial, dan toleransi. Melalui pendekatan kemanusiaan artinya ada kesetaraan dalam setiap tingkah laku bermasyarakat.

Dua bentuk konflik keagamaan Konflik sektarian (intra agama) - Yang diakibatkan oleh sikap anti Ahmadiyah dan anti- Syiah dalam hal sering terjadi kekerasan yang merugikan Konflik terkait tempat agama (antar agama) - Yang diakibatkan sikap anti agama yang berbeda sehingga menyebabkan tidak dapat berfungsinya rumah ibadah sebagai hak warga negara untuk melaksanakan peribadaan sesuai dengan keyakinan masing-masing.

Kondisi Konflik agama Ifdal Kasim (mantan KOMNAS HAM) - Perlindungan kebebasan beragama dan berkeyakinan bagian dari tugas kepolisian dalam memelihara keamanan dan ketertiban umum - kepolisian cendrung gamang (tidak bersikap tegas) dalam menghadapi konflik berbasis agama, apalagi jika melibatkan ormas yang besar dan berpengaruh - Kepolisian terlihat berpihak atau mendukung salah satu pihak yang terlibat konflik. - Dan sering melakukan pembiaran (pelanggaran HAM) terhadap kekerasan yang terjadi dalam konflik tersebut - Tidak maksimalnya pola kemitraan bersama baik dalam bentuk komunikasi dan kordinasi.

Tugas kelompok Tayangan film (wilayah polsek) 1. Ceritakan dan apa Pelajaran yang anda peroleh dari film tersebut? Dan siapa aktor-aktor dalam film tersebut? 2. Bagaimana sikap saudara terhadap film tersebut? 3. Bagaimana seharusnya Tindakan yang dilakukan oleh kepolisian sebagai polmas sesuai dengan tupoksinya? 4. Evaluasi kemitraan kepolisian - Muspida (musyawarah pimpinan daerah) - FKPM (forum kemitraan polisi dan masyarakat) - Bimmas ( unit bimbingan masyarakat) atau babinkamtibmas (bintara pembina Kamtibmas)

Kemitraan masyarakat dalam Tindakan pencegahan (pra konflik) Meningkatkan deteksi dini bersama-sama (kemitraan) dengan pendekatan positif dan kontruktif terhadap peristiwa yang potensial yang menjadi pemicu konflik berbasis agama Menghimbau terhadap instansi (pemerintah maupun non pemerintah) untuk berupaya mencegah mengeluarkan kebijakan yang dapat memicu terjadinya konflik Melakukan sosialisasi dan kemitraan bersama masyarakat (FKPM, Babinsa)dalam mewujudkan keharmonisan antar warga Bersikap tegas dengan penindakan hukum (bukan pelanggaran HAM) terhadap pelaku untuk meminimalisir konflik lebih besar.

Kemitraan masyarakat dalam Tindakan saat konflik terjadi Menghentikan kekerasan dengan melakukan tindakan hukum terhadap pelaku kekerasan. Melokalisir meluasnya konflik dengan upaya pengerahan kekuatan yang seimbang, memperdayakan tokoh-tokoh kedua pihak, berkordinasi dengan kemitraan masyarakat. Penindakan kepolisian terbatas pada non pro yustisia antara lain berupa pengendalian masa, pembubaran masa, mendamaikan pihak-pihak secara netral, pemulihan ketertiban umum yang terganggu

Kemitraan masyarakat dalam Tindakan paska konflik Mempererat dan Memperluas jaringan kemitraan paska konflik dengan hubungan yang lebih strategis Memulihkan kondisi dengan melibatkan pihak-pihak yang berkonflik serta melibatkan unsur pemerintahan yang bersifat netral dalam bersikap. Melakukan evaluasi tugas dan fungsi kepolisian dan kemitraan dalam melakukan upaya meredam konflik kedepan Kepolisian harus bertindak atas dasar Uandangundang

selamat bekerja