Bab IV Kesimpulan. 38 Universitas Kristen Maranatha

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENERJEMAHAN KATA KERJA KALIMAT PASIF BAHASA MANDARIN KE DALAM BAHASA INDONESIA:

BAB IV SIMPULAN. 41 Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis seperti yang tercantum pada bab

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. disajikan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa sebelum

BAB IV KESIMPULAN. karena sebagai pihak yang menderita tindakan. Namun, tidak semua bentuk pasif

Bab 5. Ringkasan. negeri sakura, Jepang. Dewasa ini, manga tidak hanya dikenal di Jepang. Saat ini manga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan persamaan atau perbedaan antara diatesis

BAB IV KESIMPULAN. Berdasarkan seluruh uraian, maka penulis menyimpulkan bahwa:

BAB III KESIMPULAN. karena novel merupakan suatu upaya komunikasi kebahasaan karena teks novel

akurat ringkas A.Kesepadanan dan Kesatuan B.Keparalelan C.Ketegasan dan Keutamaan kepenulisan E. Variasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang masih belum mempunyai kemampuan untuk. kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara

BAB 1 KONSEP DASAR BAHASA INDONESIA. Bahasa adalah alat komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Inggris bahasa Madura Enggi Bunten. Madura yang digunakan untuk berkomunikasi dalam kehidupan seharihari.

PEMBELAJARAN DENGAN PENCAPAIAN KONSEP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERTANYA SISWA PADA MATAPELAJARAN IPA / FISIKA KELAS VII-F SMP NEGERI 20 MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB 1 PENDAHULUAN. berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah sistem, bahasa selain bersifat

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya.

PROPOSAL STUDI KASUS (Pendekatan Kualitatif)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab

BAB 1 PENDAHULUAN. Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dengan perantara

Bahasa Indonesia. Ragam Bahasa. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. sasaran (selanjutnya disingkat Bsa) se-alami mungkin baik secara arti dan secara

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika

Memilah, Memilih, dan Memanfaatkan Mengajar dan Belajar Bahasa Inggris dari Bacaan

BAB V PENUTUP Wujud Pengungkapan Aspek Keselesaian secara Gramatikal dalam

KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3

BAB 1 PENDAHULUAN. lambang bunyi suara, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Ritonga,2002:1).

Bahasa Indonesia UMB. Pilihan Kata (Diksi) Kundari, S.Pd, M.Pd. Komunikasi. Komunikasi. Modul ke: Fakultas Ilmu. Program Studi Sistem

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi apapun, yang terlihat dari kemampuannya dalam memenuhi

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 12. UNIT KEBAHASAANLatihan Soal 12.1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 9. MENYUNTING KATA/ISTILAH, FRASE, KALIMAT, PARAGRAF, EJAAN, DAN TANDA BACALatihan Soal 9.7

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH 1 WELERI TAHUN AJARAN 2013/2014

Bab 1. Pendahuluan. (interpersonal communication). Komunikasi inilah yang merupakan fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat interaksi sosial peranan bahasa besar sekali. Hampir tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkomunikasi. Salah satunya adalah Bahasa Mandarin. waktu Bahasa Mandarin kian penting, sehingga banyak sekolah yang

BAB III METODE PENELITIAN. mandiri baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa. Penulis Melakukan Penelitian di Kabupaten Kampar- Riau, lokasi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola

11. Merevisi Gaya: Menceritakan dengan Jelas

ANALISIS BENTUK PASIF PADA JUDUL BERITA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI MEI 2013

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pola V lai V qu (V 来 V 去 ). Ia menuliskan data kata kerja. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODE PENELITIAN

Sumber/Bahan/Alat (8) Tak Putus Dirundung. Alokasi (7) Waktu. Penilaian (6) Pembelajaran. Kegiatan (5) novel. Indikator (4) Mampu.

BAB I PENDAHULUAN. mereka pahami (dalam ilmu dan aplikasi pendidikan, 2011: 19). Pengalaman

UCAPAN TERIMA KASIH. Pertama tama saya bersyukur kepada Tuhan yang telah begitu baik memberikan ide

BAB I PENDAHULUAN. setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011.

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah keterampilan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini memanfaatkan energi cahaya matahari untuk menggerakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa di dunia yang memiliki ciri dan

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pilihlah jawaban yang paling tepat!

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa dan budaya yang berbeda sering menjadi kendala dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Di antara keempat kegiatan berbahasa tersebut, menulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, penerjemah lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Dilihat dari keempat kemampuan di atas, menulis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa dalam berbahasa Perancis yang baik dan benar. Selayaknya

BAB I PENDAHULUAN. Kata adalah unit terkecil di dalam bahasa yang mempunyai arti. Kata sering digunakan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membaca berbagai macam karya sastra Jawa, maka di antaranya ada

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 12. UNIT KEBAHASAANLatihan Soal Kalimat di bawah ini yang menggunakan kata depan adalah

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI

Siklus Hidrologi. hidrologi. Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang masuk ke Indonesia tidak hanya animasi, komik, dan musik namun juga

BAB I PENDAHULUAN. perlu dikuasai siswa. Dalam keterampilan berbicara diperlukan kemampuan dan

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Strategi Pembelajaran

Menurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd

BAB I PENDAHULUAN. system tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 90,

BAB I PENDAHULUAN. media seperti buku, radio, televisi dan sebagainya. buku atau referensi dalam bahasa asing. Hal ini mengisyaratkan bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. (Kridalaksana, 1982: 17). Dalam ilmu pengetahuan, bahasa merupakan objek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan (Arikunto,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu

PEMILIHAN DATA (SAMPEL) PENELITIAN. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA

MODUL I PRAKTIKUM BAHASA INDONESIA : METODE PENELITIAN SOSIAL:

Trik Sukses di Tes Toefl

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari tujuan pendidikan. ukur dari keberhasilan penyelengaraan pendidikan.

PERPAJAKAN PENGANTAR PERPAJAKAN. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen.

BAB IV DESKRIPSI DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ditemukan rendahnya ketrampilan siswa dalam melakukan pukulan forehand top

Mahasiswa memahami kuantifikasi dan simbolisme logika. 2) Mahasiswa dapat menyebutkan hubungan antara kuantor eksistensial dan kuantor

BAB I PENDAHULUAN. penutur bahasa yang sopan, maka terkesan seseorang tersebut berkarakter. meningkatkan kualitas penggunaan bahasa.

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Penerjemahan. Penerjemahan menurut Eugene A. Nida dan Charles R. Taber dalam buku

III. METODELOGI PENELITIAN

Dewi Gayatri, M.Kes.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Bab IV Kesimpulan Imbuhan yang muncul dalam penerjemahan kalimat pasif Bahasa Mandarin dengan kata depan bei ( 被 )ke dalam Bahasa Indonesia adalah imbuhan di-, di- -kan, di- -i, ter, dan ke- -an. Dari hasil analisa data penerjemahannya, maka didapatkan beberapa aturan penerjemahan, yaitu sebagai berikut: Kata kerja Bahasa Mandarin yang bermakna dilakukan suatu kegiatan, saat diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, maka harus menambahkan imbuhan di- pada kata kerjanya. Kata kerja Bahasa Mandarin yang bermakna dibuat jadi, saat diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, maka harus menambahkan imbuhan di- -kan pada kata kerjanya. Kata kerja Bahasa Mandarin yang bermakna dibuat jadi dan dilakukan sesuatu, saat diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, maka harus menambahkan imbuhan di- -i pada kata kerja dalam kalimat tersebut. Kata kerja Bahasa Mandarin yang bermakna kena dan tidak sengaja, saat diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, maka harus menambahkan imbuhan ter- pada kata kerja dalam kalimat tersebut. Kata kerja Bahasa Mandarin yang bermakna mengalami, saat diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, maka harus menambahkan imbuhan ke- -an pada kata kerja dalam kalimat tersebut. Berikut adalah persentase kemunculan imbuhan yang dapat ditambahkan pada hasil penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin dengan kata depan bei ( 被 ) ke dalam Bahasa Indonesia. 38

39 Persentase Kemunculan Imbuhan Dalam Kalimat Pasif Dengan Kata Depan Bei ( 被 ) 21% 9% 3% 22% 45% Imbuhan di- Imbuhan ter- Imbuhan di- -kan Imbuhan di- -i Berdasarkan hasil persentase di atas, maka bisa dilihat bahwa penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin dengan kata depan bei ( 被 ) ke dalam Bahasa Indonesia adalah dengan menambahkan imbuhan di-, di- -kan, di- -i, ke- -an dan ter pada kata kerja. Imbuhan di- merupakan imbuhan yang paling sering muncul pada penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin dengan kata depan bei ( 被 )ke Bahasa Indonesia. Selain itu juga terdapat kalimat yang memungkinkan untuk memakai dua macam imbuhan, yaitu: Imbuhan di- dapat digantikan dengan imbuhan ter- dan ke-, akan tetapi makna kalimat yang disampaikan berbeda. Imbuhan di- bermakna dilakukan suatu kegiatan sedangkan apabila menggunakan imbuhan ter- dan ke- bermakna suatu hal terjadi secara tidak sengaja. Kalimat yang menggunakan imbuhan ke- adalah kalimat pasif yang tidak baku. Imbuhan di- -kan dapat digantikan dengan imbuhan di- -i. Hal ini dikarenakan kedua imbuhan tersebut mempunyai makna yang sama, yaitu sama-sama bermakna dibuat jadi. Imbuhan di- -i dapat digantikan dengan imbuhan di- -kan. Hal ini dikarenakan kedua imbuhan tersebut mempunyai makna yang sama, yaitu sama-sama bermakna dibuat jadi. Imbuhan ter dapat digantikan dengan imbuhan ke-, yang sama-sama bermakna suatu kejadian secara tidak sengaja. Apabila kalimat tersebut diganti dengan menggunakan imbuhan ke-, maka kalimat yang didapat adalah kalimat yang tidak baku.

40 Imbuhan yang muncul dari penerjemahan kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata depan ke Bahasa Indonesia adalah imbuhan di-, di- -kan, di- -i, dan ter-. Dari hasil analisa data penerjemahannya, maka didapatkan beberapa aturan, yaitu sebagai berikut: Kata kerja yang bermakna dilakukan suatu kegiatan, saat diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, maka harus menambahkan imbuhan di- pada kata kerja dalam kalimat tersebut. Kata kerja yang bermakna dibuat jadi dan dilakukan yang disebutkan, saat diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, maka harus menambahkan imbuhan di- -kan pada kata kerja dalam kalimat tersebut. Kata kerja yang bermakna dilakukan sesuatu, saat diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, maka harus menambahkan imbuhan di- -i pada kata kerja dalam kalimat tersebut. Kata kerja yang bermakna kena dan tidak sengaja, saat diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, maka harus menambahkan imbuhan ter- pada kata kerja dalam kalimat tersebut. Selain itu juga terdapat kalimat-kalimat yang dapat diterjemahkan dengan menggunakan dua macam imbuhan, yaitu Imbuhan di- dapat digantikan dengan imbuhan terdan ke-, akan tetapi makna kalimat yang disampaikan berbeda. Imbuhan di- bermakna dilakukan suatu kegiatan sedangkan apabila menggunakan imbuhan ter- dan ke- bermakna suatu hal terjadi secara tidak sengaja. Kalimat yang menggunakan imbuhan ke- adalah kalimat pasif yang tidak baku. Pada penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata depan ke dalam Bahasa Indonesia, terdapat satu hal yang berbeda. Berdasarkan contoh kalimat yang diambil, kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata depan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata depan yang pelakunya tidak muncul dalam kalimat dan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata depan yang pelakunya muncul dalam kalimat. a. Kalimat yang subyek pelakunya tidak dinyatakan dalam kalimat, diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dengan menambahkan imbuhan di-, di- -kan, di- -i, dan ter- pada kata kerja dalam kalimat tersebut. Contohnya sebagai berikut: 包 裹 取 来 了 (5) Bingkisan telah diambil.

41 这 团 毛 线 还 需 要 顺 顺 (6) Benang ini masih perlu diatur. 小 说 看 完 了 (7) Novel telah dibaca hingga habis b. Kalimat yang pelakunya dinyatakan dalam kalimat, bisa diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dengan menambahkan imbuhan di-, di- -kan, di- -i, dan ter- dalam kalimat tersebut, atau dengan tidak menambahkan imbuhan apapun pada kata kerja dalam kalimat tersebut. Contohnya sebagai berikut: 这 样 的 书 我 不 看 (85) Buku semacam ini tidak saya baca. Buku semacam ini tidak dibaca oleh saya. 那 本 书 我 看 过 (86) Buku itu pernah saya baca. Buku itu pernah dibawa saya. 那 本 书 我 送 给 小 李 了 (87) Buku itu saya berikan kepada Xiao Li. Buku itu diberikan oleh saya kepada Xiao Li. Berikut adalah persentase kemunculan imbuhan yang ditambahkan pada hasil penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata depan. Persentase Kemunculan Imbuhan Dalam Kalimat Pasif Tanpa Kata Depan 3% 21% 8% 38% Imbuhan di- Tidak Berimbuhan Imbuhan di- -kan 30% Imbuhan ter- Imbuhan di- -i

42 Dalam penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata depan ke Bahasa Indonesia, imbuhan di-, di- -kan, dan ter- sering ditambahkan pada kata kerja dalam kalimat tersebut. Selain itu juga terdapat hasil terjemahan lain yang kata kerjanya tidak berimbuhan sama sekali. Imbuhan di- merupakan imbuhan yang paling sering muncul pada penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata depan ke Bahasa Indonesia. Apabila dilihat berdasarkan persentase kemunculannya, baik dari hasil penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin dengan kata depan bei ( 被 ) maupun dari hasil penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata depan ke Bahasa Indonesia, maka dapat dilihat bahwa dari sekian banyak imbuhan pembentuk kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Indonesia, yang muncul hanyalah imbuhan di-, di- -i, di- - kan, ke- an, dan ter-. Selain itu juga terlihat bahwa persentase kemunculan imbuhan di- lebih tinggi dibandingkan dengan imbuhan lainnya. Pembahasan mengenai penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin baik dengan kata depan bei ( 被 ) maupun tanpa kata depan ke dalam Bahasa Indonesia memang tidak cukup berhenti sampai pada pembahasan di atas saja. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut lagi mengenai hal tersebut.