BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencapai komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millennium

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sinergis dan terpadu untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB di

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. indikator utama dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per kelahiran hidup, AKB 34 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. berkembang yaitu sebesar 99 persen (Wiknjosastro, 2002 hlm 23).

(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

Sejarah Penurunan AKI PERTEMUAN 3 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB I PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebab kecelakaan atau incidental) (CIA, 2014). AKI (Angka Kematian Ibu)

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada tahun 2008 dilaporkan bahwa jumlah kematian. ibu di 172 negara di seluruh dunia sebesar 358.

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh pelayanan kesehatan. Sistem informasi kesehatan di puskesmas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu prioritas

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. pada generasi mendatang. Angka kematian ibu ( AKI ) merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

KERANGKA ACUAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Prawirohardjo (2010; h. 55) kehamilan, persalinan, nifas,dan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan puskesmas (Permenkes RI,2014). Angkat Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand hanya 44 per

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI)

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat disuatu negara dapat dinilai dengan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan upaya meningkatkan usia harapan hidup, menurunkan. untuk berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB I PENDAHULUAN. Menurunkan Angka Kematian Anak dan meningkatkan Kesehatan Ibu. adalah dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. antara delapan tujuan yang dituangkan dalam Millennium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat dengan tingkat kesehatan yang baik dapat memiliki angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu bersalin (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berencana (KB). (Maritalia ; h.111)

BAB I PENDAHULUAN. persalinan adalah nyawa taruhannya atau toh nyawa (bahasa Jawa)

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah kematian perinatal sebesar orang. Dari jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2016, Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Organisasi adalah salah satu komponen penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. kesepakatan global ( Millenium Development Goals/MDG s) pada tahun 2015,

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM). Dalam Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. eklampsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian B. Lokasi dan Waktu Penelitian C. Subjek Penelitian...

EVALUASI PERSIAPAN PUSKESMAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan kebidanan komperhensif mencangkup empat kegiatan. pemeriksaan berkesinambungan yaitu Asuhan Kebidanan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN OBSTETRI DAN NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI PUSKESMAS KARANG MALANG SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 2012; h. 87).

BAB 1 PENDAHULUAN. kandungan, saat kelahiran dan masa balita (dibawah usia lima tahun).

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran hasil konsepsi, plasenta dan selaput ketuban oleh ibu,

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan masyarakat sangat diperlukan. seorang bidan yang berkompeten untuk menangani masalah-masalah tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. Ethiopia (13 000), Indonesia ( 8800), Pakistan (7900), Republik Tanzania

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menyukseskan program kabinet SBY jilid 2, khususnya dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. indikator, diantaranya adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka. (Kementerian Kesehatan Indonesia, 2015).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pengambilan keputusan dalam kesehatan masyarakat akan sangat tergantung dari ketersediaan data dan informasi. Sistem informasi yang baik, proses pengumpulan, analisis, visualisasi, interpretasi penggunaan informasi, akan menentukan seberapa baik program kesehatan yang telah berjalan (Abouzahr et al., 2007). Sayangnya di beberapa negara berkembang, proses ini tidak berjalan sebagaimana mestinya dikarenakan berbagai faktor, mulai dari permasalahan pengumpulan data, kualitas data yang buruk serta kurangnya budaya pemanfaatan data untuk pengambilan keputusan. Sistem Kesehatan Rutin yang dikembangkan oleh Lippeveld pada tahun 1990-an menekankan pada manajemen sistem informasi kesehatan (Aqil et al., 2009). Sistem informasi kesehatan rutin tersebut pada prinsipnya digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kualitas data dan pemanfaatan informasi sistem kesehatan rutin masih rendah, terutama di negara berkembang. Data bulanan fasilitas kesehatan primer disalah satu propinsi di Afrika Selatan menunjukkan bahwa 2,5% data hilang dan 25% data tidak jelas, serta pemanfaatan data yang sangat minim (Garrib et al., 2008). Keakuratan data primary health care di Disctrict Lahore hanya 47,5% yang akurat dan 35% yang tidak diinput dan dilaporkan (Mahmood & Ayub, 2010). Studi juga menunjukkan bahwa kualitas data masih sangat rendah di beberapa negara seperti di Mozambik dan Kenya. Di Tanzania ditemukan kelemahan pada kualitas pelaporan, analisis, supervisi dan umpan balik. Masih lemahnya penggunaan informasi untuk perencanaan dan pengambilan keputusan di Negara Brazil dan Korea Selatan, kualitas data yang rendah serta pemanfaatan informasi yang kurang (Mavimbe et al., 2005). Hal ini disebabkan dukungan organisasi (kebijakan, keuangan, sarana penunjang, prosedur pengumpulan data) dan motivasi petugas untuk pengumpulan data, pengiriman data, analisa data dan

penyajian data masih sangat kurang, sehingga dapat mempengaruhi proses pelaksanaan sistem informasi kesehatan khususnya pada ibu hamil. Sedangkan menurut Aljunid, SM (2012) terdapat kesulitan dalam mengumpulkan dan menyatukan data. Data yang berasal dari asuransi kesehatan hanya meliputi data pembayaran, akan tetapi data non layanan sendiri tidak di temukan pada database. Aljunid, SM (2012) juga menyatakan bahwa meskipun data tersebut dapat diakses, akan tetapi data tersebut dibuat dengan format kurang jelas dan rumit. Penggunaan informasi merupakan tujuan akhir dari siklus sistem informasi, dimana evaluasi program kesehatan, perencanaan program, dan penelitian kesehatan menjadi bentuk-bentuk dari pengambilan keputusan tersebut. Termasuk program kesehatan ibu dan anak (KIA) yang sedang menjadi perhatian global. Melalui beberapa indikator seperti Angka Kematian Ibu (AKI), dapat diketahui derajat kesehatan masyarakat di suatu negara sehingga dapat menentukan tindakan yang tepat. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) 228 per 100.000 kelahiran hidup. Meskipun angka ini telah mengalami penurunan yaitu dari 318 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1997, namun angka ini masih tergolong tinggi dibandingkan negara ASEAN lainnya. Belum lagi Angka Kematian Bayi (AKB) 34 per 1000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Neonatus (AKN) 19 per 1000 kelahiran hidup, menambah beban pelayanan kesehatan di Indonesia yang diharuskan menurun sampai 50%-nya pada tahun 2015 sesuai dengan kesepakatan global. (Kemenkes, 2011) Berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan angka kematian maternal antara lain Safe Motherhood yang dicanangkan pada tahun 1987 oleh WHO untuk menurunkan kematian maternal, namun demikian angka kematian maternal di dunia masih tinggi. Kemudian WHO juga memprakarsai program Making Pregnancy Safer (MPS) tahun 2000. Walaupun menunjukkan penurunan yang bermakna, namun target nasional untuk menurunkan AKI menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010 juga belum tercapai (WHO 2000a; Hafed 1998; WHO 2008a; JHPIEGO1997). 2

Upaya penurunan Angka Kematian Ibu di Indonesia tidak dapat lagi dilakukan dengan intervensi biasa, untuk itu diperlukan upaya-upaya terobosan serta peningkatan kerjasama lintas sektor untuk mengejar ketertinggalan penurunan AKI dalam rangka mempercepat pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional serta Millennium Development Goals (MDGs). Pada tahun 2010 Kementerian Kesehatan meluncurkan Kebijakan Jaminan Persalinan (Jampersal). Program ini berangkat dari persoalan masih banyaknya ibu hamil dan bersalin yang tidak termasuk dalam Program Jamkesmas serta masih tingginya angka kematian ibu dan bayi di Indonesia. Upaya menekan angka ini telah menjadi salah satu concern pemerintah dan telah ditetapkan sebagai bagian integral dari pencapaian tujuan pembangunan. (Kemenkes, 2011) Dalam upaya mempercepat penurunan AKI dan AKN, tahun 2012 di luncurkan Program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) yang merupakan kerjasama antara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan United States Agency for International Development (USAID) yang bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) melalui penguatan sistem rujukan yang efektif dan efisien di Rumah Sakit dan Puskesmas. Program EMAS bertujuan untuk menurunkan AKI dan AKN di Indonesia sebesar 25% dengan meningkatkan kualitas dan akses kegawatdaruratan yang setara (USAID, 2012). Untuk mendukung pemantauan dan evaluasi program kesehatan ibu dan anak diperlukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program secara rutin. Pencatatan dan pelaporan cakupan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) sangat diperlukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan program KIA yang telah dilaksanakan oleh pemerintah. Data dan informasi tersebut didapatkan dengan cara melakukan pemantauan pelaksanaan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) secara berkala dan berkesinambungan. Untuk memantau cakupan pelayanan KIA tersebut, dikembangkan sistem Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) yang telah dilakukan sejak tahun 1981 (Depkes, 2003). 3

Kabupaten Indragiri Hulu memiliki 17 Puskesmas, dan 1 Rumah Sakit Umum yang telah telah melaksanakan Program Jampersal sejak tahun 2011. Adapun hasil pelaksanaan Program Jampersal tahun 2011 adalah sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Rekapitulasi Pencapaian Program Jaminan Persalinan NO JENIS KEGIATAN JUMLAH 1. Pemeriksaan Kehamilan - K1 - K4 2. Persalinan - Normal - Tak maju - Pasca Keguguran 2.698 2.778 2.375 123 6 3. Pemeriksaan Masa Nifas - KF 1 - KF 2 - KF 3 Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Indragiri Hulu Tahun 2011 2.371 2.480 2.233 Dengan adanya program Jampersal, pencatatan pelayanan menjadi lebih kompleks dimana penyedia layanan kesehatan harus menyediaan data dan informasi yang lebih spesifik dalam pelayanan Jampersal, terutama untuk proses klaim. Kurang baiknya kualitas pencatatan dan pelaporan yang masuk sangat memungkinkan terjadi pencatatan yang kurang baik, seperti misalnya data yang hilang atau keliru, adanya pencatatan ganda atau duplikasi data, yang akan berdampak pada pencapaian program Ibu dan Anak. Sementara petunjuk teknis dan panduan pelayanan Jampersal serta pelaporannya telah tersedia, tidak diketahui bagaimana proses pengolahan informasi tersebut dan bagaimana pengambilan keputusan yang terjadi. B. Perumusan Masalah Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian merumuskan Bagaimana kualitas pencatatan dan pelaporan program jaminan persalinan di Kabupaten Indragiri Hulu 4

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pencatatan dan pelaporan program jaminan persalinan dan pemanfaatan data pada level Kabupaten. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : a. Mendiskripsikan pemanfaatan data Program Jampersal b. Menilai kualitas pencatatan dan pelaporan data program Jampersal c. Mendiskripsikan mekanisme pencatatan dan pelaporan d. Mengidentifikasi faktor organisasi yang ada untuk memastikan kualitas data program Jampersal di Tingkat Kabupaten D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi kepada beberapa pihak: 1. Kabupaten Indragiri Hulu : sebagai bahan masukan bagi para pengelola data dan para pengambil keputusan baik di tingkat pengelola Jampersal, dipelaksanaan pelayanan kesehatan maupun pengelola Jampersal di Kabupaten dalam upaya pengembangan dan peningkatan kualitas pencatatan dan pelaporan data program Jampersal di Kabupaten 2. Bagi peneliti sendiri : dapat memberikan pengetahuan dan menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam penelitian ilmiah 3. Manfaat ilmiah : dapat menjadi salah satu acuan serta rujukan bagi peneliti lain yang mempunyai minat yang sama guna pengembangan lebih lanjut E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang Kualitas pencatatan dan pelaporan Program Jaminan Persalinan pada level Kabupaten sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan 5

oleh peneliti lain, akan tetapi ada beberapa penelitian serupa dengan penelitian ini, antara lain : 1. Fitriani (2010) yang meneliti tentang kualitas pencatatan dan pelaporan bidan praktik swasta di Kota Banjarbaru. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pencatatan pelaporan bidan praktik swasta adalah alat pengumpul data (format), sistem pelaporan dan pengetahuan terhadap informasi yang berkualitas. Kualitas pencatatan pelaporan bidan praktik swasta di Kota Banjarbaru tidak hanya ditentukan oleh faktor teknis dan organisasi atau lingkungan saja tetapi sangat dipengaruhi oleh faktor perilaku sebagai penentu, yang berdampak pada kelengkapan, ketepatan waktu, akurasi maupun relevansi dari laporan yang dihasilkan. 2. Herman (2010) yang meneliti tentang kualitas pencatatan dan pelaporan data program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) di Kabupaten Kutai Timur. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus deskriptif. Penelitian ini menemukan bahwa faktor organisasi pencatatan dan pelaporan belum memadai seperti tidak adanya kunjungan supervisi, pelatihan serta sumber daya program Jamkesmas 3. Ladolima (2009) meneliti tentang sistem pencatatan dan pelaporan puskesmas di Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan. Merupakan penelitian studi kasus dengan pendekatan deskriptif yang bersifat eksploratif, dan hasilnya dari ke 3 (tiga) aspek yang dilihat menunjukkan bahwa dari aspek teknis dan perilaku yang tidak mendukung sehingga pemanfaatan SP2TP belum maksimal, sedangkan dari aspek sistem bahwa SP2TP belum menghasilkan kualitas informasi yang diharapkan baik dari segi ketersediaannya, kelengkapan maupun pemanfaatannya. 4. Mavimbe et al., (2005) melakukan penelitian tentang penilaian kualitas data dari laporan rutin di Mozambik dengan menggunakan metode evaluasi kualitatif dan kuantitatif dengan melakukan pengamatan dan hasilnya menemukan argumen bahwa kualitas data dan konsekuensi dari sistem informasi harus dilihat dari perspektif yang lebih luas, tidak hanya berfokus 6

hanya di alasan-alasan teknis (alat pengumpulan data dan sistem pelaporan) tetapi juga mekanisme pendukung. D\ Untuk mengetahui lebih jelas tentang persamaan dan perbedaan penelitianpenelitian tersebut diatas dengan penelitian ini, maka dapat dilihat perbandingannya yang tersaji pada tabel 2 dibawah ini : Tabel 2. Gambaran penelitian serupa penelitian ini Penelitian Tujuan Metode Subjek Penelitian Fitriani (2010) Mengetahui kualitas Kualitatif Dinas kesehatan pencatatan dan dan Puskesmas pelaporan bidan praktik swasta Herman (2010) Untuk menilai kualitas pencatatan dan pelaporan data program Jamkesmas Ladolima (2009) Mengevaluasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas Mavimbe et al., (2005) Mengetahui kebiasaan dalam penyimpanan dokumen laporan dan mekanisme pendukung untuk menjamin kualitas data Kuantitatif dan Kualitatif Kualitatif Kualitatif dan Kuantitatif Rumah sakit dan Puskesmas Puskesmas Rumah sakit,di desa dan Puskesmas Letak kebaruan dalam penelitian ini adalah tujuannya yakni menilai kulaitas pencatatan dan pelaporan data program jaminan persalinan serta melihat pemanfaatan data yang terjadi pada level Kabupaten. 7