Sistem Otomatisasi Pengkondisian Suhu, ph, dan Kejernihan Air Kolam Pada Pembudidayaan Ikan Patin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

RANCANG BANGUN PENGURAS DAN PENGISI TEMPAT MINUM TERNAK PADA PETERNAKAN BEBEK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

BAB III. Perencanaan Alat

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kemajuan teknologi dalam berbagai bidang. Teknologi instrumentasi

Perancangan Monitoring ph dan Kelembaban dalam Live Cell Chamber

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

ALAT PEMBERI MAKAN IKAN NILA DI TAMBAK

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

PERANCANGAN ALAT PENGATUR TEMPERATUR AIR PADA SHOWER MENGGUNAKAN KONTROL SUKSESSIVE BERBASIS MIKROKONTROLER

PENGONTROLAN ph AIR SECARA OTOMATIS PADA KOLAM PEMBENIHAN IKAN KERAPU MACAN BERBASIS ARDUINO

BAB III PERANCANGAN ALAT

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB IV DATA DAN ANALISA

PEMISAH LEMAK SUSU SAPI MENGGUNAKAN METODE SENTRIFUGASI

Pembuatan Alat Pemberi Pakan Ikan Dan Pengontrol PH Otomatis

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

BAB III PERANCANGAN ALAT

Input ADC Output ADC IN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

Air Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler [ ]

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

RANCANG BANGUN ACRYLIC BENDING MACHINE DENGAN SUDUT YANG DAPAT DITENTUKAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Pemasangan CO 2 dan Suhu dalam Live Cell Chamber

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BABI PENDAHULUAN. Pada masa sekarang dengan perkembangan teknologi yang sangat. pesat, memberikan berbagai kemudahan bagi kita untuk melakukan segala

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1)

YONI WIDHI PRIHANA DOSEN PEMBIMBING Dr.Muhammad Rivai, ST, MT. Ir. Siti Halimah Baki, MT.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. daripada meringankan kerja manusia. Nilai lebih itu antara lain adalah kemampuan

Alat Pengolah Kecambah Kacang Hijau Berbasis Mikrokontroler Diterapkan Pada Petani Di Desa Singosari Malang

INSTRUMENTASI PENGUKURAN BERAT BADAN DAN LINGKAR KEPALA BAYI BERBASIS ATMEGA16 KARYA ILMIAH

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INDIKATOR BAHAN BAKAR MINYAK DIGITAL PADA SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN SENSOR TEKANAN FLUIDA BERBASIS MIKROKONTROLER PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

PENGHITUNG BENIH IKAN LELE OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8

Rancang Bangun Pengontrol Suhu dan Kekeruhan Air Kolam Ikan Patin Berbasis Fuzzy Logic

BAB I PENDAHULUAN. model dulu atau sering di sebut dengan analog masih menggunakan putaran

BAB III PERANCANGAN SISTEM

AKHIR TUGAS OLEH: JURUSAN. Untuk

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM

BAB 3 3 PERANCANGAN SISTEM

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, perusahaan yang membuat aki baru masih melakukan

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Jurnal Elektro ELTEK Vol. 3, No. 1, April 2012 ISSN:

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Tujuan Pengukuran 4.2. Peralatan Pengukuran

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN ALAT PENGERING JAMUR KUPING DENGAN PEMANAS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89C51

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

Jurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 05, No. 2 (2017), hal ISSN : X

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Sistem Kontrol Produk Gas Metana pada Digester Tipe Fixed Dome

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi sekarang sangat memegang peranan penting. Teknologi yang modern harus

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

BAB III PERANCANGAN ALAT

DENGAN PENGATURAN SUHU DAN KECEPATAN PENGADUAN

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No. 02, Juli Tahun 2016

SISTEM PEMBERIAN PUPUK TANAMAN SECARA OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER TUGAS AKHIR. Oleh : BASUKO HERMAWANTYO

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAKAN ROBOT BERODA TIGA UNTUK PEMBERSIH LANTAI

Transkripsi:

1 Sistem Otomatisasi Pengkondisian Suhu, ph, dan Kejernihan Air Kolam Pada Pembudidayaan Ikan Patin Penulis : Ranu Adi Aldaka, Dosen Pembimbing I : Ir. M. Julius ST, MS., Dosen Pembimbing II : Ir. Nurrussa adah MT 1 Abstrak Sistem Otomatisasi Pengkondisian Suhu, ph, dan Kejernihan Air Kolam Pada Pembudidayaan Ikan Patin merupakan rancang bangun suatu sistem yang dapat memantau suhu, ph, dan kejernihan air kolam, serta dapat mengkondisikannya kedalam parameterparameter yang ditentukan. Dalam hal ini ikan patin dipilih sebagai subjek perancangan untuk menentukan parameter suhu, ph, dan kejernihan agar mudah melakukan analisa. Pada dasarnya alat ini dapat dipakai untuk semua kolam ikan, hanya parameter-parameternya yang berbeda sesuai kebutuhan. Pada pembudidayaan, dalam usia enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang 35-40 cm. Ikan patin merupakan salah satu ikan air tawar yang memiliki peluang ekonomi untuk dibudidayakan. Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan ikan patin mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya. Pada tulisan ini telah didesain suatu instrument yang dapat membantu para pengusaha ikan patin untuk mendapatkan hasil panen yang memuaskan. Kata Kunci Sistem otomatisasi, Sensor Suhu, Sensor ph, Sensor Kejernihan Air, Ikan Patin. I I. PENDAHULUAN kan patin merupakan salah satu ikan air tawar yang memiliki peluang ekonomi untuk dibudidayakan. Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan ikan patin mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya. Budidaya ikan Patin masih perlu diperluas lagi, karena pemenuhan atas permintaan ikan patin masih sangat kurang. Ikan patin seperti halnya ikan lele tidak memiliki sisik dan memiliki semacam duri yang tajam di bagian siripnya keduanya tergolong dalam kelompok catfish. Ada yang menyebut ikan patin dengan Lele Bangkok. Di beberapa daerah ikan patin Ranu Adi Aldaka adalah mahasiswa Teknik Elektro Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia (no telepon korespondensi penulis 085755008460; email r4nu_4di_a@yahoo.com) Ir. M. Julius ST, MT. adalah dosen Teknik Elektro Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Ir. Nurrussa adah MT adalah dosen Teknik Elektro Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia (email rossa@ub.ac.id) memiliki nama yang berbeda-beda antara lain ikan Jambal, ikan Juara, Lancang dan Sodarin. Rasa daging ikan patin yang enak dan gurih konon memiliki rasa yang lebih dibandingkan Ikan Lele.Ikan patin memiliki kandungan minyak dan lemak yang cukup banyak di dalam dagingnya. [1] Ikan patin dapat dibudidayakan di kolam tanah liat, kolam terpal, maupun kolam semen atau beton. Dalam pembudidayaannya, terdapat beberapa kondisi yang harus dipenuhi : 1) Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih, tidak terlalu keruhdan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kekeruhan maksimal yang aman bagi ikan adalah 128NTU. 2) Suhu air yang baik untuk pembudidayaan ikan patin adalah antara 25 o C 30 o C. Pada daerahdaerah yang suhu airnya relatif rendah diperlukan heater (pemanas) untuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil. 3) Keasaman air berkisar antara: 6 8. [2] Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut, diadakanlah penelitian khusus oleh penulis. Selain untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana teknik, juga diharapkan pula dapat membantu para pengusaha budidaya ikan patin untuk mendapatkan patin yang sehat, bebas penyakit, bermutu, dan lezat untuk dikonsumsi. Penulis merancang SISTEM OTOMATISASI PENGKONDISIAN SUHU, ph, DAN KEJERNIHAN AIR KOLAM PADA PEMBUDIDAYAAN IKAN PATIN. A. Rumusan Masalah Permasalahan dalam sistem otomatisasi pengkondisian suhu, ph, dan kejernihan air kolam yang dirumuskan sebagai berikut : 1) Bagaimana merancang dan membuat sistem otomatisasi pengkondisian suhu, ph, dan kejernihan air kolam 2) Bagaimana merancang sistem keseluruhan yang dapat menghasilkan yang diinginkan, yaitu heater, LCD, dan valve 3) Bagaimana merancang dan membuat perangkat lunak (program) mikrokontroler ATMega32 4) Bagaimana merancang tampilan informasi sinyal yang dihasilkan pada LCD 16 2

2 B. Batasan Masalah Dengan mengacu pada permasalahan yang telah dirumuskan, maka hal-hal yang berkaitan dengan alat akan diberi batasan sebagai berikut: 1) Sistem ini hanya dapat mengkondisikan suhu, ph, dan kejernihan air. 2) Tampilan sistem menggunakan LCD 16 2. 3) Mikrokontroler yang digunakan ATMega32. 4) Sensor yang digunakan ph electrode, PTC, LDR, LM35, dan sensor batas air. 5) Tidak membahas lebih lanjut tentang komponen dalam sensor. 6) Kolam yang dibuat hanya berupa prototipe yang dibentuk dengan bahan acrylic dengan skala 1: 6cm II. PENJELASAN PENGEMBANGAN ALAT Dalam merencanakan dan merealisasikan sebuah sistem otomatisasi pengkondisi suhu, ph, dan kejernihan air kolam, dibutuhkan pemahaman tentang berbagai hal yang mendukung sistem ini. Kajian system yang dirancang penulis adalah pengembangan dari skripsi sebelumnya, yaitu oleh Singgare Krisandita yang berjudul Perancangan dan Pembuatan Alat Pengukur Derajat Keasaman (ph) Air Tambak Udang Dengan Penampil Suhu. [3] Alat ini menampilkan nilai ph dan suhu pada LCD. Setelah dikembangkan dalam perancangan ini, selain pengukuran ph dan suhu, juga ditambahkan pengukuran kejernihan air. Dan alat ini tidak hanya menampilkan ph, suhu, dan kejernihan air saja, tetapi juga dapat mengkondisikannya. Keasaman (ph) dan kejernihan dikondisikan dengan pengurasan otomatis pada kolam jika ph dan kejernihan air berada diluar range yang ditentukan. Sedangkan pada pengkondisian suhu, diberikan heater untuk menjaga kestabilan suhu pada range yang ditentukan. Pemahaman ini akan bermanfaat untuk merancang perangkat keras dan perangkat lunak system. Pengetahuan yang mendukung perencanaan dan realisasi alat meliputi sensor suhu, ph, dan kejernihan air, LCD, solenoid valve, dan heater. III. METODOLOGI Penyusunan perancangan ini didasarkan dalam masalah yang bersifat aplikatif, yaitu perencanaan dan perealisasian alat agar dapat bekerja sesuai dengan yang direncanakan dengan mengacu dalam rumusan masalah. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk merealisasikan alat yang dirancang adalah studi literatur, perancangan alat, pembuatan alat, pengujian alat, dan pengambilan kesimpulan. A. Studi Literatur Studi literatur dilakukan dengan mengacu pada spesifikasi alat yang dirancang dan dasar teori pendukung yang diperlukan guna merealisasikan alat. Studi literatur yang dilakukan meliputi studi mengenai teori dasar mengenai cara perancangan sistem hardware, pemograman mikrokontroller ATMega32, sensor ph, sensor suhu, sensor kejernihan air, sensor batas air, LCD, solenoid valve, dan heater. B. Perancangan Alat Perancangan alat Sistem Otomatisasi Pengkondisian Suhu, ph, dan Kejernihan Air Kolam Pada Pembudidayaan Ikan Patin meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) Penentuan spesifikasi alat. 2) Pembuatan diagram blok sistem keseluruhan. 3) Perancangan perangkat keras maing-masing blokyang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian dari masing-masing blok. 4) Manggabungkan beberapa blok menjadi keseluruhan sistem yang direncanakan. 5) Perancangan perangkat lunak mikrokontroller untuk mengendalikan sistem secara keseluruhan. C. Realisasi Pembuatan Alat Pembuatan alat Sistem Otomatisasi Pengkondisian Suhu, ph, dan Kejernihan Air Pada Pembudidayaan Ikan Patin tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) Pembuatan mekanik sistem berdasarkan pada perancangan. 2) Pembuatan perangkat keras sistem dengan menggunakan komponen elektronika yang telah direncanakan. 3) Pembuatan perangkat lunak mikrokontroller sesuai dengan diagram alir yang telah direncanakan. D. Pengujian Alat Pengujian yang dilakukan meliputi: 1) Pengujian Rangkaian Power Supply Pengujian power supply dilakukan dengan mengukur tegangan masukan yang dihasilkan, apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. 2) Pengujian Liquid Crystal Display (LCD) 16X2 Pengujian LCD dilakukan dengan cara memberikan masukan berupa data melalui program C ke mikrokontroller untuk mengetahui apakah LCD 16X2 dapat menampilkan hasil sesuai dengan masukan dari mikrokontroller tadi. 3) Pengujian Sensor Pengujian sensor dilakukan dengan cara mengukur tingkat kesalahan perhitungan sistem yang dilakukan oleh sensor serta menguji tingkat kesalahan perhitungan oleh sensor itu sendiri. 4) Pengujian Driver Valve Pengujian driver valve dilakukan dengan cara memberikan tegangan input untuk memicu relay aktif atau tidak, kemudian menghubungkan tegangan AC dari relay dengan valve. 5) Pengujian Driver Heater

3 Pengujian driver heater dilakukan dengan cara memberikan tegangan input untuk memicu relay aktif atau tidak, kemudian menghubungkan tegangan AC dari relay dengan heater. 6) Pengujian keseluruhan sistem Pengujian keseluruhan sistem dilakukan dengan menyambungkan blok-blok perangkat keras dan mengoperasikan sistem sehingga dapat diketahui apakah alat ini bekerja sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Setelah perangkat keras telah beroperasi seperti yang diharapkan, perangkat lunak yang telah dibuat diujikan bersama perangkat kerasnya. IV. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN Sistem otomatisasi pengkondisian suhu, ph, dan kejernihan air kolam yang direncanakan ini memiliki spesifikasi sebagai berikut : 1) Alat ini bekerja secara kontinyu dalam memantau suhu antara 25 o C-30 o C, ph antara 6-8, dan kejernihan air kolam antara 5 NTU-128 NTU. 2) Mikrokontroler yang digunakan adalah ATMega32. 3) ATMega32 berfungsi mengendalikan seluruh komponen yatiu sensor-sensor, LCD, heater, dan valve penguras kolam. 4) LCD sebagai tampilan akan menampilkan besar suhu, ph air, dan kejernihan air. 5) Keluaran sistem ini berupa heater, valve penguras dan pengisi air kolam yang akan bekerja secara otomatis sesuai kondisi air yang ditentukan. 6) Menggunakan catu daya dari sumber AC yang telah disearahkan. 7) Kolam yang dibuat hanya berupa prototipe yang dibentuk dengan bahan acrylic dengan skala 1: 6cm. mengkondisikan suhu untuk tetap berada pada range yang ditentukan. Sensor suhu LM35 digunakan sebagai pemantau suhu air kolam sebagai acuan untuk mengaktifkan driver heater, dengan besar suhu pengaktifan berkisar pada 25-30 o C. Saat suhu air kolam berada pada suhu diluar kisaran tersebut maka sensor akan memberikan sinyal kepada mikrokontroller ATMega32 untuk kemudian menggerakkan driver heater yang akan mengatur aktif tidaknya heater. Heater akan menyala dalam mode penghangatan hingga batas atas range suhu yang ditentukan. Sensor ph digunakan sebagai pemantau keasaman (ph) air kolam sebagai acuan untuk mengaktifkan driver valve, dengan besar ph pengaktifan berkisar pada 6-8. Saat ph air kolam berada pada keasaman diluar kisaran tersebut maka sensor akan memberikan sinyal kepada mikrokontroler ATMega32 untuk kemudian menggerakkan driver valve yang akan mengatur aktif tidaknya valve untuk melakukan mode pengurasan. Sensor kejernihan air digunakan sebagai pemantau kejernihan air kolam sebagai acuan untuk mengaktifkan driver valve, dengan besar kejernihan pengaktifan berkisar pada 128 NTU. Saat kejernihan air kolam berada pada kejernihan diatas batas tersebut maka sensor akan memberikan sinyal kepada mikrokontroller ATMega32 untuk kemudian menggerakkan driver valve yang akan mengatur aktif tidaknya valve untuk melakukan mode pengurasan. B. Desain dan Perancangan Mekanik Perancangan mekanik dilakukan untuk merancang kerangka sistem otomatisasi pengkondisian suhu, ph, dan kejernihan air kolam agar dapat bekerja sesuai yang diharapkan. Secara umum desain rancangan mekanik prototipe kolam ditunjukkan dalam Gambar 4.2. A. Cara Kerja Sistem Gambar 4.2 Mekanik Prototipe Kolam Gambar 4.1 Blok diagram desain Sistem Cara kerja sistem ditunjukkan dalam Gambar 4.1. Parameter-parameter suhu, ph, dan kejernihan air diinputkan sekali saat memasukkan program C ke mikrokontroler. Proses pengurasan akan mengkondisikan keasaman (ph) air tersebut serta dapat juga mengkondisikan kekeruhan air ke dalam range yang ditentukan. Proses penghangatan oleh heater akan Prototipe balok tanpa atap dengan ukuran: Panjang = 50cm Lebar = 30 cm Tinggi = 20 cm

4 Gambar 4.6 Rangkaian Sensor Suhu Gambar 4.3 Mekanik Rangkaian Sensor Kejernihan Air Ukuran pipa: Panjang = 25cm Diameter = 3,5cm C. Perancangan Sensor ph Desain rangkaian pengkondisi sinyal adalah susunan rangkaian penguat, pembagi tegangan, rangkaian penjumlah, dan attenuator yang berfungsi untuk mengolah sinyal yang ditangkap sensor ph dan sensor PTC sehingga mudah dianalisa. Gambar 4.5 menunjukkan rangkaian pengkondisi sinyal. E. Perancangan Sensor Kejernihan Air Desain rangkaian sensor kejernihan air ini berupa rangkaian pembagi tegangan dengan Vout yang berubah-ubah sesuai intensitas cahaya. Rangkaian sensor kejernihan air ditunjukkan dalam Gambar 4.7. Gambar 4.7 Rangkaian Sensor Kejernihan Air F. Perancangan Driver Keluaran Desain rangkaian driver valve, dan heater adalah sama, yaitu menggunakan driver relay yang bila dipicu tegangan 5 V akan terhubung ke tegangan jalajala 220V yang akan dihubungkan ke. Gambar 4.8 menunjukkan rangkaian dasar driver relay. 12V Gambar 4.5 Rangkaian Pengkondisi Sinyal in Gambar 4.8 Rancangan Driver Keluaran D. Perancangan Sensor Suhu LM35 Dalam pembuatan sistem ini sensor suhu yang digunakan adalah IC LM35 semiconductor internasional, alasan penggunaan IC ini sebagai sensor suhu untuk sistem adalah kesederhaan rangkaian, memiliki output linear terhadap suhu, dapat dikalibrasi lagsung dalam derajat celsius serta murah dan mudah didapat. Rangkaian sensor suhu ditunjukkan dalam Gambar 4.6. G. Perancangan Perangkat Lunak Perancangan perangkat lunak ini terdiri dari perancangan perangkat lunak untuk mikrokontroler dengan ATMega 32, menampung data analaog hasil pengukuruan, kemudian melakukan proses sampling ADC. Data digital dikirim ke LCD 16X2. [4] Data ini di proses untuk dapat ditampilkan dalam bentuk grafik memakai software Matlab secara manual. Diagram alir sistem ditunjukkan dalam Gambar 4.9

5 nilai presentase error dapat ditentukan. Hasil pengujian sensor suhu ditunjukkan dalam Tabel 5.1 dan Gambar 5.2 No Tabel 5.1. Pengujian Rangkaian Sensor Suhu Suhu ( o C) pengukuran (mv) perhitungan (mv) Penyimpangan 1 20 198 200 1 (%) 2 25 248 250 0,8 3 30 297 300 1 4 35 347 350 0,86 5 40 399 400 0,25 6 45 449 450 0,22 Penyimpangan rata-rata 0,688 Gambar 4.9. Diagram alir keseluruhan V. PENGUJIAN DAN ANALISIS Pengujian yang perlu dilakukan meliputi: 1) Pengujian tampilan LCD 2) Pengujian rangkaian sensor suhu 3) Pengujian rangkaian sensor ph 4) Pengujian rangkaian sensor kejernihan air 5) Pengujian rangkaian driver relay 6) Pengujian keseluruhan A. Pengujian Tampilan LCD Pengujian LCD dengan cara menampilkan program sederhana yang ditulis ke dalam program mikrokontroler. Jika sesuai berarti LCD siap digunakan untuk pengujian selanjutnya. Gambar 5.1 menunjukkan bahwa LCD siap digunakan untuk pengujian selanjutnya. Gambar 5.2 Grafik Pengujian Rangkaian Sensor Suhu Hasil pengujian = 0,688 C. Pengujian Rangkaian Sensor ph = 4,132% 6 Parameter pengujian adalah mengetahui besarnya pengukuran tegangan rangkaian sensor ph dan membandingkannya dengan nilai perhitungan. Alat bantu yang digunakan adalah rangkaian LCD beserta mikrokontroler dan multimeter untuk pengukuran manual. Dari data-data yang didapat, nilai presentase error dapat ditentukan. Hasil pengujian sensor ph ditunjukkan dalam Tabel 5.2 dan Gambar 5.3. B. Rangkaian Sensor Suhu Gambar 5.1 Tampilan LCD Parameter pengujian adalah mengetahui besarnya pengukuran tegangan rangkaian sensor suhu LM35 dan membandingkannya dengan nilai perhitungan. Alat bantu yang digunakan adalah rangkaian LCD beserta mikrokontroler dan multimeter untuk pengukuran manual. Dari data-data yang didapat, Tabel 3. Pengujian Rangkaian Sensor ph dengan Suhu Konstan No Keasam an (ph) Penyimpang an (%) pengukur perhitung 1 5 1,71 1,784 4,14 2 6 2,1 2,141 1,91

6 3 6,5 2,29 2,319 1,25 4 7 2,48 2,497 0,68 5 7,5 2,69 2,676 0,52 6 8 2,82 2,854 1,19 7 9 3,19 3,211 0,65 Penyimpangan ratarata 1,477 Gambar 5.4 Grafik Pengujian Rangkaian Sensor Kejernihan Air = 39,35% 7 = 5,62% E. Pengujian Rangkaian Driver Relay Gambar 5.3 Grafik Pengujian Rangkaian Sensor ph = 10,34% 7 = 1,477% D. Pengujian Rangkaian Sensor Kejernihan Air Parameter pengujian adalah mengetahui besarnya pengukuran tegangan rangkaian sensor kejernihan air dan membandingkannya dengan nilai perhitungan. Alat bantu yang digunakan adalah rangkaian LCD beserta mikrokontroler dan multimeter untuk pengukuran manual. Dari data-data yang didapat, nilai presentase error dapat ditentukan. Hasil pengujian sensor kejernihan air ditunjukkan dalam Tabel 5.3 dan Gambar 5.4. Tabel 5.3 Pengujian Rangkaian Sensor Kejernihan Air No Kejerni han (NTU) pengukur perhitung Penyimpang an (%) 1 5 0 0 0 2 10 0,2 0,222 9,91 3 50 0,89 0,999 10,9 4 75 1,45 1,554 6,69 5 100 2 2,109 5,17 6 125 2,51 2,664 5,78 7 150 3,19 3,219 0,9 Penyimpangan rata-rata 5,62 Tujuan pengujian rangkaian ini adalah untuk mengetahui reaksi driver relay bila diberi tegangan Vcc 12 volt, dan diberi tegangan 0 volt. Ketika driver relay aktif, relay ini akan mengaktifkan. Satu driver relay digunakan untuk mengaktifkan satu, dimana dalam sistem ini ada 3, yaitu valve1, valve2, dan heater. Hasil pengujian ditunjukkan dalam Tabel 5.4. Tabel 5.4 Pengujian Rangkaian Driver Relay No. Vin (volt) Driver Relay 1 5 ON 2 0 OFF F. Pengujian Keseluruhan Sistem Pengujian secara keseluruhan dibagi menjadi 3, yaitu pengujian perubahan ph terhadap mode pengurasan, pengujian perubahan suhu terhadap mode penghangatan, dan pengujian perubahan kejernihan air terhadap mode pengurasan. Pengujian keseluruhan sistem ditunjukkan dalam Tabel 5.5, Tabel 5.6, Tabel 5.7, dan Tabel 5.8. Tabel 5.5 Pengujian Perubahan ph Menuju Basa No. ph Mode Pengurasan 1 7,2 OFF 2 7,4 OFF 3 7,6 OFF 4 7,8 OFF 5 7,9 OFF 6 8 ON Tabel 5.6 Pengujian Perubahan ph Menuju Asam No. ph Mode Pengurasan 1 7,4 OFF 2 7 OFF 3 6,6 OFF 4 6,2 OFF 5 6,1 OFF 6 6 ON

7 Tabel 5.7 Pengujian Perubahan Suhu No. Suhu ( o C) Mode Penghangatan 1 26 OFF 2 25,6 OFF 3 25,4 OFF 4 25,2 OFF 5 25,1 OFF 6 25 OFF 7 24,9 ON Tabel 5.8 Pengujian Perubahan Kejernihan Air No. Kejernihan Mode Pengurasan Air (NTU) 1 100 OFF 2 120 OFF 3 127,4 OFF 4 127,6 OFF 5 127,8 OFF 6 127,9 OFF 7 128 OFF 8 128,1 ON diharapkan mode pengurasan terjadi ketika ph lebih dari 8 dan ph kurang dari 6. Mode penghangatan terhadap suhu dan mode pengurasan terhadap kejernihan air sudah cukup sesuai dengan perancangan. Hal ini telah dibuktikan dalam hasil pengujian keseluruhan sistem. DAFTAR PUSTAKA [1] Anonim, Budidaya Ikan Nila Merah di Tambak (Maros: Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau, 2007). [2] Boyd, C.E. (1990): Water Quality in Ponds for Aquaculture. Birmingham Publishing Co,Birmingham Alabama. [3] Krisandita, Singgare, 2008, Perancangan dan Pembuatan Alat Pengukur Derajat Keasaman (ph) Air Tambak Udang Dengan Penampil Suhu, Skripsi Jurusan Teknik Elektro, Universitas Brawijaya, Malang. [4] Budioko, T, 2005, Belajar dengan Mudah dan Cepat Pemrograman Bahasa C dengan SDCC Pada Mikrokontroler AT89X051/AT89C51/52 Teori Simulasi dan Aplikasi, Gava Media, Yogyakarta. VI. KESIMPULAN Berdasarkan perencanaan, pembuatan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap alat baik pengujian pada sub-sistem maupun pengujian seluruh sistem, maka dapat disusun kesimpulan sebagai berikut: 1. Perancangan sistem diawali dengan perancangan mekanik sistem, kemudian perancangan elektrik, perancangan hardware, dan yang terakhir adalah perancangan perangkat lunak. Pada perangkat lunak dimasukkan parameter-parameter tertentu untuk mengaktifkan atau suatu mode operasi. Sistem yang dibuat telah dapat bekerja sesuai dengan sistem yang dirancang, tiap blok yang diuji memiliki hasil yang tidak jauh berbeda dengan perancangan. 2. Tiap rangkaian sensor memiliki presentase error dalam pengukuran yang berbeda-beda. Presentase error rata-rata pengukuran ph = 1,477% ; presentase error rata-rata pengukuran suhu = 0,688% ; presentase error rata-rata pengukuran kejernihan air = 5,62%. 3. LCD menerima informasi dari mikrokontroler. Mikrokontroler mengolah sinyal-sinyal analog dari rangkaian sensor-sensor, kemudian mengubah sinyal-sinyal analog tersebut ke dalam data-data digital yang akan ditampilkan pada LCD sesuai perangkat lunak yang sudah dirancang. LCD dapat menampilkan suhu, ph, kejernihan air, dan modemode operasi. 4. Mode pengurasan terhadap basa tepat pada ph 8, mode pengurasan terhadap asam tepat pada ph 6. Hal ini kurang sesuai dengan perancangan yang