BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

BAB I PENDAHULUAN. yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN. Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB II PERSPEKTIF PENDIDIKAN POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. penerus yang akan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi pendidikan merupakan hal yang sangat fundamental bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini dan masa depan peran pendidikan semakin penting,

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan dan rekomendasi yang disajikan merupakan pemaparan dari kondisi

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah pendidikan yang menjadi perhatian saat ini adalah sebagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono*

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 MONGKRONG, WONOSEGORO

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang telah diterapkan terdapat masalah klasik yang sulit dipecahkan. Data-data

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. dalam pembahasan serta temuan-temuan dilapangan pada penelitian, maka dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan

I. PENDAHULUAN. yang kondusif. Di mana proses belajar lebih berpusat kepada siswa (student

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 IMPLEMENTASI MODEL WORD SQUARE DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PPKn

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. materi mengenai kehidupan politik suatu negara. Juga bertujuan untuk membentuk

PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan dirumuskan sesuai dengan Undang-Undang No. 20. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB II. Kajian Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian dari proses kebudayaan dalam arti bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar bisa hidup lebih

BAB I PENDAHULUAN. hidup negara dan bangsa. Pendidikan merupakan suatu cara membentuk

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. penerus di mana negara Indonesia harus menghindari sistim pemerintahan yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. A. Kesimpulan Hasil Penelitian dan Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang baik, yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan hal itu, tidak akan pernah terlepas dari peran guru untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No.

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas VIII SMP N 40

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

C. Pembelajaran PKn 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Jika dirumuskan, adanya pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan antara lain:

I. PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya.

Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Finy F. Basarah, M.Si. Modul ke: Fakultas Ilmu Komputer

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang) yang dilakukan melalui wawancara, studi dokumentasi serta mengacu pada referensi pendapat dari beberapa pakar atau ahli yang relevan, maka kesimpulan dari hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kesimpulan Umum Kesimpulan umum merupakan kesimpulan secara keseluruhan dari apa yang diteliti, yaitu tentang Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi dengan Studi Kasus di SMAN 2 Subang. Pendidikan politik melalui pembelajaran PKn disampaikan kepada siswa memiliki tujuan yang tidak hanya menambah wawasan pengetahuan akan konsep dan teori politik yang ada, tetapi juga membentuk kesadaran siswa sebagai warga negara yang sadar mengenai dinamika politik kenegaraan, agar memiliki kesiapan untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar NRI 1945 sebagai bentuk tanggung jawab warga negara dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara.

Sebagai suatu bagian dari upaya menyosialisasikan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 dalam kehidupan keseharian siswa, maka pendidikan politik melalui pembelajaran PKn diarahkan untuk membentuk kompetensi kewarganegaraan siswa, yang terdiri dari civic knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), komponen civic skills (kecakapan berpikir kritis, rasional, kreatif dan kecakapan berpartisipasi dan bertanggungjawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara), serta civic disposition (berkembang demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter masyarakat Indonesia, dan berinteraksi dengan bangsa lain di era globalisasi). Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, diperlukan adanya proses pembelajaran PKn yang pada hakikatnya merupakan proses interaksi antara siswa dan guru dalam mengoperasionalisasikan materi, metode, media, sumber dan evaluasi pembelajaran. Secara programatik, pelaksanaan pembelajaran telah diarahkan sebagai subjek pembelajaran yang mengusung nilai-nilai (content embedding values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk berbagai perilaku politik yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Hal tersebut telah sejalan dengan Kompetensi Dasar yang ditetapkan dalam Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan SMA mata pelajaran Pendidikan. Meskipun demikian, permasalahan kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang semakin kompleks menuntut adanya upaya

pengembangan kurikulum dan pembelajaran Pendidikan yang berorientasi pada konsep contextualized multiple intelligence yang mampu mengakomodasi berbagai permasalahan kontekstual dalam nuansa lokal, nasional, dan global. Pada implementasinya, proses pembelajaran PKn telah mengarah kepada pengembangan kompetensi kewarganegaraan para siswa, baik itu dalam aspek Civic Knowledge, Civic Skills dan Civic Disposition. Materi PKn lebih dikontekstualkan dengan kehidupan politik sehari hari siswa, dan ditunjang dengan metode pembelajaran yang dapat mengenalkan budaya politik dan sistem politik demokratis kepada siswa. Meskipun demikian, masih nampak berbagai kelemahan yang paling terlihat terletak dalam aspek media, sumber dan mekanisme evaluasi atas capaian pembelajaran. Hal tersebut menunjukkan diperlukan penyatuan isi materi dengan proses pembelajaran lainnya agar terjadi sinergi antara pengetahuan, kecakapan, dan kebajikan kewarganegaraan sehingga siswa akan berpikir kritis, berperilaku efektif dan bijak dalam merespon isu-isu publik, serta turut berpartisipasi aktif dalam proses politik sesuai dengan Pancasila dan UUD NRI 1945. 2. Kesimpulan Khusus Kesimpulan khusus adalah kesimpulan yang menjadi jawaban atas pertanyaan penelitian, yaitu mengenai implementasi pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan, yang terdiri atas Materi, Metode,

Media, Sumber dan Evaluasi pembelajaran. Untuk lebih jelaskannya simpulan dari penelitian ini adalah : a. Materi Pembelajaran PKn telah diberikan sesuai dengan kebutuhan siswa dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan. Dalam aspek pengembangan Civic Knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), pembahasan tentang suprastruktur, infrastruktur dan budaya politik demokratis disampaikan melalui kejadian dalam kehidupan sehari-hari. Melalui cara ini dapat membantu siswa untuk mampu memahami apa yang dapat mereka lakukan untuk bangsa dan negara. Dalam aspek pengembangan Civic Skills (kecakapan berfikir dan berpartisipasi), materi pembelajaran PKn di SMA Negeri 2 Subang telah diarahkan sebagai subjek pembelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilainilai (content embedding values) politik demokratis dan pengalaman belajar (learning experiences) berdemokrasi dalam bentuk berbagai perilaku demokratis yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Dalam pengembangan Civic Disposition (pembentukan karakter dan watak kewarganegaraan sesuai dengan nilai dan prinsip demokrasi), watak yang bertanggung jawab, disiplin, dan demokratis, diberikan melalui materi yang menekankan hakikat sistem politik demokratis dan melatih siswa berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi di sekolah seperti partisipasi dalam proses pemilihan OSIS maupun Pemilukada. b. Metode pembelajaran PKn yang relevan untuk diterapkan di SMA Negeri

2 Subang yaitu menekankan pada pemecahan masalah adalah metode ceramah, diskusi, voting, serta metode tanya jawab. Melalui pemberian tugas individual, siswa diminta untuk menentukan sendiri topik permasalahan dan mencari pemecahan masalahnya. materi pelajaran dilaksanakan secara interaktif dengan mengundang sebesar mungkin keterlibatan siswa. Tugas mandiri di luar kelas umumnya merupakan kunjungan dan observasi ke dinas pemerintahan, Instansi Kepolisian dan Militer yang didukung studi literatur dari internet (Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur, KMTT). Metode portofolio dinilai sangat membantu dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan siswa. Tetapi hal tersebut tidak dilaksanakan secara berkelanjutan karena keterbatasan sumber daya dana dan tenaga di SMAN 2 Subang. c. Dalam aspek Media Pembelajaran, penggunaan media dan alat peraga sangat minim serta terbatas pada pembelajaran model ceramah dan menulis di papan tulis. Akibatnya, proses pembelajaran PKn menjadi kegiatan yang membosankan karena kurang interaktif dan minim terjadi komunikasi antara guru dan siswa. Dengan keterbatasan tersebut, kegiatan pembelajaran di kelas akhirnya cenderung hanya berorientasi pada target penguasaan materi, namun gagal dalam membekali siswa memecahkan persoalan dalam jangka panjang dan juga proses pembelajaran membutuhkan waktu yang relatif lama d. Sumber pembelajaran PKn dapat dikelompokkan menjadi lima kategori

yaitu manusia, buku perpustakaan, media massa dan media pendidikan. Sejauh ini frekwensi pemanfaatan buku paket sebagai sumber belajar PKn SMAN 2 Subang masih yang tertinggi, sedangkan pemanfaatan media lain (audiovisual, visual) seperti internet, radio, televisi, film, tokoh masyarakat/ tokoh politik, masih kurang optimal. Konsep pembelajaran yang kurang menarik dan berorientasi pada ranah kognitif dengan sumber belajar berasal buku teks mengakibatkan siswa kurang termotivasi untuk berpartisipasi aktir dan tidak tampaknya pengembangan ranah afektif dan psikomotorik dalam kegiatan pembelajaran. e. Kegiatan evaluasi pembelajaran PKn di SMA Negeri 2 Subang telah mengarah kepada evaluasi penilaian berbasis kelas. Penilaian berbasis kelas mencakup kegiatan pengumpulan informasi tentang pencapaian hasil belajar siswa dan pembuatan keputusan tentang hasil belajar siswa berdasarkan informasi tersebut. Evaluasi tersebut dilaksanakan secara rutin setiap tengah semester dan akhir semester. Meskipun demikian, evaluasi pembelajaran tersebut kurang dapat melakukan penilaian secara menyeluruh terhadap kompetensi kewarganegaraan siswa, karena sumber utama penilaian yang berasal dari ujian semester melalui pilihan berganda masih dilakukan secara parsial dan kurang diintegrasikan dengan penilaian-penilaian lain seperti penilaian kecakapan dan perilaku siswa, serta prestasi non-akademik siswa.

B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan refleksi mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi, terdapat beberapa saran yang akan disampaikan terkait dengan proses pendidikan politik melalui pembelajaran PKn tersebut. Saran secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Bagi guru PKn : Agar proses pembelajaran PKn mampu mencapai tujuan kompetensi siswa yang diharapkan, di dalam menyampaikan materi pembelajaran PKn, agar mengurangi kepadatan materi dan tugas siswa yang menekankan pada bentuk hafalan dan verbalistik (satu arah). Guru disarankan untuk meningkatkan (1) diskusi interaktif bersama siswa mengenai berbagai isu-isu publik yang aktual, (2) mengadakan simulasisimulasi kelompok seperti praktek peradilan, simulasi proses sidang legislatif atau simulasi debat publik yang dikobinasikan dengan ceramah umum dengan menghadirkan narasumber di ruang kelas seperti pejabat publik, penegakan hukum, dan para pakar lainnya dari berbagai bidang sesuai tema yang diangkat, dan (3) mengembangkan model pembelajaran berbasis portofolio kelas seperti proyek penelitian dan penulisan makalah ilmiah yang dipresentasikan di depan forum kelas. Dengan bobot materi yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, diharapkan dari implementasi model ini siswa dapat lebih mengembangkan suatu pemahaman dan komitmen terhadap nilai-nilai demokratis, meningkatkan

kemauannya untuk ikut dalam kehidupan politik, dan secara positif mempengaruhi isi pemahaman, kemampuan berpikir kritis, dan kecakapan-kecakapan interpersonal sebagai generasi muda yang disiapkan untuk menjadi warga negara yang sadar hak dan kewajibannya seperti termuat dalam konstitusi, serta bertanggung jawab untuk melakukan peran konstitusionalnya tersebut. Di samping itu, model ini dapat memberdayakan para siswa sehingga pada saat yang sama memperbaiki masyarakat dan pemahaman kewarganegaraan serta komitmen terhadap para warganya, dan membantu para siswa untuk mengembangkan kecakapan-kecakapan kewarganegaraan, termasuk dalam hal riset (meneliti), analisis, dan presentasi. b. Bagi pihak sekolah : meningkatkan fasilitas belajar siswa seperti pengadaan jaringan internet, pengadaan laboratorium audiovisual, dan memperbarui koleksi buku perpustakaan sehingga tujuan pembelajaran khususnya bagi mata pelajaran PKn dapat lebih mudah tercapai melalui peningkatan media dan sumber belajar siswa tersebut. Manfaat lainnya, motivasi dan kreativitas guru di dalam meningkatkan kinerja pembelajaran akan semakin meningkat. Guru difasilitasi untuk mengeksplorasi berbagai metode pembelajaran baru melalui sarana dan prasarana sekolah yang memadai. c. Bagi pihak Dinas Pendidikan : dengan model pembelajaran interaktif dan mandiri yang menekankan kepada kegiatan simulasi, praktek lapangan,

dan model pembelajaran berbasis portofolio dinilai mampu meningkatkan motivasi dan kreativitas siswa maupun guru di dalam mencapai tujuan kompetensi mata pelajaran PKn. Untuk itu diharapkan pihak Dinas Pendidikan untuk merancang lebih banyak program perlombaan serta pelatihan bagi siswa dan guru secara terencana, terpadu, dan berkelanjutan guna mendukung peningkatan mutu pembelajaran PKn. d. Bagi para Siswa : agar senantiasa meningkatkan motivasi belajar, dan mengubah pola pikir bahwa belajar bukan hanya dilakukan di kelas namun juga dapat dilakukan di lingkungan dan kehidupan sehari-hari.