BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DESA SINDANGLAYA KECAMATAN CIPANAS KABUPATEN CIANJUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA (RKP DESA) TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 10 SERI E

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN,

KEPALA DESA WONGSOREJO KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA WONGSOREJO KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN DESA GIRIPANGGUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG. RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKPDes)TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA KALIPAIT,

SAMBUTAN KEPALA DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

SURAT EDARAN BUPATI KEBUMEN. Kebumen, Oktober 2010

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN ANGGARAN 2017

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN DESA KRASAK NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG. RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA ( RKP Desa ) TAHUN 2015

KEPALA DESA DURIAN KABUPATEN KUBU RAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

KEPALA DESA LICIN KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA LICIN NOMOR 7 TAHUN 2015 T E N T A N G

KEPALA DESA MIAU MERAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DESA MIAU MERAH NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA

DESA PANDA KABUPATEN BIMA PERATURAN DESA PANDA NOMOR 1 TAHUN Tentang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2007 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

KEPALA DESA SEMPU KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA SEMPU NOMOR : 4 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2016

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

PERATURAN DESA KERTAK EMPAT KECAMATAN PENGARON KABUPATEN BANJAR NOMOR 01 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN MAROS KECAMATAN MARUSU KEPALA DESA TEMMAPADDUAE PERATURAN DESA TEMMAPADDUAE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN MAROS NOMOR 01 TAHUN 2014

KEPALA DESA KARANGPAPAK KECAMATAN CISOLOK KABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA KARANGPAPAK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TENGAH KECAMATAN MAMBORO DESA WENDEWA UTARA PERATURAN DESA NOMOR 01 TAHUN 2016

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KEPALA DESA BADAMITA KABUPATEN BANJARNEGARA PERATURAN DESA BADAMITA NOMOR : 03 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2017

KEPALA DESA KEHIDUPAN BARU KABUPATEN BATANG HARI PERATURAN DESA KEHIDUPAN BARU NOMOR : 05 TAHUN 2016 TENTANG

NASKAH RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA ( RKP DESA ) TAHUN ANGGARAN 2016

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

KEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

KABUPATEN PESAWARAN KECAMATAN WAY RATAI DESA GUNUNGREJO PERATURAN DESA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKP-DESA) TAHUN 2016

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 25 TAHUN 2006 T E N T A N G PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NUNUKAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) Kode Pos Mamuju

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEKADAU,

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN,

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KEPALA DESA MIAU MERAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DESA MIAU MERAH NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

PERBEKEL TEGAK KABUPATEN KLUNGKUNG PERATURAN DESA TEGAK NOMOR :... TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

KEPALA DESA RANTAU JAYA UDIK KABUPATEN LAMPUNG TIMUR PERATURAN DESA RANTAU JAYA UDIK NOMOR 3 TAHUN 2016

BAB I KETENTUAN UMUM

RANCA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2010 NGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 3 LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

KEPALA DESA CIBITUNG KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA CIBITUNG NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

KEPALA DESA RARANG SELATAN KECAMATAN TERARA KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DESA RARANG SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan RKP-Des RKP Desa RKP Desa

PERATURAN DESA TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM DESA) TAHUN Des Nunuk Baru Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka

KEPALA DESA CLURING KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI

KEPALA DESA BENCULUK KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA BENCULUK NOMOR TAHUN 2016

KEPALA DESA RANTAU JAYA UDIK KABUPATEN LAMPUNG TIMUR PERATURAN DESA RANTAU JAYA UDIK NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG

TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DESA BABULU LAUT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM Desa) TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Desa Yang Baik, Pemerintahan Desa dituntut untuk mempunyai Visi dan Misi yang baik atau lebih jelasnya Pemerintahan Desa harus memiliki perencanaan strategis yang baik. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam Peraturan pemerintah No 72 Tahun 2005 Tentang Desa pada pasal 64 ayat ( 1 ) disebutkan bahwa perencanaan desa dibuat secara berjangka yang meliputi : a). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disebut RPJMD untuk jangka waktu lima tahun. b). Rencana Kerja Pembangunan Desa, selanjutnya disebut RKP desa merupakan penjabaran dari RPJMD untuk jangka waktu 1 ( satu ) tahun. Perencanaan desa tersebut tentunya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perencanan Kabupaten yang penyusunannya dilakukan secara transparan, partispatif dan akuntabel. Yang disusun berbasiskan data dan informasi yang dapat dipertangunggjawabkan ( Pasal 65 ), yang selanjutnya dipertegas pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No 66 Tahun 2007 yang mengatur tentang perencanaan dan pembangunan Desa. Dari amanat regulasi sesungguhnya sudah sangat jelas apa yang menjadi hak, wewenang dan kewajiban desa dalam pengelolaan pembangunan desa, namun dalam kenyataannnya hingga saat ini penyerahan wewenang kepada desa juga belum berjalan dengan baik, sementara pada Permendagri Nomor 30 Tahun 2006 Tentang Tata cara Penyerahan Urusan Pemerintahan Kabupaten/kota Kepada Desa sudah sangat jelas. Berdasarkan pengertian desa bahwa, Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batasbatas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka desa harus menyusun dokumen perencanaan untuk mengatur dan mengurus sendiri pengelolaan pemerintahan desanya. Dengan belum terlaksananya amanat regulasi secara baik, maka saat ini desa-desa di Kabupaten Sumba Barat diamanatkan oleh kebijakan daerah agar seluruh desa yang ada di Sumba Barat menyusun perencanaan pembangunan desa yaitu Rencana Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) 5 Tahun. Amanat Pemerintah Kabupaten, berangkat dari pengalaman lapangan di tingkat desa dalam proses Penyusunan RPJMDesa, Musrenbangdes dan Kecamatan pada desa-desa yang sudah memiliki dokumen perencanaan desa, dimana desa-desa ini mampu mendorong partisipasi warga baik perempuan, laki-laki orang miskin dan warga terpinggirkan lainnya untuk terlibat dalam pengelolaan pembangunan desa seperti berpendapat dan turut dalam pengambilan keputusan. Sehingga Pemerintah Kabupaten Sumba Barat melalui BPMD mereplikasi proses tersebut pada 14 Desa Mekar dan salah satunya adalah Desa 1

Anawolu di Kecamatan Wanukaka dengan mengalokasi anggaran murni dari APBD Kabupaten Sumba Barat. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disingkat RPJM-Desa adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat arah kebijakan pembangunan Desa, arah kebijakan keuangan Desa, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD dan Program prioritas kewilayahan disertai dengan rencana kerja yang ditetapkan dengan Peraturan Desa. Sedangkan Rencana Kerja Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat RKP-Desa adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun merupakan penjabaran dari RPJM-Desa yang memuat rancangan kerangka ekonomi Desa, dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang dimutakhirkan, program prioritas pembangunan Desa, rencana kerja dan pendanaan, baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintahan Desa maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan RPJM-Desa yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.Karena itu, RPJMDesa menjadi sebuah kebutuhan dan keharusan desa untuk disusun, sebagai desa mekar pada tahun 2011 (peraturan daerah Kabupaten sumba barat Nomor : 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Desa Anawolu di Kecamatan Wanukaka Kabupaten Sumba Barat akan sangat membantu dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Program 1.2. Dasar Hukum Dasar Hukum Penyusunan RPJM Desa adalah sebagai berikut: 1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional 2. Peraturan Pemerintah No.72 tahun 2005, tentang Desa. 3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyerahan Urusan Pemerintahan Kabupaten/Kota kepada Desa; 4. Permendagri No. 66 tahun 2007, mengatur tentang perencanaan dan pembangunan Desa. 5. Permendagri No.4 tahun 2007 yang mengatur tentang kekayaan Desa; 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Tata Cara Pelaporan dan Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintahan Desa; 7. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No.414.2/1408/PMD tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Perencanaan Pembangunan Desa. 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2007 tentang Kerjasama Desa; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa; 2

11. Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Barat Nomor 8 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Sumba Barat, ( Lembaran Daerah Kabupaten Sumba Barat Tahun 2008 Nomor 8); 12. Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Barat Nomor 1 Tahun 2009 tentang Pokok pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sumba Barat Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumba Barat Nomor 0001); 13. Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Barat Nomor 3 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sumba Barat tahun 2005 2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Sumba Barat Tahun 2009 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumba Barat Nomor 0003); 14. Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Barat Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Daerah Kabupaten Sumba Barat Tahun 2009 Nomor 17, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumba Barat Nomor 0017); 15. Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Barat Nomor 16 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sumba Barat tahun 2010 2015 (Lembaran Daerah Kabupaten Sumba Barat Tahun 2011 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumba Barat Nomor 0035); 1.3. Tujuan dan Manfaat 1.3.1. Tujuan dari penyusunan RPJM-Desa adalah sebagai berikut : 1. Agar desa memiliki dokumen perencanaan pembangunan desa dalam lingkup skala desa yang berkesinambungan dalam waktu 5 tahun dengan menyelaraskan kebijakan pembangunan desa, kecamatan maupun Kabupaten; 2. Sebagai dasar/pedoman kegiatan atau pelaksanaan pembangunan di Desa Anawolu; 3. Sebagai masukan penyusunan RKPDesa dan RAPBDesa Desa Anawolu 4. Untuk mewujudkan perencanaan pembangunan desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan keadaan setempat (berdasarkan asal usul Desa Anawolu); 1.3.2. Manfaat RPJM-Desa adalah sebagai berikut : 1) Lebih menjamin kesinambungan pembangunan. 2) Sebagai rencana induk pembangunan desa yang merupakan acuan pembangunan desa. 3) Pemberi arah kegiatan pembangunan tahunan di desa. 4) Menampung aspirasi kebutuhan masyarakat yang dipadukan dengan program pembangunan dari pemerintah. 5) Dapat mendorong pembangunan swadaya dari masyarakat dan optimalisasi sumberdaya. 6) Meningkatkan partisipasi orang miskin dan perempuan dalam proses perencanaan dan pengelolaan pembangunan Desa Anawolu 3

7) Menumbuh kembangkan kesadaran kritis masyarakat atas proses pengelolaan pembangunan desa. 8) Menunjukan hasil perencanaan dan pengangguran yang partisipatif kepada para pihak agar mendukung program desa Anawolu. 9) Meningkatkan kualitas hidup orang miskin dan perempuan 10) Akan tercipta rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat terhadap program pembangunan di Desa Anawolu ; 1.4. Pengertian 1. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan,dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia. 2. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. 3. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. 4. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. 5. Kebijakan adalah arah atau tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat / Daerah untuk mencapai tujuan. 6. Program adalah instrument kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah. 7. Musyawarah perencanaan pembangunan yang selanjutnya disingkat Musrenbang adalah Forum antar pelaku dalam rangka Penyusunan Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan Daerah, Rencana Pembangunan Kecamatan, Rencana Pembangunan Desa dan Kelurahan. 8. Desa atau dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 9. Pemerintahan Desa adalah Penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal - usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4

10. Pemerintah Desa atau disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa. 11. Kepala Desa adalah kepala kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Kabupaten Sumba Barat. 12. Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai perangkat Daerah Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan. 13. Lurah adalah kepala kelurahan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati/Wali Kota melalui Camat. 14. Badan Permusyawaratan Desa atau sebutan lain yang selanjutnya disebut BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. 15. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat yang selanjutnya disebut LPM adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat. 16. Dusun adalah bagian wilayah dalam Desa yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan pemerintahan Desa. 17. Tim Perencanaan dan Penganggaran Desa yang selanjutnya disebut TPPD adalah Tim yang dibentuk untuk melakukan persiapan, memfasilitasi pelaksanaan, dan menindaklanjuti hasil Musrenbang Desa/kelurahan. 18. Lembaga kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan, mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa dan Lurah dan merupakan mitra dalam memberdayakan masyarakat. 19. Kader Pemberdayaan Masyarakat, yang selanjutnya disebut KPM adalah anggota masyarakat Desa dan Kelurahan yang memiliki pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk menggerakan masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat dan pembangunan partisipatif. 20. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu strategi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 21. Pemberdayaan masyarakat Desa/Kelurahan adalah upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat Desa dan Kelurahan yang meliputi aspek ekonomi, sosial budaya, politik, spiritual dan lingkungan hidup melalui Pemerintahan Desa dan Kelurahan, lembaga kemasyarakatan dan upaya dalam penguatan kapasitas masyarakat. 22. Pembangunan partisipatif adalah pembangunan yang dilaksanakan dari, oleh dan untuk masyarakat meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemanfaatan dan pemeliharaan 5

hasil-hasil pembangunan serta penngembangan tindak lanjut pembangunan, dengan peran serta seluruh lapisan masyarakat. 23. Swadaya masyarakat adalah bantuan atau sumbangan dari masyarakat baik dalam bentuk uang, material dan non fisik dalam bentuk tenaga dan pemikiran dalam kegiatan pembangunan. 24. Kekuatan dan Potensi Desa/Kelurahan adalah keseluruhan sumberdaya yang dimiliki dan digunakan oleh Desa/Kelurahan yang terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya fisik (prasarana dan sarana), sumber daya keuangan, sumber daya social untuk mendukung percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat. 25. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang disingkat APBDesa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa, dan ditetapkan dengan Peraturan Desa. 26. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan Desa yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalam nya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban Desa tersebut. 27. Alokasi Dana Desa yang disingkat ADD adalah dana yang dialokasikan oleh pemerintah kabupaten/kota untuk Desa, bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan Daerah yang diterima oleh kabupaten/kota. 28. Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran, penatausahaan, pelaporan, pertanggung jawaban dan pengawasan keuangan Desa. 29. Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa yang selanjutnya disebut PTPKD adalah perangkat Desa yang ditunjuk oleh Kepala Desa untuk melaksanakan pengelolaan keuangan Desa. 30. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disingkat RPJM-Desa adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat arah kebijakan pembangunan Desa, arah kebijakan keuangan Desa, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD dan Program prioritas kewilayahan disertai dengan rencana kerja yang ditetapkan dengan Peraturan Desa. 31. Tujuan Strategis adalah rumusan hasil yang diharapkan/ingin dicapai pada periode perencanaan. 32. Tindakan Strategi adalah rumusan tindakan yang akan dilakukan yang akan di lakukan dari periode perencanaan. 33. Indikator tujuan adalah rumusan target yang ingin dicapai pada akhir periode perencanaan. 34. Penjabaran indicator adalah rumusan target yang ingin dicapai pada 5 tahun ke depan atau target tahunan yang merupakan uraian tindakan strategis yang dijabarkan lima tahun untuk dijadikan panduan dalam pelaksanaan tindakan strategis. 6

35. Prinsip adalah sebuah komitmen/tekad atau landasan yang menjadi pegangan dalam pelaksanaan kegiatan/program dalam Desa. 36. Nilai adalah perilaku/sifat-sifat dasar manusia yang melekat pada setiap manusia seperti jujur, baik, terbuka, bertanggungjawab, berpihak, membantu dll. 37. Partisipasi adalah keikut sertaan seluruh masyarakat untuk berkontribusi baik tenaga, waktu, pikiran, ide, gagasan, maupun materi. 38. Transparansi adalah sikap keterbukaan untuk menyampaikan dan menginformasikan pengelolaan program dan keuangan Desa ( terbuka secara menyeluruh) 39. Akuntabilitas adalah bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan perannya serta bertanggung jawab dalam mengelola program dan kegiatan 40. Keadilan Gender adalah kesetaraan antara laki dan perempuan artinya perempuan memperoleh kesempatan yang sama dengan laki-laki 41. Inklusi Sosial adalah tidak membeda-beda antara satu dengan yang lain/tidak memandang suku, ras, agama dan status sosialnya. 42. Asset Base adalah sebuat pendekatan yang mengutamakan/melihat potensi dan aset yang dimilki artinya melaksanakan kegiatan/mengelola program dengan mengutamakan asset yang dimiliki.( kurang melihat masalah yang terjadi) 43. Asset/potensi/sumber daya yang dimiliki baik sumber daya manusia, alam, finansial, sosial, budaya dan politik serta sarana prasarana. 44. Pleno: Penyampaian hasil dari proses sebelumnya untuk mendapatkan masukan atau klarifikasi serta komitmen dari proses yang telah dilakukan 45. LPM atau Lembaga Pemberdayaan Desa adalah sebuah organisasi/kelembagaan yang dibentuk oleh pemerintah desa yang memiliki peran membantu pemerintah Desa untuk merancang dan membuat perencanaan di Desa secara struktur LPM tidak masuk dalam struktur aparat pemerintahan Desa 46. Kajian umum yakni sebuah proses menggali kondis umum Desa dengan menggunakan alat kajian sejarah sukses desa, pemetaan sosial dan klasifikasi kesejahteraan 47. Kajian mendalam adalah proses mengkaji kondisi-kondisi masyarakat secara khusus untuk mendapatkan data dan informasi terkait kondisi riel dalam masyarakat. 48. Kapedes/Kader Pembangunan Desa adalah aktor-aktor yang ada dalam desa yang berperan membantu proses proses fasilitasi kegiatan yang ada dalam desa. 49. ADD / Alokasi Dana yang diberikan kepada desa yang berasal dari dana perimbangan keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah yang diterima oleh Kabupaten/kota. 7