BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
LINTAS DAN. BI'PATI TI'LT'I GAGT'ITG PROVIilSI JANTA TITT'R IIOUOR 8{ TAITUN 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 22 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 124 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 124 TAHUN 2016

SALINAN PERATURANPEMERINTAHTENTANG FORUM LALU LINTAS DANANGKUTANJALAN. BAB I KETENTUANUMUM

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2010 TENTANG FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2010 TENTANG FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 80 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang selanjutnya d

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS BUPATI MALANG,

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 19 TAHUN 1995 TENTANG

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DARI BUPATI KEPADA CAMAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO KUALA,

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 3 TAHUN 2013

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPENSASI DAMPAK NEGATIF PEMROSESAN AKHIR SAMPAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 40 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

Perda No. 27 / 2004 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tupoksi Dinas Perhubungan dan UPT Dinas Perhubungan

2015, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 5587); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang J

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Polresta Bandar Lampung. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meru pakan merupakan alat

11 LEMBARAN DAERAH Januari KABUPATEN LAMONGAN 1/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 01 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 118 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SRAGEN BUPATI SRAGEN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN JALAN KHUSUS

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5422); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN

PERATURAN BUPATI KARAWANG

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 112 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN KESELAMATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR : 5 TAHUN 2006 TENTANG KERJA SAMA DESA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125 TAHUN 2012 TENTANG KOORDINASI PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tambahan Lembaran

BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); MEMUTUSKAN: Menetapka

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI LANDAK BUPATI LANDAK,

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor : 11 /PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN JALAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 2000 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI OGAN ILIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KOTA DUMAI

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 10 TAHUN 2017 TENTANG

20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3445 Tahun 1991);

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Transkripsi:

BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG, Menimbang : Mengingat : Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2011 tentang Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia; 3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2011 tentang Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; 5. Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan yang menjadi Kewenangan Pemerintahan Kabupaten Tulungagung; 6. Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 16 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tulungagung Tahun 2011 Nomor 02 Seri D). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG TENTANG FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, selanjutnya disingkat forum adalah wahana koordinasi antar instansi penyelenggara lalu lintas dan angkutan jalan di Kabupaten Tulungagung. 2. Kawasan aglomerasi perkotaan adalah kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan disekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan system jaringan prasarana wilayah yang terintregrasi dan membentuk sebuah sistem. 3. Satuan Kerja Perangkat Daerah atau selanjutnya disingkat SKPD adalah instansi pemerintah daerah Kabupaten Tulungagung yang merupakan bagian dari pemerintah daerah yang bertanggung jawab atas bidang tugas yang diemban.. 4. Asosiasi Perusahaan Angkutan Umum adalah perkumpulan yang dibentuk sebagai wadah dari perusahaan angkutan umum. BAB II PENYELENGGARAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN Pasal 2 (1) Dalam kegiatan pelayanan langsung kepada masyarakat, penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Badan Hukum dan/atau masyarakat. (2) Penyelenggaraan LLAJ sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan secara terkoordinasi dalam sebuah forum. (3) Forum bertugas melakukan koordinasi antar instansi yang menyelenggarakan lalu lintas dan angkutan jalan yang memadukan dan mensikronkan perencanaan dan penyelesaian permasalahan LLAJ.

Bagian Kesatu Ruang Lingkup Pasal 3 Ruang lingkup penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan meliputi : a. Urusan pemerintahan di bidang kebina margaan; b. Urusan pemerintahan di bidang perhubungan darat; c. Urusan pemerintahan di bidang pengembangan industri dan teknologi LLAJ; dan d. Urusan pemerintahan di bidang registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi, penegakan hukum, operasional manajemen dan rekayasa lalu lintas, serta pendidikan berlalu lintas. Bagian Kedua Penyelenggara LLAJ Pasal 4 Penyelenggaraan LLAJ dilaksanakan oleh penyelenggara LLAJ yang meliputi : (1) Pemerintah, dalam hal ini Kepolisian Resort. (2) Pemerintah Daerah, dalam hal ini terdiri dari : a. SKPD yang membidangi Perhubungan Darat; b. SKPD yang membidangi Kebinamargaan; c. SKPD yang membidangi Perindustrian dan Teknologi LLAJ; dan d. SKPD yang membidangi Perencanaan. Bagian Ketiga Forum LLAJ Pasal 5 (1) Untuk mengkoordinasikan, memadukan dan mensinkronkan perencanaan dan penyelesaian permasalahan LLAJ di Kabupaten, dibahas dalam Forum yang disebut Forum LLAJ. (2) Forum mempunyai tugas mengkoordinasikan, memadukan dan mensinkronkan perencanaan dan permasalahan LLAJ di Kabupaten. (3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Forum berfungsi : a. pengkoordinasian perencanaan penyelesaian permasalahan LLAJ sesuai dengan tugas pokok penyelenggaraan jalan;

b. pelaksanaan sinkronisasi perencanaan dan penyelesaian permasalahan LLAJ; c. perencanaan dan penyelesaian permasalahan LLAJ. Bagian Keempat Keanggotaan Forum Pasal 6 (1) Keanggotaan Forum terdiri dari : a. unsur Pembina, terdiri dari : 1. Bupati; 2. Kepala Kepolisian Resort. b. unsur Penyelenggara, terdiri dari : 1. SKPD yang membidangi Perhubungan Darat; 2. SKPD yang membidangi Kebinamargaan; 3. SKPD yang membidangi Perindustrian dan Teknologi LLAJ; 4. SKPD yang membidangi Perencanaan; dan 5. Satlantas Kepolisian Resor. c. unsur Akademis d. unsur Masyarakat (2) Keanggotaan sebagaimana dimaksud ayat(1) huruf c dan huruf d dapat ditunjuk oleh pemarakarsa dari salah satu unsur penyelenggara sesuai dengan permasalahan yang dibahas. BAB III MEKANISME KERJA FORUM Pasal 7 (1) Setiap instansi Pemerintah dan pemerintah daerah sebagai penyelanggara lalu lintas dan angkutan jalan yang memerlukan keterpaduan di dalam penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan dapat menjadi pemrakarsa pelaksaan pembahasan dalam forum. (2) Badan hukum atau masyarakat penyelenggara lalu lintas dan angkutan jalan dapat mengajukan usulan pembahasan permasalahan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalandalam forum melalui instansi Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi instansi. (3) Dalam hal badan hukum atau masyarakat penyelenggara lalu lintas dan angkutan jalan menilai bahwa suatu perencanaan penyelenggarakan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 5 ayat (3) memerlukan keterpaduan antar instansi penyelanggara lalu lintas dan angkutan jalan, dapat mengajukan usulan pembahasan permasalahan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan dalam forum melalui instansi Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungi instansi. (4) Dalam hal ini instansi Pemerintah atau Pemerintah Daerah menilai bahwa usulan dari badan hukum atau masyarakat sesuai dengan ruang lingkup sebagaimana di maksud dalam Pasal 3, instansi Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat menjadi pemrakarsa pelaksanaan pembahasan dalam forum. Pasal 8 (1) Dalam pelaksanaan pembahassan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) dan ayat (4), pemrakarsa pelaksaan pembahasan dalam forum mengundang semua anggota forum. (2) Dalam pelaksaan pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat mengundang pula instansi lain yang terkait dengan permasalahan yang akan dibahas sebagai peserta forum. (3) Dalam pelaksaan pembahasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) dan ayat (4), forum dipimpin oleh Instansi Pemerintah Daerah yang menjadi pemrakarsa pelaksaan pembahasan. Pasal 9 (1) Pembahasan dalam forum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 harus menghasilkan kesepakatan yang merupakan solusi dalam perencanaan atau penyelesaian permasalahaan lalu lintas dan angkutan jalan. (2) Pelaksaan pembahasan dapat dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam hal permasalahan sangat kompleks dan belum diperbolehkan kesepakatan. (3) Kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam naskah kesepakatan dan ditandatangani oleh peserta forum yang sepakat. (4) Kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disepakati paling sedikit oleh pemrakarsa pelaksanaan pembahasan dalam forum dengan Instansi Pemerintah Daerah yang sangat terkait dengan permasalahan yang dibahas.

(5) Kesepakatan yang dihasilkan dalam forum lalu lintas dan angkutan jalan wajib dilaksanakan oleh semua instansi penyelenggara lalu lintas dan angkutan jalan. Pasal 10 (1) Dalam pelaksanaan pembahasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dan Pasal 9, setiap peserta forum mempunyai hak dan kewajiban yang sama. (2) Pembahasan dilaksanakan secara musyawarah untuk mencapai kesepakatan diantara para peserta forum. (3) Apabila dalam pelaksanaan pembahasan tidak tercapai kesepakatan, permasalahan akan dikembalikan kepada pemangku kepentingan. BAB IV KEANGGOTAAN FORUM Pasal 11 (1) Forum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) diselenggarakan dalam rangka melakukan koordinasi antar instansi penyelenggara lalu lintas angkutan jalan kabupaten, keanggotaan forum terdiri atas; a. Bupati; b. Kepala kepolisian resor; c. Badan usaha milik Negara dan /atau badan usaha milik daerah yang kegiatan usahanya di bidang lalu lintas dan angkutan jalan; d. Assosiasi perusahaan angkutan umum di kabupaten; e. Perwakilan perguruan tinggi; f. Tenaga ahli di bidang lalu lintas dan angkutan jalan; g. Lembaga swadaya masyarakat yang aktivitasnya di bidang lalu lintas dan angkutan jalan; dan h. Pemerhati lalu lintas dan angkutan jalan di kabupaten. (2) Keanggotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d sampai dengan huruf h ditunjuk oleh pemrakarsa pelaksanaan pembahasan sesuai dengan permasalahan yang dibahas. (3) Dalam pembahasan forum, bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a harus mengikutsertakan SatuanKerja Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan : a. Sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan;

b. Jalan; c. Perindustrian; dan d. Penelitian dan pengembangan. (4) Dalam pembahasan forum, kepala kepolisian resor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus mengikutsertakan kepala satuan lalu lintas kepolisian resor. Bagian Kelima Dukungan Adminitrasi Pasal 12 Pelaksanaan forum lalu lintas dan angkutan jalan kabupaten memperoleh dukungan administratif dari secretariat daerah kabupaten. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Tulungagung. Ditetapkan di Tulungagung pada tanggal Desember 2014 BUPATI TULUNGAGUNG, SYAHRI MULYO