T. BIDANG OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN, DAN PERSANDIAN

dokumen-dokumen yang mirip
T. BIDANG OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN, DAN PERSANDIAN

BIDANG OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN, DAN PERSANDIAN

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH 1. Otonomi Daerah 1. Urusan Pemerintahan:

PEMERINTAH. 1. Penetapan kebijakan nasional pembagian urusan pemerintahan.

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH

TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PULANG PISAU,

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANGKA. Jalan A. Yani (Jalur Dua) Sungailiat Bangka Telp. (0717) Faximile (0717) SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2016

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

TENTANG WALIKOTA BEKASI,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA Jalan A. Yani (Jalur Dua) Sungailiat Bangka Telp. (0717) Faximile (0717) 92534

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH BUPATI MADIUN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 128 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G

PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH KOTA BIMA

BUPATI KUTAI KARTANEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TaH, Jum RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI PANGANDARAN PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

BUPATI BANGLI PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BANGLI NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BANDUNG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 9 TAHUN 2007

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TUGAS POKOK DAN FUNGSI CAMAT CICALENGKA TUGAS POKOK FUNGSI

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN JABATAN STAF AHLI BUPATI BULUNGAN BUPATI BULUNGAN,

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR : 03 TAHUN 2005 T E N T A N G

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 28 TAHUN 2013

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMBAWA DAN STAF AHLI BUPATI

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS STAF AHLI BUPATI TASIKMALAYA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 51 TAHUN 2013 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KOTA YOGYAKARTA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI PAPUA

GUBERNUR SUMATERA UTARA

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

2 5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); MEMUTUSKAN:

GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH

TUGAS POKOK DAN FUNGSI Asisten Pemerintahan Sekretariat Daerah

BERITA DAERAH KOTA DUMAI

BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 139 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 42 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

T. BIDANG OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN, DAN PERSANDIAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Otonomi Daerah 1. Urusan Pemerintahan : a. Kebijakan Penetapan kebijakan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah. b. Pembinaan, Sosialisasi Bimbingan, Konsultasi, Supervisi, Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi serta Pengawasan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan 1. Pelaksanaan kebijakan norma, standar, prosedur, dan kriteria (NSPK) pembinaan, sosialisasi, bimbingan, konsultasi, supervisi, koordinasi, monitoring dan evaluasi serta pengawasan penyelenggaraan urusan pemerintahan. 2. Penyelenggaraan pembinaan sosialisasi, bimbingan, konsultasi, supervisi, koordinasi, monitoring, dan evaluasi serta pengawasan urusan pemerintahan. c. Harmonisasi 1. Harmonisasi peraturan daerah dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. 2. Harmonisasi antar bidang urusan pemerintahan dengan pemerintah dan pemerintahan daerah provinsi. d. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) 1. Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD). 2. Penyampaian LPPD kepada Menteri Dalam Negeri melalui gubernur. e. Database Pengolahan database LPPD. 2. Penataan Daerah dan Otonomi Khusus (Otsus) : a. Kebijakan 1. Pengusulan penataan daerah. 2. Pelaksanaan kebijakan perubahan batas, nama, dan/atau pemindahan ibukota daerah dalam rangka penataan daerah. 85

3. Pelaksanaan kebijakan pembentukan, penghapusan, dan penggabungan daerah. b. Pembentukan Daerah 1. Pengusulan pembentukan, penghapusan, dan penggabungan daerah. 2. Pembentukan kecamatan. 3. Pengusulan perubahan batas, nama, dan pemindahan ibukota daerah. 4. Pelaksanaan perubahan batas, nama, dan pemindahan ibukota daerah. c. Pembinaan, Sosialisasi, Observasi dan Pengkajian Penataan Daerah dan Otsus d. Monitoring dan Evaluasi serta Pengawasan dan Pengendalian Penataan Daerah dan Otsus e. Pembangunan Sistem (Database) Penataan Daerah dan Otsus 1. Pelaksanaan kebijakan pembinaan, sosialisasi, observasi, dan pengkajian penyelenggaraan penataan daerah. 2. Penyelenggaraan pembinaan, sosialisasi, observasi, dan pengkajian penyelenggaraan penataan daerah dan otonomi khusus (otsus). 1. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi penataan daerah dan otsus. 2. Penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian penataan daerah dan otsus. 1. Pembangunan dan pengelolaan database penataan daerah dan otsus. 2. Penyampaian data dan informasi penataan daerah ke provinsi dan pemerintah. f. Pelaporan 1. Menindaklanjuti pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria laporan penataan daerah. 2. Pengolahan database laporan penataan daerah. 3. Penyampaian laporan penataan daerah kepada Menteri Dalam Negeri melalui gubernur. 3. Fasilitasi Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD) dan Hubungan Antar Lembaga (HAL) : a. DPOD 1. Penyiapan bahan masukan pembentukan, penghapusan, dan penggabungan daerah untuk sidang DPOD. 86

b. Penyusunan Peraturan Daerah (Perda) c. Fasilitasi Asosiasi Daerah/Badan Kerja Sama Daerah 2. Penyusunan tata tertib bahan masukan penetapan DAU dan DAK bagi sidang DPOD. 1. Penyusunan Perda. 2. Pengajuan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), pajak daerah, retribusi daerah, dan tata ruang daerah kepada gubernur. 3. Menyampaikan Perda kepada pemerintah untuk dievaluasi. Membentuk Asosiasi Daerah/Badan Kerja Sama Daerah. 4. Pengembangan Kapasitas dan Evaluasi Kinerja Daerah : Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM): a. Kebijakan Penetapan perencanaan, penganggaran, dan penerapan SPM. b. Pembinaan Penerapan SPM. 5. Pejabat Negara : a. Tata Tertib DPRD : Kebijakan b. Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah (KDH) dan Wakil KDH: Pelaksanaan Penetapan pedoman tata tertib DPRD. Fasilitasi pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. 87

c. Kedudukan Protokoler dan Keuangan DPRD : Kebijakan d. Kedudukan Keuangan KDH dan Wakil KDH: Kebijakan e. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) KDH : Kebijakan Pelaksanaan pedoman kedudukan protokoler dan keuangan DPRD. Pelaksanaan pedoman kedudukan keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Pelaksanaan pedoman Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah. 2. Pemerintahan Umum 1. Fasilitasi Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan dan Kerja sama : a. Fasilitasi Tugas Pembantuan b. Fasilitasi Kerja sama Daerah dengan Pihak Ketiga 1. Pelaksanaan dan pelaporan penyelenggaraan tugas pembantuan oleh pemerintah dan/atau pemerintah provinsi. 2. Koordinasi dan fasilitasi urusan pemerintahan yang ditugaspembantuankan kepada desa. 1. Penetapan kebijakan di bidang kerja sama dengan pihak ketiga. 2. Pelaksanaan kerja sama kabupaten dengan pihak ketiga. 3. Pelaporan pelaksanaan kerja sama pemerintah daerah dengan pihak ketiga kepada provinsi. c. Kerja sama Antar Daerah 1. Pelaksanaan kerja sama antar daerah. 2. Pelaporan pelaksanaan kerja sama antar daerah kepada provinsi. d. Pembinaan Wilayah 1. Penetapan kebijakan harmonisasi hubungan antar susunan pemerintahan di daerah dengan berpedoman kepada kebijakan pemerintah dan provinsi. 2. Koordinasi dan fasilitasi harmonisasi hubungan antar kecamatan/desa. 3. Koordinasi dan fasilitasi penyelesaian konflik antar kecamatan/desa. 88

e. Koordinasi Pelayanan Umum 2. Trantibum dan Linmas a. Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat b. Koordinasi Perlindungan dan Penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) 3. Wilayah Perbatasan : a. Pengelolaan Perbatasan Antar Negara 4. Pelaksanaan dan fasilitasi kebijakan usaha kecil dan menengah. 5. Koordinasi dan fasilitasi penyelenggaraan urusan pemerintahan sisa. Pelaksanaan pelayanan umum. 1. Penetapan kebijakan dengan merujuk kebijakan nasional dalam bidang : a. Penegakan Perda/Peraturan Kepala Daerah; b. Ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat; c. Kepolisipamongprajaan dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS); d. Perlindungan masyarakat. 2. Pelaksanaan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat. 3. Pelaksanaan kepolisipamongprajaan dan PPNS. 4. Pelaksanaan perlindungan masyarakat. 5. Koordinasi dengan instansi terkait. Koordinasi penegakan HAM. 1. Dukungan pelaksanaan kebijakan pengelolaan perbatasan antar negara. 2. Dukungan koordinasi antar kecamatan/desa yang berbatasan dengan negara lain. b. Perbatasan Daerah Penetapan kebijakan dan pelaksanaan perbatasan kecamatan dan desa. c. Topomini dan Pemetaan Wilayah 1. Penetapan kebijakan daerah mengacu pada kebijakan nasional mengenai topomini dan pemetaan wilayah daerah. 89

2. Pengelolaan topomini dan pemetaan. 3. Inventarisasi dan laporan topomini dan pemetaan. d. Pengembangan Wilayah Perbatasan e. Penetapan Luas Wilayah 4. Kawasan Khusus : a. Kawasan Sumber Daya Alam; Kehutanan, Energi dan Sumber Daya Mineral b. Kawasan Sumber Daya Buatan, Pelabuhan, Bandar Udara, Perkebunan, Peternakan, Industri, Pariwisata, Perdagangan, Otorita, Bendungan dan Sejenisnya c. Kawasan Kepentingan Umum; Kawasan Fasilitas Sosial dan Umum d. Kawasan Kelautan dan Kedirgantaraan 1. Penetapan kebijakan pengembangan wilayah perbatasan. 2. Pengelolaan pengembangan wilayah perbatasan. 3. Koordinasi dan fasilitasi pengembangan wilayah perbatasan. 1. Inventarisasi perubahan luas wilayah yang diakibatkan oleh alam antara lain delta, abrasi. 2. Pemetaan luas wilayah sesuai peruntukannya. Penetapan kebijakan, koordinasi, dan fasilitasi pengelolaan kawasan sumber daya alam. Penetapan kebijakan, koordinasi, dan fasilitasi pengelolaan kawasan sumber daya buatan. Penetapan kebijakan, koordinasi, dan fasilitasi pengelolaan kawasan kepentingan umum. Penetapan kebijakan, koordinasi, dan fasilitasi pengelolaan kawasan kelautan dan kedirgantaraan. 90

5. Manajemen Pencegahan dan Penanggulangan Bencana : a. Mitigasi Pencegahan Bencana Penetapan kebijakan, koordinasi, dan fasilitasi pengelolaan mitigasi/pencegahan bencana. b. Penanganan Bencana Penetapan kebijakan, koordinasi, dan fasilitasi penanganan bencana. c. Penanganan Pasca Bencana Penetapan kebijakan, koordinasi, dan fasilitasi penanganan pasca bencana. d. Kelembagaan Penetapan kebijakan, koordinasi, dan fasilitasi kelembagaan penanganan bencana. e. Penanganan Kebakaran Penetapan kebijakan, koordinasi, dan fasilitasi penanganan kebakaran. 3. Administrasi Keuangan Daerah 1. Organisasi dan Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah Pelaksanaan penataan organisasi, kelembagaan, dan peningkatan kapasitas sumber daya aparatur pengelola keuangan daerah. 2. Anggaran Daerah 1. Penetapan Perda tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah. 2. Penetapan standar satuan harga dan analisis standar belanja daerah. 3. Perencanaan anggaran penanganan urusan pemerintahan daerah. 4. Penetapan Perda tentang APBD dan perubahan APBD. 5. Penetapan pedoman evaluasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa), sesuai dengan pedoman evaluasi yang ditetapkan pemerintah. 6. Evaluasi Rancangan Peraturan Desa (Raperdes) tentang APB Desa. 7. Penetapan kebijakan keseimbangan fiskal antar desa. 8. Penetapan kebijakan pendanaan urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawab bersama (urusan concurrent) antara daerah dan desa. 9. Penetapan kebijakan pendanaan kerja sama pemerintahan antar desa. 10. Fasilitasi perencanaan dan penganggaran pemerintahan desa. 91

3. Pendapatan dan Investasi Daerah : a. Pajak dan Retribusi Daerah b. Investasi dan Aset Daerah c. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Lembaga Keuangan Mikro 1. Penetapan kebijakan pengelolaan pajak dan retribusi daerah. 2. Pelaksanaan pengelolaan pajak dan retribusi daerah. 3. Fasilitasi, supervisi, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan retribusi desa. 4. Pembinaan dan pengawasan pajak dan retribusi daerah. 5. Evaluasi Raperdes tentang retribusi dan pungutan lainnya. 1. Penetapan kebijakan pengelolaan investasi dan aset. 2. Pelaksanaan pengelolaan investasi dan aset daerah. 3. Pengawasan pengelolaan investasi dan aset daerah. 4. Fasilitasi pengelolaan aset daerah pemekaran. 1. Penetapan kebijakan pengelolaan BUMD dan lembaga keuangan mikro daerah. 2. Pelaksanaan pengelolaan BUMD dan lembaga keuangan mikro daerah, serta pembinaan dan pengawasan Badan Usaha Milik Desa. 3. Pengawasan pengelolaan BUMD dan lembaga keuangan mikro daerah, serta pembinaan dan pengawasan Badan Usaha Milik Desa. d. Pinjaman Daerah 1. Penetapan kebijakan pengelolaan pinjaman dan obligasi daerah, serta Badan Layanan Umum (BLU). 2. Pelaksanaan pengelolaan pinjaman dan obligasi daerah, serta BLU. 3. Pengawasan pinjaman dan obligasi daerah, serta BLU. 4. Dana Perimbangan : a. Dana Alokasi Umum (DAU) 1. Pengelolaan data dasar penghitungan alokasi DAU. 2. Pengelolaan DAU. 3. Pelaporan pengelolaan DAU. 92

b. Dana Alokasi Khusus (DAK) c. Dana Bagi Hasil (DBH) 5. Pelaksanaan, Penatausahaan, Akuntansi dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 1. Usulan program dan kegiatan untuk didanai dari DAK. 2. Pengelolaan DAK. 3. Pengendalian dan pelaporan pengelolaan DAK. 1. Penyiapan data realisasi penerima Dana Bagi Hasil (DBH). 2. Pengendalian dan pelaporan pengelolaan DBH. 1. Penetapan kebijakan tentang sistem dan prosedur akuntansi pengelolaan keuangan daerah dan desa. 2. Penyusunan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan APB desa. 3. Evaluasi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APB desa. 4. Penetapan kebijakan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pendanaan urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawab bersama (urusan concurrent). 5. Fasilitasi penyusunan laporan keuangan dan pelaksanaan APB desa. 4. Perangkat Daerah 1. Kebijakan 1. Pelaksanaan pedoman umum tentang perangkat daerah. 2. Pelaksanaan kebijakan pembentukan perangkat daerah. 3. Pelaksanaan pedoman teknis perangkat daerah. 4. Pelaksanaan pedoman tata laksana perangkat daerah. 5. Pelaksanaan pedoman analisis jabatan perangkat daerah. 2. Pengembangan Kapasitas 1. Pelaksanaan pengembangan kapasitas kelembagaan perangkat daerah. 2. Pelaksanaan pengembangan kapasitas perangkat daerah. 3. Pembinaan dan Pengendalian Penerapan dan pengendalian organisasi perangkat daerah. 4. Monitoring dan Evaluasi 1. Penyediaan bahan monitoring dan evaluasi perangkat daerah. 2. Penyediaan bahan database perangkat daerah. 93

5. Kepegawaian 1. Formasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) 2. Pengadaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) 3. Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 4. Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) 5. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) 1. Penyusunan formasi PNSD setiap tahun anggaran. 2. Penetapan formasi PNSD setiap tahun anggaran. 3. Usulan formasi PNSD setiap tahun anggaran. 1. Pelaksanaan pengadaan PNSD. 2. Usulan penetapan NIP 1. Penetapan kebijakan pengangkatan CPNSD. 2. Pelaksanaan pengangkatan CPNSP di lingkungan daerah. 3. Pelaksanaan orientasi tugas dan pra jabatan, sepanjang telah memiliki lembaga diklat yang telah terakreditasi. Penetapan CPNSD menjadi PNSD. 1. Penetapan kebutuhan diklat PNSD. 2. Usulan penetapan sertifikasi lembaga diklat. 3. Pelaksanaan diklat. 6. Kenaikan Pangkat 1. Penetapan kenaikan pangkat PNSD kabupaten menjadi golongan ruang I/b s/d III/d. 2. Usulan penetapan kenaikan pangkat anumerta dan pengabdian. 7. Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian dalam dan dari Jabatan 1. Penetapan pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian PNSD dalam dan dari jabatan struktural eselon II atau jabatan fungsional yang jenjangnya setingkat, kecuali pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian sekda. 2. Usulan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian sekda. 3. Usulan konsultasi pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian eselon II PNSD. 94

8. Perpindahan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Antar Instansi 9. Pemberhentian Sementara dari Jabatan Negeri 10. Pemberhentian Sementara Pegawai Negeri Sipil (PNS) Akibat Tindak Pidana 11. Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 12. Pemutakhiran Data Pegawai Negeri Sipil (PNS) 13. Pengawasan dan Pengendalian 14. Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PNS) Penetapan perpindahan PNSD. Penetapan pemberhentian sementara dari jabatan negeri bagi semua PNSD. Pemberhentian sementara PNSD untuk golongan III/d ke bawah. Penetapan pemberhentian PNSD gol/ruang III/d ke bawah dan pemberhentian sebagai CPNSD. Pelaksanaan pemutakhiran data PNSD. Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian. Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan manajemen PNS. 6. Persandian 1. Kebijakan 1. Penyelenggaraan persandian. 2. Penyelenggaraan peralatan sandi (palsan). 3. Penyelenggaraan sistem sandi (sissan). 4. Penyelenggaraan kelembagaan persandian. 95

2. Pembinaan SDM 1. Perencanaan kebutuhan SDM persandian. 2. Rekrutmen calon SDM persandian. 3. Usulan pemberian tanda penghargaan bidang persandian. 3. Pembinaan Palsan 1. Perencanaan kebutuhan peralatan sandi. 2. Penyelenggaraan pengadaan peralatan sandi melalui karya mandiri dan mitra. 3. Pemeliharaan peralatan sandi tingkat O. 4. Penghapusan peralatan sandi. 4. Pembinaan Sissan 1. Perencanaan kebutuhan sistem sandi. 2. Pengadaan sistem sandi untuk jaring persandian. 3. Penyelenggaraan protap penyimpanan sistem sandi. 4. Penentuan pemberlakuan/penggantian sistem sandi jaring persandian. 5. Pembinaan Kelembagaan Penyelenggaraan hubungan komunikasi persandian antara pemerintah provinsi dengan pemerintah dan/atau daerah. 96