Nila Nirmalasari, Yudha Nurhantari, Bambang Udji Djoko Riyanto

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji diagnostik dengan pendekatan potong lintang

Universitas Sumatera Utara

UJI DIAGNOSTIK LEUKOSITURIA DAN BAKTERIURIA MIKROSKOPIS LANGSUNG SAMPEL URIN UNTUK MENDETEKSI INFEKSI SALURAN KEMIH

TES DIAGNOSTIK (DIAGNOSTIC TEST)

NILAI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS SPUTUM BTA PADA PASIEN KLINIS TUBERKULOSIS PARU DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di instalasi rekam medis RSUP Dr. Kariadi

BAB III METODE PENELITIAN. multipara dengan Pap smear sebagai baku emas yang diukur pada waktu yang. bersamaan saat penelitian berlangsung.

ABSTRAK UJI VALIDITAS HASIL PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN METODE TALLQVIST TERHADAP METODE FLOW CYTOMETRY

ABSTRAK. GAMBARAN VALIDITAS INDEKS MENTZER DAN INDEKS SHINE & LAL PADA PENDERITA β-thallassemia MAYOR

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah cross sectional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode

BAB IV METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan suatu metode analitik-korelasi dengan pendekatan

ABSTRAK. Pembimbing II : Penny S M., dr., Sp.PK., M.Kes

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup waktu penelitian adalah Oktober November 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf. RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Desember 2006 Juli 2007

LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Persetujuan Komisi Etik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Patologi Klinik.

VALIDITAS SKOR STROKE SIRIRAJ DIBANDINGKAN CT SCAN KEPALA PADA DIAGNOSIS JENIS PATOLOGI STROKE DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB IV. Hasil dan Pembahasan. positif (Positive Predictive Value/PPV), nilai duga negatif (Negative Predictive

ABSTRAK. Gambaran Ankle-Brachial Index (ABI) Penderita Diabetes mellitus (DM) Tipe 2 Di Komunitas Senam Rumah Sakit Immanuel Bandung

HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT

BAB IV METODE PENELITIAN

SKRINING MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUASIN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO PROPINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan prevalensi penyakit kronik degeneratif yang. berhubungan dengan usia merupakan outcome utama akibat

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

ABSTRAK. UJI VALIDITAS INDEKS MENTZER SEBAGAI PREDIKTOR β-thalassemia MINOR DAN ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA POPULASI ANEMIA HIPOKROM MIKROSITER

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Diagnostic & Screening

BAB 4 HASIL PENELITIAN

EBM Overview: Beberapa Konsep Penting Evidence-Based Medicine

ABSTRAK. Emil E, ; Pembimbing I: Penny Setyawati M., dr, SpPK, M.Kes. PembimbingII :Triswaty Winata, dr., M.Kes.

SURAKARTA. Persyaratan Memperoleh G commit to user

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif yaitu eksperimen semu. kontrol diri sendiri (pre and post test without control).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. dengan pendekatan crosssectional study (studi potong lintang) yang

ABSTRAK HUBUNGAN USIA DAN JENIS KELAMIN TERHADAP RISIKO JATUH PADA LANSIA

JUMLAH SEL T CD4+ PASIEN HIV KOINFEKSI HCV RNA POSITIF DAN NEGATIF RSUD DR. MOEWARDI DI SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN LAKI-LAKI. Oleh : THARMANTHIRAN THIRUCHELVAM

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

Bab III. Metode Penelitian. menggunakan desain survey deskriptif. Penelitian survey deskriptif adalah

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mencangkup keilmuan Biokimia, Geriatri, Neurosains.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam.

DIAGNOSTIK C-REACTIVE PROTEIN (CRP) PADA PASIEN DENGAN APENDISITIS AKUT SKOR ALVARADO 5-6

BAB 4 METODE PENELITIAN. Olah Raga, Fisiologi Respirasi, dan Fisiologi Kardiovaskuler.

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS

RADEN RARA VIVY KUSUMA ARDHANI

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini mengambil lokasi/ tempat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. 3. Ruang lingkup waktu adalah bulan Maret-selesai.

Lampiran 1: Lembar Persetujuan Komisi Etik. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia 55

BAB IV METODE PENELITIAN. Medikolegal serta Ilmu Kesehatan Masyarakat. Semarang yang memberikan ijin untuk dilakukannya penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. minum obat dan gejala klinis skizofrenia. Penelitian cross sectional mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan angka kejadian penyakit kronik degeneratif yang. berhubungan dengan usia terjadi akibat pertambahan usia yang progresif

Total Luas Luka Sebagai Indikator Penentuan Derajat Luka pada Kasus Medikolegal

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Di sembilan puskesmas Kota Semarang yaitu Puskesmas Ngaliyan,

ABSTRAK KESESUAIAN PERHITUNGAN NILAI RATA-RATA ERITROSIT FLOW CYTOMETER DENGAN GAMBARAN POPULASI ERITROSIT PADA PEMERIKSAAN SEDIAAN APUS DARAH TEPI

PERBEDAAN RASIO D2:D4 ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU. Oleh : RATNA MARIANA TAMBA

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

HUBUNGAN ANTARA PANJANG DEPA/ ARM SPAN TERHADAP TINGGI BADAN PADA SISWA SMA. SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. Bandarharjo, Kota Semarang Jawa Tengah.

BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik korelatif dengan pendekatan

LEMBAR PENJELASAN. Saya selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Utara dengan: Nama : Ardytia Lesmana Stambuk : 2008

Pengukuran Sefalik Indeks Etnis Batak dan Cina pada Siswa-Siswi Kelas X dan Kelas XI SMA Swasta Santo Thomas 1 Medan Tahun Pelajaran

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional).

ABSTRAK PREVALENSI KADAR TITER ANTI-A YANG TINGGI PADA POPULASI GOLONGAN DARAH O DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ANGKATAN 2008

ABSTRAK PERBANDINGAN PROSENTASE FRAGMENTOSIT ANTARA PENDERITA DM TIPE 2 DENGAN ORANG NON-DM DI PUSKESMAS CIMAHI TENGAH

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental) dengan desain penelitian One Group Pretest-Postest.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental design dengan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan

ABSTRAK PERBEDAAN KADAR CANCER ANTIGEN 125 DAN HUMAN EPIDIDIMIS PROTEIN 4 PADA PASIEN KANKER OVARIUM EPITELIAL TIPE I DAN TIPE II

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Di sembilan Puskesmas Kota Semarang yaitu Puskesmas Ngaliyan,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain studi cross-sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI PERSETUJUAN PEMBIMBING PENETAPAN PANITIA PENGUJI PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ABSTRAK ABSTRACT RINGKASAN SUMMARY KATA PENGANTAR

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional adalah suatu

UJI DIAGNOSTIK URINALISIS LEKOSIT ESTERASE TERHADAP KULTUR URIN UNTUK MENDIAGNOSA INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PADA PASIEN DENGAN KATETERISASI URETRA

ABSTRAK ANALISIS NILAI LEUKOSIT TERHADAP MORFOLOGI SEDIAAN APUS DARAH TEPI PADA DARAH PENDONOR DI PALANG MERAH INDONESIA KOTA BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian adalah mencakup bidang Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klebsiella pneumoniae... 9 B. 10 C.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik.

Transkripsi:

UJI DIAGNOSTIK PENENTUAN JENIS KELAMIN METODE PEMERIKSAAN DRUMSTICK NEUTROFIL DIBANDINGKAN DENGAN METODE PEMERIKSAAN AMELOGENIN DNA (DEOXYRIBONUCLEIC ACID) Nila Nirmalasari, Yudha Nurhantari, Bambang Udji Djoko Riyanto Email : nilanirmalasari@ymail.com ABSTRACT The procedural and cost need for drumstick neutrophyl test as we know is more simple and cheap just than amelogenin DNA test. A few researches show the function of drumstick neutrophyl test and amelogenin DNA test forgender determination especially for live human. But still now there is no researches explain the validity of drumstick neutrophyl test than amelogenin gen by DNA-PCR to determine someone s gender.this research isto find out the validity of live human s gender determination, between drumstick neutrophyl test method and amelogenin DNA test method. This research used diagnostic test, with expected sensitifity is 90%. Twenty six blood sample which appropriate with the criteria was analyzed by drumstick neutrophyl test method and amelogenin DNA test method for their gender determination.statistical analysis was done by two twice two table to determine sensitivity, spesificity, positive predictive value, negative predictive value, positive likelihood ratio and negative likelihood ratio. The sensitifity of drumstick neutrophyl test method than amelogenin DNA test method is 83,33%, the spesifity is 71,43%, the positive predictive value is 71,43%, the negative predictive value is 83,33%, positive likelihood ratio is 2,9167, and the negative likelihood ratio is 0,233375. Keywords : gender determination, drumstick neutrophyl, amelogenin PENDAHULUAN Studi kasus akhir-akhir ini ditemukan beberapa individu memiliki keambiguan dalam menentukan jenis kelamin. Hal ini disebabkan oleh morfologi dan perkembangan kelaminnya tidak seperti orang kebanyakan. Kasus-kasus transgender juga sebagai penyebab keambiguan dalam penetapan jenis kelamin. Untuk itu diperlukan pemastian jenis kelamin dari orang tersebut. Salah satu metode tersebut adalah pemeriksaan drumstick neutrofil. Metode ini belum memiliki keakuratan yang cukup jika dibandingkan dengan pemeriksaan gen amelogenin DNA. Pada penelitian ini telah dibandingkan keakuratan metode drumstick akan dibandingkan dengan hasil pemeriksaan gen amelogenin DNA. Prosedur dan biaya pemeriksaan drumstick neutrofil sebagaimana diketahui jauh lebih sederhana dan murah dibandingkan dengan gen amelogenin DNA. Beberapa penelitian menunjukkan manfaat pemeriksaan drumsticks neutrofil dan gen amelogenin DNA dalam menentukan jenis kelamin terutama pada individu yang masih hidup. Akan tetapi, belum ditemukan publikasi tentang tingkat keakuratan pemeriksaan drumstick pada neutrofil dibandingkan dengan pemeriksaan gen amelogenin DNA. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui validitas penentuan jenis kelamin seseorang yang masih hidup dengan metode pemeriksaan drumstick neutrofil dibandingkan dengan metode pemeriksaan amelogenin DNA. METODE PENELITIAN Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji diagnostik. Pada penelitian ini sampel darah hanya diambil satu kali untuk diperiksa drumstick lalu amelogeninnya. Penelitian dilakukan di Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit DR. Sardjito Yogyakarta, dimulai bulan Maret sampai Oktober 2012 (pengumpulan sampel Maret sampai Mei 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah sejumlah suku Jawa. Subyek penelitian merupakan sukarelawan yang bersedia diperiksa dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi meliputi sukarelawan, suku Jawa, berusia di atas 18 tahun, serta menandatangani informed consent (bersedia diperiksa). Kriteria eksklusi meliputi fenotipe jenis kelamin tidak normal, serta membatalkan 21 Nila Nirmalasari, Yudha Nurhantari, Bambang Udji Djoko Riyanto

keikutsertaan mengikuti penelitian oleh karena berbagai sebab. Sampel diambil berdasarkan metode consecutive sampling. Uji diagnostik, digunakan rumus besar sampel tunggal untuk estimasi proporsi suatu populasi, sebagai berikut :N = Zα 2 P(1-P) : d 2 = (1,64 2.0,9. 0,1): 0,10 2 = 24,2064 24, dimana P merupakan arah adalah 0.05 maka berdasarkan tabel diketahui Z sebesar masing-masing 1,64. Setelah dilakukan perhitungan didapatkan jumlah sampel minimal yang harus terpenuhi (N) adalah 24 orang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pemeriksaan drumstick neutrofil dan gen amelogenin DNA. Variabel yang berpengaruh dalam pengukuran (intervening variable) yaitu pengambilan sampel (meliputi pengambil sampel, alat dan bahan yang digunakan), pengolahan sampel (meliputi pengolah sampel, alat dan bahan yang digunakan), dan pemeriksaan sampel (meliputi pemeriksa sampel, alat dan bahan yang digunakan). Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah penentuan jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Analisis hasil penelitian dilakukan dengan memasukkan hasil ke dalam tabel 2x2, lalu dilakukan sensitivitas yang dikehendaki, yaitu 90%, 1-P merupakan spesifitas yang dikehendaki 10%, d merupakan tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki, disini ditetapkan 0,10. Tingkat untuk uji 1 perhitungan sensitifitas, spesifitas, nilai duga positif (NDP), nilai duga negatif (NDN), rasio kecenderungan positif (RKP) dan rasio kecenderungan negatif (RKN). HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, yang digunakan sebagai metode gold standar untuk menentukan jenis kelamin adalah metode pemeriksaan gen amelogenin, karena tingkat keakuratannya hampir seratus persen, Frances dkk pada tahun 2007 menemukan bahwa ketepatan tes amelogenin sekitar 99,84%, karena ada mutasi gen [1]. Terdapat 26 sukarelawan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Contoh hasil pemeriksaan mikroskopik dari drumstick neutrofil dapat dilihat di gambar 1. Gambar 1. Contoh Hasil Pemeriksaan Drumstick Neutrofil dari 4 Sampel Berdasarkan pemeriksaan (tabel 1) dengan metode drumstick, dari 26 sampel, 14 diantaranya ditemukan drumstick neutrofil dan ditentukan berjenis kelamin perempuan, sisanya, 12 sampel ditentukan berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan dengan metode pemeriksaan gen amelogenin DNA, dari 26 sampel, 12 saja yang berjenis kelamin perempuan, sisanya, 14 sampel ditentukan berjenis kelamin laki-laki. Empat sampel ditentukan berjenis kelamin perempuan dengan metode drumstick, tetapi berjenis 22 Nila Nirmalasari, Yudha Nurhantari, Bambang Udji Djoko Riyanto

kelamin laki-laki dengan metode gen amelogenin. Dua sampel ditentukan berjenis kelamin laki-laki dengan metode drumstick, tetapi berjenis kelamin perempuan dengan metode gen amelogenin. Hasil pemeriksaan gen amelogenin sampel ditampilkan dalam gambar 2. Gambar 2. Hasil Pemeriksaan Sampel Gen Amelogenin DNA Pada akhir penelitian dilihat data fenotif untuk dinilai kesesuiannya dengan metode amelogenin DNA dan diketahui adanya kecocokan 100% Penetapan jenis kelamin dengan metode drumstick diperoleh hasil 14 sampel berjenis kelamin perempuan dan 12 lainya adalah laki-laki. Hasil yang berbeda ditemukan pada pemeriksaan amelogenin DNA, yaitu 12 berjenis perempuan dan 14 laki-laki. Keraguan ditemukan pada empat sampel berdasarkan metode drumstick dinyatakan berjenis kelamin perempuan, namun menurut amilogen DNA berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan dua sampel adalah lakilaki berdasarkan drumstick dan sebaliknya menurut amilogen DNA. Positif palsu pada empat sampel dapat disebabkan oleh kurang bersihnya apusan darah tepi dan besarnya ukuran kromosum Y atau dikenal dengan pseudodrumstick [2]. Sedangkan dua sampel negatif palsu dapat disebabkan oleh kurangnya ketelitian dan pengalaman dalam membaca dan menerjemahkan hasil pembacaan preparat drumstick. Kesalahan interpretasi dan pembacaan hasil preparat drumstick dapat disebabkan oleh keakuratan dalam pembuatan preparat uji, kurangnya jumlah neutrifil sampel [3,4], subyektivitas pemeriksaan, jam terbang dalam pemeriksaan drumstick. Dalam pemeriksaan drumstick diperlukan jumlah neotrofil yang cukup, setidaknya enam drumstick per lima ratus neutrofil harus ada untuk menentukan seseorang perempuan [5]. DRUMSTICKS Tabel 1. Tabel Uji Diagnostik Penentuan Jenis Kelamin dengan Metode Drumstick Dibandingkan dengan Gen Amelogenin AMELOGENIN Perempuan Laki-laki Perempuan (+) a = 10 b = 4 N1 = 14 Laki-laki (-) c = 2 d = 10 N2 = 12 N3 = 12 N4 = 14 N = 26 Keterangan : a = hasil drumstick perempuan, hasil amelogenin perempuan b = hasil drumstick perempuan, hasil amelogenin laki-laki c = hasil drumstick laki-laki, hasil amelogenin perempuan d = hasil drumstick laki-laki, hasil amelogenin laki-laki N1 = jumlah perempuan menurut pemeriksaan drumstick N2 = jumlah laki-laki menurut pemeriksaan drumstick N3 = jumlah perempuan menurut pemeriksaan amelogenin N4 = jumlah laki-laki menurut pemeriksaan amelogenin 23 Nila Nirmalasari, Yudha Nurhantari, Bambang Udji Djoko Riyanto

Sensitivitas (Sn) = a/n3 x 100% = 10/12 x 100% = 83,33% Spesifitas (Sp) = d/n4 x 100% = 10/14 x 100% = 71,43% Nilai duga positif (NDP) = a/n1 x 100% = 10/14 x 100% = 71,43% Nilai duga negatif (NDN) = d/n2 x 100% = 10/12 x 100% = 83,33% Rasio kecenderungan positif (RKP) = Sn/(1-Sp) = 2,9167 Rasio kecenderungan negatif (RKN) = (1-Sn)/Sp = 0,233375 Standarisasi cara pembuatan apusan, pemeriksaan dan pembacaan dapat dilakukan sebagai upaya mengurangi kelemahan metode ini, termasuk dengan cara pendokumentasian gambaran mikroskopik drumstick sehingga bisa dinilai ulang jika ada keraguan. Salah satu sumber referensi menyatakan bahwa variasi ini mungkin tergantung dari perbedaan jaringan dan variasi faktor-faktor teknik. Bagian inti yang lain dapat salah ambil untuk badan kromatin seks akibat peneliti kurang berpengalaman. Grob dan Kupperman di tahun 1961 mengatakan kemungkinan subyektif penentuan asal dari kromatin seks dan mereka menekankan pentingnya penggunaan teknik reprodusibel dan skoring pengalaman [6]. Pada akhir penelitian, dilihat data fenotif untuk dinilai kesesuiannya dengan metode amelogenin DNA dan diketahui adanya kecocokan 100% hasilnya. Hasil ini menjawab kekhawatiran peneliti akan kemungkinan terjadinya mutasi gen amelogenin pada subjek penelitian yang dipilih yaitu suku Jawa. Meskipun, hasilnya tidak bisa digeneralisasi untuk seluruh suku Jawa karena jumlah sampel sedikit, tetapi dapat diasumsikan bahwa seluruh sampel tidak mengalami mutasi. Tabel 2. Hasil Perhitungan Sensitivitas, Spesifitas, Nilai ramal positif, Nilai ramal negatif, Rasio kecenderungan positif dan Rasio kecenderungan negatif Metode Drumstick Dibandingkan dengan Gen Amelogenin Sensitivitas 83,33% proporsi subyek yang perempuan dengan hasil uji diagnostik positif (positif benar) dibanding seluruh subyek perempuan (positif benar + negatif semu) Spesifisitas 71,43% proporsi subyek yang laki-laki dengan hasil uji diagnostik negatif (negatif benar) dibanding seluruh subyek yang laki-laki (negatif benar + positif semu) Nilai ramal positif 71,43% probabilitas seseorang perempuan apabila uji diagnostiknya positif drumsticknya Nilai ramal negatif 83,33% probabilitas seseorang laki-laki apabila uji diagnostiknya negatif drumsticknya Rasio kecenderungan positif 2,9167 perbandingan antara proporsi subyek perempuan yang memberi hasil uji positif dengan proporsi subyek yang laki-laki yang memberi hasil uji positif Rasio kecenderungan negatif 0,233375 perbandingan antara proporsi subyek perempuan yang memberi hasil uji negatif dengan proporsi subyek laki-laki yang memberi hasil uji negatif Sensitivitas metode pemeriksaan drumstick neutrofil (tabel 2) cukup tinggi jika dibandingkan dengan metode gen amelogenin DNA, yaitu 83,33%. Hasil ini menunjukkan proporsi subyek yang perempuan dengan hasil uji diagnostik positif drumsticknya (positif benar) dibanding seluruh subyek perempuan (positif benar ditambah negatif semu) cukup tinggi. Metode ini mempunyai kemampuan tinggi dalam menemukan drumstick (menentukan jenis kelamin perempuan). Akan tetapi, sensitivitas 83,33% ini masih belum mencapai sensitivitas yang diharapkan ketika menentukan jumlah besar sampel di awal yaitu 90%. Ini bisa dimungkinkan karena jumlah sampel yang sedikit. Spesifisitas metode pemeriksaan drumstick neutrofil (tabel 2) juga cukup tinggi jika dibandingkan dengan metode gen amelogenin DNA, yaitu 71,43%. Hasil ini menunjukkan proporsi subyek yang laki-laki dengan hasil uji diagnostik negatif (negatif benar) dibanding seluruh subyek yang laki-laki (negatif benar ditambah positif semu). Ini juga menunjukkan kemampuan metode ini dalam menyingkirkan subyek yang tidak memiliki drumstick (jenis kelamin lakilaki) cukup tinggi, tapi tidak setinggi kemampuannya menemukan drumstick. Ini mungkin disebabkan tingginya ekspektasi menemukan drumstick setiap kali melakukan pemeriksaan. Nilai ramal positif metode pemeriksaan drumstick neutrofil (tabel 2) juga cukup tinggi, yaitu 71,43%. 24 Nila Nirmalasari, Yudha Nurhantari, Bambang Udji Djoko Riyanto

Ini menunjukkan besarnya peluang seseorang diputuskan berjenis kelamin perempuan apabila uji diagnostiknya positif drumsticknya, maksudnya peluang bahwa orang yang drumsticknya positif benar-benar perempuan. Nilai ramal negatif metode pemeriksaan drumstick neutrofil (tabel 2) juga cukup tinggi, yaitu 83,33%. Ini menunjukkan besarnya peluang seseorang diputuskan berjenis kelamin laki-laki apabila uji diagnostiknya negatif drumsticknya, maksudnya peluang bahwa orang yang drumsticknya negatif benar-benar laki-laki. Rasio kecenderungan positif metode pemeriksaan drumstick neutrofil yaitu 2,9167. Ini menunjukkan perbandingan antara proporsi subyek perempuan yang memberi hasil uji positif dengan proporsi subyek yang laki-laki yang memberi hasil uji positif. Rasio kecenderungan negatif metode pemeriksaan drumstick neutrofil yaitu 0,233375. Ini menunjukkan perbandingan antara proporsi subyek perempuan yang memberi hasil uji negatif dengan proporsi subyek laki-laki yang memberi hasil uji negatif. Jadi, kemungkinan hasil tes drumstick positif didapat pada perempuan dibandingkan laki-laki sebanyak 2,9167 kali, sedangkan kemungkinan hasil tes drumstick negatif didapat pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan sebanyak 0,233375 kali. KESIMPULAN Sensitivitas metode pemeriksaan drumstick neutrofil jika dibandingkan dengan metode gen amelogenin DNA yaitu 83,33%, sedangkan spesifisitasnya yaitu 71,43%. DAFTAR PUSTAKA [1]. Francès F, Portolés O, González JI, Coltell O, Verdú F, Castelló A, Corella D. Amelogenin test: From forensics to quality control in clinical and biochemical genomics. Clin Chim Acta.2007; 386 (1-2): 53 6 [2]. Moore CM, Ronald S. Weinger MD. Pseudodrumsticks in granulocytes of a male with a Yqh+ polymorphism. American Journal of Hematology 1980; 8:4: 411 414 [3]. Junquiera LC, Carneiro J. Blood cells (chapter 12). In: ebook Basic Histology Text & Atlas. 11th Ed. USA: Lange McGrawHill. 2007 [4]. Bergman. Blood. In: Atlas of Microscopic Anatomy Section 4. http://www.anatomyatlases.org. Accesed 13 01 2011 [5]. Schapiro B. A drumsticks?. NEJM. 1996; 33:291. [6]. Anonymous. Sourcebook in Forensic Serology, Immunology, and Biochemistry. US Goverment Printing Office 2009; p.665-6 25 Nila Nirmalasari, Yudha Nurhantari, Bambang Udji Djoko Riyanto