Pengaruh Rapat Arus dan Waktu Anodizing Terhadap Ketebalan Lapisan Aluminium Oksida pada Aluminium Paduan AA 2024-T3

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH RAPAT ARUS DAN WAKTU ANODIZING TERHADAP LAJU KEAUSAN PERMUKAAN PADA ALUMINIUM PADUAN AA 2024-T3

PENGARUH RAPAT ARUS ANODIZING TERHADAP NILAI KEKERASAN PADA PLAT ALUMINIUM PADUAN AA SERI 2024-T3

PENGARUH KUAT ARUS PADA PROSES ANODIZING TERHADAP KARAKTERISTIK VELG MOBIL MERK BSA

PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX. Sulaksono Cahyo Prabowo

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN

PENGARUH KUAT ARUS DAN WAKTU TERHADAP HASIL PEWARNAAN DAN MASSA ALUMINIUM PADA PROSES ANODIZING DENGAN ELEKTROLIT H 2 SO 4 15%

Perbaikan Sifat Mekanik Paduan Aluminium (A356.0) dengan Menambahkan TiC

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

STUDI BAHAN ALUMUNIUM VELG MERK SPRINT DENGAN METODE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

OPTIMASI PROSES PELAPISAN ANODISASI KERAS PADA PADUAN ALUMINIUM

PENGARUH ARUS PADA PROSES ANODISASI ALUMINUM TERHADAP KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN LAJU KOROSI

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI ASAM OKSALAT TERHADAP KETEBALAN LAPISAN OKSIDA PADA ALUMINIUM FOIL HASIL PROSES ANODISASI SKRIPSI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL PADA ALUMINIUM TERHADAP KEKERASAN

SANDHY PUTRA PANGIDOAN SIPAYUNG

VARIASI WAKTU HARD CHROMIUM PLATING TERHADAP KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH

Gambar 4.1 Hasil anodizing aluminium 1XXX dengan suhu elektrolit o C dan variasi waktu pencelupan (a) 5 menit. (b) 10 menit. (c) 15 menit.

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENINGKATAN KETAHANAN KOROSI BAJA JIS S45C HASIL ELECTROPLATING NIKEL PADA APLIKASI MATERIAL CRYOGENIC

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

PENGARUH KONSENTRASI ELEKTROLIT DAN WAKTU ANODISASI TERHADAP KETAHANAN AUS DAN KEKERASAN PADA LAPISAN OKSIDA PADUAN ALUMINIUM ADC12

PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN KOROSI SAMBUNGAN LAS TAK SEJENIS ALUMINIUM PADUAN 5083 DAN 6061-T6 ABSTRAK POLBAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

PENGARUH PENGERJAAN DINGIN TERHADAP KETAHANAN KOROSI AISI 1020 HASIL ELEKTROPLATING Zn DI MEDIA NaCl. Oleh : Shinta Risma Ingriany ( )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik

TUGAS AKHIR. BIDANG TEKNIK PRODUKSI DAN PEMBENTUKAN MATERIAL PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MnCl2.H2O TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM AA 7075

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LISTRIK PADA PROSES ANODIZING TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN LOGAM ALUMINIUM SERI 2XXX

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM AA.319-T6 AKIBAT PENGARUH VARIASI TEMPERATUR AGING PADA PROSES PRECIPITATION HARDENING

BAB I PENDAHULUAN. manufacturing dan automotive, maka banyak sekali inovasi-inovasi maupun

BAB II DASAR TEORI. Pengaruh penambahan konsentrasi..., Martino R. Hutasoit, FT UI, 2008

PENGARUH VARIASI WAKTU PROSES ANODIZING TERHADAP KARAKTERISTIK VELG RACING MERK SPRINT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

BAB I PENDAHULUAN. Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS

Studi Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Sifat Mekanis Pada Pengecoran Paduan Al-4,3%Zn Alloy

STUDI KINERJA BEBERAPA RUST REMOVER

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

KARAKTERISASI BAJA ARMOUR HASIL PROSES QUENCHING DAN TEMPERING

PENGUJIAN SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PISAU HAMMER MILL PADA MESIN PENGGILING JAGUNG PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA CABANG SEMARANG

PENGARUH ARUS DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL DAN TEMBAGA TERHADAP KEKERASAN CORAN ALUMINIUM

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

ANALISA PENGARUH TEGANGAN DAN SUHU ELEKTROLIT PADA KUALITAS PEWARNAAN KOMPOSIT AL 6061 ABU BATUBARA

PENGARUH KUAT ARUS LISTRIK TERHADAP KEKERASAN, KECERAHAN DAN KETEBALAN LAPISAN OKSIDA HASIL PROSES ANODIZING PADA ALUMINIUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Melimpahnya aluminium

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir berikut ini : Pelat Baja Tipe SPHC JIS G Pembuatan Spesimen Uji

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISA PENGARUH SOLUTION TREATMENT PADA MATERIAL ALUMUNIUM TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

PENGARUH PENAMBAHAN NIKEL TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BESI TUANG NODULAR 50

Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri ke-20 BAHAN TEKNIK MEKANIKA BAHAN

PENGARUH SUHU PREHEAT DAN VARIASI ARUS PADA HASIL LAS TIG ALUMINIUM PADUAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN

PENGARUH SUHU HEAT TREATMENT TERHADAP LAJU KOROSI MATERIAL PAGAR.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PENGARUH KONSENTRASI CuCN DAN GELATIN DALAM ELEKTROLIT GEL CuCN TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA ELEKTROPLATING BAJA JIS G 3141

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Pemotongan Sampel. Degreasing dengan larutan Acetone

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI PELAPISAN NIKEL DEKORATIF DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN PENGKILAT NATRIUM KLORIDA UNTUK HOME INDUSTRY KERAJINAN LOGAM

PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP PERUBAHAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA VELG MERK STOMP YANG MEMENUHI STANDART ASTM

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

BAB II LANDASAN TEORI

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

Pengaruh Variasi Putaran Terhadap Struktur Mikro dan Sifat Mekanik Sambungan Las Tak Sejenis Paduan Aluminium 5083 dan 6061-T6 Pada Proses Las FSW

Peningkatan Sifat Mekanik Paduan Aluminium A356.2 dengan Penambahan Manganese (Mn) dan Perlakuan Panas T6

PENGARUH VARIASI LARUTAN ELEKTROLIT TERHADAP WARNA DAN KEKERASAN LAPISAN HASIL PROSES ANODIZING

Pengaruh Rapat Arus dan Asam Borat terhadap Kualitas dan Morfologi Hasil Elektrodeposisi Kobal pada Substrat Tembaga

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl TERHADAP KETAHANAN KOROSI HASIL ELEKTROPLATING Zn PADA COLDROLLED STEEL AISI 1020

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK MEKANIK STATIS BAJA UNS G10450 YANG MENGALAMI PROSES SHOT PEENING. Dini Cahyandari * ) Abstrak

ANALISIS KEGAGALAN PISTON SEPEDA MOTOR BENSIN 110 cc

PENGARUH UNSUR Mn PADA PADUAN Al-12wt%Si TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK LAPISAN INTERMETALIK PADA FENOMENA DIE SOLDERING SKRIPSI

PENGARUH VARIASI SUHU PREHEAT TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL SA 516 GRADE 70 YANG DISAMBUNG DENGAN METODE PENGELASAN SMAW

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Momentum, Vol. 13, No. 2, Oktober 2017, Hal ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh variasi..., Agung Prasetyo, FT UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI WAKTU PENCELUPAN PADA PROSES ANODIZING ALUMINIUM SERI 1XXX

ANALISA PERBANDINGAN PELAPISAN GALVANIS ELEKTROPLATING DENGAN HOT DIP GALVANIZING TERHADAP KETAHANAN KOROSI DAN KEKERASAN PADA BAJA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Setelah dilakukan pengujian anodizing pada aluminium seri 6, maka

I. Tujuan. Dasar Teori

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENIUPAN PADA METODA DEGASSING JENIS LANCE PIPE, DAN POROUS PLUG TERHADAP KUALITAS CORAN PADUAN ALUMINIUM A356.

Transkripsi:

Pengaruh Rapat Arus dan Waktu Anodizing Terhadap Ketebalan Lapisan Aluminium Oksida pada Aluminium Paduan AA 2024-T3 Fajar Nugroho Jurusan Teknik Mesin STT Adisutjipto Jl. Janti Blok-R Lanud Adi Sucipto Yogyakarta. e-mail : mas_noeg@yahoo.com Abstrak Aluminium paduan AA 2024-T3 banyak diaplikasikan secara luas pada industri pesawat terbang karena memiliki sifat mekanik yang baik seperti ; bobot yang ringan, kekuatan tarik relatif tinggi dan adanya ketahanan korosi yang disebabkan pembentukan lapisan pasif berupa aluminium oksida. Namun demikian lapisan pasif yang terbentuk secara alami ini memiliki ketebalan yang relatif sangat tipis. Salah satu usaha untuk meningkatkan ketebalan aluminium oksida adalah dengan proses anodizing. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh rapat arus dan waktu anodizing dalam meningkatkan ketebalan lapisan aluminium oksida pada aluminium paduan AA 2024-T3 Proses anodizing menggunakan larutan asam sulfat 10% dengan rapat arus antara 0,75 A/dm 2 sampai 3 A/dm 2 dengan waktu pencelupan 30, 40, 50 dan 60 menit. Selanjutnya laju ketebalan lapisan alumimium oksida yang terbentuk diukur dengan menggunakan alat Dual Scope Mpor dalam skala μm. Sebagai data pendukung dilakukan uji komposisi, uji struktur mikro, uji kekerasan Vickers dan uji tarik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ketebalan lapisan aluminium oksida pada aluminium paduan AA 2024-T3 dapat ditingkatkan dengan proses anodizing. Anodizing mampu meningkatkan ketebalan lapisan aluminium oksida sehingga laju korosi menurun. Kata kunci: AA 2024-T3, Anodizing, Rapat Arus, Waktu, Ketebalan 1. Pendahuluan Aluminium merupakan logam ringan, kekuatan tarik relatif tinggi dan tahan korosi. Ketahanan korosi ini disebabkan adanya lapisan oksida yang terbentuk pada permukaan aluminium. Ketebalan lapisan oksida ini dapat ditingkatkan dengan proses anodizing. Anodizing merupakan proses pembentukan lapisan oksida dalam suatu sistem elektrolisa. Lapisan oksida yang dihasilkan memeiliki ketahanan terhadap pengaruh perubahan cuaca. Ketebalan yang terbentuk pada proses anodizing dipengaruhi oleh konsentrasi larutan elektrolit, rapat arus, dan waktu pencelupan dalam larutan elektrolit. Shulgov dkk (2006) melakukan penelitian tentang hubungan kondisi pembentukan lapisan aluminium oksida dengan tegangan breakdown. Hasil dari peneletian ini menunjukan bahwa besarnya tegangan breakdown tergantung pada larutan elektrolit pada saat proses anodizing. Selain dipengaruhi oleh larutan elektrolit dan tegangan breakdown, Apachitei dkk (2006) menyatakan bahwa pembentukan lapisan aluminium oksida juga pengaruh komposisi subtrat, rapat arus, perubahan tegangan dan temperatur selama proses anodizing. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa temperatur elektrolit meningkat dengan meningkatnya rapat arus yang digunakan, sedang ketebalan lapisan yang dihasilkan lebih dipengaruhi oleh besarnya tegangan anodizing dan tidak tergantung pada subtrat. Vrublevsky dkk. (2007) melakukan penelitian tentang mekanisme pertumbuhan lapisan oksida aluminium yang porous dengan larutan elekrolit asam sulfat (H 2 SO 4 ). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa porositas yang dihasilkan dalam lapisan tidak dipengaruhi oleh besarnya tegangan anodizing tetapi lebih dipengaruhi oleh jenis material dari substrat. Mukhurov dkk. (2008) menyelidiki pengaruh komposisi larutan elektrolit pada proses anodizing aluminium. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa ketebalan lapisan aluminium oksida yang dihasilkan sangat bervariasi tergantung pada jenis dan komposisi elektrolit yang digunakan. Dalam penelitian ini juga disebuatkan bahwa ketebalan yang dihasilkan juga disebabkan oleh adanya perbedaan temperatur elektrolit. Selanjutnya Pooladi dkk. (2009) meneliti proses anodizing aluminium seri 1100 dengan variabel tegangan anodizing dan waktu anodizing. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa lapisan aluminium oksida yang dihasilkan tergantung pada temperatur elektrolit, rapat arus, dan proses polishing dari permukaan subtrat. 21

2. Metodologi 2.1. Karakterisasi Material Karakterisasi material yang dilakukan pada penelitian ini meliputi uji komposisi, pengamatan struktur mikro, pengujian kekerasan, dan pengujian tarik.uji komposisi material dilakukan dengan menggunakan spektrometer yang bertujuan untuk mengetahui jenis dan spesifikasi dari material yang digunakan. Pengamatan struktur mikro dilakukan pada tiga bidang yaitu permukaan, melintang dan membujur. Preparasi spesimen dengan cara dipoles dan dietsa dengan cairan kimia Keller s reagent selama 10-20 detik. Pengujian kekerasan dilakukan untuk mengetahui kekerasan awal dan kekerasan setelah spesimen mengalami proses anodizing. Peralatan yang digunakan untuk uji kekerasan Buehler Microhardness Tester dengan metode Vickers. Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui kekuatan material awal alumuniun paduan AA 2024- T3. Sehingga diperoleh sifat mekanis bahan uji seperti ; batas elastisitas, kekuatan luluh dan kekeuatan tarik. Dalam uji tarik ini dilakukan sesuai dengan arah pengerolan material. Spesimen dibuat menurut standar JIS Z2201 material non ferrous nomor 6. 2.2. Anodizing. Spesimen uji adalah aluminium paduan AA 2024-T3 dengan dimensi 100 mm x 40 mm x 1,7 mm. Preparasi dilakukan adalah degreasing, pickling fluxing, strike, anodizing dan sealing. Pembersihan permukaan dilakukan dengan merendam spesimen uji dalam larutan NaOH kadar 5-10% selama 10-20 menit. Pembersihan spesimen uji dari scale dilakukan dengan merendam dalam larutan H 2 SO 4 (5-15 %). Pembersihan permukaan spesimen uji dari sisa-sisa asam sulfat sehabis proses pickling, dilakukan dengan merendam spesimen uji dalam larutan air sabun (fluxing) sehingga terjadi proses penetralan asam oleh sabun dengan temperatur air ± 50 C (Gambar 1). Gambar 1. Skema tahapan preparasi pada proses anodizing Proses anodizing dilakukan dengan memasukkan 2 (dua buah) spesimen aluminium paduan AA 2024-T3 ke dalam bak yang berisi larutan asam dengan variasi waktu anodizing pada asam sulfat (H 2 SO 4 ) dengan konsentrasi 10%. Selanjutnya aluminium ini berfungsi sebagai elektroda (anoda dan katoda) yang dihubungkan dengan rectifier, selama 30 menit, 40 menit, 50 menit dan 60 menit dengan variasi arus 0,75 A/dm 2, 1,50 A/dm 2, 2,25 A/dm 2 dan 3,00 A/dm 2. 2.3. Pengujian Ketebalan Lapisan Aluminium oksida Pengujian ketebalan lapisan aluminium oksida yang dihasilkan setelah proses anodizing dilakukan dengan menggunakan alat uji ketebalan lapisan jenis Dual Scope Mpor. Pengujian ketebalan lapisan aluminium oksida ini untuk mengetahui besarnya peningkatan ketebalan aluminium oksida Al 2 O 3. 3. Hasil dan Pembahasan. 3.1. Karakterisasi Material Hasil uji komposisi dibandingkan dengan komposisi material standar. Dari hasil uji komposisi yang telah dilakukan menunjukan bahwa spesimen yang akan diteliti mempunyai komposisi yang masuk dalam batasan dari komposisi material standar aluminium paduan AA 2024-T3. Hasil uji komposisi yang telah dilakukan adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 1. 22

Tabel 1. Hasil Uji Komposisi Kimia AA 2024-T3 Unsur Si Fe Cu Mn Mg Zn Cr Ti Al Standar (Wt. %) Spesimen (Wt. %) 0,5 0,5 3,8-4,9 0,3-0,9 1,2-1,8 0,25 0,1 0,15 90,7-94,7 0,5 0,5 3,9 0,6 1,5 0,25 0,1 0,15 92,5 Hasil uji tarik terhadap material spesimen ternyata juga menunjukan masih mempunyai tegangan tarik maksimal (σ T ) 463 Mpa tegangan luluh (σ y ) 360 Mpa dan elongation (ε) 17,8% masih termasuk berada dalam batasan material standar Al 2024-T3. Selanjutnaya dari hasil uji kekerasan menunjukan bahwa kekerasan pada permukaan pengerolan sebesar 136 HVN, kekerasan pada penampang melintang sebesar 118 HVN dan kekerasan pada penampang membujur sebesar 135 HVN. Gambar 2. Struktur mikro AA 2024-T3 (a ) permukaan, (b) membujur, dan ( c) melintang Hasil uji struktur mikro aluminium paduan AA 2024-T3 seperti ditunjukan pada Gambar 2. Foto struktur mikro menunjukan bahwa bentuk butir untuk posisi yang berbeda juga memiliki bentuk yang berbeda. Hal kemungkinan disebabkan oleh adanya pengaruh gaya yang bekerja pada proses pengerolan pembentukan pelat aluminium paduan AA 2024-T3. 3.2. Pengaruh anodizing terhadap Ketebalan Lapisan Aluminium oksida Aluminiun paduan AA 2024-T3 tanpa perlakuan proses anodizing memiliki lapisan Al 2 O 3 yang tipis dengan permukaan seperti pada Gambar 3(a). Dari pengamatan hasil foto SEM menunjukkan bahwa pada permukaan aluminium paduan AA 2024-T3 tanpa anodizing terlihat rata. Jika dibandingkan dengan Gambar 3(a), hasil foto SEM aluminium paduan AA 2024-T3 setelah anodizing seperti terlihat pada Gambar 3(b), memperlihatkan adanya lapisan permukaan yang tidak merata dan bersifat porous atau berpori-pori. Permukaan yang berpori merupakan karakteristik dari material yang mengalami proses anodizing. Gambar 3. Foto SEM permukaan AA 2024-T3 (a) tanpa anodizing, (b) dengan anodizing Gambar 3(b). menunjukkan pelat paduan aluminium paduan AA 2024-T3 setelah proses anodizing pada rapat arus 2,25 A/dm 2 dengan waktu pencelupan selama 30 menit. Pengamatan terhadap foto SEM permukaan menunjukkan adanya bentuk lapisan aluminium oksida Al 2 O 3. 23

Bentuk lapisan aluminium oksida yang terbentuk berupa lapisan yang berpori-pori dan tidak merata pada permukaan. Semakin lama proses anodizing maka akan menyebabkan pori-pori bertambah semakin banyak dan ukuran pori-pori semakin besar. Pada proses anodizing dengan rapat arus 0,75 A/dm 2 telah terbentuk lapisan aluminium oksida Al 2 O 3 pada permukaan aluminium paduan AA 2024-T3 dengan jumlah pori-pori yang relatif kecil. Selanjutnya untuk proses anodizing yang lebih lama menyebabkan bertambahnya jumlah pori-pori yang terbentuk pada lapisan alumininium oksida Al 2 O 3. Proses anodizing dengan rapat arus yang semakin besar ternyata juga memberikan hasil memiliki kecenderungan yang sama, yaitu semakin besar rapat arus yang digunakan pada proses anodizing maka akan menghasilkan pori-pori dalam jumlah yang lebih besar. Ukuran dan jumlah pori-pori pada proses anodizing aluminium merupakan indikasi terbentuknya lapisan aluminium oksida. Namun demikian pengamatan struktur mikro permukaan lapisan aluminium oksida yang dihasilkan menunjukkan adanya permukaan lapisan yang tidak rata. Ketidakrataan lapisan aluminium oksida ini disebabkan adanya arus dan energi yang berlebihan sehingga terjadi proses peluruhan kembali lapisan aluminium oksida ke dalam larutan elektrolit yang cukup besar, dan menyebabkan terbentuknya pori-pori pada lapisan aluminium oksida yang terlalu besar. Lapisan aluminium oksida yang terbentuk ini sangat berpengaruh pada sifat ketahanan korosi pada aluminium paduan AA 2024-T3. Namun demikian, jika pori-pori yang dihasilkan terlalu besar atau melampaui ukuran optimumnya maka akan menyebabkan ketahanan korosinya tidak optimun atau kembali meningkat, meskipun masih tetap lebih tahan terhadap korosi bila dibandingkan dengan raw material. Sedang jumlah dan ukuran pori-pori sangat menentukan dalam proses pewarnaan aluminium sebagai proses akhir anodizing. Gambar 4. menunjukkan ketebalan lapisan aluminium oksida yang dihasilkan selama proses anodizing dengan rapat arus 2,25 A/dm 2 dengan variasi waktu 30, 40, 50, dan 60 menit. Aluminium paduan 2024-T3 tanpa anodizing tidak memiliki lapisan aluminium oksida yang tebal dan hanya memiliki sedikit lapisan aluminium oksida yang terbentuk secara alami. Namun dengan proses anodizing maka ketebalan lapisan oksida Al 2 O 3 dapat ditingkatkan ketebalannya, hal ini dapat dilihat dari foto hasil SEM yang menunjukkan adanya peningkatan ketebalan dari lapisan aluminium oksida yang cukup besar pada aluminium paduan AA 2024-T3.Lapisan aluminium oksida yang terbentuk pada proses anodizing dengan rapat arus 2,25 A/dm 2 memiliki ketebalan antara 8 µm sampai dengan 15 µm. Bentuk lapisan yang terbentuk tidak merata dan cenderung membentuk pori-pori. Ukuran dan jumlah pori-pori yang terbentuk tergantung pada rapat arus dan waktu anodizing yang digunakan. Jumlah pori-pori yang terbentuk akan semakin banyak apabila rapat arus proses anodizing semakin besar dan waktu anodizing juga semakin lama. Jumlah poripori yang telah melewati nilai optimumnya maka akan menyebabkan lemahnya ikatan lapisan pasif di permukaan aluminium. Gambar 4. Foto SEM ketebalan Al 2 O 3 setelah anodizing dengan rapat arus 2,25 A/dm 2 dan waktu (a) 30 menit, (b) 40 menit, (c) 50 menit dan (d) 60 menit. 24

Gambar 5. merupakan foto SEM penampang pada spesimen aluminium paduan AA 2024- T3. Dari pengamatan foto SEM terlihat bahwa proses anodizing menghasilkan lapisan aluminium oksida yang cukup tebal. Namun demikian lapisan yang dihasilkan tidak merata tetapi berpori-pori. Ukuran sel, jumlah pori per satuan luas tergantung pada jenis elektrolit, rapat arus, temperatur operasi elektrolit dan waktu anodizing yang digunakan. Anodizing dengan menggunakan larutan elektrolit asam sulfat H 2 SO 4 secara teoritis bisa menghasilkan pori-pori hingga 498 x 10 9 untuk setiap meter persegi. Gambar 5. Foto SEM penampang Al 2024-T3 hasil anodizing Ketebalan lapisan aluminium oksida yang dihasilkan selama proses anodising untuk variasi rapat arus 0,75 A/dm 2 ; 1,50 A/dm 2 ; 2,25 A/dm 2 dan 3,00 A/dm 2, dengan waktu anodizing 30, 40, 50 dan 60 menit, ditunjukkan oleh Gambar 6 dan Gambar 7. Gambar 6. Pengaruh rapat arus anodizing terhadap ketebalan lapisan. Pengaruh rapat arus anodizing pada aluminium paduan AA 2024-T3 terhadap ketebalan aluminium oksida Al 2 O 3 yang dihasilkan selama proses anodizing ditunjukkan Gambar 6 Rapat arus yang semakin besar pada proses anodizing, menghasilkan lapisan aluminium oksida yang semakin tebal. Namun dalam penelitian ini belum menghasilkan titik optimum dimana ketebalan yang dihasilkan mencapai titik jenuh. Hubungan pengaruh waktu anodizing terhadap ketebalan lapisan aluminium oksida yang dihasilkan pada proses anodizing pada aluminium paduan AA 2024-T3 ditunjukkan pada Gambar 7. Ketebalan lapisan aluminium oksida yang dihasilkan ternyata memiliki korelasi dengan waktu anodizing. Untuk berbagai rapat arus yang digunakan sebagai variabel tetap dan waktu anodizing 30, 40, 50, dan 60 menit, ternyata menunjukkan adanya kecenderungan bertambahnya ketebalan 25

lapisan yang dihasilkan. Semakin lama waktu yang digunakan pada proses anodizing maka akan dihasilkan ketebalan lapisan aluminium oksida yang semakin tebal. Kecenderungan ini ditunjukkan oleh semua variabel waktu anodizing untuk berbagai rapat arus. Gambar 7. Pengaruh waktu anodizing terhadap ketebalan lapisan Al 2 O 3. Lapisan pasif aluminium oksida pada raw material tidak dapat dilihat dengan mikroskop maupun dideteksi dengan uji EDX. Lapisan aluminium oksida yang dihasilkan pada proses anodizing merupakan lapisan permukaan aluminium oksida yang tidak merata. Setelah proses anodizing aluminium paduan AA 2024-T3 akan memiliki pori-pori dengan ukuran dan jumlah tertentu, namun ketebalan lapisan oksidanya meningkat. Adanya pori-pori inilah yang bisa menjelaskan fenomena menurunnya kandungan alumunium oksida setelah proses anodizing. Pori pori yang dihasilkan pada proses anodizing akan sangat bermanfaat pada saat dilakukan pewarnaan pada material aluminium. Kualitas hasil pewarnaan umumnya juga ditentukan oleh kualitas proses anodizing, semakin banyak jumlah pori-pori yang dihasilkan maka akan semakin baik pula kualitas pewarnaan pada aluminium. Gambar 8. Hasil Uji EDX Al 2024-T3 hasil anodizing dengan rapat arus 2,25 A/dm 2 selama 60 menit. Gambar 9. merupakan hasil EDX pada lapisan aluminium oksida yang terbentuk setelah proses anodizing. Berdasarkan hasil EDX tersebut maka dapat diketahui bahawa lapisan yang terbentuk mengandung unsur-unsur murni seperti pada aluminium paduan AA 2024-T3. Unsurunsur yang terdapat pada lapisan tersebut membentuk senyawa oksida seperti terlihat pada hasil EDX pada lapisan yang terbentuk dalam keadaan ikatan oksida. 26

Gambar 9. EDX Lapisan aluminium oksida. 4. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan dan pengamatan serta pembahasan terhadap parameter yang digunakan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Semakin besar rapat arus pada proses anodizing, maka akan menghasilkan lapisan aluminium oksida yang semakin tebal. 2. Semakin lama waktu yang digunakan pada proses anodizing maka akan dihasilkan ketebalan lapisan aluminium oksida yang semakin tebal Daftar Pustaka. ASM Handbook, 1992, Corrosion, Metal Handbook, Vol.13. ASTM, 2003, Metal Test Methods and Analitycal Procedurs, Anual Book of ASTM Standard, sc.3 Vol 03.01,E647-00, pp.615-657, Bar Harbor Drive Weat Conshohocken. Apachitei, L.EF., Apachitei, I., Duszczyk, 2006, Thermal Effects Associated with Hard Anodizing of Cast Aluminum Alloys, Journal of Aplied Electrochemistry, Vol. 36, pp. 481-486. Callister, W.D., 2007, Material Science and Engineering an Introduction, 7 th edition, John Willey. Canning, W., 1970, Canning Hand Bookon Elektroplating, 2nd edition, pp. 695-706 Fontana, M.G., 1986, Corrosion Engineering, McGraw-Hill, 3 th edition, New York. Hatch, E.J.,1984 Aluminum Properties and Physical Metallurgy,Ohio, American Society for Metal. Jones, D.A., 1991, Principle and Prevention of Corrosion, Mc. Millan Publishing Company, New York Mukhurov, N.I., Zhvayi, S.P., Terekhov, S.N., 2008, Influence of Electrolyte Composition on Photoluminescent Properties of anodic Aluminum Oxide, Journal of Aplied Spectroscopy, Vol.75. Pooladi, R., Rezai, H., Aezami, M., Sayyar, M.R., 2009, Fabrication of Anodic Aluminum Oxide Nanotemplate and Investigation of Their Anodization Parameters, Transaction of Indian Institute of Metals, Vol. 62, Issue 3. Shulgov, V., Ignasheve, E., Gurskaja, E., 2007, Correlation Between Formation Condition and Breakdown Voltage of Anodic Films on Aluminum, Michrochimica Acta, Springer-Verlag. Vrublevsky, I., Parkoun, V., Sokol, V., Schreckenbach, J., Goedel, W.A., 2007, Dissolution Behaviour of Anodic Oxide Film Formed in Sulfanic Acid on Aluminum, Michrochimica Acta, Springer-Verlag, pp. 173-179. 27