BAB V PEMBAHASAN. A. Kompetensi profesional guru dalam penguasaan materi pembelajaran. untuk meningkatkan minat belajar Al-Qur an Hadits siswa di MTs

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. A. Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Mata Pelajaran Fiqh siswa MTs Darul Hikmah

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Berdasarkan Temuan Terkait Fokus Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN. tentang: a). deskripsi data, b). temuan penelitian, c). analisis data. di paparkan temuan penelitian sebagai berikut :

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 1 Mengajar merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB V PEMBAHASAN. yang lain agar lebih menarik. Sebagaimana menurut Hamzah guru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Novan Ardy Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan, Ar-ruz Media, Yogyakarta, 2013, hlm.18. 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. penigkatan kualitas sumber daya manusia. Sebab tanpa pendidikan manusia

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi Guru Dalam Mengembangkan Metode Pembelajaran Untuk. Meningkatkan Motivasi Belajar Akidah Akhlak Siswa MAN Kunir

BAB I A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seyogyanya lebih memperhatikan komponen-komponen pengajaran seperti. sarana dan prasarana pengajaran serta evaluasi pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SUMBER BELAJAR DALAM KURIKULUM BERBASIS TEKNOLOGI DAN INFORMASI Oleh: M. Ramli AR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi guru PAI dalam menumbuhkan minat belajar siswa di SMA

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Kemungkinan guru dalam menyampaikan materi saat proses

BAB 1 PENDAHULUAN. 2009), hlm.3. di Abad Global, (Malang: UIN-Maliki Press, 2012), hlm. 4. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 19, hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN HASIL PENELITIAN. sesuai fokus penelitian dirumuskan, sebagaimana berikut:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI UNTUK SISWA KELAS VIII B SMPN 2 KECAMATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan wadah bagi anak untuk belajar memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran, dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar, kehadiran suatu media pembelajaran

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan akademik dan ketrampilan berpikir, aspek psikomotorik dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dalam dirinya. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. 1. sangat penting artinya dalam proses pendidikan, karena dia yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses membimbing

BAB V PEMBAHASAN. pendidikan. Guru merupakan kunci utama dalam pelaksanaan Kurikulum, maka

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur'an Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalarn arti

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar dipandang masih belum efektif. Indikasi kearah sana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Ali Rohmad, Pengelolaan Kelas Bekal Calon Guru Berkelas, Kaukaba, Yogyakarta, 2015, hlm.5.

BAB V PEMBAHASAN. skripsi ini. Adapun hal-hal yang diuraikan berkaitan dengan fokus masalah yaitu:

BAB V PEMBAHASAN. guru dan siswa yang berlangsung dalam situasi edukatif dengan harapan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Faktor-faktor internal ini meliputi fisiologis dan psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung, Pustaka Setiya, 2011, hlm. 71. Ibid, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggali berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah.

BAB I PENDAHULUAN. Jogjakarta, 2013, hlm Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, Cv Yrama Widya, Bandung, 2013, hlm. 168.

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4. 2

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia, 2008), hlm Ibid, hlm

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan temuan-temuan. temuan penelitian. Masing-masing temuan penelittian akan dibahas

IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. menuntut kita untuk mengimbangi dengan ilmu pengetahuan yang modern. Dalam

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Audio-Visual Terhadap

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM MATERI SHOLAT BAGI ANAK TUNAGRAHITA DI SLB SUKOHARJO

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Jamal Ma mur Asmani, Tips menjadi guru inspiratif kreatif dan inovatif, Diva Press, Jogjakarta, hlm.161

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ar-Ruzz Media, 2010) hlm Marno dan M. Idris, Strategi dan Metode Pengajaran, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. pada jenjang yang lebih sempurna yaitu keberhasilan guru atau pendidik untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Keberhasilan proses

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi Pustaka, 2007), hlm Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara, maka hampir seluruh negara di dunia ini menangani secara

BAB I PENDAHULUAN. Shop Pembelajaran Guru bagi Guru SMAN Banjarangkan, 2007), hlm. 3

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) dari masa ke masa semakin pesat. Fenomena ini mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Adri Efferi, Materi dan Pembelajaran Qur an Hadits MTs-MA, STAIN Kudus, Kudus, 2009, hlm. 2-3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian baik jasmani maupun rohani ke arah yang lebih baik dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DALAM PEMBELAJARAN PAI KELAS V DI SDN 02 PONCOL PEKALONGAN. dianalisis bahwa Implementasi kecerdasan verbal-linguistik dalam pembelajaran PAI

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hal. 1-2.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti dengan topik sesuai dalam pertanyaan-pertanyaan yang peneliti

DAFTAR RUJUKAN. Arifin Zainal, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offiset

BAB I PENDAHULUAN. ini sesuai pendapat Didi Supriadie yang menyatakan bahwa pendidikan. dapat menjalankan hidup dan kehidupannya sesuai dengan harapan

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Kompetensi profesional guru dalam penguasaan materi pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar Al-Qur an Hadits siswa di MTs Sultan Agung Jabalsari Tulungagung. Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Al-Qur an Hadits di Madrasah Tsanawiyah guru harus memiliki kompetensi profesional, salah satunya kompetensi profesional dalam penguasaan materi pembelajaran. Yaitu penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Bahan atau materi pelajaran (learning materials) adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Materi pelajaran merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran, bahkan dalam pengajaran yang berpusat pada materi pelajaran (subject-centered teaching), materi pelajaran merupakan inti dari kegiatan pembelajaran. Menurut subject centered teaching keberhasilann suatu proses pembelajaran ditentukan oleh seberapa banyak siswa dapat menguasai materi kurikulum. 1 Peningkatan kemampuan penguasaan materi pembelajaran Al-Qur an Hadits oleh guru di MTs Sultan Agung dilakukan secara mandiri, yaitu hal. 141. 1 Wina Sanjaya, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), 127

128 dengan membaca berbagai buku yang berkaitan dengan materi, mencari informasi di internet, mengikuti diklat mata pelajaran dan berdiskusi dengan teman sejawat. Hal ini harus dilakukan oleh semua guru untuk meningkatkan kemampuan penguasaan materi agar ketika mengajar dikelas guru bisa menjelaskan materi pelajaran secara luas dan mendalam sehingga siswa dapat dengan mudah mengerti materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini sesuai dengan penjelasan Binti Maunah dalam bukunya Landasan Pendidikan beliau mengemukakan guru tidak hanya dituntut untuk menyelesaikan bahan pelajaran yang telah ditetapkan, tetapi guru juga harus menguasai dan menghayati secara mendalam semua materi yang diajarkan. 2 Guru harus menguasai bahan pelajaran sebaik mungkin, sehingga dapat membuat perencanaan pelajaran dengan baik, memikirkan variasi metode, cara memecahkan persoalan dan membatasi bahan, membimbing siswa kearah tujuan yang diharapkan, tanpa kehilangan kepercayaan terhadap dirinya. Guru yang profesional adalah guru yang menguasai materi, sehingga murid menjadi tidak ragu akan ilmu yang dimilki guru. Hal ini sesuai dengan Jamal Ma mur Asmani dalam bukunya Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif yang mengungkapkan menguasai materi pelajaran adalah syarat utama menjadi guru yang ideal. Dengan menguasai 2 Binti Maunah, Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009). hal. 151.

129 materi, kepercayaan diri terbangun dengan baik, tidak ada rasa was-was, dan bimbang terhadap pertanyaan murid. 3 Guru Al-Qur an Hadits di MTs Sultan Agung untuk mengembangkan materi agar lebih kreatif harus meningkatkan kemampuan penguasaan materi melalui memperbanyak membaca buku-buku sumber dan menggunakan metode dan media pembelajaran yang bervariasi agar siswa dapat memahamai materi dengan baik dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Karena penguasaan materi dengan baik oleh guru sangat mempengaruhi sikap siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan memperluas pengetahuan baik dari buku-buku sumber ataupun memanfaatkan teknologi informasi maka guru dapat secara cepat mengakses materi pengetahuan yang dibutuhkan sehingga guru tidak terbatas pada pengetahuan yang dimiliki dan hanya bidang studi tertentu Kemampuan mengajar guru yang sesuai dengan tuntutan standar tugas yang diemban memberikan efek positif bagi hasil yang ingin dicapai seperti perubahan hasil akademik siswa, sikap siswa, keterampilan siswa, dan perubahan pola kerja guru yang makin meningkat, sebaliknya jika kemampuan mengajar yang dimiliki guru sangat sedikit akan berakibat bukan saja menurunkan prestasi belajar siswa tetapi juga menurunkan tingkat kinerja guru itu sendiri. Untuk itu kemampuan mengajar guru menjadi sangat penting dan menjadi keharusan bagi guru untuk dimiliki dalam menjalankan tugas dan fungsinya, tanpa kemampuan mengajar yang 3 Jamal Ma mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif, (Jogjakarta: DIVA press, 2013), hal. 115.

130 baik sangat tidak mungkin guru mampu melakukan inovasi atau kreasi dari materi yang ada dalam kurikulum yang pada gilirannya memberikan rasa bosan bagi guru maupun siswa untuk menjalankan tugas dan fungsi masingmasing. B. Kompetensi profesional guru dalam pemanfaatan media pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar Al-Qur an Hadits siswa di MTs Sultan Agung Jabalsari Tulungagung. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (materi pembelajaran), merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses pembelajaran. Didalam kegiatan belajar-mengajar, media pengajaran secara umum mempunyai kegunaan untuk mengatasi hambatan dalam berkomunikasi, keterbatasan fisik dalam kelas, sikap pasif siswa serta mempersatukan pengamatan mereka. 4 Media pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Mulai yang paling kecil sederhana dan murah hingga media yang canggih dan mahal. Ada media yang dapat dibuat oleh guru sendiri, ada media yang diproduksi pabrik. Ada media yang sudah tersedia di lingkungan yang langsung dapat kita manfaatkan, ada pula media yang secara khusus sengaja dirancang untuk keperluan pembelajaran. Meskipun media banyak ragamnya, namun kenyataannya tidak banyak jenis media yang biasa digunakan oleh guru di sekolah. Beberapa hal. 24. 4 M. Basyiruddin Usman - Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Press, 2002),

131 media yang paling akrab dan hampir semua sekolah memanfaatkan adalah media cetak (buku). selain itu banyak juga sekolah yang telah memanfaatkan jenis media lain gambar, model, dan Overhead Projector (OHP) dan obyek-obyek nyata. Sedangkan media lain seperti kaset audio, video, VCD, slide (film bingkai), program pembelajaran komputer masih jarang digunakan oleh sebagian besar guru. Pelaksanaan pembelajaran Al-Qur an Hadits di MTs Sultan Agung menggunakan beberapa media pembelajaran, diantaranya LCD proyektor, video, peta konsep, dan papan tulis. media yang paling sering digunakan adalah papan tulis dan LCD proyektor. Papan tulis selalu digunakan guru untuk memberi ketajaman dalam penjelasaan materi. Dan LCD proyektor digunakan guru untuk membantu memudahkan penyampaian pelajaran dan menampilkan materi dalam bentuk slide dari materi ataupun video yang disesuaikan dengan materi pelajaran yang sedang dibahas. Dengan penggunaan media ini siswa menjadi lebih mudah untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru. Penjelasan diatas didukung oleh Zakiya Darajat dalam bukunya Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, menurut beliau ada beberapa jenis media pendidikan yang digunakan dalam proses pembelajaran, diantaranya papan tulis, karton, proyektor dan semua alat yang dipakai dalam laboratorium. 5 Allah berfirman dalam surat An-Nahl ayat 89: 5 Zakiyah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), hal.230.

132 (Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia, dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. 6 Berdasarkan ayat diatas, dijelaskan bahwa media pembelajaran harus mampu menjelaskan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru kepada siswa. Media tersebut diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Penggunaan beberapa media diatas bukanlah sembarangan, karena media tersebut terdiri dari beberapa jenis yang tentunya mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Agar media yang digunakan dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran dan berdampak positif pada hasil belajar, maka seorang guru harus melakukan pemilihan media yang akan dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran secara tepat. Dalam pembelajaran Al-Qur an Hadits di MTs Sultan Agung, guru memperhatikan beberapa prinsip dalam memilih dan menggunakan media diantaranya menyesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, menyesuaikan dengan situasi kondisi siswa, kemudian juga disesuaikan 6 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur an dan terjemahannya, (Semarang: Karya Toha Putra), hal. 415.

133 dengan metode yang digunakan. Dengan memilih dan menggunakan media secara tepat maka akan membantu siswa dalam memahami pelajaran dan berdampak positif bagi minat dan hasil belajar siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat M. Basyarudin Usman dan Asnawir dalam bukunya Media Pembelajaran. Menurut beliau pemilihan media pembelajaran agama Islam harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran agama itu sendiri, bahan atau materi yang akan disampaikan, minat, dan kemampuan siswa dan situasi pengajaran yang akan berlangsung. 7 Sedangkan menurut Wina Sanjaya dalam bukunya Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran mengungkapkan ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pemilihan media, diantaranya: (a) Pemilihan media harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Apakah tujuan tersebut bersifat kognitif, afektif atau psikomotor. (b) Pemilihan media harus berdasarkan konsep yang jelas. (c) Pemilihan media harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. (d) Pemilihan media harus sesuai dengan gaya belajar siswa serta gaya dan kemampuan guru. (e) Pemilihan media harus sesuai kondisi lingkungan, fasilitas dan waktu yang tersedia untuk kebutuhan pembelajaran. 8 Berdasarkan penjelasan diatas, guru harus menetukan kriteria ataupun prinsip sebelum menggunakan media pembelajaran. Pemilihan media tersebut harus dipertimbangkan apakah sesuai dengan kebutuhan siswa dan karakteristik materi, dan juga kondisi lingkungan belajar. Jika guru tidak 7 M. Basyiruddin Usman - Asnawir, Media Pembelajaran, hal 121. 8 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain, hal. 224.

134 memperhatikan beberapa hal tersebut, maka media yang digunakan tidak akan membantu siswa dalam memahami pelajaran serta tidak dapat mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan. Penjelasan diatas sejalan dengan pendapat Yoto dan Saiful Rahman dalam bukunya Manajemen Pembelajaran mengemukakan pemilihan media yang tepat akan membantu guru untuk mempermudah menyampaikan materi pelajaran yang diberikan kepada siswa, karena dengan media akan memberikan motivasi kejelasan, dan rangsangan atau stimulus bagi siswa dalam mengikuti pelajaran. Oleh karena itu, maka guru hendaknya memiliki pengetahuan tentang bagaimana menentukan atau memilih media yang tepat sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Hal ini mengingat betapa penting dan betapa besar manfaatnya media bagi terselenggaranya serta pencapaian tujuan pembelajaran. 9 Media pembelajaran juga mempengaruhi sikap siswa ketika proses belajar mengajar. Ketika guru menggunakan media yang tepat siswa akan mengikuti setiap tahap pembelajaran dengan semangat, tidak cepat jenuh, dan lebih memperhatikan. Hal ini karena materi pelajaran disampaikan secara menarik, sehingga siswa lebih antusias dan memperhatikan penjelasan dari guru. Penjelasan diatas sesuai dengan pendapat Syafruddin Nurdin dalam bukunya Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum mengemukakan fungsi media dalam proses belajar mengajar tidak hanya sebagai alat yang 9 Yoto dan Saiful Rahman, Manajemen hal. 70.

135 digunakan oleh guru, tetapi juga mampu mengkomuniasikan pesan kepada peserta didik. Pada dasarnya fungsi media adalah menumbuhkan motivasi peserta didik, dapat mengingat pelajaran dengan mudah, peserta didik menjadi aktif dalam merespon, memberi umpan balik dengan cepat, mendorong peserta didik untuk melaksanakan kegiatan praktek dengan cepat. 10 Dengan demikian, media mempunyai pengaruh yang signifikan dalam pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan sikap siswa ketika guru menggunakan media saat mengajar. Yakni siswa lebih bersemangat, tidak cepat jenuh, dan lebih memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. Dari uraian diatas maka dapat dijelaskan bahwa guru Al-Qur an Hadits di MTs Sultan Agung sudah cukup mempunyai kompetensi profesional dalam pemanfaatan media, yakni dengan menggunakan media yang beragam dan bervariatif dalam proses belajar mengajar, selain itu juga sudah menerapkan kriteria atau prinsip-prinsip dalam pemilihan media pembelajaran. Penggunaan media yang tepat dan bervariatif dapat meningkatkan kualitas pembelajaran karena siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran dan dengan cepat memahami materi. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Mulyasa dalam bukunya Menjadi Guru Profesional, menurut beliau salah satu ketrampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran yaitu mengadakan variasi. Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses 10 Syafruddin Nurdin, Guru Profesiona dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2005), hal. 97.

136 kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Variasi dalam kegiatan pembelajaran salah satunya yaitu mengadakan variasi dalam penggunaan media pembelajaran. 11 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesional guru dalam pemanfaatan media pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar Al-Qur an Hadits siswa adalah kemampuan guru untuk menggunakan dan memilih media pembelajaran dikelas yang berfungsi untuk meningkatkan minat atau semangat siswa untuk belajar Al-Qur an Hadits. Guru melakukan variasi pada pemanfaatan media, yaitu menggunakan berbagai media dalam pembelajarannya. Penggunaan beberapa media dalam pembelajaran akan memudahkan siswa memahami materi pelajaran yang disampaikan, dengan semangat mengikuti pelajaran, dan tidak mudah bosan dalam proses pembelajaran. C. Kompetensi profesional guru dalam penggunaan metode pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar Al-Qur an Hadits siswa di MTs Sultan Agung Jabalsari Tulungagung. Metode pembelajaran adalah cara untuk mempermudah peserta didik mencapai kompetensi tertentu. Jadi metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang hal.78. 11 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005),

137 sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. 12 Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasi kan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. 13 Terdapat beberapa jenis metode yang digunakan dalam pembelajaran Al-Qur an Hadits di Madrasah Tsanawiyah. Metode yang digunakan akan membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Guru sebaiknya mengetahui jenis-jenis metode mengajar, agar dapat menyesuaikan metode tersebut dengan faktor-faktor yang mempengaruhi metode mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Adapun beberapa metode pembelajaran Al-Qur an Hadits di MTs Sultan Agung diantaranya metode ceramah, diskusi kelompok, penugasan, dan hafalan (drill). Dengan menerapkan berbagai metode dalam pembelajaran maka siswa akan lebih antusias dalam mengikuti pelajaran. Dari beberapa metode diatas metode yang harus digunakan pada setiap pembelajaran yaitu ceramah, karena metode ceramah digunakan guru untuk menyampaikan teori, member arahan, dan menyamakan pemahaman siswa mengenai materi pelajaran. Hal tersebut didukung oleh Achmad Patoni dalam bukunya Metodologi Pendidikan Agama Islam, menurut beliau terdapat berbagai 12 Mulyono, Strategi Pembelajaran, (Malang: UIN Maliki Press, 2012), hal. 16. 13 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2007), hal. 145.

138 jenis metode pendidikan agama, diantaranya metoe ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, karya wisata dan uswatun hasanah. Adapun metode ceramah sebagai metode mengajar yang paling tua umurnya dan paling banyak digunakan di sekolah-sekolah dapat dipandang sebagai cara yang paling mengena bagi usaha untuk penyampaian informasi. 14 Allah SWT berfirman dalam surat Yusuf ayat 2-3: Sesungguhnya Kami turunkan Al-Qur an ini dengan berbahasa Arab, agar kamu mengerti maksudnya. Kami riwayatkan (ceritakan) kepadamu sebaikbaik cerita dengan perantaraan Al-Qur an yang Kami wahyukan kepadamu ini, padahal sesungguhnya engkau dahulu tidak mengetahuinya (orangorang lalai). 15 Ayat diatas menerangkan bahwa Allah menurunkan Al-Qur an dengan memakai bahasa Arab, dan menyampaikan kepada Nabi Muhammad Saw, dengan jalan cerita dan ceramah. 16 Oleh karena itu metode ceramah sangat baik digunakan sebagai metode dalam menyampaikan materi pelajaran di madrasah. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Al-Qur an Hadits di MTs Sultan Agung menggunakan beberapa metode. Metode tersebut diantaranya metode ceramah, diskusi 14 Achmad Patoni, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Bina Ilmu, 2004), hal. 110. 15 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur an dan terjemahannya, hal. 348. 16 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hal. 137.

139 kelompok, penugasan, dan hafalan (drill). Dari beberapa metode tersebut, metode yang paling penting adalah ceramah. Guru harus menggunakan metode ceramah dalam setiap pembelajarannya. Hal ini karena metode ceramah digunakan untuk menyampaikan informasi dan menyamakan pemahaman siswa mengenai materi pelajaran. Sehingga siswa dapat memahami memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru secara baik. Penggunaan beberapa metode diatas bukanlah sembarangan akan tetapi guru harus melakukan pemilihan dan penentuan metode yang akan dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam menggunakan metode pembelajaran. Menurut hasil wawancara dengan guru Al-Qur an Hadits dalam pemilihan metode harus disesuaikan dengan materi pembelajaran. Misalkan materi tentang tajwid menggunakan metode drill, sedangkan materi tentang Proses diturunkannya Al-Qur an menggunakan metode ceramah. Disamping itu dalam pemilihan metode harus disesuaikan dengan kondisi siswa. Sebelum proses pembelajaran berlangsung, sebaiknya guru terlebih dahulu memahami kondisi siswa. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif agar mereka lebih mudah menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran juga harus memperhatikan minat dan kemampuan siswa, karena metode yang tepat akan menentukan keberhasilan pembelajaran. Penjelasan diatas didukung oleh M. Basyirudin Usman dalam bukunya yang berjudul Metodologi Pembelajaran Agama Islam, menurut

140 beliau pemakaian metode harus sesuai dan selaras dengan karakteristik siswa, materi, kondisi lingkungan (setting) dimana pelajaran berlangsung. 17 Sejalan dengan M. Basyirudin Usman, Ahmad Barizi dan Muhammad Idris dalam bukunya Menjadi Guru Unggul juga menjabarkan hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memahami dan memilih metode antara lain: (a) Tujuan yang hendak dicapai, (b) Keadaan siswa yang mencakup pertimbangan tentang tingkat kecerdasan, kematangan, gaya atau cara belajar, perbedaan individual, dan sebagainya, (c) Kemampuan guru dalam penguasaan metode tersebut, mencakup wawasan, keahlian atau keadaan fisik, (d) Sifat bahan pelajaran. Ada bahan yang lebih baik disampaikan lewat metode ceramah, ada yang tepat melalui karyawisata, dan ada pula harus menggunakan beberapa metode sekaligus, (e) Alat-alat yang tersedia akan mempengaruhi pemilihan metode yang digunakan, (f) Situasi yang melingkupi pengajaran, seperti situasi kelas dan lingkungan sekolah. 18 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru harus memperhatikan kriteria pemilihan metode sebelum mengajar, misalnya harus sesuai dengan materi dan keadaan siswa. Penggunaan metode yang tepat akan menentukan efektifitas pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Sebaliknya jika tidak tepat dalam memilih dan menggunakan metode, maka guru akan mengalami kegagalan dalam penyampaian materi, sehingga dapat menghambat pencapaian tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 17 M. Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hal. 31. 18 Ahmad Barizi dan Muhammad Idris, Menjadi Guru Unggul, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), hal. 119.

141 Sikap siswa ketika guru menggunakan metode yang tepat, maka minat siswa untuk belajar Al-Qur an Hadits juga tinggi, dengan begitu mereka semangat mengikuti pelajaran dan juga dengan cepat memahami materi yang disampaikan. Penggunaan metode yang tepat tidak lepas dari kemampuan guru dalam penguasaan metode tersebut. Ketika seorang guru menguasai metode yang akan digunakan dalam pembelajaran maka akan tercipta pembelajaran yang diinginkan. Penjelasan diatas didukung oleh Jamal Ma mur Asmani dalam bukunya Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif yang menjelaskan sebagai seorang guru, harus mengenal bermacam-macam metodologi mengajar, agar kegiatan belajar mengajar berjalan secara variatif, sehingga guru dan murid sama-sama semangat dalam menjalani proses KBM. 19 Guru harus mengetahui macam dan karakteristik matode, agar guru bisa menyampaikan materi dengan berbagai macam teori. Dengan mengetahui macam-macam metode, siswa tidak akan jenuh apabila metode yang digunakan guru sesuai dengan keadaan siswa tersebut. Siswa akan merasa tertarik untuk mengikuti pembelajaran jika menggunakan metode yang bervariasi ketika mengajar. Pembelajaran akan menarik ketika guru menggunakan metode yng bervariasi, hal ini disebabkan karena metode memiliki kelebihan dan kekurangan. 19 Jamal Ma mur Asmani, Tips Menjadi, hal. 139.

142 Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto dalam bukunya Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya beliau menjelaskan, guru yang biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan yang tepat, efisien.dan seefektif mungkin. 20 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesional guru dalam penggunaan metode pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar siswa adalah kemampuan guru dalam menggunakan berbagai metode ketika mengajar dan mengkolaborasikan metode yang satu dengan metode yang lainnya. Selain itu pemilihan metode harus disesuaikan dengan materi pelajaran dan juga karakteristik siswa. Penggunaan metode yang bervariasi dan pemilihan metode tersebut bertujuan agar proses pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan sehingga siswa tidak cepat bosan ketika menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. 2013), hal.65. 20 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,