BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian weak eksperimen dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Metode yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap buku teks terjemahan adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pra-eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre eksperiment dengan desain pretespostes

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan dari masing-masing

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan keadaan atau suatu fenomena (Sukmadinata, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini ditujukan pada pengembangan model pembelajaran kimia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahfahaman dari judul yang dikemukakan, maka. diperlukan penjelasan tentang istilah berikut ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretespostes

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan mix methode dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra-eksperimen dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa sebanyak 29

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa istilah yang perlu diberikan penjelasan, agar memberikan gambaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN

O 1 X O 2 Keterangan: O 1 : Nilai pretest X : Pembelajaran dengan pendekatan Scientific

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Weak experiment yang digunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi laju reaksi untuk SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan menurut Arikunto (2002), yaitu Weak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan dua macam pembelajaran yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung yang berjumlah 38 siswa. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 6 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. desain eksperimen dengan pengontrolan yang sesuai dengan kondisi yang ada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengembangan pendidikan (Educational Research and Development) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. instrumen penelitian dan teknik pengolahan data. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pra experiment

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pseudoeksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan subyek dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan one group pre-test and post-test design. Pada metode ini diperlukan beberapa langkah pengerjaan, yaitu memberikan pretes untuk mengukur variabel terikat sebelum subjek diberikan perlakuan, memberikan perlakuan atau treatment terhadap subjek, kemudian memberikan postes untuk mengukur variabel terikat setelah perlakuan. Sebagai tolak ukur keberhasilan penelitian ini adalah dengan membandingkan skor pretes terhadap skor postes setelah diberi perlakuan. Perbedaan antara hasil pretes dan postes diasumsikan sebagai efek dari treatment. Perlakuan yang diberikan berupa pembelajaran pada materi pokok larutan penyangga dengan menggunakan pembelajaran kontekstual. Pretest Perlakuan Postest O 1 P O 2 Gambar 3.1. Desain one group pre-test and post-test 24

25 B. Alur penelitian Analisis Standar Isi Kimia SMA KTSP Analisis Buku Kimia SMA Studi kepustakaan teori hasil belajar dan model pembelajaran kontekstual Penentuan Pokok Bahasan dan Indikator Optimasi prosedur praktikum Pembuatan instrumen penelitian (soal tes kognitif,angket, wawancara) Validasi Revisi Rancangan RPP Revisi Pembuatan LKS Reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda soal tes Penyususnan RPP Tahap Persiapan Pretes (Tes awal) Implementasi model pembelajaran kontekstual Tahap Pelaksanaan Postes (Tes akhir) Angket Wawancara Analisis Data Tahap Akhir Kesimpulan Gambar 3.2 Alur Penelitian

26 Berdasarkan alur penelitian di atas, langkah-langkah penelitiaanya dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Tahap persiapan Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan penelitian adalah sebagai berikut : a. Menentukan materi yang dapat dikembangkan dengan pembelajaran kontekstual yaitu dengan cara menganalisis materi pada Standar Isi Kimia SMA dan buku paket kimia. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka diputuskan bahwa materi untuk penelitian adalah larutan penyangga. Kemudian dilakukan studi kepustakaan tentang pembelajaran dengan kontekstual. b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pembelajaran kontekstual c. Membuat instrument penelitian, yang terdiri dari tes tertulis penguasaan konsep, angket dan pedoman wawancara. d. Melakukan validasi, reliabilitas terhadap seluruh instrument kepada kelompok ahli serta melakukan uji reabilitas dan analisis hasil uji coba hasil e. Melakukan optimasi prosedur praktikum serta membuat LKS. f. Merevisi/memperbaiki instrument. g. Mempersiapkan dan mengurus surat izin penelitian h. Menentukan subjek penelitian.

27 2. Tahap pelaksanaan a. Pelaksanaan pretes Pelaksanaan pretes dilakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran guna mengetahui penguasaan konsep awal siswa pada materi pokok larutan penyangga. b. Pemberian perlakuan Perlakuan berupa implementasi pembelajaran kontekstual dalam proses pembelajaran larutan penyangga. Selama proses pembelajaran berlangsung siswa diberi pedoman survey lapangan dan LKS. c. Pelaksanaan postes Postes dilakukan setelah pembelajaran menggunakan pembelajaran kontekstual guna mengetahui penguasaan konsep akhir. d. Pelaksanaan wawancara dan penyebaran angket untuk siswa Wawancara dan angket dilakukan setelah pelaksanaan postes untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran kontekstual yang dilakukan 3. Tahap akhir Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir panelitian adalah: a. Mengolah data hasil penelitian b. Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian. Analisis tersebut dilakukan secara statistik untuk menarik suatu kesimpulan akhir setelah melakukan penelitian c. Menarik kesimpulan penelitian

28 C. Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMAN di kota Bandung sebanyak 40 orang siswa yang diambil tidak secara acak. D. Instrument Penelitian Instrumen penelitian merupakan salah satu alat yang digunakan untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis penguasaan konsep siswa, LKS, angket, dan wawancara. 1. Butir soal tes tertulis Butir soal tes tertulis digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada saat sebelum dan setelah pembelajaran. Tes ini disusun berdasarkan konsep pada pokok bahasan larutan penyangga, indikator pembelajaran yang ingin dicapai dan jenjang kognitifnya. Butir soal yang digunakan berbentuk soal pilihan ganda sebanyak 20 soal. Kisi-kisi butir soal tes penguasaan konsep secara utuh dapat dilihat pada Lampiran B.1 Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Tes Penguasaan konsep Soal Berdasarkan domain Konsep Konsep pengertian larutan penyangga Jenis dan komponen larutan penyangga Indikator Pembelajaran Menyebutkan pengertian larutan penyangga Mengidentifikasi jenis dan komponen larutan penyangga Aspek Kognitif C1 C2 C3 C4 1 2,3,4

29 Konsep Indikator Pembelajaran Soal Berdasarkan domain Aspek Kognitif C1 C2 C3 C4 Sifat larutan Menjelaskan dan menganalisis sifat-sifat penyangga larutan penyangga 5 6,8,9 7 Menjelaskan dan menganalisis prinsip kerja larutan penyangga dalam mempertahankan 10 11 ph larutan penyangga Aplikasi Larutan penyangga phnya Menghitung ph atau poh larutan penyangga Menghitung ph larutan penyangga dengan sedikit penambahan asam kuat, basa kuat dan pengenceran Menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup 18,19 20 12,13, 14 15,16, 17 Tes tertulis diberikan sebagai pretes dan postes yang digunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual. Dalam penyususan perangkat tes penguasaan aspek kognitif siswa, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menyusun kisi-kisi instrument sesuai dengan ikonsep dan indikator b. Membuat butir-butir soal penguasaan konsep c. Menyusun tes hasil belajar penguasaan konsep

30 d. Melakukan validasi isi kepada dosen pembimbing dan para ahli e. Melakukan uji coba soal di luar subjek penelitian yang memiliki karakter yang sama dan telah mempelajari materi pokok larutan penyangga 2. Angket Angket yang digunakan berupa angket tertutup, yaitu dalam angket tersebut telah disediakan alternatif jawabannya sehingga siswa tinggal memilih yang sesuai dengan keadaan dirinya. Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa sejumlah pernyataan dengan opsi jawaban disusun dalam bentuk skala Likert yang dikategorikan dalam skala SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju). Dalam angket terdapat dua jenis pernyataan mendukung dan pernyataan tidak mendukung. Pernyataan mendukung adalah pernyataan respon yang berisi hal-hal positif mengenai proses pembelajaran, sedangkan pernyataan tidak mendukung adalah pernyataan respon yang berisi hal-hal negatif mengenai proses pembelajaran. Pengisian angket dilakukan setelah proses pembelajaran berlangsung. Angket dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pelajaran kimia, bahan ajar, pelaksanaan pembelajaran, tanggapan terhadap LKS dan tanggapan terhadap soal pre dan pos tes yang digunakan selama pembelajaran. Format angket siswa secara utuh dapat dilihat pada Lampiran B.7

31 Kisi-kisi angket yang disusun penulis dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket No. Aspek yang Diukur Nomor pernyataan 1. Tanggapan siswa terhadap Pelajaran Kimia 1, 2, 3 2. Tanggapan siswa terhadap bahan ajar 4, 5, 6, 7 3. Tanggapan siswa terhadap pelaksanaan 8,9,10,11,12 pembelajaran 5 Tanggapan siswa terhadap LKS 13,14,15,16 6 Tanggapan siswa terhadap soal pre-post test 17,18,19 3. Pedoman Wawancara Menurut Firman (2007) pedoman wawancara adalah daftar pertanyaan yang direncanakan diajukan kepada responden dalam hal ini siswa. Pedoman wawancara digunakan untuk memperkuat data hasil angket. Format wawancara siswa secara utuh dapat dilihat pada Lampiran B.8. Kisi-kisi wawancara yang disusun penulis dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara No. Aspek yang Diukur Nomor pernyataan 1. Tanggapan siswa terhadap bahan ajar 1 2. Tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran 2,3 3. Tanggapan siswa terhadap Metode Praktikum 4,5,6,7 4. Tanggapan siswa terhadap LKS 8,9 5. Tanggapan siswa terhadap soal pre-post test 10

32 E. Prosedur Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan a. Studi pustaka mengenai pembelajaran kontekstual dan materi ajar. b. Mempersiapkan instrumen penelitian c. Melakukan uji validitas instrumen d. Melakukan uji coba instrumen e. Melakukan uji reliabilitas dan analisis butir soal evaluasi f. Memperbaiki instrumen g. Menentukan subjek penelitian 2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan selama 4 kali pertemuan (masing-masing pertemuan 2 jam pelajaran). Pretes dilakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran di jam pelajaran yang berbeda. Sedangkan postes dilakukan setelah pembelajaran yaitu pada pertemuan keempat yang dilakukan selama 45 menit (satu jam pelajaran). Pengisian angket dan wawancara dilakukan setelah postes pada waktu yang berbeda. 3. Tahap Akhir a. Mengolah data hasil penelitian b. Menganalisis dan membahas hasil penelitian c. Menarik kesimpulan F. Teknik Pengolahan Data

33 Data yang telah diperoleh diolah melalui tahapan-tahapan berikut ini : 1. Pengolahan hasil soal tes Kognitif a. Memberikan skor atau nilai mentah terhadap setiap jawaban pretes dan postes siswa dengan ketentuan: jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0. b. Mengubah skor mentah ke dalam nilai persentase, berdasarkan rumus: Skor mentah Nilai = 100% Skor maksimal (Firman, 2000) c. Penggolongan tingkat kemampuan siswa berdasarkan kriteria berikut : Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa Skor Kriteria 81 100 Sangat Baik 61 80 Baik 41 60 Cukup 21 40 Kurang 0 20 Sangat Kurang Arikunto (1990) d. Menentukan nilai rata-rata keseluruhan dan nilai rata-rata yang diperoleh siswa untuk masing-masing kategori kelompok, dengan rumus: Nilai Rata Rata = SkorTotal JawabanBenar JumlahSiswa e. Penentuan Gain ternormalisasi (N-Gain) dengan menggunakan rumus N Gain= nilai postes nilai pretes skor maksimal nilai pretes Hake (1998)

34 f. Penafsiran nilai N-Gain berdasarkan kriteria berikut: Tabel 3.5 Kriteria peningkatan kognitif siswa G 0,7 N-Gain Kriteria Peningkatan Tinggi 0,3 G < 0,7 Sedang G < 0,3 Rendah Hake (1998) 2. Pengolahan data angket Pengolahan data angket dengan menggunakan skala Likert. Penentuan bobot skor dilakukan dengan cara untuk pernyataan positif ialah 5 untuk sangat setuju, 4 untuk setuju, 3 untuk ragu-ragu, 2 untuk tidak setuju, dan 1 untuk sangat tidak setuju. Untuk pernyataan negatif ialah 5 untuk sangat tidak setuju, 4 untuk tidak setuju, 3 untuk ragu-ragu, 2 untuk setuju, dan 1 untuk sangat setuju. Untuk menghitung hasil angket siswa digunakan rumus sebagai berikut: = Keterangan: f = frekuensi alternatif jawaban benar x = skor skala Likert N = Jumlah siswa 3. Pengolahan Wawancara Hasil wawancara ditranskripsikan secara naratif untuk mengetahui secara lebih jelas tanggapan siswa terhadap pembelajaran larutan penyangga melalui

35 model pembelajaran kontekstual serta mengetahui minat dan motivasi siswa dalam mempelajari kimia. G. Analisis Instrumen Penelitian a. Validitas Tes Validitas suatu alat ukur menunjukkan sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang seharusnya diukur oleh alat ukur tersebut (Firman, 2000). Validitas yang digunakan adalah validitas isi. Menurut Firman (2000) validitas isi yaitu validitas yang dipandang dari segi isi (content) bahan pelajaran yang dicakup oleh alat ukur tersebut. Dalam penelitian ini validasi tes dilakukan dengan cara meminta petimbangan para ahli, yaitu dosen ahli pendidikan kimia. b. Uji Reliabilitas Menurut Firman (2000), reliabilitas adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Jika alat ukur mempunyai reliabilitas tinggi maka pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dengan alat ukur itu terhadap subjek yang sama akan menghasilkan informasi yang sama atau mendekati sama. Arikunto (2007) menyatakan bahwa suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Pada penelitian ini reliabilitas diukur dengan menggunakan rumus KR-20 (Kuder-Richardson) sebagai berikut r 11 = [1- ] Keterangan:

36 r 11 = relibilitas instrumen k = jumlah soal p = proporsi respon betul pada suatu soal q = proporsi respon salah pada suatu soal s 2 = varians skor-skor tes Untuk menafsirkan harga reliabilitas digunakan acuan sebagai berikut: Tabel 3.6 Tafsiran Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Tafsiran 0,000 0,199 Sangat rendah 0,200 0,399 Rendah 0,400 0,599 Cukup 0,600 0,799 Tinggi 0,800 1,000 Sangat tinggi (Arikunto, 2007) Dari hasil perhitungan didapatkan nilai reliabilitas soal sebesar 0,85 dengan tafsiran sangat tinggi. c. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2007). Untuk melihat daya pembeda soal yang berbentuk pilihan ganda digunakan rumus sebagai berikut: = (Arikunto, 2007)

37 Keterangan: B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar J A = banyaknya peserta kelompok atas B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar J B = banyaknya peserta kelompok bawah Adapun acuan penafsiran daya pembeda menurut Arikunto (2007) adalah sebagai berikut : Tabel 3.7 Tafsiran Indeks Daya Pembeda Indeks daya pembeda Kategori 0,00-0,19 kurang 0,20-0,39 Cukup 0,40-0,69 Baik 0,70-1,00 Sangat baik Arikunto (2007) Dari hasil uji coba diperoleh daya pembeda seperti ditunjukkan pada tabel 39. d. Taraf Kesukaran Taraf kesukaran suatu pokok uji adalah proporsi (bagian) dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada uji tersebut (Firman, 2000). Untuk melihat tingkat kesukaran butir soal digunakan rumus berikut: P= B JS Arikunto (2007)

38 Keterangan: P = indeks kesukaran (taraf kesukaran) B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Adapun kategori dari harga taraf kemudahan (F) adalah sebagai berikut: Tabel 3.8 Kategori Taraf Kesukaran Soal Harga P P > 0,7 Kategori Soal Mudah 0,3 P 0,7 Sedang P < 0,3 Sukar Arikunto (2007) Dari hasil uji coba diperoleh daya pembeda seperti ditunjukkan pada tabel 3.9: Tabel 3.9 Daya Pembeda dan Taraf Kesukaran Butir Soal Kognitif Nomor Soal Daya Pembeda (D) Kriteria Taraf Kesukaran (P) Kriteria 1 0.22 cukup 0.67 Sedang 2 0.5 Baik 0.58 Sedang 3 0.17 jelek 0.92 Mudah 4 0.5 baik 0.58 Sedang 5 0. 44 baik 0.61 Sedang 6 0.11 jelek 0.28 Sukar 7 0.44 baik 0.56 Sedang

39 Nomor Soal Daya Pembeda (D) Kriteria Taraf Kesukaran (P) Kriteria 8 0.28 cukup 0.69 sedang 9 0.28 cukup 0.86 mudah 10 0.78 baik sekali 0.56 sedang 11 0.22 cukup 0.89 mudah 12 0.22 cukup 0.78 sedang 13 0.33 cukup 0.83 mudah 14 0.22 Cukup 0.69 sedang 15 0.44 Baik 0.56 sedang 16 0.56 Baik 0.5 sedang 17 0.56 Baik 0.28 sukar 18 0.28 Cukup 0.86 mudah 19 0.22 Cukup 0.89 mudah 20 0.33 Cukup 0.28 sukar 21 0.67 Baik 0.44 sedang 22 0.44 Baik 0.28 Sukar Berdasarkan hasil validasi dan analisis butir soal, diperoleh hasil bahwa dari 22 soal penguasaan konsep berganda yang diujicobakan, 2 soal memiliki daya pembeda yang jelek, sehingga hanya 20 soal yang digunakan dalam penelitian. Ketiga soal yang tidak dipakai adalah soal nomor 3 dan 6