BAB I PENDAHULUAN. di dunia maupun di akhirat. Pendidikan jugalah yang akan menentukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. 31 ayat 1 dan 3 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan lingkungan non formal atau masyarakat. Dengan demikian,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh manusia semakin kompleks dan bervariasi. Oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah konsep Pembelajaran Berbasis Kecedasan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 108.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. tertentu sehingga orang yang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang

BAB I PENDAHULUAN. didik untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia (bermoral). Sebab bangsa

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dikatakan sebagai makhluk pendidikan karena dia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan memiliki peranan sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Oleh karena itu pendidikan perlu mendapat perhatian, penanganan

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan tetapi lebih dari itu adalah transfer prilaku.

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KECEMASAN MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FKIP UNLAM BANJARMASIN DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER.

BAB I PENDAHULUAN. potensi tumbuh dan berkembang serta kecenderungan bersifat ingin tahu

BAB I PENDAHULIAN. Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN PENGGUNAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS Fitri Fajar SMA Negeri 1 Makassar

BAB I PENDAHULUAN. kritis baik dalam bidang ekonomi, politik, budaya, termasuk juga didalam

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat pentingnya peran matematika tersebut, maka matematika dipelajari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

Ramlah, dan Dani Firmansyah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di masa ini Indonesia sedang dilanda berbagai masalah baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

Fungsi dan tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. moral, ketrampilan dan akhlak antara pendidik dan murid. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan proses tranformasi budaya dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan mampu mencetak sumber daya manusia yang handal tidak hanya secara

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berdasarkan undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses pendewasaan berfikir. Nilai demi nilai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, masyarakat dan pemerintah melalui bimbingan pengajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hal. 1-2.

BAB I PENDAHULUAN. berarti menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting bagi kelangsungan kehidupan manusia baik di dunia maupun di akhirat. Pendidikan jugalah yang akan menentukan berkembang atau tidaknya pengetahuan manusia. Dikatakan penting karena pendidikan berkaitan dengan nilai diri manusia. Pribadi berkualitas dan berakhlak mulia tidak datang dengan sendirinya, tetapi perlu adanya semacam latihan-latihan tertentu. Maka pendidikan dalam keseharian manusia menjadi penting artinya dalam rangka mengawal manusia menjadi pribadi yang berbudi dan berperadaban yang luhur. 1 Al-Qur an telah berkali-kali menjelaskan akan pentingnya pendidikan. Tanpa pendidikan niscaya kehidupan manusia akan menjadi sengsara. Al- Qur an bahkan memposisikan manusia yang memiliki pengetahuan pada derajat yang tinggi. Al-Qur an surat al-mujadalah ayat 11 menyebutkan: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. 1 Fatah Syukur., Teknologi Pendidikan, (Semarang : Rasail, 2005). h. 33. 1

2 Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Mujadalah 58; 11) Mengenai pentingnya pendidikan, Imam As-Syafi i pernah berkata: 2 قال الشافعي رحمه االله تعالى: من أرادالدنيا فعليه بالعلم ومن أراد الا خرة فعليه بالعلم. Siapa yang menginginkan dunia, maka harus dengan ilmu. Siapa yang menginginkan akhirat, maka harus dengan ilmu. Dan siapa yang menginginkan keduanya, maka harus dengan ilmu. Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju menuntut adanya peningkatan mutu dalam pendidikan. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan berproses yang berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai dan tujuan itu harus mengarah pada perubahan tingkah laku, yang merupakan bagian dari tujuan pendidikan. 3 Jadi semua kegiatan belajar mengajar itu diarahkan pada suatu tujuan. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional disebutkan bahwa tujuan pendidikan Nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 4 Penyelenggaraan pendidikan salah satunya melalui jalur pendidikan sekolah. 5 2 Muhammad Khotib Asy-Syarbini, Mughni al Muhtaj Ila Ma rifati ma aniy Alfadz al Manhaj, Beirut: Dar al Fikr, h. 31 3 Fatah Syukur., Teknologi Pendidikan, (Semarang : Rasail, 2005), h. 33. 4 UU RI., No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, (Semarang : Aneka ilmu, 2003), h. 6. 5 Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta : Aksara Baru, 1982), h. 70.

3 Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Belajar tidak dapat dipisahkan dengan mengajar, siswa belajar karena guru mengajar demikian juga sebaliknya, bagaimana siswa belajar banyak ditentukan oleh bagaimana guru mengajar. Salah satu usaha untuk mengoptimalkan hasil belajar adalah memperbaiki pengajaran yang dalam hal ini banyak ditentukan oleh guru. Guru adalah faktor penting dalam lingkungan belajar dan kehidupan siswa, guru adalah rekan belajar, model, pembimbing dan juga fasilitator. 6 Karena itu tidak salah lagi, apabila guru dipandang sebagai penentu paling dominan kesuksesan peserta didik. Kondisi belajar dipengaruhi oleh berbagai komponen yang saling mempengaruhi, komponen-komponen itu misalnya tujuan pembelajarannya, materi, yang akan diajarkan, guru, siswa, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana belajar mengajar yang tersedia. 7 Ketrampilan mengajar yang bervariasi dalam pembelajaran merupakan salah satu ketrampilan dasar yang mutlak dimiliki oleh guru. Kadang-kadang guru menggunakan gaya mengajarnya sendiri dan hampir tidak perduli dengan gaya-gaya lain, kadang-kadang sejumlah gaya digunakan untuk berbagai maksud. Alasan yang diberikan untuk tiap gaya ada macam-macam, kadang-kadang mengacu kepada kebutuhan bagi anak-anak untuk mengalami variasi atau selingan. 6 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Rajawali, 1986), h.27. 7 Richard Dunne dan Ted Wragg, Pembelajaran Efektif, (Jakarta : PT Gramedia, 1996), h. 56.

4 Kadang-kadang mengacu kepada pilihan gaya yang lebih disukai guru (pereverensi guru) dan dalam hal ini mengacu kepada tuntutan berbagai jenis pekerjaan pembelajaran. 8 Sesuatu yang membosankan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan. Demikian juga dalam proses belajar mengajar bila guru dalam proses belajar mengajarnya tidak menggunakan variasi maka akan membosankan sehingga perhatian siswa kurang, mengantuk akibatnya tujuan belajar tidak tercapai. 9 Dengan demikian, ketrampilan mengajar yang bervariasi sangat bermanfaat bagi siswa karena dapat menjaga tingkat perhatian, menigkatkan minat serta mencegah timbulnya rasa bosan dalam diri siswa yang akan menyebabkan hasil belajarnya kurang bagus. Keluhan sering terdengar dari pihak siswa, sudah merupakan rahasia umum bahwa guru mengajar dengan gaya yang itu-itu saja alias ceramah melulu. Materi yang diberikan kering gersang, tugas utama para siswa adalah duduk, dengar, catat, dan hafal (DDCH). 10 Demikianlah kira-kira gambaran pembelajaran PAI di sekolah umum. Dengan pembelajaran yang seperti ini maka anak akan cepat bosan dan tidak antusias dalam mengikuti pembelajaran akibatnya ngantuk, dan pastinya hasil belajar siswa tidak optimal. Hal ini menunjukkan gaya mengajar dan interaksi antara guru dan siswa benar-benar terjadi dalam kegiatan belajar mengajar. 8 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h.124 9 Muhaimin dkk, Paradigma Pendidikan Islam, (Jakarta : Remaja Rosdakarya, 2001), h.75 Cet. III, h.70. 10 J. J. Hasibuan, et. al., Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,),

5 Bentuk pembelajaran seperti itulah yang menjadi alasan penulis memilih SMPN 9 Sungai Putih Tapung Kabupaten Kampar dijadikan obyek penelitian. Berdasarkan studi pendahuluan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar, penulis menemukan gejala-gejala sebagai berikut: 1. Masih ada guru mengajar dengan gaya yang itu-itu saja alias ceramah melulu dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. 2. Masih guru menggunakan gaya mengajarnya sendiri dan hampir tidak perduli dengan gaya-gaya lain dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. 3. Masih ada guru yang monoton saat mengajar/ menyampaikan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam. 4. Masih ada guru yang tidak menegur siswa yang tertidur saat proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam sedang berlangsung. Berdasarkan latar belakang masalah dan gejala-gejala di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul PENGARUH GAYA MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 9 SUNGAI PUTIH TAPUNG

6 B. Penegasan Istilah Untuk menghindari diversitas pemahaman terhadap judul penelitian ini, maka penulis perlu dijelaskan beberapa istilah kunci yang dipakai dalam judul penelitian ini diantaranya adalah: 1. Gaya mengajar: suatu kegiatan atau usaha guru baik dari segi tingkah laku, sikap dan perbuatan dalam kontek proses mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa. 2. Pendidikan Agama Islam: Menanamkan dalam jiwa seseorang itu dengan takwa dan ahklak yang baik serta menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang berpribadi dan berbudi luhur. 3. Prestasi belajar: Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Adapun yang penulis maksud dengan judul diatas adalah tentang kemampuan yang dimiliki oleh guru PAI dalam mengajar dengan memberikan variasi gaya mengajarnya, sehingga dalam proses pembelajaran siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, aktif dan dapat meningkatkan prestasi belajarnya. C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dan gejala-gejala yang ditemukan diatas maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

7 a. Bagaimana Gaya Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam dan prestasi belajar siswa di SMPN 9 Sungai Putih Tapung? b. Apa pengaruh Gaya Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMPN 9 Sungai Putih Tapung? c. Apa saja yang menjadi faktor penghambat kurangnya variasi gaya mengajar guru dalam menyampaikan pelajaran? d. Mengapa masih ada guru menggunakan gaya mengajarnya sendiri dan hampir tidak perduli dengan gaya-gaya lain dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam? 2. Batasan masalah Mengingat terlalu luasnya jika dilihat dari identifikasi masalah di atas, kajian yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini dan terbatasnya kemampuan penulis baik dari segi pemikiran, tenaga maupun waktu. Maka objek kajiannya dibatasi pada gaya mengajar guru Pendidikan Agama Islam dan prestasi belajar siswa serta apakah ada korelasi yang signifikan antara gaya mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa tersebut. 3. Rumusan Masalah Sesuai dengan batasan masalah diatas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut: a. Bagaimana gaya mengajar guru Pendidikan Agama Islam di SMPN 9 Sungai Putih Tapung Kabupaten Kampar?

8 b. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara gaya mengajar guru Pendidikan Agama Islam terhadap prestasi belajar siswa di SMPN 9 Sungai Putih Tapung Kabupaten Kampar? D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui gaya mengajar guru dalam menyampaikan Pelajaran Agama Islam di SMPN 9 Sungai Putih Tapung Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. b. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh antara gaya mengajar guru Pendidikan Agama Islam dengan prestasi belajar siswa di SMPN 9 Sungai Putih Tapung Kabupaten Kampar. 2. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, antara lain sebagai berikut : a. Bagi Lembaga yang diteliti, terutama bagi warga SMPN 9 Sungai Putih Tapung, sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas dalam Proses Belajar Mengajar. b. Bagi akademik, sebagai tambahan Khasanah ilmu pengetahuan, terutama tentang Variasi Gaya Mengajar serta agar bisa menjadi koleksi bacaan bagi Perpustakaan kampus Universitas Islam Negeri SUSKA. c. Bagi penulis, untuk meningkatkan kualitas diri dan mendalami ilmu tentang gaya mengajar.