BAB I PENDAHULUAN. perkelahian antar pelajar, munculnya geng-geng siswa di sekolah, adanya

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH (Studi Lapangan di SDIT Darul Falah Sukorejo Ponorogo)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus sebagai ujung tombak berdirinya nilai-nilai atau norma. mengembangkan akal manusia, mengingat fungsi pendidikan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pihak yang terkait agar pendidikan dapat berlangsung. sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Pendidikan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. penambahan, pengurangan, penggantian dan pengembangan yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan lainnya yang harus dikembangkan melalui masa pendidikan. pendidikan formal, pendidikan dasar, pendidikan menengah

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. bermutu menjadi salah satu faktor yang penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, baik itu kualitas intelektual maupun kualitas mental. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peserta didik merupakan aset suatu negara yang nantinya akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

PENDEKATAN ILMIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Analisis Desain Strategi Pendidikan Agama Islam)

BAB I PENDAHULUAN. negara bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya mewujudkan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFIL

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia Indonesia seutuhnya. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan menghayati tujuan, yang pada

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 2013, hlm Barnawi & M. Arifin, Strategi & kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB 1 PENDAHULUAN. pembinaan budi pekerti luhur atau akhlak mulia yang antara lain berupa: (1)

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun dan mengembangkan karakter manusia yang seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penurunan moral dalam diri masyarakat terlihat semakin nyata akhirakhir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, agar dapat menciptakan sumber. peningkatan terhadap kualitas pendidikan itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan yang berjalan

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya fenomena sosial yang terjadi dimasyarakat, khususnya kasus-kasus

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan tentang urgensi profesionalisme guru pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang cerdas dan berkarakter. Demikian pula dengan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena kehidupan dewasa ini, terutama dikalangan remaja mengalami permasalahan yang sangat memprihatinkan. Peristiwa tersebut dapat dilihat dari sering adanya perilaku yang menyimpang seperti perkelahian antar pelajar, munculnya geng-geng siswa di sekolah, adanya seks bebas dan hamil diluar nikah, adanya peristiwa bunuh diri, dan yang paling parah adalah pembuangan bayi dipinggir jalan. Adanya fenomenafenomena tersebut tentu tidak bisa dilepaskan dari peran efektif penanaman karakter yang terpuji di sekolah. Sekolah sebagai pusat pendidikan kedua setelah keluarga sangat memiliki potensi untuk mengatasi masalah-masalah perilaku seperti yang tersebut di atas. Sistem pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa, tenaga pendidik yang mumpuni, teknologi informasi dan media pembelajaran yang memadahi di sekolah, belum mampu dalam mengatasi masalah-masalah perilaku siswa yang menyimpang. Namun demikian, meskipun usaha-usaha yang telah dilakukan sekolah sudah maksimal untuk mengatasi masalah kenakalan remaja, akan tetapi kenyataan saat ini peristiwa tersebut tidak jarang ditemui di sekolahsekolah. Masalah-masalah yang muncul di atas menunjukan bahwa sekolah kurang berhasil dalam mendidik siswa agar menjadi manusia yang memiliki

2 karakter yang unggul, terpuji, dan paripurna dimata manusia dan dimata Tuhan Yang Maha Esa. Manusia merupakan mahkluk yang tidak bisa berlepas diri dari pendidikan, yaitu sebagai pelaku pendidikan itu sendiri (menjadi pendidik atau peserta didik). Dengan kata lain, manusia adalah makhluk yang senantiasa terlibat dalam proses pendidikan, baik yang dilakukan terhadap orang lain maupun -terhadap dirinya sendiri (Sukardjo dan Ukim, 2009:1). Hal demikian yang membedakan antara makhluk Allah swt yang diberi akal pikiran (manusia) dan makhluk Allah yang tidak diberi akal pikiran (hewan). Pendidikan adalah proses internalisasi budaya kedalam diri seseorang dan masyarakat, sehingga membuat orang dan masyarakat menjadi beradab. Pendidikan bukan hanya sarana tranfer ilmu pengetahuan saja, akan tetapi labih luas lagi yaitu sebagi pembudayaan dan penyaluran nilai-nilai yang luhur ke dalam diri pribadi manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah pendidikan dimaknai sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (kbbi.http://kbbi.web.id/pendidikan). Anak harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh dimensi dasar kemanusiaan. Dimensi kemanusiaan itu mencakup tiga hal paling mendasar yaitu: (1) Afektif yang tercermin pada kualitas keimanan, ketaqwaan, akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur serta kepribadian unggul, dan kopetensi estetis; (2) Kognitif yang tercermin pada kapasitas pikir dan daya intelektualitas untuk menggali dan mengembangkan serta menguasai ilmu

3 pengetahuan dan teknologi; dan (3) Psikomotorik yang tercermin pada pengembangan kemampuan teknis, kecakapan praktis, dan kopetensi kinestetis (Masnur Muslich 2011:69). Apabila berpikir lebih jauh, akar dari semua tindakan yang buruk adalah indikasi dari hilangnya sebuah karakter. Karakter adalah sandangan fundamental yang memberikan kemampuan kepada populasi manusia untuk hidup bersama dalam kedamaian serta membentuk dunia yang dipenuhi dengan kebaikan dan kebajikan, yang terbebas dari tindakan-tindakan yang tidak bermoral. Karakter dapat juga dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, yang terbentuk karena pengaruh pendidikan dan lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain dan diwujudkan dalam sikap dan perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pengertian yang sederhana pendidikan karakter di sekolah adalah semua hal positif yang dicontohkan atau diajarkan oleh seorang guru kepada siswa dalam aktifitas belajar mengajar dilingkungan sekolah. Semua gaya hidup, budaya, kedisiplinan, tanggungjawab, kerjasama dan semua hal yang melekat pada diri seorang guru di dalam sekolah, sadar ataukah tidak sadar akan senantiasa ditiru dan diterapkan oleh siswa. Sehingga sekolah sebagai pusat pendidikan kedua dalam mendidik manusia (peserta didik), memiliki pengaruh yang sangat besar kepada siswa untuk terciptanya budi pekerti yang mulia dan karakter yang unggul dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Darul Falah Sukorejo Ponorogo merupakan sekolah yang memiliki keunikan tersendiri dari sekolah-sekolah

4 yang lain khusunya dalam penerapan pendidikan karakter. Sekolah Dasar yang berada dalam Yayasan Pondok Pesantren Darul Falah Sukorejo Ponorogo ini memiliki beberapa program pendidikan karakter yaitu sebagai berikut: Pertama, adanya sistem penjemputan siswa di depan pintu masuk kelas sebelum jam pelajaran dimulai, hal tersebut diterapkan agar siswa yang datang terlambat dapat diketahui dan akan mudah dalam mensikapinya. Kedua adanya kegiatan Bina Nafsiah atau apel siswa yang dilaksanakan lima kali dalam satu minggu (senin s/d jum at), yaitu sebelum pembelajaran sekolah dimulai. Kegiatan ini bertujuan untuk apersepsi terhadap pelajaran yang sudah diajarkan sebelunya, khususnya tentang hafalan Al-Qur an dan Asmaul Husna. Ketiga, adanya pembelajaran baca Al- Qur an setiap pagi, yaitu sebelum jam pembelajaran sekolah dimulai, dan dengan menggunakan metode Ummi. Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Darul Falah Sukorejo Ponorogo merupakan sekolah yang unggul, dan memiliki tingkat presentase yang tinggi dalam pencapaian keberhasilan pendidikan karakter di sekolah, yaitu mencapai 80 % (tutur Kepala SDIT Darul Falah dalam wawancara sementara tgl 27 April 2015). Hal itu terbukti dari beberapa kriteria keberhasilan siswa: Pertama, pendidikan hafalan Al-Qur an dan Asmaul Husna yang telah terapkan di sekolah ini telah menuai hasil yang bagus, semua siswa sudah memiliki hafalan Al-Qur an yang cukup banyak. Kedua, sikap kedisiplinan siswa dalam aktifitas belajar mengajar disekolah, yang meliputi keteraturan siswa dalam belajar, tertib dalam

5 mengambil air wudhu, dalam menjalankan sholat berjamaah, dan tertib dalam antri makan siang di sekolah. Ketiga, yaitu adanya rasa jujur dan tanggungjawab siswa yang tinggi terhadap apa-apa yang telah dilakukan siswa di sekolah, suatu contoh mencuci piring sendiri-sendiri setelah selesei makan siang di sekolah, dan apabila memecahkan piring siap untuk menggantinya di sekolah, hal tersebut di atas merupakan point yang menarik untuk peneliti dalam melakukan penelitian ini. Berangkat dari pemikiran di atas, maka perlu dilakukan suatu studi mendalam, agar mendapatkan sistem pembelajaran yang efekif, proporsional dan profesional, sesuai dengan tuntutan kurikulum, khususya dalam pembelajaran pendidikan karakter di sekolah. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang penerapan pendidikan karakter di sekolah melalui penelitian yang berjudul Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah (Studi Lapangan di SDIT Darul Falah Sukorejo Ponorogo). B. Fokus Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti akan memfokuskan pada implementasi pendidikan karakter yang mencakup nilai kedisiplinan, kejujuran dan tanggungjawab, faktor pendukung dan penghambat proses pelaksanaan, serta hasil implementasi pendidikan karakter dalam membentuk sikap siswa kelas I s/d kelas VI di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Darul Falah Sukorejo Ponorogo tahun ajaran 2014/ 2015.

6 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian tersebut di atas, maka peneliti mengambil rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana implementasi pendidian karakter di SDIT Darul Falah Sukorejo Ponorogo? 2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat implementasi pendidikan karakter di SDIT Darul Falah Sukorejo Ponorogo? 3. Bagaimana hasil implementasi pendidikan karakter dalam membentuk sikap siswa di SDIT Darul Falah Sukorejo Ponorogo? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi pendidian karakter di SDIT Darul Falah Sukorejo Ponorogo. 2. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi pendidikan karakter di SDIT Darul Falah Sukorejo Ponorogo. 3. Untuk mengetahui bagaimana hasil implementasi pendidikan karakter dalam membentuk sikap siswa di SDIT Darul Falah Sukorejo Ponorogo. E. Kegunaan Penelitian Mengingat tujuan penelitian tersebut maka kegunaan penelitian tersebut meliputi: 1. Bagi peneliti Memberikan pengetahuan dan menambah pemahaman peneliti dalam upaya penerapan pendidikan karakter yang efektif di sekolah.

7 2. Bagi SDIT Darul Falah Sukorejo Ponorogo Sebagai referensi untuk menambah wawasan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam pendidikan karakter. 3. Bagi Universitas Muhammadiyah Ponorogo Sebagai tambahan koleksi perpustakaan tentang khasanah pendidikan dan keilmuan khususnya tentang pendidikan karakter di sekolah. F. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab, setiap bab dirinci dalam beberapa sub bab, adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Bab I pendahuluan, yang didalamnya meliputi latar belakang, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab II kajian pustaka dan landasan teori, yang meliputi pengertian pendidikan, pengertian karakter, pengertian pendidikan karakter, aspek-aspek dalam pendidikan karakter dan implementasi karakter. Bab III metode penelitian yang meliputi lokasi dan jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data dan pengecekan keabsahan data. Bab IV paparan hasil penelitian yang meliputi gambaran umum SDIT Darul Falah Sukorejo Ponorogo, implementasi pendidikan karakter, faktor pendukung dan penghambat, serta hasil iplementasi pendidikan karakter dalam membentuk sikap siswa di SDIT Darul Falah Sukorejo Ponorogo. Bab V penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.