BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan bagi masyarakat (Kartika dan Hatane, 2013). besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (PSAK No.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, karena berfungsi sebagai intermediary institusion yaitu

BAB I PENDAHULUAN. business) menjadi bisnis berdasarkan pengetahuan (knowledgebased

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja manajemen dari berbagai aspek. Penilaian kinerja merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pula pada negara Indonesia. Perkembangan tersebut membuat intensitas

BAB I PENDAHULUAN. No.19 Revisi tahun 2000 mengenai aset tidak berwujud (Ulum, 2009) Menurut

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif apabila dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak

BAB I PENDAHULUAN. berusaha memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak

BAB I PENDAHULUAN. dari segi aktiva berwujudnya tetapi perusahaan mulai melihat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan tenaga kerja (labor-based business) menjadi bisnis berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dibidang teknologi informasi, persaingan ketat dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. based business) menjadi berdasarkan pengetahuan (knowledge based business).

BAB I PENDAHULUAN. 2009:18). Penerapan strategi bisnis dengan menggunakan Intellectual Capital

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan. Dalam menghadapi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan. Menurut (Suntoso 1999 dalam Wadhikorin, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. dari resources-based business menjadi knowledge based business. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pun harus mengubah pola manajemen dari pola manajemen. Pengetahuan telah diakui sebagai komponen bisnis yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bisnis perusahaan-perusahaan asing yang masuk ke Indonesia menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnisnya dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja/labor based business

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang terjadi pada era new economy ini tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital di Indonesia mulai berkembang setelah munculnya PSAK No.

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams,

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepada persaingan yang semakin kompetitif, dan perubahan cara pandang pelaku

BAB V SIMPULAN. perusahaan sektor keuangan kemungkinan disebabkan modal intelektual

PENGARUH MODAL INTELLEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. 2001: 231). Ini sesuai dengan resource based theory (Wernerfelt, 1984: 174)

BAB I PENDAHULUAN. global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa wacana mengenai kinerja perusahaan secara umum,

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini persaingan usaha mengalami

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia yang di tandai dengan kemajuan dalam bidang teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat perusahaan-perusahaan yang mengunakan tenaga kerja (labor-based

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan menjadi semakin tinggi dan tidak dapat di

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge-based economyditandai dengan kemajuan di bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk meningkatkan produksi atau asset berwujud. Namun seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi global ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk. memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset

BAB 1 PENDAHULUAN. (knowledge-based business). Labor-based business memegang prinsip perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kegiatan bisnisnya

BAB I PENDAHULUAN. (2010), dengan perubahan yang terjadi ini, perusahaan-perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. fenomena baru dalam struktur perekonomian dunia antara lain ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Kecenderungan kesuksesan perusahaan perbankan secara umum senantiasa

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha. Agar dapat terus

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem ekonomi baru dimana pengolahan informasi, pencarian ilmu

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai aset berwujud yang bisa dinilai dengan satuan moneter,

BAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital.

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya yang sebelumnya berdasarkan pada tenaga kerja (labor-based business)

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun, mengembangkan, dan mempertahankan sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2 intelektual dan manajemen modal adalah kunci keberhasilan dianggap di bidang lingkungan yang bergejolak dan menantang akhir-akhir ini. Laporan keuan

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri dengan kinerja yang baik diharapkan berdampak pada kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. intelektual pada perusahaan jasa dan manufaktur di Indonesia. Modal intelektual merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi maka perusahaan dituntut untuk merubah cara kerja

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesaing. Dalam upaya pertahanan diri, perusahaan berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. berbisnisnya yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting sebagai sarana untuk menghimpun dana dari pelaku bisnis dan juga

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara baik secara mikro maupun secara makro, karena memiliki fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan di dalam persaingan bisnis

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Pemangku Kepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian kinerja dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN. Penelitian ini digunakan untuk meneliti pengaruh intellectual capital terhadap kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga perusahan harus merubah strategi dari labor based business

BAB I PENDAHULUAN. aset tidak berwujud (intangible asset). Intellectual capital merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi atau sebagai perantara antara pemilik modal (fund supplier) dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Fenomena pergeseran tipe masyarakat dari masyarakat industrialis dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia. Karena berfungsi sebagai intermediary institution yaitu lembaga yang mampu menyalurkan kembali dana-dana yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi yang membutuhkan bantuan dana atau defisit. Fungsi ini merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena berkaitan dengan penyediaan dana sebagai investasi dan modal kerja bagi unit-unit bisnis dalam melaksanakan fungsi produksi. Dengan demikian, perbankan harus menunjukan kinerja keuangannya dengan baik agar dapat meningkatkan kepercayaan bagi masyarakat (Kartika dan Hatane, 2013). Dalam menunjukkan kinerja keuangan, perbankan diwajibkan menyajikan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perbankan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (PSAK No.1, 2013 dalam Martani, 2015). Karena laporan keuangan akan menunjukan tingkat kesehatan bank untuk menilai kinerja dari perbankan itu sendiri. 1

2 Untuk mengukur kinerja keuangan perbankan menggunakan berbagai rasio diantaranya yaitu : rasio solvabilitas, profitabilitas dan likuiditas dalam laporan keuangan. Kinerja keuangan diukur dengan rasio solvabilitas sebagai kemampuan perusahaan dalam mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Kinerja keuangan diukur dengan rasio profitabilitas untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Kinerja keuangan diukur dengan rasio likuiditas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek yang berupa hutang-hutang jangka pendek (short time debt). Dalam pengukuran kinerja keuangan tersebut erat kaitannya perbankan memberikan informasi kepada pengguna laporan keuangan. Dimana informasi tersebut lebih menekankan pada nilai profitabilitas yang dihitung dengan ROA (Return On Assets). Karena ROA dapat melihat laba suatu perusahaan dikatakan meningkat atau menurun. Hal tersebutlah yang mempengaruhi pengguna laporan keuangan dalam menilai kinerja keuangan suatu perbankan (Kartika dan Hatane, 2013). Adapun beberapa informasi yang perlu disampaikan kepada pengguna laporan keuangan mengenai adanya nilai lebih yang dimiliki perbankan. Nilai lebih tersebut berupa adanya inovasi, penemuan, pengetahuan perkembangan karyawan, dan hubungan baik dengan para konsumen yang sering diistilahkan sebagai modal pengetahuan (knowledge capital) atau modal intelektual (intellectual capital). Modal intelektual (intellectual capital) awalnya mulai muncul dalam pers populer pada awal 1990-an. Modal intelektual telah

3 mendapat perhatian lebih oleh para akademisi, perusahaan, maupun para investor. Modal intelektual dapat dipandang sebagai pengetahuan. Kekayaan intelektual dan pengalaman dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan perusahaan. Di Indonesia, fenomena intellectual capital mulai berkembang terutama setelah munculnya PSAK (Pedoman Standar Akuntansi Keuangan) No.19 tentang aktiva tidak berwujud. Meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit sebagai modal intelektual (intellectual capital), namun kurang lebih modal intelektual (intellectual capital) telah mendapat perhatian. Menurut PSAK No.19 revisi 2009 dalam (Martani, 2015) aktiva tidak berwujud adalah aktiva non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif IAI (Ikatan Akuntan Indonesia). Adanya kesulitan di dalam pengukuran intellectual capital secara langsung menyebabkan keberadaannya di dalam perusahaan sulit untuk diketahui. Dalam pengukuran yang tepat terhadap modal intelektual (intellectual capital) perusahaan belum dapat ditetapkan. Menurut Pulic, 2000 dalam (Ulum, 2013) tidak mengukur secara langsung intellectual capital perusahaan, tetapi mengajukan suatu ukuran untuk menilai efisiensi dari nilai tambah modal intelektual atau VAIC (Value Added Intellectual Capital) sebagai hasil dari kemampuan intelektual perusahaan. VAIC (Value Added

4 Intellectual Capital) banyak digunakan, baik dalam praktek dunia bisnis maupun akademik. Tujuan utama dalam ekonomi yang berbasis pengetahuan adalah untuk menciptakan VA (Value Added). Sedangkan untuk dapat menciptakan VA (Value Added) dibutuhkan ukuran yang tepat tentang modal fisik yaitu dana-dana keuangan dan potensi modal yang direpresentasikan oleh karyawan dengan segala potensi dan kemampuan yang melekat pada mereka dan intellectual ability yang kemudian disebut dengan VAIC (Value Added Intellectual Capital) yang menunjukkan bagaimana kedua sumber daya tersebut telah secara efisiensi dimanfaatkan oleh perbankan (Ningrum dan Shiddiq, 2012). Menurut Firer and Williams, 2003 dalam (Saryanti, 2013) menyatakan bahwa komponen utama dari VAIC (Value Added Intellectual Capital) dapat dilihat dari sumber daya perbankan yaitu, hubungan dari Value Added (VA) dengan Capital Employed (CE) dilabeli dengan Value Added Capital Employed (VACA), hubungan dari Value Added (VA) dengan Human Capital (HC) dilabeli dengan Value Added Human Capital (VAHU), sedangkan hubungan antara Value Added (VA) dengan Structural Capital (SC) dilabeli dengan Structural Capital Value Added (STVA). Dan ketiga komponen tersebut yang akan membentuk nilai VAIC (Value Added Intellectual Capital) dimana nilai VAIC tengah banyak digunakan, baik dalam praktek dunia bisnis maupun akademis. Agar kinerja keuangan suatu perbankan dikatakan memiliki kinerja yang baik. Maka, selain diukur dari segi informasi keuangan kinerja tersebut

5 juga dapat diukur dari sisi non-keuangan yaitu menetapkan indeks tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan yang menjadikan perusahaan berumur panjang dan bisa dipercaya. Pengelolaan perusahaan berdasarkan prinsip good corporate governance merupakan upaya untuk menjadikan tata kelola perusahaan sebagai pedoman bagi pengelolaan perusahaan dalam mengelola manajemen perusahaan (Takarini, 2014). Penerapan prinsip-prinsip dalam indeks good corporate governance saat ini sangat diperlukan agar perusahaan dapat bertahan dan tangguh dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, serta agar dapat menerapkan etika bisnis secara konsisten sehingga dapat mewujudkan iklim usaha yang sehat, efisien, dan transparan. Indeks Good Corporate Governance merupakan sarana untuk menjadikan perusahaan lebih baik, antara lain dengan menghambat praktik-praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), meningkatkan disiplin anggaran, penyalahgunaan pengawasan, serta mendorong efisiensi pengelolaan perusahaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa suatu perusahaan tidak menerapkan indeks good corporate governance dengan baik akan memicu perusahaan atau pihak internal untuk mengeluarkan informasi-informasi yang berdampak positif pada laporan keuangan dan dapat mendorong perusahaan untuk memanipulasi penyajian laporan keuangan perusahaan tersebut. Semakin kecil indeks good corporate governance yang dilakukan perusahaan maka akan diharapkan mengurangi

6 perilaku oportunistik sehingga laporan keuangan yang disajikan membuktikan kinerja keuangan yang baik pula dan penerapan good corporate governance semakin baik pula dengan tingkat kinerja keuangan yang meningkat. Oleh karena itu, masalah good corporate governance ternyata mengakibatkan terungkapnya bahwa mekanisme good corporate governance yang baik belum diterapkan (Ningrum dan Shiddiq, 2012). Penelitian yang dilakukan (Hisamuddin dan Tirta, 2012) meneliti tentang pengaruh good corporate governance terhadap kinerja keuangan bank umum syariah pada tahun 2008-2010 menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara good corporate governance terhadap kinerja keuangan bank umum syariah. Penelitian yang dilakukan (Ferdyant, Anggraini, dan Takidahi, 2014) meneliti tentang pengaruh penerapan good corporate governance dan resiko pembiayaan terhadap profitabilitas perbankkan syariah menyimpulkan bahwa hasil pengujiannya menunjukkan kualitas penerapan good corporate governance dan resiko pembiayaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas perbankkan syariah. Penelitian yang dilakukan oleh (Prasetya dan Mutmainah, 2011) meneliti tentang analisis pengaruh intellectual capital terhadap islamicity financial performance index bank syariah di Indonesia menyimpulkan bahwa intellectual capital yang di ukur dengan VAIC (Value Added Intellectual Capital) berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Penelitian yang dilakukan (Ningrum dan Shiddiq 2012) meneliti tentang analisis pengaruh intellectual

7 capital dan corporate governance terhadap financial performance (studi empiris pada perusahaan keuangan yang terdaftar di Indonesia tahun 2009-2011) menyimpulkan bahwa intellectual capital berpengaruh signifikan dan positif terhadap profitabilitas ROA, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ROA, sedangkan proposi komisaris independen tidak berpengaruh signifikan dan arah negatif terhadap profitabilitas ROA. Penelitian yang dilakukan (Saryanti, 2013) meneliti tentang pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2009 menyimpulkan bahwa HCE (Human Capital Efficiency) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA, SCE (Structural Capital Efficiency) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA, CEE (Capital Employed Efficiency) berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Penelitian yang dilakukan (Aji dan Kurniasih, 2015) meneliti tentang the intellectual capital on financial performances at Islamic insurance menyimpulkan bahwa faktor modal intelektual berpengaruh terhadap kinerja keuangan di industri asuransi syariah. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh (Maisaroh, 2015) meneliti tentang analisis pengaruh intellectual capital dan islamicity performance index terhadap profitability perbankkan syariah Indonesia periode 2010-2013 menyimpulkan bahwa intellectual capital berpengaruh positif terhadap profitability.

8 Uraian diatas menunjukkan bahwa hasil penelitian mengenai kinerja keuangan masih beragam dan adanya kontradiksi. Karena itulah peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian tersebut. Penelitian ini penting dilakukan karena untuk membuktikan kembali terkait pengaruh intellectual capital dan indeks good corporate governance terhadap kinerja keuangan dan terdapat keterbatasan yang diperoleh dari penelitian sebelumnya yaitu sampel yang kurang cukup dengan tahun penelitian pengamatan yang pendek. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh (Ningrum dan Shiddiq, 2012). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ningrum dan Shiddiq, 2012), yaitu dengan variabel Indeks Good Corporate Governance diukur dengan indikator nilai komposit, jangka waktu penelitian yang lebih lama 5 tahun penelitian dengan periode 2010-2014, dan objek penelitian dilakukan pada perbankan syariah yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014. Penelitian ini mengambil objek pada perusahaan perbankan syariah dengan alasan bahwa perbankan syariah memiliki jenis transaksinya sendiri yang relatif berbeda dari perbankan umum atau konvensional. Hubungan antara perbankan syariah dengan indeks good corporate governance adalah upaya untuk dapat mengatur tata kelola perusahaan perbankan syariah agar tetap diminati oleh masyarakat. Dalam (Ulum, 2013) mengatakan bahwa model pengukuran kinerja intellectual capital untuk perbankan syariah ini menjadi penting untuk dihasilkan. Pertama, karena industri perbankan syariah merupakan salah satu

9 dari 4 industri yang merupakan intencive industry sector. Selain itu, dari aspek intelektual, secara keseluruhan karyawan di sektor perbankan lebih homogen dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya. Kedua, bahwa hasil penelitian di berbagai Negara termasuk di Indonesia menunjukkan bahwa intellectual capital memiliki peran dalam menggerakkan nilai perusahaan (firm s value). Intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan yang merupakan ukuran jangka pendek dan yang paling mudah dilihat, baik pada masa kini maupun di masa yang akan datang. Di harapkan penelitian ini menjadi tolak ukur dalam memprediksi kinerja keuangan pada perbankan syariah yang dapat bermanfaat bagi investor dan debitur dalam pengambilan keputusan investasi maupun peminjaman. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah Intellectual Capital yang diproksikan dengan Islamic Banking Value Added Capital Employed (ib_vaca) berpengaruh positif terhadap Return On Assets? 2. Apakah Intellectual Capital yang diproksikan dengan Islamic Banking Value Added Human Capital (ib_vahu) berpengaruh positif terhadap Return On Assets?

10 3. Apakah Intellectual Capital yang diproksikan dengan Islamic Banking Structural Capital Value Added (ib_stva) berpengaruh positif terhadap Return On Assets? 4. Apakah Indeks Good Corporate Governance berpengaruh negatif terhadap Return On Assets? 1.3 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Jenis penelitian untuk data yang digunakan adalah data sekunder laporan keuangan pada perusahaan perbankan syariah yang terdaftar di Bank Indonesia (BI) atau website resmi perbankan syariah pada tahun 2010-2014. 2. Penelitian ini dibatasi hanya mengenai pengaruh Intellectual Capital yang diukur dengan merepresentasikan nilai ib_vaca, ib_vahu, ib_stva dan Indeks Good Corporate Governance yang diukur dengan nilai komposit terhadap ROA. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menguji pengaruh positif antara Intellectual Capital yang diproksikan dengan Islamic Banking Value Added Capital Employed (ib_vaca) terhadap Return On Assets. 2. Untuk menguji pengaruh positif antara Islamic Banking Value Added Human Capital (ib_vahu) terhadap Return On Assets

11 3. Untuk menguji pengaruh positif antara Intellectual Capital yang diproksikan dengan Islamic Banking Structural Capital Value Added (ib_stva) terhadap Return On Assets 4. Untuk menguji pengaruh negatif antara Indeks Good Corporate Governance terhadap Return On Assets 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan pemahaman peneliti mengenai kinerja keuangan perbankan syariah. b. Memberikan hasil analisis mengenai analisis pengaruh intellectual capital dan indeks good corporate governance terhadap kinerja keuangan perbankan syariah yang terdaftar di BI. c. Dapat digunakan sebagai pembanding dengan penelitian terdahulu dan juga dijadikan referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Investor Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan atau bahan referensi bagi investor dalam memutuskan untuk melakukan investasi.

12 b. Bagi Debitur Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan atau bahan referensi bagi kreditur dalam pengambilan keputusan untuk peminjaman. c. Bagi Pihak Akademis Dapat memberikan informasi dan memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama penelitian yang berkaitan dengan akuntansi keuangan.