PERLINDUNGAN KEPENTINGAN PELAKU USAHA DI INDONESIA DALAM PERJANJIAN REASURANSI DENGAN REASURADUR LUAR NEGERI

dokumen-dokumen yang mirip
PERLINDUNGAN HUKUM PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN BISNIS FRANCHISE

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DALAM HAL TERJADI KEPAILITAN SUATU PERUSAHAAN ASURANSI

Oleh : Ni Putu Eni Sulistyawati I Ketut Sudantra. Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI TERHADAP ASURANSI PEKERJA YANG MENDERITA SAKIT KARENA ADANYA KESENGAJAAN

KEABSAHAN PERJANJIAN NOMINEE KEPEMILIKAN SAHAM DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA WANPRESTASI DALAM TRANSAKSI E-COMMERCE

Lex Privatum, Vol.IV/No. 5/Juni/2016. KEPASTIAN HUKUM PERJANJIAN REASURANSI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN Oleh : Nickie Sepang 2

KLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN MODAL VENTURA (VENTURE CAPITAL COMPANY) DALAM HAL PERUSAHAAN PASANGAN USAHA MENGALAMI PAILIT

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PIALANG ASURANSI, PERUSAHAAN PIALAN

SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT. Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA BERKAITAN DENGAN ADANYA NON COMPETITION CLAUSE DALAM SEBUAH PERJANJIAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perdagangan yang lazim dikenal dengan perdagangan ekspor-impor.

KEKUATAN HUKUM DARI HASIL MEDIASI DI PENGADILAN

AKIBAT HUKUM TERHADAP PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN APABILA TERJADI PEMBATALAN PERJANJIAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK TERTANGGUNG DALAM ASURANSI DEMAM BERDARAH PADA PT. ASURANSI CENTRAL ASIA

TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DARI KLAUSULA EKSEMSI DALAM KONTRAK STANDAR PERJANJIAN SEWA BELI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh Agus Gede Santika Subawa Ni Nyoman Mas Aryani Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

TANGGUNG GUGAT PRODUCT LIABILITY DALAM HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN DI INDONESIA

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

KAJIAN YURIDIS PENGALIHAN PIUTANG DARI KREDITUR KEPADA PERUSAHAAN FACTORING DALAM PERUSAHAAN PEMBIAYAAN ANJAK PIUTANG

KEGIATAN USAHA FOTOKOPI DALAM KAITANNYA DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

Oleh : Ni Putu Lisna Yunita I Gede Putra Ariana. Bagian Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana. Abstract

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERJANJIAN HUTANG-PIUTANG YANG DIBUAT OLEH NOTARIS DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGATURAN MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

SYARAT-SYARAT PEMBENTUKAN PERJANJIAN WARALABA BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG WARALABA

KONTRAK BISNIS ANTARA PEMILIK KLUB DENGAN PEMAIN SEPAK BOLA

STATUS HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

TANGGUNG JAWAB LESSEE TERHADAP MUSNAHNYA BARANG MODAL KARENA KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE) DALAM PERJANJIAN LEASING

PENGATURAN PRINSIP TANGGUNG JAWAB KARENA KESALAHAN APABILA TERJADI EVENEMENT PADA PENGANGKUTAN DARAT

1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB III METODE PENELITIAN. Cabang USU. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2015 sampai

Oleh Anandita Sasni I Gst. Ayu Puspawati Ni Putu Purwanti Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JAMINAN SOSIAL PEKERJA. 2.1 Pengertian Tenaga Kerja, Pekerja, dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR TERHADAP PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA

PERAN ASURANSI KEPADA PERUSAHAAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI DARAT YANG MENGALAMI KERUSAKAN ATAU KEHILANGAN BARANG

Disusun oleh : Setyawan Hesta Rustendi NPM : FAKULTAS : HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAKSI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL BELI APARTEMEN MELALUI PEMESANAN

ANALISIS YURIDIS AKTA KETERANGAN LUNAS YANG DIBUAT DIHADAPAN NOTARIS SEBAGAI DASAR DIBUATNYA KUASA MENJUAL JURNAL. Oleh

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAH HAK ATAS TANAH DENGAN ADANYA SERTIFIKAT GANDA HAK ATAS TANAH

I. METODE PENELITIAN. normatif empiris (applied normative law) adalah perilaku nyata (in action) setiap

Oleh Ni Wayan Anggita Darmayoni I Gede Yusa. Bagian Hukum Perdata, Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT

TANGGUNG JAWAB PERBUATAN DIREKSI YANG DILAKUKAN ATAS NAMA PERSEROAN TERBATAS YANG BELUM MEMPEROLEH STATUS BADAN HUKUM

UPAYA PENYELESAIAN DALAM PERJANJIAN PENGIRIMAN BARANG YANG DILAKUKAN OLEH UD JAYA KACA DENPASAR

KEDUDUKAN DAN KEKUATAN MENGIKAT MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MoU) DITINJAU DARI SEGI HUKUM KONTRAK

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENANAM MODAL DALAM PERUSAHAAN PERSEKUTUAN PERDATA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL.

EKSEKUSI KREDIT MACET TERHADAP HAK TANGGUNGAN

HAK ATAS TANAH BAGI ORANG ASING DI INDONESIA TERKAIT DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 1960

AKIBAT HUKUM TERHADAP KEPEMILIKAN TANAH DI BALI OLEH ORANG ASING DENGAN PERJANJIAN NOMINEE

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KARYAWAN OUTSOURCING JIKA PERUSAHAAN TIDAK MEMBERIKAN TUNJUNGAN HARI RAYA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO 13 TAHUN 2003

Akhirnya saya ucapkan selamat membaca, semoga buku ini dapat lebih memperluas cakrawala pengetahuan tentang asuransi.

PENGATURAN PRICE FIXING DALAM KEGIATAN USAHA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999

BAB I PENDAHULUAN. dari aktivitas yang dilakukan. Tetapi beberapa di antara resiko, bahaya, dan

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian dalam berbagai hal terhadap perkembangan kondisi dan aspirasi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI FRANCHISEE USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DALAM BISNIS FRANCHISE

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERJANJIAN NOMINEE DALAM KEPEMILIKAN TANAH DI KABUPATEN GIANYAR OLEH ORANG ASING

BAB I PENDAHULUAN. yang satu ke orang lain.tanah sebagai benda yang bersifat permanen tetap, banyak

KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

PERBANDINGAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

HUBUNGAN HUKUM ANTARA PELAKU USAHA DENGAN KONSUMEN. Oleh: Dewa Gede Ari Yudha Brahmanta Anak Agung Sri Utari

HAK DAN KEWAJIBAN INVESTOR ASING DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

PERKEMBANGAN PIDANA DENDA DALAM PERSPEKTIF PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA INDONESIA

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN YANG KEHILANGAN BARANG DI TEMPAT LAUNDRY

PERLINDUNGAN INDUSTRI DALAM NEGERI MELALUI TINDAKAN SAFEGUARD WORLD TRADE ORGANIZATION

Undang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH BANK MELALUI MEDIASI Oleh Ni Made Dewi Juliantini G. Ni Putu Purwanti

BAB I PENDAHULUAN. Istilah perjanjian baku berasal dari terjemahan bahasa Inggris, yaitu standard

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

PERANAN PEMEGANG SAHAM PADA SAAT TERJADI LIKUIDASI BANK DILIHAT DARI UNDANG UNDANG PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri serta turut aktif dalam membina kemitraan dengan Usaha Kecil dan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA DALAM PERJANJIAN KERJA DENGAN SISTEM OUTSOURCING DI INDONESIA

PERLINDUNGAN TERHADAP PEKERJA WANITA YANG SEDANG HAMIL

HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK DALAM TRANSAKSI JUAL BELI ONLINE

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin pesat, dan untuk itu masyarakat dituntut untuk bisa mengimbangi

TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perjanjian kerjasama berawal dari perbedaan kepentingan yang dicoba

- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas.

PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM RAWAT INAP TINGKAT LANJUTAN (RITL) BAGI PESERTA ASKES OLEH PT. ASKES KEPADA RSI. IBNU SINA PADANG YULI TRINIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam suatu perjanjian kredit memerlukan adanya suatu jaminan. Namun

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM HAL BENDA JAMINAN BERALIH

ANALISA PUTUSAN PENGADILAN NEGERI NO. 226/PDT.G/2005/PN. JKT. PST TENTANG WANPRESTASI DALAM PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASAS SUBROGASI DAN PERJANJIANASURANSI

AKIBAT HUKUM OVERMACHT DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA SEPEDA MOTOR (MOTOR BIKE RENT) OLEH PENYEWA WARGA NEGARA ASING

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENCIPTA LAGU YANG KARYANYA DIMANFAATKAN OLEH PELAKU USAHA KARAOKE

PENERAPAN PRINSIP NON REFOULEMENT TERHADAP PENGUNGSI DALAM NEGARA YANG BUKAN MERUPAKAN PESERTA KONVENSI MENGENAI STATUS PENGUNGSI TAHUN 1951

BAB I PENDAHULUAN. dan memperkokoh dalam tatan perekonomian nasional. peningkatan pembangunan pemerintah maupun bagi pengusaha-pengusaha swasta

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN SOSIAL TERHADAP KARYAWAN PT. BANGUN BUMI BALI DENPASAR

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA KEPAILITAN YANG DALAM PERJANJIANNYA TERCANTUM KLAUSUL ARBITRASE

Transkripsi:

PERLINDUNGAN KEPENTINGAN PELAKU USAHA DI INDONESIA DALAM PERJANJIAN REASURANSI DENGAN REASURADUR LUAR NEGERI Oleh: Anton Gunawan Ni Made Ari Yuliartini Griadhi Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Kepentingan pelaku usaha di Indonesia dalam perjanjian reasuransi dengan reasuransi luar negeri harus mendapatkan perlindungan. Dalam penulisan jurnal ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hukum para pihak dan untuk mengetahui bentuk perlindungan kepentingan pelaku usaha. Dalam penulisan jurnal ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan analisa bahan-bahan hukum yang disajikan secara sistematis. Hubungan hukum para pihak dalam perjanjian reasuransi bukan pengambilalihan atau subtitusi oleh satu penanggung atas penanggung lainnya. Perlindungan kepentingan pelaku usaha Indonesia dalam perjanjian reasuransi dengan reasuradur luar negeri pada dasarnya tentang keamanan penempatan reasuransi dan kemudahan dalam menagih klaim. Kata kunci: Perjanjian reasuransi, Perlindungan kepentingan. ABSTRACT Interest of Indonesian business people in reinsurance treaties with foreign reinsurers must get a protection. In writting this journal to know relationships of the parties and to know protection of the interests. In writing this journal normative research methods to the analysis of legal materials are presented in a systematic. relationships and responsibilities of the parties to the reinsurance agreement is not a takeover or substitution by one person upon another person. Protection of the interests of the Indonesian business people in reinsurance treaties with foreign reinsurers basically on security and ease of placement of reinsurance claims bill. Keywords: Reinsurance agreements, protection of interests. I.PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Nilai dari objek atau kepentingan yang diasuransikan dapat jauh melebihi modal sendiri suatu perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi. Perjanjian reasuransi memungkinkan penanggung dapat menerima resiko yang melebihi kekuatan keuangan sendiri. Disamping faktor kesempatan untuk menjalankan usaha melebihi batas kekuatan keuangan sendiri dengan memanfaatkan kekuatan keuangan penanggung 1

ulang, kegagalan pembayaran klaim dari penanggung ulang dapat menjadi sumber kegagalan pembayaran klaim oleh perusahaan asuransi. Sebagai perusahaan yang melakukan bisnis melalui pengumpulan dana masyarakat untuk memenuhi janji pembayaran ganti kerugian atau manfaat kepada tertanggung, kegagalan pemenuhan kewajiban oleh penanggung dapat memberikan dampak yang besar bukan terbatas pada pihak-pihak pelaku usaha yang terlibat tetapi dapat mempengaruhi masyarakat luas. 1 1.2 TUJUAN PENULISAN Tujuan penulisan jurnal ini yaitu untuk mengetahui tentang hubungan hukum para pihak dalam perjanjian reasuransi dan untuk mengetahui bentuk perlindungan kepentingan pelaku usaha di Indonesia dalam perjanjian reasuransi dengan reasuradur luar negeri. II.ISI MAKALAH 2.1 METODE PENULISAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah jenis penelitian yuridis normatif karena meneliti asas-asas hukum, serta mengkaji peraturanperaturan tertulis. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder berupa bahan hukum yang terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Sedangkan untuk jenis pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan serta pendekatan konsep-konsep hukum. Analisis terhadap bahan-bahan hukum yang telah didapatkan dengan deskriptif analisis, argumentatif, yang kemudian disajikan dengan sistematis sehingga mudah dimengerti. 2 2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN 2.2.1 Hubungan hukum para pihak dalam perjanjian reasuransi Perjanjian Reasuransi adalah Asuransi kembali oleh Penanggung baik seluruh atau sebagian risiko yang telah ditanggungnya kepada Penanggung lain atau Proses dimana satu penanggung mengatur dengan satu atau beberapa penanggung lainnya 1 Junaidi Ganie, 2011, Hukum Asuransi Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, hal 208. 2 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Pres, Jakarta, hal.15. 2

membagi risiko dalam reasuransi. Para pihak dalam perjanjian ini yaitu Perusahaan yang mereasuransikan risikonya yang disebut Ceding Company dan Perusahaan Asuransi yang menerima pertanggungan ulang dari Ceding Company yang disebut Reasuradur. 3 Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian tidak terdapat pernyataan tegas mengenai hubungan hukum antara tertanggung dengan reasuradur. Dari ketentuan Pasal 1315 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata bahwa perjanjian hanya mengikat para pihak yang saling mengikatkan diri, yang dapat disimpulkan bahwa perjanjian reasuransi adalah sepenuhnya perjanjian antara penanggung pertama(ceding company) dengan reasuradur. Dari pengertian bahwa para pihak yang mengikatkan diri adalah penanggung dengan tertanggung,kecuali disepakati secara tersendiri, tidak ada hubungan hukum antara tertanggung dengan reasuradur. Tentang hubungan dan tanggung jawab para pihak, perjanjian reasuransi bukan pengambilalihan atau substitusi oleh satu penanggung atas lainnya. Penanggung tetap bertanggung jawab kepada pemegang polis, terlepas dari apakah direasuransikan atau tidak, dan apakah berhasil menarik klaim dari reasuradur atau tidak sehingga penanggung harus hati-hati dalam memilih reasuradur. Perjanjian reasuransi bukan kontrak penunjukan pihak ketiga. Pemegang polis dalam polis asli tidak memiliki hubungan kontrak langsung dengan reasuradur, dan tidak memiliki hak untuk menagih langsung kepada reasuradur atau memaksa pelaksanaan oleh reasuradur. 4 2.2.2 Bentuk perlindungan kepentingan pelaku usaha di Indonesia dalam perjanjian reasuransi dengan reasuradur luar negeri Perlindungan kepentingan pelaku usaha Indonesia dalam perjanjian reasuransi dengan reasuradur luar negeri pada dasarnya tentang keamanan penempatan reasuransi dan kemudahan dalam menagih klaim. Keamanan penempatan reasuransi keluar negeri telah diatur dalam Pasal 16 dan 22 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 422/KMK.06/2003 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang mempersyaratkan bahwa penempatan reasuransi keluar 3 Hartono, 2008, Hukum asuransi dan perusahaan asuransi, Sinar Grafika, Jakarta, hal.49. 4 Junaidi ganie, op.cit, hal.220. 3

negeri hanya dapat dilakukan pada perusahaan yang memiliki peringkat (rating) internasional minimum BBB atau yang setara dengan itu. Dalam hal reasuradur tidak memiliki peringkat dari badan peringkat, reasuradur harus memiliki reputasi baik yang dapat dibuktikan dengan surat keterangan dari badan pembina dan pengawas asuransi setempat. Kepatuhan terhadap ketentuan penerapan tingkat keamanan penempatan reasuransi dipercaya akan mempermudah penagihan klaim karena perusahaan yang memiliki peringkat yang baik berarti memiliki reputasi yang baik dan pada umumnya akan lebih menghormati perjanjian yang disepakati. 5 Ketentuan ini merupakan suatu hal yang wajar untuk menjamin keamanan penempatan asuransi pada umumnya persyaratan peringkat tersebut mengandung tujuan pengamanan kualitas reasuradur yang dipergunakan dan menghindarkan penipuan. Sebaliknya,tidak adanya penanggung dan reasuradur diindonesia yang memilki peringkat yang diakui secara internasional merupakan kendala tersendiri dalam pengembangan bisnis reasuransi yang berasal dari luar negeri. Demikian juga halnya dengan ketiadaan badan peringkat asuransi di Indonesia. Ketentuan Pasal 16 Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1992 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian mengharuskan perjanjian reasuransi mencantumkan hak dan kewajiban para pihak tetap mengikat sampai salah satu atau kedua belah pihak dilikuidasi merupakan aturan yang baik untuk memberikan kepastian hukum. 6 Pada Pasal 23 Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999, perusahaan reasuransi dilarang melakukan tindakan yang dapat memperlambat penyelesaian klaim. Ketentuan ini tidak mengatur tentang penyelesaian sengketa reasuransi yang mungkin timbul diantara penanggung dengan reasuradur. Hal ini berarti menyerahkan sepenuhnya kepada pelaku usaha terkait untuk menyikapi keadaan tersebut. Karena sifat perjanjian reasuransi dengan pihak luar negeri merupakan kontrak internasional, penyelesaian perselisihan dapat mengacu kepada hukum perdata internasional. III.KESIMPULAN 5 Ibid, hal 245. 6 Ali Hasymi, 2006, Bidang Usaha Asuransi, Bumi Aksara, Jakarta, hal. 77. 4

Hubungan antara para pihak dalam perjanjian reasuransi adalah sepenuhnya perjanjian antara penanggung pertama dengan reasuradur dan tidak mempunyai hubungan dengan tertanggung kecuali diperjanjikan. Hubungan dan tanggung jawab para pihak dalam perjanjian reasuransi bukan pengambilalihan atau subtitusi oleh satu penanggung atas lainnya. Perlindungan kepentingan pelaku usaha Indonesia dalam perjanjian reasuransi dengan reasuradur luar negeri pada dasarnya tentang keamanan penempatan reasuransi dan kemudahan dalam menagih klaim. Keamanan penempatan reasuransi keluar negeri telah diatur dalam Pasal 16 dan 22 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 422/KMK.06/2003 yang mempersyaratkan bahwa penempatan reasuransi keluar negeri hanya dapat dilakukan pada perusahaan yang memiliki peringkat (rating) internasional minimum BBB atau yang setara dengan itu. Ketentuan ini untuk menjamin keamanan penempatan asuransi pada umumnya persyaratan peringkat tersebut mengandung tujuan pengamanan kualitas reasuradur yang dipergunakan dan menghindarkan penipuan. Pada Pasal 16 dan 23 Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999 mengharuskan perjanjian reasuransi mencantumkan hak dan kewajiban para pihak tetap mengikat sampai salah satu atau kedua belah pihak dilikuidasi dan perusahaan reasuransi dilarang melakukan tindakan yang dapat memperlambat penyelesaian pembayaran klaim. DAFTAR PUSTAKA Ganie Junaidi, 2011, Hukum Asuransi Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta. Hartono, 2008, Hukum Asuransi dan perusahaan asuransi, Sinar Grafika, Jakarta. Hasymi Ali, 2006, Bidang Usaha Asuransi, Bumi Aksara, Jakarta. Soekanto Soerjono, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Pres, Jakarta. Soimin Soedharyo, 2008, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Sinar Grafika, Jakarta. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 422/KMK.06/2003 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian. 5